Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Deskripsi Teoritik

a. Untuk memperkaya dunia pendidikan dan menjadi pijakan bagi penelitian-penelitian lebih lanjut. b. Ditemukannya model pendidikan nilai karakter secara praktis melalui proses pembinaan di Sekolah. 2. Secara Praktis a. Memberikan informasi tentang hubungan pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa. b. Bagi penulis sendiri, sebagai latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan untuk mendalami karakter siswa sebagai pendidik dan pengajar. c. Bagi sekolah, diharapkan dapat mempengaruhi sekolah dalam mengambil kebijakan guna menanmkan nilai-nilai karakter kepada siswa agar siswa dan seluruh warga sekolah berkarakter. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Nilai-nilai Pancasila Secara estimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta India yang mengandung dua macam arti yaitu Pancasyila, panca artinya lima dan syila dengan huruf i yang dibaca pendek yang artinya dasar, batu sendi atau alas sehingga pancasyila memiliki arti lima dasar. Sedangkan syiila dengan huruf ii yang dibaca panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting sehingga pancasyiila memiliki arti lima aturan tingkah laku. 1 Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan sila-sila pancasila tersebut. Nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu nilai-nilai pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. 2 Nilai berasal dari bahasa latin “vale’re” yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. 3 Sedangkan dalam dalam bahasa I nggris nilai disebut “value”yang termasuk salah satu cabang padang bidang kajian filsafat yaitu filsafat nilai Axiology, Theory of Value. Filsafat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai dan dipakai untuk 1 Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta: Grasindo, 2010, h. 7-8. 2 Dadang Sundawa, dkk, Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4, Jakarta: Depdiknas, 2008, h. 23. 3 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter, Jakarta: Rajawali Pers, 2012 , h. 56. menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” Worth atau “kebaikan” goodness, dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. 4 Djahiri juga mengartikan nilai sebagai harga, makna, isi, dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional. 5 Sehingga dapat di simpulkan nilai adalah harga atau kuallitas dari sesuatu sehingga sesuatu itu dapat menjadi semacam objek untuk kepentingan tertentu. Untuk mengetahui hakikat nilai-nilai Pancasila perlu diketahui makna dan arti dari setiap sila Pancasila secara hakiki. Dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara suatu kesatuan yang sistematis. Oleh karena itu, meskipun dalam uraian berikut ini menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila, namun kesemuannya itu tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan sila-sila lainnya. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut 6 : a. Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa atau Yang Maha Tunggal, tiada sekutu, esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan semesta beserta isinya. Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI ditegaskan meskipun bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Bukan negara agama adalah negara beragama karena tidak menerapkan hukum agama tertentusebagai hukum positif. Bukan pula negara sekuler yang memisahkan urusan negara dan urusan agama, sedangkan sebagai negara beragama dimaksud bahwa NKRI perlu 4 Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2014, cet. 10, h.80. 5 Junaedi, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009, h. 2-1 6 Kaelan, Op.cit, h.72 hukum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk seluruh penyelenggaraan negara MPR, DPR, pemerintah yang agamanya beraneka ragam dan negara wajib melindungi segenap agama yang diakui keberadaannya serta negara tidak dibenarkan mencampuri urusan akidah agama apapun. 7 Dalam sila pertama terkandung nilai ketuhanan, makna nilai tersebut antara lain 8 : 1 Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci, seperti Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Bijaksana dan sebagainya. 2 Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan. Dengan demikian NKRI yang Berketuhanan Yang Maha Esa adalah bukan negara agama, dalam arti negara yang berdasarkan pada salah satu ajaran agama tertentu, meskipun agama terbesar sekalipun dengan cara memaksakan kepada semua warga Negara untuk menjalankan agama tertentu dalam kehidupan kenegaraan. 9 Implementasi dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain: 10 1 Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2 Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 7 Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta: Grasindo, 2010, h. 10-11. 8 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 202. 9 Kaelan, Op.cit, h.73. 10 C.S.T. Kansil, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Pradnya Paramita, 1992, cet. 14, h.152. 3 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 4 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi pikir,rasa,karsa, dan cipta karena berpotensi menduduki memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya menusia berkebudayaan dan dengan budi naruninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma- norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter. Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti kebudayaan yang lama berabad-abad, bertatakesopanan, berkesusilaan bermoral adalah kesadaran sikap dan perbuataan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia, terhadap alam, dan sang pencipta. 11 Kemanusian yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. 12 Selain disebutkan di atas, NKRI merupakan negara yang menjujunjung tinggi Hak Asasi Manusia HAM, negara memiliki 11 Pandji Setijo, Op.cit 12 Kaelan, Op.cit, cet. 10, h. 73. hukum yang adil dan negara berbudaya yang beradab.Negara ingin menerapkan hukum secara adil berdasarkan sepremasi huku serta ingin mengusahakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Di samping itu, mengembangkan budaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK berdasarkan adab cipta, karsa, rasa, dan karya yang berguna bagi nusa dan bangsa tanpa melahirkan primordial dalam budaya. 