Perkembangan Perumahan di Kota Medan

Gambar 4.2. Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Periode 1991-2005 Di bidang sarana dan prasarana, Kota Medan juga secara relatif difasilitasi dengan sistem transportasi jalan tol, pelabuhan internasional dan lapangan internasional, serta berbagai jenis prasarana lainnya seperti air bersih, listrik, telekomunikasi yang relatif baik. Hal ini memberi peluang Kota Medan untuk tumbuh dan berkembang sebagai pusat pertumbuhan, perdagangan dan jasa baik secara regional maupun internasional. Selain itu juga dikembangkan potensi kepariwisataan.

4.1.4. Perkembangan Perumahan di Kota Medan

Pertumbuhan dan perkembangan jumlah rumah yang dibangun di Kota Medan secara garis besar telah menunjukkan hal ini terlihat dari pola perubahan fisik kota yang cenderung tumbuh dan berkembang secara intensif. Rumah merupakan kebutuhan dasar yang struktural yaitu sebagai bagian dari peningkatan kualitas kehidupan, penghidupan dan kesejahteraan. 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 PDRBHB Tahun PDRBHB Juta Rupiah Universitas Sumatera Utara Pertambahan jumlah penduduk akan mendorong permintaan terhadap perumahan dan merupakan potensi sumber daya manusia bagi pembangunan ekonomi karena manusia merupakan subyek dan obyek pembangunan, kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan pokok harus diperhatikan. Dengan jumlah penduduk 2.03 juta jiwa dengan luas wilayah 265.10 km 2 , harga lahan terus mengalami peningkatan seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan pembangunan rumah mengarah ke pinggiran, yang mana lahan masih terjangkau oleh golongan menengah ke bawah. Lain halnya dengan golongan ke atas yang cenderung membangun rumah di daerah aksesibilitas tinggi ke pusat kota. Pemukiman perumahan yang tumbuh dan berkembang di wilayah Kota Medan dilakukan oleh Pemerintah maupun developer-developer swasta bergabung dalam satu grup yang merupakan persatuan perusahaan daerah Sumatera Utara yang bernama Real Estate Indonesia REI, walaupun tidak semua developer tergabung di dalamnya. Permintaan rumah sangat sederhana di Kota Medan mulai tahun 1991 terus meningkat hingga akhir tahun 1996 dengan permintaan rumah sederhana sehat yang berjumlah 1180 unit rumah sampai dengan 1997 masih ada permintaan sebanyak 918 unit rumah. Dengan adanya gejolak di tanah air pada tahun 1998 yang menyebabkan krisis moneter yang berkepanjangan yang pada akhirnya menyebabkan kekacauan di berbagai bidang termasuk bidang properti. Permintan rumah sangat sederhana turun secara drastis disebabkan kondisi ekonomi yang tidak stabil, termasuk Universitas Sumatera Utara permintaan rumah sangat sederhana 293 unit rumah pada tahun 1998 hingga tahun 1999 pun masih belum ada peningkatan yang signifikan. Kemudian pada tahun 2000 mulai ada pembangunan perumahan yang lebih baik seiring dengan mulai membaiknya perekonomian secara umum di Indonesia dengan angka 423 unit rumah. Permintaan rumah sederhana pada tahun 2005 mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2000 yaitu 423 unit rumah pada tahun 2000 menjadi 1398 unit pada tahun 2005, yang disebabkan oleh kondisi ekonomi yang cenderung stabil walaupun suku bunga terus berfluktuasi. Permintaan rumah sangat sederhana dapat kita lihat dalam bagan di bawah ini periode 1991-2005, yang merupakan total unit rumah sederhana yang realisasi terjual tiap tahunnya. Tabel 4.3. Permintaan Total Unit Rumah Sangat Sederhana di Kota Medan Periode 1991-2005 Tahun Permintaan Rumah Unit Pertumbuhan per Tahun 1991 567 - 1992 623 8.56 1993 812 26.62 1994 935 13.68 1995 705 -22.505 1996 1180 59.97 1997 918 -20.68 1998 293 -62.19 1999 335 11.05 2000 423 20.85 2001 1143 141.18 2002 1128 -1.22 2003 1092 -2.96 2004 1363 22.96 2005 1398 2.41 Sumber: Perum Perumnas Regional I Medan, 2006 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Permintaan Total Unit Rumah Sangat Sederhana di Kota Medan Periode 1991-2005

4.1.5. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga di Kota Medan