Deskripsi Data Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Dengan Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang

Tabel 4.1 Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Siswa Nilai Siswa Nilai S1 86 S19 71 S2 62 S20 100 S3 95 S21 100 S4 76 S22 95 S5 67 S23 90 S6 67 S24 81 S7 86 S25 86 S8 86 S26 86 S9 57 S27 90 S10 90 S28 95 S11 95 S29 81 S12 62 S30 76 S13 81 S31 81 S14 86 S32 95 S15 71 S33 95 S16 90 S34 81 S17 86 S35 76 S18 81 S36 90 Berdasarkaan hasil perhitungan skor hasil tes pemahaman nilai- nilai Pancasila diperoleh skor terendah yang dicapai responden adalah 57 dan skor tertinggi 100, dengan rentangan skor 43. Analisis karakteristik data pemahaman nilai-nilai Pancasila meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Hasil perhitungan analisis data pemahaman nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata mean sebesar 83, median sebesar 86 , dan modus sebesar 86 yang muncul sebanyak 7 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 10,9. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval ® yang diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 100-57 hasilnya adalah 43. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N 36 hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = RK hasilnya adalah 7,17 dibulatkan menjadi 7. 2 4 6 8 10 12 14 52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100 1 2 4 3 13 5 8 Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Kelas Interval Frekuensi Nilai tengah Frekuensi relatif 52-58 1 55 2.8 59-65 2 62 5.6 66-72 4 69 11.1 73-79 3 76 8.3 80-86 13 83 36.1 87-93 5 90 13.9 94-100 8 97 22.2 Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini : Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-nilai Pancasila Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 80-86 dengan frekuensi 13 22,2 dan nilai terendah terdapat pada interval 52-58 dengan frekuensi 1 28 . Selanjutnya variabel pemahaman nilai-nilai Pancasila dikategorikan dalam 3 kategori dengan aturan : ᶇ mean teoritis = = = = 78.5 ỡ satuan standar deviasi = = = = 10.75 Rendah = Nilai minimum ≤ x ᶇ - ỡ = 57 ≤ x 78.5 -10,75 = 57 ≤ x 67.75 dibulatkan menjadi 68 Sedang = ᶇ - ỡ ≤ x ᶇ + ỡ = 78.5 -10,75 ≤ x 78.5 +10,75 = 67.75 ≤ x 89,25 dibulatkan menjadi 68 ≤ x 89 Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x Nilai maximum = 78.5 +10,75 ≤ x 100 = 89.25 ≤ x 100 dibulatkan menjadi 89 ≤ x 100 Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila No Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 89 X ≤ 100 13 36,1 Tinggi 2 68 X ≤ 89 18 50 Sedang 3 57 ≤ x 68 5 13,9 Kurang Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam pie-chart berikut ini : Gambar 4.2 Piechart Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang dihitung dari sejumlah sampel 36 siswa, siswa yang memiliki tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam kategori tinggi sebanyak 13 siswa 36.1, kategori sedang sebanyak 18 siswa 50, kategori kurang sebanyak 5 siswa 13.9. Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila siswa berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 18 siswa 50 dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa. Tinggi 36 Sedang 50 Rendah 14 2. Deskripsi hasil angket karakter siswa variable Y Data-data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh dari pernyataan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menggunakan model skala Likert dengan 25 pertanyaan, masing- masing butir pernyataan disediakan alternative jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 1,04. Skor angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dari masing-masing responden dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini : Tabel 4.3 Skor Angket Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Siswa Nilai Siswa Nilai S1 87 S19 76 S2 84 S20 92 S3 80 S21 87 S4 72 S22 88 S5 68 S23 85 S6 72 S24 79 S7 88 S25 82 S8 72 S26 80 S9 83 S27 90 S10 86 S28 87 S11 84 S29 89 S12 72 S30 82 S13 72 S31 79 S14 82 S32 89 S15 78 S33 88 S16 87 S34 75 S17 80 S35 79 S18 82 S36 83 Hasil skor karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang berjumlah 23 butir pernyataan setelah diolah, karakter siswa terendah yang dicapai responden sebesar 68 dan skor tertinggi sebesar 92, dengan rentangan skor 24. Analisis karakteristik data karakter siswa yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Hasil perhitungan analisis data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata mean sebesar 81,6 , median sebesar 81,5 , dan modus sebesar 72 yang muncul sebanyak 5 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 6,2. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval yang diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 92-68 hasilnya adalah 24. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N 36 hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = RK hasilnya adalah 4. Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabeldi bawah ini : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini : kelas interval Frekuensi Nilai tengah Frekuensi relatif 65-68 1 66.5 2.8 69-72 5 70.5 13.9 73-76 2 74.5 5.6 77-80 7 78.5 19.4 81-84 8 82.5 22.2 85-88 9 86.5 25.0 89-92 4 90.5 11.1 Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Karakter Siswa Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 85-88 dengan frekuensi 9 25 dan nilai terendah terdapat pada interval 65-68 dengan frekuensi 1 2,8 . Selanjutnya variable karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dikategorikan dalam 3 kate\gori dengan aturan : ᶇ mean teoritis = = = = 80 ỡ satuan standar deviasi = = = = 3,5 Rendah = Nilai minimum ≤ x ᶇ - ỡ = 68 ≤ x 80-3,5 2 4 6 8 10 65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92 1 5 2 7 8 9 4 = 68 ≤ x 76,5 Sedang = ᶇ - ỡ ≤ x ᶇ + ỡ = 80- 3,5≤ x 80+3,5 = 76,5≤ x 83,5 Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x Nilai maximum = 80+ 3,5≤ x 92 = 83,5 ≤ x 92 Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut Tabel 4.5 Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa No Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 83,5 ≤ x 92 15 42 Tinggi 2 76,5≤ x 83,5 13 36 Sedang 3 68 ≤ x 76,5 8 22 Kurang Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam e-chart berikut ini : Gambar 4.4 Piechart Variabel Karakter Siswa Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki karakter yang dihitung dari sejumlah sampel Tinggi 42 Sedang 36 Kurang 22 36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam kategori tinggi sebanyak sebanyak 15 siswa 42, kategori sedang sebanyak 13 siswa 36, kategori kurang sebanyak 8 siswa 22. Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan variabel Karkater siswa berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 15 siswa 42 dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa. 3. Deskripsi hasil Wawancara a. Wawancara dengan Kepala Sekolah Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa mayoritas karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup baik, terutama untuk kelas 6 karena mereka sudah menjalani program sekolah yang membentuk karakter selama 6 tahun meskipun masih ada yang kurang namun itu sangat sedikit. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan nasihat pengarahan, bimbingan serta terus memberikan contoh dan pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut. Adapun penerapan pendidikan karakter dengan terlaksanannya program-program yang membentuk karakter peserta didik misalnya GDS Gerakan Disiplin Siswa yang akan membentuk karakter disiplin siswa, Laskar Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan, kegiatan sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah lagi ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan waktu sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius, kemudian kegiatan upacara, pramuka, kegiatan Ekstrakulikuler. Namun sebelum menerapkan pendidikan karakter ke peserta didik seharusnya setiap guru harus memiliki karakter yang baik terlebih dahulu, agar peserta didik dapat meniru karakter tersebut. Selain itu penerapan karakter kepada peserta didik juga dapat melalui mata pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter salah satunya adalah mata pelajaran PKn, Agama, IPA, PLBJ, dan lain-lain. Hubungan penanaman karakter siswa dengan mata pelajaran PKn karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter” yang diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti religi, cinta tanah air, semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman serta pengalaman langsung tentang nilai-nilai karakter seperti mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, kemudian memberikan keteladan dengan perilaku yang berkarakter, membiasakan siswa untuk mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik, dan sesekali memberikan penghargaan bagi siswa yang berkarakter baik seperti memberi pujian dan memberikan peringatan bagi siswa yang perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik. Salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada di dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dengan baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan di Sekolah ini sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan sikap disiplin kepada siswa. 1 . b. Wawancara dengan Guru Kelas VI-2 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Guru kelas VI-2 SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa karakter siswasiswi kelas VI-2 sudah semakin baik dibandingkan saat awal masuk tahun ajaran baru mereka sudah lebih baik. Hal itu terjadi karena beliau selalu menanamkan nilai – nilai karakter secara berkelanjutan dengan cara mengajak siswa untuk jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun, toleransi dan lain -lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran yang diampu, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Beliau juga memberikan motivasi kepada siswa agar 1 Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016 berkarakter, maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang baik-baik, jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal tersebut. Strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai -nilai karakter yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku, misalanya contoh-contoh yang baik yang harus dilakukan bagi yang tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam masyarakat misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan teladan, dan memberi contoh tentang apa yang diucapkan.. Berusaha membuat kelas aman, nyaman dan menyenangkan dengan menggunakan media yang tersedia dan metode pembelajran yang tepat. Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari infoberita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet tentang masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat untuk pembelajaran karakter siswa. Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa siswa dengan sistem acak tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana berdoa tenang.Untuk menambah karakter religius siswa siswi beliau mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya, contohnya ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk sholat berjamaah dimasjid dan siswa yang berragama lain diarahkan untuk memasuki ruang ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedangkan untuk siswa perempuan muslim yang sedang berhalang diarahkan agar berada di dalam kelas dan tidak berisik. Untuk melatih sikap jujur dimulai dari hal kecil seperti ketika mereka mengerjakan latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk mencontek ataupun melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa ketika ujian, mereka tidak bergantung pada contekan. Sedangakan untuk melatih toleransi caranya yaitu dengan memberikan himbauan atau pengetahuan pada siswa bahwa Indonesia itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama, seperti sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama sehingga mereka harus memiliki sikap toleransi. Cara lainnya dengan mereka berdiskusi, kerja kelompok, toleransi beragama dan berteman, tidak menyinggung orang lain.. Kemudian semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang merupakan ciri mata pelajaran PKn, cara melatihnya dengan mengajak siswa untuk ikut upacara bendera setiap hari senin, upacara-upacara hari nasional atau yang memperingati pahlawan-pahlawan, selaian itu saya juga mengajak siswa untuk memajang gambar-gambar pahlawan, pancasila, dan presidan wakil presiden di dinding kelas, dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita misalnya siswa tugasnya belajar, selain itu dalam materi pelajaran sendiri ada proklamasi, dan norma -norma. Rasa demokrasi ditunjukkan dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri untuk mengemukakan pendapat, mengeluarkan apa yang dalam hati atau unek-unek dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berani berbicara, membuat suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan kedekatan antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan siswa maka siswa akan cenderung berani. Selain itu ada beliau juga mengajak siswa untuk Melakukan musyawarah dengan mengajak siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat pemilihan ketua kelas maka diadakan musyawarah, saya juga sering memberikan contoh bermusyawarah misalnya saya bermusyawarah dengan siswa untuk menentukan waktu ulangan. Rasa peduli sosial juga diajarkan dengan dengan mengumpulkan iuran DANSOS dana sosia setiap hari selasa yang digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang yang sedang kesusahan. Nilai –nilai karakter diatas selalu diingatkan dan dihimbaukan kepada siswa agar diterapkan dalam kehidupan sehari- hari hal tersebut dilakukan disetiap pembelajaran dan biasanya di akhir pembelajaran, dengan memberikan himbauan, motivasi dan contoh, jangan sampai guru menyuruh tapi malah tidak melakukan, guru digugu dan ditiru. 2 c. Wawancara dengan siswaI kelas 6-II Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa, mereka selalu diberikan nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kebaikan di setiap pembelajaran. Sebelum dan sesudah belajar mereka berdoa dengan tenang meskipun ada beberapa siswa bercanda namun hal itu jarang sekali terjadi. Untuk menunjukkan nilai kejujuran mereka tidak boleh mencontek ketika mengerjakan latihan atau ulangan kemudian jika mereka menemukan uang langsung melaporkan ke Guru serta mengaku salah jika berbuat mereka berbuat salah. Nilai toleransi ditunjukkan dengan menjaga kerukunan antar teman, dan menghormati orang lain, tidak boleh mengejek satu sama lain meskipun berbeda agama ataupun suku. Nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air ditunjukkan dengan cara mengikuti upacara dengan tertib, tdak bercanda ataupun mengobrol, mengenal dan memiliki semangat kepahlawanan, bangga dengan kekayaan Indonesia dengan menjaga dan melestarikan kekayaan tersebut. Mereka juga memiliki sikap hormat kepada guru dengan cara mengucapkan salam ketika bertemu, bersikap sopan seperti tidak memotong pembicaraan guru, dll. Selain itu mereka juga menghormati petugas-petugas sekolah dengan bersikap ramah kepada petugas sekolah seperti berkata permisi saat OB sedang mengepel, 2 Endah Suwarni, Wali Kelas VI SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016 berterima kasih saat satpam menolong kita menyebrang jalan. Guru selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka akan mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab. Mereka melakukan musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah, musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain. Lalu apabila ada teman atau orang yang mengalami mereka menolongnya. 3 4. Deskripsi hasil observasi karakter siswa Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal. Setiap hari ada program-program yang dijalankan sekolah untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil observasi peneliti ada beberapa nilai-nilai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT: 1. Religius Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan. Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai- nilai ketuhanan atau ajaran agama. Nilai religius yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dengan melaksanakan Sholat Dhuha setiap pagi, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat dzuhur berjamaah dan ibadah untuk agama lain pada pukul 12.00. Mendengarkan tausiyah pada hari jumat pagi. 2. Toleransi Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan. Toleransi terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh. SD Dharma Karya UT aalah sekolah umum yang terdiri dari 5 agama dimana siswanya harus memiliki sikap toleransi agar terjadinya kerukunan. Toleransi pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT terlihat ketika belajar berkelompok mereka mau bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis kemudian mereka juga saling menghargai pendapat satu sama lain. 3 Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016 3. Peduli Sosial Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan mayarakat yang membutuhkan. Sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai sikap peduli sosial. Karakter peduli sosial pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dapat terlihat dengan cara menghormati petugas-petugas sekolah dengan cara memberi senyum, menyapa, dan salam. Selain itu karakter peduli sosial terlihat ketika membantu teman yang sedang memerlukan bantuan. 