13 Uraian di atas menunjukkan bahwa sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kemanusiaan yang mempunyai makna: 1 Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya. 2 Perilaku adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan. 3 Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan. 14 Implementasi dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab : 1 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2 Saling mencintai sesama manusia. 3 Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4 Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 6 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7 Berani membela kebenaran dan keadilan. 8 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. 15 13 Pandji Setijo, Loc.cit. 14 M. Iqbal Hasan, Op.cit, h. 202. 15 C.S.T. Kansil, op.cit, h.152-153. c. Sila Persatuan Indonesia Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Demikian pula sila Persatuan Indonesia mendasari dan menjiwai sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratanperwakilan dan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 16 Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah-belah, mengandung bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam yang bersifat kedaerahan yang menjadi satu kebulatan secara nasional dan persatuan segenap unsur NKRI dalam mewujudkan secara nyata Bhineka Tunggal Ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam kesatuan yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang berbudaya bebas dalam wadah negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya suatu masyarakat madani. 17 Jadi makna Persatuan Indonesia adalah sifat dan keadaan Negara Indonesia yang harus sesuai dengan hakikat satu yang beratri mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa dan Negara Indonesia yang menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu Negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah dari Negara lain di dunia ini. Sehingga Negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat, dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi. 18 Dapat disimpulkan bahwa sila persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai ini mengandung makna, antara lain 19 : 1 Pengakuan terhadap kebhinekaan tunggal ika, unsur-unsur bangsa Indonesia, seperti suku, agama, bahasa, dan adat istiadat, 16 Kaelan, op.cit, h.74. 17 Pandji Setijo, Op.cit, h.20-21. 18 Kaelan, Filsafat Pancasila, Op.cit, h. 180. 19 M. Iqbal Hasan, Loc.cit. 2 Pengakuan terhadap persatuan bangsan dan wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjungnya Patriotisme, 3 Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia Nasionalisme. Implementasi dari sila Persatuan Indonesia antara lain : 20 1 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, 2 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, 3 Cinta tanah air dan bangsa, 4 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia, 5 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bagsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika, d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam PermusyawaratanPerwakilan Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 21 Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, disebut pula kedaulatan rakyat rakyat yang berdaulatberkuasa atau demokrasi rakyat yang memerintah. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiranratio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani. 20 C.S.T. Kansil, op.cit, h.153. 21 Kaelan, Op.cit, h. 75. Permusyawaratan artinya susatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kkebulatan pendapatmufakat. Perwakilan artinya suatu sistem dalam arti tata cara prosedur mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badn- badan perwakilan. Rakyat dalam NKRI menjalankan keputusannya dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab dari para pemimpin yang profesional, baik kepada Tuhan YME, maupun kepada rakyat yang diwakilinya. 22 Rakyat merupakan subjek pendukung Negara karena Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat , oleh karena itu rakyat merupakassn asal mula kekuasaan Negara sehingga dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatanperwakilan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara. 23 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sila keempat dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan mengandung nilai kerakyatan yang mempunyai makna sebagai berikut : 24 1 Negara adalah untuk kepentingan rakyat, 2 Kedaulatan adalah di tangan rakyat, 3 Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, 4 Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat, 22 Pandji Setijo, Op.cit, h.21. 23 Kaelan, Op.cit, h. 76. 24 M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203. 5 Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakil-wakil rakyat. Implementasi dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan antara lain : 25 1 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, 2 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, 3 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, 4 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, 5 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, 6 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, 7 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia merupakan suatu kesatuan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu sila kelima ini merupakan pengkhususan sila-sila yang mendahuluinnya. Selain itu sila kelima didasari dan dijiwai sila-sila yang mendahuluinnya, yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatanperwakilan. 26 Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material, maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat 25 C.S.T. Kansil, op.cit, h.153-154. 26 Kaelan, Filsafat Pancasila, Yogyakarta : Paradigma, 2002, h. 218 Indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI, maupun WNI yang berada di luar negeri. Jadi, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung arti bahwa setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonnomi, dan kebudayaan. 27 Sila kelima ini mengadung nilai keadilan sosial yang mengandung makna: 28 1 Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, 2 Perwujudan keadilan sosial meliputi seluruh rakyat Indonesia, 3 Keseimbangan antara hak dan kewajiban, 4 Menghormati hak milik orang lain, 5 Cita-cita masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia, 6 Cinta akan kemajuan dan pembangunan. Implementasi sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: 29 1 Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong- royongan, 2 Bersikap adil, 3 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, 4 Menghormati hak-hak orang lain, 5 Suka memberi pertolongan kepada orang lain, 6 Menjahi sikap pemerasan terhadap orang lain, 7 Tidak bersikap boros. Dapat disimpukan bahwa dengan kelima sila dari Pancasila secara bulat dan untuh memilki makna bahwa di dalam setiap sila terkandung 27 Pandji Setijo, Op.cit, h. 21-22. 28 M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203. 29 C.S.T. Kansil, Op.cit, h.154. atau berisi sila-sila lainnya. Sila yang berada di nomor atas menjadi dasar sila berikutnya dan sila yang berikutnya menjadi acuan dari sila-sila yang sebelumnya. Kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita-cita, harapan,dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya yang menjadi dasar atau acuan. 2. Mata Pelajaran PKn Berbasis Nilai Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945 yang diatur dalam UU No 2 tahun 1949, UU No. 62 tahun 1958, UU No 12 tahun 2006 tentang status warganegara. Dalam pandangan Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga msyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Berbeda dengan Zamroni, Somantri meyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut 30 : a. Merupakan kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah b. Meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis c. Menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara. Lebih lanjut tujuan pembelajaran PKn berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional adalah untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan 31 : 30 Moh. Murtado, Pembelajaran PKn MI, Surabaya, LAPIS-PGMI, 2009, h. 1.7-1.8. 31 Ibid, h. 1.8-1.9. a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun ruang lingkup materi pembelajaran PKn meliputi : a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indoesia, sumpah pemuda, keutuhan negara keatauan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan bangsa dan negara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional hak asasi manusia, pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia. d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga mayarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. e. Konstitusi negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan kostitusi. f. Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkunganya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak gl obalisasi, hubungan internasional dan organisasi intenasional, dan mengevaluasi globalisasi. 32 Berdasarkan ruang lingkup materi pembelajaran PKn MI di atas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PKn MI salah satunya berkaitan dengan nilai dengan tujuan membentuk warga Negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Aspek nilai yang terkandung dalam dalam materi pembelajaran PKn MI misalnya nilai persaatuan, tenggang rasa, saling menghargai suku bangsa, rela berkorban, tanggung jawab, bela bangsa, cinta tanah air, kerjasama, gotong royong dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut akan senantiasa berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, contoh nilai gotongroyong. Jika perbuatan gotong royong dimaknai sebagai nilai, akan lebih bermakna jika nilai gotong royong tersebut telah menjadi pola piker, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, nilai gotongroyong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang bias dikerjakan secara bersama-sama sebagai 32 Ibid, h.5-13. perwujudan dari rasa solidaritas yag memiliki makna kebersamaan dalam kegiatan bergotong royong. 33 3. Karakter a. Pengertian dan Unsur-unsur Karakter Kata karakter diambil dalam bahasa Inggris character, yang juga dalam bahasa Yunani character. Pada awalnya, kata character digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin atau keping uang, namun belakangan ini secara umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebutkan kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakannya dengan kualitas lain. 34 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Scerenco mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari sesorang, suatu kelompok atau bangsa. 35 Menurut F.W Foerster karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi pribadi seseorang, yang memberikan kesatuan dan kekuatan atas keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu karakter seperti menjadi identitas yang mengalami pengalaman kontinegn yang selalu berubah dan dari kematengan karakter inilah kualitas pribadi seseorang dapat diukur. 36 F.R. Paulhan menganggap karakter sebagai apa yang membuat pribadi seseorang itu menjadi dirinya sendiri dan bukan yang lain. 33 Ibid, h. 2-9. 34 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik Praktik, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011, h.162. 35 Muchlas Samana dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 42. 36 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT. Grasindo, 2014, h.42. Spranger mendefinisikan karakter sebagai perilaku tipikal berbeda yang diyakini oleh pribadi yang berhadapan dengan nilai-nilai estetis, ekonomis, politis, sosial, dan religius. Sedangkan menurut Doni Koesoema A. karakter merupakan sebuah kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas dterminasi kodratinya melainkan juga sebuah usaha hidup untuk menjadi semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya demi proses penyempurnaan dirinya terus-menerus. 37 Menurut Simon Philps, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. 