4. Semangat Kebangsaan Siswa yang memiliki semangat kebangsaan mampu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Semangat kebangsaan yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT adalah pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika berbicara didepan kelas ataupun berbicara bersama temannya serta semangat ketika menyanyikan lagu- lagu perjuangan ketika upacara ataupun dikelas. Meskipun ada beberapa anak yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa rumah. 5. Cinta Tanah Air Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik agar mereka bisa memiliki rasa cinta yang begitu besar kepada negara. Bentuk rasa cinta tanah air diperlihatkan siswa kelas VI SD Dharma Karya UT ketika mereka mengikuti kegiatan upacara bendera pada hari senin ditsmbah lagi ketika memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April mereka mengenakan pakaian batik yang merupakan ciri khas Indonesia dan berpartisipasi dalam kegiatan lomba nasi tumpeng. Hal tersebut merupakan salah satu cara menanamkan karakter cinta tanah air kepada peserta didik. 6. Demokratis Karakter demokratis dapat dilihat ketika pemungutan suara saat pemilihan ketua kelas, membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman kemudian menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas dan melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya. Hal tersebut biasa dilakukan terutama ketika pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup karena pada saat pelajaran tersebut seluruh siswa kelas VI yang terdiri dari 4 robel bergabung menjadi satu. Setiap kegiatan mereka selalu bermusyawarah mulai dari pembuatan tata tertib, piket, serta hukuman yang akan dilaksanakan bila melanggar tata tertib tersebut. 7. Jujur Jujur merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kejujuran benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD Dharma Karya UT sangat memperhatikan masalah kejujuran. Kejujuran yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT antara lain dengan berkata sesuatu yang benar meskipun akan dimarahi oleh guru, kemudian tidak mencontek ketika ulangan bahkan ketika latihanpun siswa kelas VI SD Dharma Karya UT tidak dibolehkan untuk mencontek mereka dibiasakan untuk mengerjakan soal secara mandiri. Kemudian jika mereka menemukan uang milik orang lain mereka memberikannya ke guru piket.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data. Pada penelitian ini uji prasyarat yang akan dilakukan adalah uji Normalitas dan Uji Linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai distribui normal atau tidak dihitung dengan menggunakan Uji Liliefors pada taraf signifikan 5 atau pada α=0,05, dengagn pengolahan menggunakan bantuan komputer program microsoft excel, hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variablel Jumlah Sampel Tmaks L NilaiKritis Kesimpulan Pemahaman Nilai-nilai Pancasila 36 -0,020 0,148 Terima Hi Karakter Siswa 36 0,045 0,148 Terima Hi Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh data penelitian memiliki nilai T maks 0,148, maka semua variable berdistribusi normal maka analisis dapat dilanjutkan. 2. Uji Linieritas Bentuk hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancaila dengan karakter siswa dirumuskan dalam persamaan regresi sederhana. Hasil perhitungan diperoleh bentuk persamaan regresi sederhananya yaitu Ỳ = Setelah memperoleh bentuk persamaan regresi dilanjutkan pengujian linearitas regresi.pengujian linearitas bentuk regresi dihitung dengan menggunakan analisis Varians ANAVA regresi linear sederhana. Untuk kerperluan pengujian diajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : Bentuk regresi linear Hi : Bentuk regresi tidak linear Hasil perhitungan dalam ANAVA untuk mengetahui kelinearitas model regresi sederhana dapat diihat pada tabel di bawah ini

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER DI SDIT NURUL AMAL PONDOK CABE ILIR PAMULANG

0 14 103

PENGARUH PEMAHAMAN IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP SIKAP MORAL DALAM MENGAMALKAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 41 63

Penanaman Nilai Nilai Karakter Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kejobong Purbalingga

0 16 149

PENERAPAN PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PKN DALAM MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI SMA NEGERI I HAMPARAN PERAK.

0 1 25

HUBUNGAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAGELANG.

0 0 123

ReVITAlISASI nIlAI-nIlAI PAnCASIlA SeBAGAI PendIdIkAn kARAkTeR

0 0 9

Penanaman Nilai-Nilai Karakter melalui Mata Pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 PujutKabuapten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 20172018 MANUN S,Pd

0 0 18

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMEN BERFIKIR KREATIF PADA MATA PELAJARAN PKN TERINTEGRASI PADA NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER KELAS IV SD/MI - Raden Intan Repository

0 3 173

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VI SD SAWIT SEWON BANTUL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 111