38 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya menjadi dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut dengan orang lain. Karakter yang baik good character terdiri atas proses-proses yang meliputi, tahu mana yang baik knowing the good, keinginan melakukan yang baik desiring the good, dan melakukan yang baik doing the good. 39 Lickona menekankan pentingnya 3 komponen karakter yang baik, yaitu : 40 1 Moral Knowing, terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya moral knowing yaitu : moral awereness, knowing moral values, perspective taking, moral reasoning, decision making, self knowledge. 2 Moral Feeling, terdapat 6 hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi 37 Ibid, h.103-104. 38 Fatchul Mu’in, op.cit, h. 160. 39 Muchlas Samana dan Hariyanto, op.cit , h.49-50. 40 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT. Imtima, 2007, cet 2, h. 244. manusia berkarakter yaitu : conseience, self esteem, empathy, loving the good, self control, humility. 3 Moral Action, perbuatantindakan moral ini merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya. Sedangkan Fatchul Mu’in mengungkapkan beberapa unsur yang dapat membentuk karakter manusia: 1 Sikap Harrel mendefinisikan sikap sebagai cara berpikir atau merassakan dalam kaitannya dengan sejumlah persoalan. Sikap merupakan cerminan hidup. Dengan mempelajari sikap, akan membantu kita dalam memahami proses kesadaran yang menetukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya. Oskamp mengemukakan bahwa sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor genetik dan fisiologis, pengalaman, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, dan media massa. 41 2 Emosi Emosi diadopsi dari bahasa latin emovere e yang berarti luar dan movere artinya bergerak . sedangkan, dalam bahasa Perancis adalah emouvoir yang artinya kegembiraan. sehingga dapat disumpulkan emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya paa kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. 42 3 Kepercayaan Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan dapat memperkukuh eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain. Hal-hal yang dapat membentuk kepercayaan antara lain pengetahuan, karena apa yang kita ketahui membuat kita 41 Fatchul Mu’in, op.cit, h. 168-171. 42 ibid, h.171. menentukan pilihan karena kita percaya apa yang kita ambil berdasarkan apa yang kita ketahui.kemudian kepercayaan juga dapat dibentuk oleh kebutuhan atau kepentinan serta sikap keterbukaan. 43 4 Kebiasaan dan Kemauan Kebiasan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secaara otomatis dan tidak direncanakan. Sedangkan kemauan merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. 44 5 Konsepsi Diri Hal penting lainnya yang berkaitan dengan pembangunan karakter adalah konsepsi diri. Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri kita dibentuk. 45 b. Nilai-nilai Karakter Nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum merupakan nilai-nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, Budaya, dan tujuan pendidikan yaitu: 46 1 Religius Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Berikut adalah indikator dari karakter religius menurut Muhammad Yaumi: a Kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama. b Mengakui keberagaman agama dan kepercayaan tanpa harus memaksa peganut yang berbeda untuk mengikuti agama atau kepercayaan yang kita anut. c Kerukunan hidup antara penganut agama. 47 43 ibid, h.176. 44 ibid, h. 178. 45 ibid, h.179. 46 ibid, h. 52. 2 Jujur Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Kejujuran hanya bisa ditandai dengan kriteria yang ditunjukan yang dapat diamati melalui perbuatan yang dihasilkan. Adapun pikiran, perasaaan, dan kesadaran hanya dapat dirasakan oleh yang berbuat dan disaksikan oleh Tuhannya. Menurut Muhammad Yaumi peserta didik yang jujur dapat dilihat dari indikator berikut: a Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit. b Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau mencuri. c Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang benar. d Dapat dipercaya. e Menjaga reputasi dan martabat yang baik dan terpuji. 48 3 Toleransi Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleran terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh. Berikut adalah indikator untuk mengukur dan menilai sikap toleransi menurut Muhammad Yaumi: a Terbuka dalam mempelajari tentang keyakinan dan pandangann orang lain. b Menunjukkan sikap positif untuk menerima sesuatu yang baru. c Mengakomodasi adanya keberagaman suku, ras, agama, dan lain-lain. 47 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, Implementasinya, Jakarta: Prenadamedia group, 2014, h. 85-86. 48 Ibid, h. 87-89. d Berpartisipasi dalam bebagai kegiatan dan mendengarkan pandangan orang lain dengan penuh hormat. e Menunjukkan keinginan kuat untuk mempelajari sesuatu dari orang lain. 49 4 Disiplin Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Orang yang disiplin dapat membuat aturan sendiri dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dalam ruang lingkup sekolah, disiplin dapat dibangun dan dikembangkan melalui aktivitas seperti mengikuti upacara bendera, berpakaian seragam, melakukan tugas kebersihan, mengumpulkan tugas tepat waktu , datang ke sekolah lebih awal dari jam pelajaran, mengerjakan tugas terstruktur walaupun tidak diperiksa atau belum sampai batas waktu yang ditentukan. Semua kegiatan itu dilakukan atas dasar kesadaraann mendalam dan dorongan kuat yang lahir dari dalam. Menurut Muhammad Yaumi ada beberapa ciri yang melambangkan karakter disiplin adalah: a Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang perlu diperlukan untuk memerolehnya. b Mengontrol diri sehingga dorongan tidak memengaruhi keseluruhan tujuan. c Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai tujuan. d Menghindari orang-orang yang mungkin mengalihkan perhatian-perhatian dari apa yang ingin dicapai. e Menentukan rutinitas yang dapat membantu mengontrol perilaku. 49 Ibid, h. 90-92. 5 Kerja Keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi bebagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikann tugas dengan sebaik-baiknya.dalam hal ini kerja keras berhubungan dengan peserta didik dalam memperoleh dan mengkonstruksi ilmu pengetahuna, sikap, dan keterampilan. Adapun indikator dari karakter kerja keras menurut Muhammad Yaumi adalah: a Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain. b Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja keraasnya. c Tidak terlalu maniak bekerja, hanya menjadi rutinitas dan kebiasaan, tetapi mengharigai waktu untuk sesuatu yang lain dalam hidup. d Senang bekerja hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. e Menghindari pekerjaan yang tidak menarik dan tidak bermanfaat bagi banyak orang. 6 Kreatif Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Tidak semua orang dapat menjadi kreatif, memiliki ide dan pandangan baru, berjiwa inovatif dan visioner, tetapi hanya orang- orang tertentu yang terlahir dari lingkungan dan keadaan yang membuatnya harus kreatif dan inovatif. Menurut Muhammad Yaumi untuk mengukur dan mengembangkan pribadi kreatif pada anak-anak diamati dengan karakteristik di bawah ini : a Berani mencoba sesuatu yang sama sekali baru. b Bernalar tentang sesuatu dari berbagai perspektif, melihat dari berbagai arah. c Membayangkan sesuatu yang terjadi jika sesuatu berlawanan dengan apa yang menurut Anda terjadi. d Jangan terlalu khawatir tentang apakah orang-orang akan menyetujui apa yang Anda buat. e Berbuat hal-hal yang mengungkapkan perasaaan atau gagasan. f Memberikan tantanngan kepada orang lan untuk berpikir secara berbeda tentang sesuatu. 7 Mandiri Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Kemandirian berkembang melalui proses belajar yang dilakukan secara bertaha dan berulang-ulang mulai dari tahap perkembangan kapasitas sampai tahap perkembangan kemandirian yang sempurna. Berikut adalah karakteristik kemandirian yang dijabarkan dalam empat tahap menurut Muhammad Yaumi: a Mencari orang lain orang tua, ahli, guru, dan teman sejawat untuk meminta bantuan menyelesaikan tugas tertentu. b Melakukan sendiri melallui arahan dan nasihat dari orang lain. c Melakukan latihan sendiri secara berulang-ulang melalui prosedur dan langkah-langkah penyelesaian. d Mengembangkan dan menciptakan cara lain untuk menyelesaikan tugas dengan baik. 8 Demokratis Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Mengembangkan karakter peserta didik merupakan sarana untuk membangun tradisi demokratis di lingkungan sekolah, sehingga peserta didik dapat menerapkan sikap, pandangan, dan perilaku demokratis di lingkungan keluarga, masyarakat, dan di tempat umum. Adapun indikator karakter demokratis yang harus dimiliki peserta didik dalam pergaulan sehari-hari menurut Muhammad Yaumi dapat diuraikan di bawah ini: a Berpikir positif dalam setiap pergaulan dengan teman sejawat. b Menunjukkan sikap hormat dan menghargai setiap perbedaan pendapat. c Tidaak memonopoli setiap kesempatan berbicara dan mengeluarkan pendapat. d Menyimak dan mendengarkan setiap pandangan walaupun berbeda dengan persepsi pribadi. e Meminimalisasi terjadinya interupsi dan tidak memotong pembicaraaan kecuali dengan cara yang santun. f Menghindari perlakuan yang bernada perlecehan dan merendahkan termasuk kepada peserta didik lain yang memiliki cacat fisik dan mental. 9 Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Menurut Muhammad Yaumi orang yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu pasti melakukan beberapa hal sebagai berikut: a Mengajukan pertanyaan. b Selalu timbul rasa penasaran. c Menggali, menjejaki, dan menyelidiki. d Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya e Mengintai, mengintip, dan membongkar berbagai hal yang masih kabur. 10 Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Peserta didik harus diarahkan untuk memiliki semangat kebangsaan agar dapat mencintai negaranya sehingga dapat mengabdi kepada bangsa dan negara selain mengabdi kepada agama yang dianut. Menurut Muhammad Yaumi untuk mengembangkan karakter semangat kebangsaan, peserta didik diharapkan mampu melakukan perkara sebagai berikut: a Berpikir tentang kepentingan umum melebihi kepentingan diri secara individu. b Pertimbankan apakah aturan dan nilai saat ini adil bagi seluruh kelompok suku, agama, ras, dan agama dalam suatu Negara. c Bekerja secara aktif untuk memperbaiki kondisi komunitas. d Mendengarkan keluhan orang lain untuk memahami kebutuhan komunitas yang lebih besar. 11 Cinta Tanah Air Cinta Tanah Air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik sehingga mereka bias memiliki rasa cinta yang begitu besar kepada negara dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut: a Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal dasar dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. b Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia. c Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perjuangan para pendahulu pendiri bangsa dengan menghargai dan mengamalkan hasil karya dan jerih payanh yang ditinggalkan. d Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan fauna. e Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. 12 Menghargai Prestasi Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Kebanggaan yang paling indah ketika kita mendapatkan prestasi yang terbaik dalam kehidupan. Tetapi kebanggaan itu tidak harus menjadikan sombong dan angkuh terhadap prestasi yang diraih. Untuk itulah perlunya menghargai prestasi yang ditorehkan orang lain. Adapun indikator yang dapat dijadikan indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaan terhadap prestasi: a Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. b Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. c Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan. d Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi kontribusi untuk kemaslahatan bangsa, negara, dan agama. e Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain. 13 BersahabatKomunikatif BersahabatKomunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Karakter ini merupakan karakter yang mengantarkan seseorang untuk membangun hubungan baik di antara sesama tana memandang latar belakang suku, ras, agama, asal daerah, atau latar belakang lain yang bersifat primordial. Peserta didik yang memiliki karakter ini mempunyai karakteristik : a Senang belajar bersama dengan orang lain. b Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, semakin merasa berbahagia dan termotivasi untuk belajar. c Menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketiaka belajar melalui pendekatan kooperatif dan kolaboratif. d Berorganisasi merupakan cara terbaik untuk mengaktualisai diri. e Melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang melibatkan orang lain. f Memiliki kepedulian dalam berbagai persoalan dan isu-isu sosial. 14 Cinta Damai Cinta Damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Peserta didik yang memiliki karakter cinta damai memiliki karakteristik: a Memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain. b Mengungkapkan kata-kata menyejukkan yang membuat orang lain merasa nyaman dan tenang. c Mengontrol dan untuk tidak melakukan tindakan provokatif, menghasut, atau yang memicu terjadinya konflik secara terbuka. d Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan berprinsip “kebersamaan adalah kekuatan” atau prinsip saling membantu, saling menghargai dalam urusan kebaikan. e Menghindari cemoohan , caci maki, ejekan, dan bahkan merendahkan pihak lain walaupun terdapat sesuatu tindakan orang lain yang tidak disetujui. 15 Gemar Membaca Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Seiring dengan kemajuan teknologi digitilasasi membuat minat baca anak menjadi sangat rendah. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu membangkitkan gairah dan minat baca peserta didik dengan cara: a Memilih topic bacaan yang menarik minat peserta didik. b Memberi tugas membaca dan menulis dengan memperhatikan durasi waktu, banyaknya tgas dari pendidik yang lain, dan jumlah mata pelajaran dengan tugas yang berbeda-beda. c Bagi guru yang belum mengetahui bagaimana membaca teks, hendaknya mempersiapkan gambar atau buku audio yang dapat didengar dan dipahami oleh peserta didik. d Memberikan umpan balik terhadap hasil bacaan dan tulisan yang dilakukan oleh peserta didik. 16 Peduli Lingkungan Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Berikut adalah hal-hal yang harus melibatkan peserta didik untuk membentuk karakter peduli lingkungan : a Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan, b Memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. c Memelopori pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki ekosistem yang terlanjur mengalami pencemaran. d Memberikan solusi cerdik untuk mengembangkan lingkungan yang nyaman, bersih, indah, dan rapi. e Menjaga dan menginformasikan perlunya melestarikan lingkungan sekolah dengan memanfaatkan flora dan fauna secara sederhana. 17 Peduli Sosial Peduli Sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Peserta didik yang mempunyai karakter peduli sosial mempunyai karakteristik sebagai berikut: a Menunjukkan keprihatinan yang mendalam keoada orang yang mengalami penderitaan. b Tidak memberikan sikap dan perilaku yang kasar dan kejam kepada setiap orang. c Dapat merasakan doa yang orang lain rasakan dan memberikan respons positif terhadap perasaan itu. d Menunjukkan pengorbanan kenyamanan diri demi kebaikan orang lain. e Memberikan kenyamanan kepada orang yang membutuhkannya. f Menunjukkan sikap dan perilaku peduli terhadap kepentingan umum di atas dari kepentingan pribadi dan golongan. 18 Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam,sosial, dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang memiliki tanggung jawab dapat menunjukkan karakter sebagai berikut: a Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan. b Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk mengerjakannya. c Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. d Berpikir sebelum berbuat. e Melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang maksimal. f Membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan seteleh menggunakan sekalipun tidak ada orang yang melihatnya. g Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin. h Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya. i Ikhlas berbuat karena alas an pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. 50 Supinah dan Ismu Tri Parmi mendeskripsikan indikator nilai karakter di atas untuk tingkatan SD: 51 Tabel 2.1 Deskripsi Indikator Karakter Nilai Indikator kelas 3-4 Indikator kelas 4-6 Religius 1. Mengenal dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 2. Mengagumi kebesaran Tuhan karena ia telah dilahirkan ke dunia 3. Mengagumi kekuasaan Tuhan maha pencipta alam seisinya 1. Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 2. Bersyukur kepada Tuhan karena mempunyai keluarga yang menyenangkan 3. Merasakan kekuasaan Tuhan dengan segala ciptaannya yang ada di dunia Jujur 1. Tidak meniru jawaban teman ketika ulanganmengerjakan tugas 2. Menjawab pertanyaan guru berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. 3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. 4. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketa- huinya. 1. Tidak meniru pekerjaan teman ketika mengerjakan tugas di rumah 2. Menjawab pertanyaan guru berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. 3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. 4. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahunya 5. Mau menyatakan tentang keti-dak nyamanan suasana belajar di kelas. 50 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, Bandung: Pustaka Setia, h. 111-112. 51 Supinah dan Ismu Tri Parmi, Modul Matematika SD Program Bermutu: Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran MAtematika di SD, Yogyakarta:: Kemendiknas, 2011, h. 24-29. 5. Mau menyatakan tentang ketidak nyamanan suasana belajar di kelas. Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah 2. Mau bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat 3. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda dalam agama, suku, dan etnis 4. Menerima pendapat teman yang berbeda dari oendapat dirinya 1. Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk melaksanakan ajaran agamanya 2. Menghargai pendapat yang berbeda sebagai suatu yang alami dan insani 3. Bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah 4. Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat Disiplin 1. Datang ke sekolah dan masuk kelas tepat pada waktunya 2. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya 3. Duduk pada tempat yang sudah ditetapkan 4. Berpakaian rapi 5. Mematuhi aturan permainan 1. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya 2. Saling menjaga antar teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana dengan baik 3. Slalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas 4. Berpakaian sopan dan rapi 5. Mematuhi aturan sekolah Kerja keras 1. Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguh- sungguh 2. Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran 3. Menyelesaikan PR pada waktunya 4. Menggunakan sebagaian waktu di kelas untuk belajar 5. Mencatat dengan sungguh- sungguh sesuatu yang ditugaskan guru 1. Mengerjakan tugas kelas dengan \teliti dan rapi 2. Mencari informasi dari sumber di luar sekolah 3. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya 4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas 5. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati dan didengar untuk kegiatan kelas Kreatif 1. Membuat suatu karya dari bahan yang tersedia di kelas. 2. Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas. 3. Menyatakan perasaannya dalam gambar, seni, bentuk- bentuk komunikasi lisan dan tulis 4. Melakukan tindakan-tindakan untuk membuat kelas menjadi 1. Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata. 2. Bertanya tentang sesuatu yang berkenaan dengan pelajaran tetapi di luar cakupan materi pelajaran. 3. Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran. 4. Melakukan penghijauan atau penyegaran halaman sekolah. sesuatu yang nyaman. Mandiri 1. Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Mengerjakan PR sendiri 1. Mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustakawan sekolah 2. Mengerjakan PR sendiri, tidak mencontoh Demokratis 1. Menerima ketua kelas terpilih berdasarkan suara terbanyak. 2. Memberikan suara dalam pemi-lihan di kelas dan di sekolah. 3. Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas. 4. Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas. 5. Menerima arahan dari ketua kelas, ketua kelompok belajar, ketua OSIS dan lain-lain. 1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman. 2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas. 3. Mengemukakan pendapat ten-tang teman yang jadi pemim-pinnya. 4. Memberi kesempatan kepada teman yang menjadi pemimpin-nya untuk bekerja. 5. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya Rasa Ingin Tahu 1. Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran 2. Bertanya kepada seseorang ten-tang gejala alam yang sedang terjadi. 3. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari radio atau televisi. 4. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak 1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran 2. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi. 3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan teknologi yang baru didengar. 4. Bertanya sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas Semangat Kebangsa- an 1. Turut serta dalam upacara peri-ngatan hari-hari besar nasional 2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar 3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib 4. Mengagumi banyaknya keraga-man bahasa di Indonesia 5. Mengakui persamaan hak dan kewajiban antara dirinya dan teman sebangsa dari berbagai suku, etnis dan budaya 6. Membaca buku-buku 1. Turut serta dalam panitia peri- ngatan hari-hari besar nasional 2. Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara didepan kelas 3. Menyanyikan lagu-lagu perju- angan 4. Menerima berbagai ragam upacara adat di Indonesia 5. Bekerjasama dengan teman lain yang berbeda suku, etnis dan budaya berdasarkan persamaan hak dan kewajiban 6. Menyadari bahwa setiap perju- angan mempertahankan kemer- dekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku di Indonesia. mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan Cinta Tanah Air 1. Mengagumi keunggulan geo- grafis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia 2. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia. 3. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. 4. Mengagumi keragaman hasil pertanian, perikanan, flora dan fauna Indonesia. 5. Mengagumi kekayaan hutan Indonesia. 6. Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia. 1. Mengagumi posisi geografis wilayah Indonesia dalam perhu- bungan laut dan udara dengan Negara lain 2. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia 3. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia 4. Mengagumi sumbangan produk pertanian, perikanan, flora, fauna Indonesia bagi dunia 5. Mengagumi peran hutan Indo-nesia bagi bangsa-bangsa lain 6. Mengagumi peran laut dan hasil laut Indonesia bagi bangsa-bangsa lain di dunia Menghar- gai Prestasi 1. Mengerjakan tugas baru dengan sebaik-baiknya 2. Berlatih keras untuk berprestasi dalam berbagai bidang kegiatan di sekolah 3. Menghargai sesuatu yang sudah dilakukan oleh guru, orangtua, dan TU 4. Menceritakan prestasi yang telah dicapai kepada orangtua 5. Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekitarnya 6. Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya 1. Rajin belajar agar berprestasi tinggi 2. Berlatih keras untuk jadi pemenang dalam berbagai kegiatan di sekolah dan di luar sekolah 3. Menghargai kerja keras guru, kepala sekolah dan bagiaan tata usahapersonalia 4. Menghargai upaya orangtua untuk mengembangkan potensi dirinya di sekolah 5. Menghargai hasil kerja pemim-pin yang telah mensejahterakan masyarakat dan bangsa. 6. Menghargai hasil temuan manusia dalam bidang Iptek, sosial, seni dan budaya Bersaha- bat dan Konukatif 1. Bekerjasama dalam kelompok di kelas 2. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat 3. Bergaul dengan teman lain di luar kelasnya 4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah dan pegawaitata usaha personalia 1. Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas 2. Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di kelas 3. Aktif dalam kegiatan organi-sasi sekolah, sosial, seni, dan budaya sekolah. 4. Berbicara dengan guru, kepala sekolah dan pegawai lainnya. Cinta Damai 1. Tidak menggunakan kekuatan fisik dalam berselisih dengan teman 2. Berbicara dengan kata-kata yang tidak mengundang amarah teman 3. Tidak mengambil barang teman. 4. Mengucapkan salam atau selamat ketika bertemu teman untuk pertama kalinya 1. Mendamaikan teman yang se-dang berselisih dengan teman 2. Menggunakan kata-kata yang menyejukkan emosi teman yang sedang marah 3. Ikut menjaga keamanan barang di kelas 4. Menjaga keselamatan teman di kelas dari perbuatan jahil yang merusak Gemar Membaca 1. Menbaca buku atau tulisan yang diwajibkan guru. 2. Membaca buku-buku cerita yang ada di perpustakaan sekolah 3. Membaca koran atau majalah dinding 4. Membaca buku yang ada di rumah tentang flora, fauna dan alam 1. Membaca buku dan tulisan yang terkait dengan mata pelajaran 2. Mencari bahan bacaan dari perpustakaan daerah 3. Membaca buku novel atau cerita pendek 4. Membaca buku atau tulisan ten- tang alam, sosial, budaya, seni dan teknologi Peduli Sosial 1. Membagi makanan dengan teman 2. Berterimakasih kepada petugas kebersihan sekolah 3. Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa atau tidak punya 4. Mengumpulkan uang dan barang untuk korban bencana alam 1. Mengunjungi rumah yatim, orang jompo. 2. Menghormati petugas-petugas sekolah. 3. Membantu teman yang sedang memerlukan bantuan 4. Menyumbang darah untuk Palang Merah Indonesia Peduli Lingkung- an 1. Buang air besar dan air kecil pada tempatnya. 2. Membuang sampah pada tempatnya. 3. Membersihkan halaman sekolah. 4. Tidak memetik bunga di halaman sekolah. 5. Tidak menginjak rumput di taman sekolah. 6. Menjaga kebersihan rumah. 1. Membersihkan tempat mandi, tempat buang air dan lain-lain. 2. Membersihkan tempat sampah. 3. Membersihkan lingkungan sekolah. 4. Memperindah kelas dan sekolah. 5. Ikut memelihara taman dan tanaman di halaman sekolah 6. Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan. Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai- nilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing- masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya atau daerah yang satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti: bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun. 52 Nilai-nilai tersebut juga perlu ditanamkan sejak dini dan didukung oleh semua pihak yang terllibat demi efektifitas kelancaran proses pendidikan karakter.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dapat memperluas pandangan dan pengetahuan bagi peneliti juga dapat menghindari pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain atau untuk menjaga originalitas penelitian. Penelitian yang berhubungan dengan penelitian tentang Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Terhadap Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang, berdasarkan referensi yang ada penelitian ini belum pernah diteliti orang lain dan menurut sepengetahuan peneliti yang relevan dengan penelitian ini. 1. Penelitian Ratih Purwanti pa da tahun 2015 yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dengan Sikap Solidaritas Sosial Pada Siswa MTs Negeri 02 Semarang Tahun Pelajaran 20142015 ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar PPKn siswa MTs Negeri 02 Semarang adalah 76,53 yang termasuk dalam kategori baik. Rata-rata sikap solidaritas sosial siswa adalah 110,86 yang termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai nilai r sebesar 0,226 dengan taraf kepercayaan 95 r tabel 0,148, maka r hitung 0,226 r tabel 0,148, jadi Ha diterima artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar PPKn dengan sikap solidaritas sosial pada siswa. 52 Kemendinas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Badan Litbang Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, h. 9. 2. Penelitian Elpa Redah pada tahu2013 yang berjudul “Hubungan Antara Hasil Belajar PKn Dengan Perilaku Santun Terhadap Guru Pada Siswa Kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar PKn dengan perilaku santun terhadap guru pada siswa kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan. Diperoleh rhitungsebesar 0,922 lebih besar dari rtabel = 0,312, n = 40 dan perilaku santun siswa memberikan sumbangan sebesar 85 terhadap hasil belajar PKn. Diketahui bahwa nilairhitung ≥ rtabel, maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan signifikan α=5 thitung≥ttabel 14,717≥2,021 menujukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian peneliti dengan Ratih Purwanti dan Elpa Redah. Persamaannya adalah variabel yang kami bahas sama-sama mengenai nilai-nilai karakter pada siswa peserta didik. Kemudian objek penelitian kami sama-sama dalam lingkup pelajaran PKn. Persamaan lainnya antara penelitian peneliti dengan Ratih Purwanti dan Elpa Redah adalah tujuan penelitian kami sama-sama mencari hubungan atau korelasi dari variable yang kami teliti. Perbedaanya adalah ruang lingkup pelajaran PKn yang diambil peneliti adalah materi Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia dan membahas tentang pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI sedangkan Ratih Purwanti membahas tentang hasil belajar PKn pada 1 semester dan Elpa Redah membahas tentang Prestasi Belajar selain itu pengambilan data yang dilakukan Ratih Purwanti dan Elpa Redah menggunakan dokumentasi dan angket sedangkan peneliti menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara.

C. Kerangka Berpikir

Karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya menjadi dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut dengan orang lain. Apabila karakter seseorang baik maka orang itu akan di nilai baik. Sekolah adalah salah satu lingkungan pembentukan karakter melalui mata pelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER DI SDIT NURUL AMAL PONDOK CABE ILIR PAMULANG

0 14 103

PENGARUH PEMAHAMAN IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP SIKAP MORAL DALAM MENGAMALKAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 41 63

Penanaman Nilai Nilai Karakter Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kejobong Purbalingga

0 16 149

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PKN DALAM MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI SMA NEGERI I HAMPARAN PERAK.

0 1 25

HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAGELANG.

0 0 123

ReVITAlISASI nIlAI-nIlAI PAnCASIlA SeBAGAI PendIdIkAn kARAkTeR

0 0 9

Penanaman Nilai-Nilai Karakter melalui Mata Pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 PujutKabuapten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 20172018 MANUN S,Pd

0 0 18

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMEN BERFIKIR KREATIF PADA MATA PELAJARAN PKN TERINTEGRASI PADA NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER KELAS IV SD/MI - Raden Intan Repository

0 3 173

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VI SD SAWIT SEWON BANTUL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 111