Deskripsi Data Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Dengan Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang
Tabel 4.1 Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Siswa Nilai
Siswa Nilai
S1 86
S19 71
S2 62
S20 100
S3 95
S21 100
S4 76
S22 95
S5 67
S23 90
S6 67
S24 81
S7 86
S25 86
S8 86
S26 86
S9 57
S27 90
S10 90
S28 95
S11 95
S29 81
S12 62
S30 76
S13 81
S31 81
S14 86
S32 95
S15 71
S33 95
S16 90
S34 81
S17 86
S35 76
S18 81
S36 90
Berdasarkaan hasil perhitungan skor hasil tes pemahaman nilai- nilai Pancasila diperoleh skor terendah yang dicapai responden adalah 57
dan skor tertinggi 100, dengan rentangan skor 43. Analisis karakteristik data pemahaman nilai-nilai Pancasila
meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Hasil perhitungan analisis data pemahaman nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata
mean sebesar 83, median sebesar 86 , dan modus sebesar 86 yang muncul sebanyak 7 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 10,9.
Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval ® yang diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 100-57 hasilnya
adalah 43. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N 36 hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6.
Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = RK hasilnya adalah 7,17 dibulatkan menjadi 7.
2 4
6 8
10 12
14
52-58 59-65
66-72 73-79
80-86 87-93
94-100 1
2 4
3 13
5 8
Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Kelas Interval
Frekuensi Nilai
tengah Frekuensi
relatif 52-58
1 55
2.8 59-65
2 62
5.6 66-72
4 69
11.1 73-79
3 76
8.3 80-86
13 83
36.1 87-93
5 90
13.9 94-100
8 97
22.2
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 80-86 dengan frekuensi 13 22,2 dan nilai
terendah terdapat pada interval 52-58 dengan frekuensi 1 28 .
Selanjutnya variabel
pemahaman nilai-nilai
Pancasila dikategorikan dalam 3 kategori dengan aturan :
ᶇ mean teoritis =
= =
= 78.5 ỡ satuan standar deviasi
= =
= = 10.75
Rendah = Nilai minimum
≤ x ᶇ - ỡ = 57 ≤ x 78.5 -10,75
= 57 ≤ x 67.75 dibulatkan menjadi 68 Sedang
= ᶇ - ỡ ≤ x ᶇ + ỡ
= 78.5 -10,75 ≤ x 78.5 +10,75
= 67.75 ≤ x 89,25 dibulatkan menjadi 68 ≤ x 89
Tinggi =
ᶇ + ỡ ≤ x Nilai maximum = 78.5 +10,75
≤ x 100 = 89.25
≤ x 100 dibulatkan menjadi 89 ≤ x 100 Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat
distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut
Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
No Skor
Frekuensi Persentase
Kategori 1
89 X ≤ 100
13 36,1
Tinggi 2
68 X ≤ 89 18
50 Sedang
3 57 ≤ x 68
5 13,9
Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam pie-chart berikut ini :
Gambar 4.2 Piechart Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang
dihitung dari sejumlah sampel 36 siswa, siswa yang memiliki tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam kategori tinggi sebanyak 13 siswa
36.1, kategori sedang sebanyak 18 siswa 50, kategori kurang sebanyak 5 siswa 13.9. Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan
variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila siswa berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 18 siswa 50 dari jumlah sampel yang berjumlah
36 siswa.
Tinggi 36
Sedang 50
Rendah 14
2.
Deskripsi hasil angket karakter siswa variable Y
Data-data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh dari pernyataan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
yang menggunakan model skala Likert dengan 25 pertanyaan, masing- masing butir pernyataan disediakan alternative jawaban yaitu Sangat
Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item
pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 1,04. Skor angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dari masing-masing responden dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4.3 Skor Angket Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
Siswa Nilai
Siswa Nilai
S1 87
S19 76
S2 84
S20 92
S3 80
S21 87
S4 72
S22 88
S5 68
S23 85
S6 72
S24 79
S7 88
S25 82
S8 72
S26 80
S9 83
S27 90
S10 86
S28 87
S11 84
S29 89
S12 72
S30 82
S13 72
S31 79
S14 82
S32 89
S15 78
S33 88
S16 87
S34 75
S17 80
S35 79
S18 82
S36 83
Hasil skor karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang berjumlah 23 butir pernyataan setelah diolah, karakter siswa
terendah yang dicapai responden sebesar 68 dan skor tertinggi sebesar 92, dengan rentangan skor 24.
Analisis karakteristik data karakter siswa yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Hasil perhitungan analisis data karakter siswa yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata mean sebesar 81,6 , median sebesar 81,5 , dan modus sebesar 72 yang muncul sebanyak 5 kali.
Besar standar deviasi diperoleh sebesar 6,2. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval yang diperoleh dari perhitungan R
= data maks-data min yaitu 92-68 hasilnya adalah 24. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N 36
hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = RK hasilnya adalah 4.
Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabeldi
bawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
kelas interval Frekuensi
Nilai tengah Frekuensi relatif
65-68 1
66.5 2.8
69-72 5
70.5 13.9
73-76 2
74.5 5.6
77-80 7
78.5 19.4
81-84 8
82.5 22.2
85-88 9
86.5 25.0
89-92 4
90.5 11.1
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi
Karakter Siswa
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak adalah pada interval 85-88 dengan frekuensi 9 25 dan nilai terendah
terdapat pada interval 65-68 dengan frekuensi 1 2,8 . Selanjutnya variable karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dikategorikan dalam 3 kate\gori dengan aturan : ᶇ mean teoritis
= =
= = 80
ỡ satuan standar deviasi =
= =
= 3,5 Rendah
= Nilai minimum ≤ x ᶇ - ỡ
= 68 ≤ x 80-3,5
2 4
6 8
10
65-68 69-72
73-76 77-80
81-84 85-88
89-92 1
5 2
7 8
9 4
= 68 ≤ x 76,5 Sedang
= ᶇ - ỡ ≤ x ᶇ + ỡ = 80-
3,5≤ x 80+3,5 = 76,5≤ x 83,5
Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x Nilai maximum
= 80+ 3,5≤ x 92
= 83,5 ≤ x 92 Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat
dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut
Tabel 4.5 Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa
No Skor
Frekuensi Persentase
Kategori 1
83,5 ≤ x 92 15
42 Tinggi
2 76,5≤ x 83,5
13 36
Sedang 3
68 ≤ x 76,5 8
22 Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam e-chart berikut ini :
Gambar 4.4 Piechart Variabel Karakter Siswa
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD Dharma Karya UT memiliki karakter yang dihitung dari sejumlah sampel
Tinggi 42
Sedang 36
Kurang 22
36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam kategori tinggi sebanyak sebanyak 15 siswa 42, kategori sedang sebanyak 13 siswa 36,
kategori kurang sebanyak 8 siswa 22. Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan variabel Karkater siswa berada pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 15 siswa 42 dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa.
3.
Deskripsi hasil Wawancara
a.
Wawancara dengan Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa mayoritas karakter siswa
siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup baik, terutama untuk kelas 6 karena mereka sudah menjalani program sekolah yang membentuk
karakter selama 6 tahun meskipun masih ada yang kurang namun itu sangat sedikit. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan nasihat
pengarahan, bimbingan serta terus memberikan contoh dan pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut.
Adapun penerapan pendidikan karakter dengan terlaksanannya program-program yang membentuk karakter peserta didik misalnya
GDS Gerakan Disiplin Siswa yang akan membentuk karakter disiplin siswa, Laskar Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan,
kegiatan sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah lagi ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan
waktu sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius, kemudian kegiatan upacara, pramuka, kegiatan Ekstrakulikuler.
Namun sebelum menerapkan pendidikan karakter ke peserta didik seharusnya setiap guru harus memiliki karakter yang baik terlebih
dahulu, agar peserta didik dapat meniru karakter tersebut. Selain itu penerapan karakter kepada peserta didik juga dapat melalui mata
pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter salah satunya adalah mata pelajaran PKn, Agama, IPA, PLBJ, dan lain-lain.
Hubungan penanaman karakter siswa dengan mata pelajaran PKn karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter” yang diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti religi, cinta tanah air,
semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman
serta pengalaman langsung tentang nilai-nilai karakter seperti mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab,
kemudian memberikan keteladan dengan perilaku yang berkarakter, membiasakan siswa untuk mencerminkan nilai-nilai karakter yang
baik, dan sesekali memberikan penghargaan bagi siswa yang berkarakter baik seperti memberi pujian dan memberikan peringatan
bagi siswa yang perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik. Salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dengan baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan di
Sekolah ini sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid,
menanamkan sikap disiplin kepada siswa.
1
. b.
Wawancara dengan Guru Kelas VI-2 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Guru kelas VI-2
SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa karakter siswasiswi kelas VI-2 sudah semakin baik dibandingkan saat awal masuk tahun ajaran
baru mereka sudah lebih baik. Hal itu terjadi karena beliau selalu menanamkan nilai
– nilai karakter secara berkelanjutan dengan cara mengajak siswa untuk jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun,
toleransi dan lain -lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran yang diampu, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Beliau juga memberikan motivasi kepada siswa agar
1
Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016
berkarakter, maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang baik-baik, jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal
tersebut. Strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai -nilai karakter yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku,
misalanya contoh-contoh yang baik yang harus dilakukan bagi yang tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana belajar
yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam masyarakat misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan
teladan, dan memberi contoh tentang apa yang diucapkan.. Berusaha membuat kelas aman, nyaman dan menyenangkan dengan
menggunakan media yang tersedia dan metode pembelajran yang tepat. Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari
infoberita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet tentang masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat untuk
pembelajaran karakter siswa. Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup
dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa siswa dengan sistem acak
tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana berdoa tenang.Untuk menambah karakter religius siswa siswi beliau
mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya, contohnya ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk sholat berjamaah
dimasjid dan siswa yang berragama lain diarahkan untuk memasuki ruang ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedangkan
untuk siswa perempuan muslim yang sedang berhalang diarahkan agar berada di dalam kelas dan tidak berisik.
Untuk melatih sikap jujur dimulai dari hal kecil seperti ketika mereka mengerjakan latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk
mencontek ataupun melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka
terbiasa ketika ujian, mereka tidak bergantung pada contekan. Sedangakan untuk melatih toleransi caranya yaitu dengan
memberikan himbauan atau pengetahuan pada siswa bahwa Indonesia itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama, seperti
sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama sehingga mereka harus memiliki sikap toleransi. Cara lainnya dengan
mereka berdiskusi, kerja kelompok, toleransi beragama dan berteman, tidak menyinggung orang lain.. Kemudian semangat kebangsaan dan
cinta tanah air yang merupakan ciri mata pelajaran PKn, cara melatihnya dengan mengajak siswa untuk ikut upacara bendera setiap
hari senin, upacara-upacara hari nasional atau yang memperingati pahlawan-pahlawan, selaian itu saya juga mengajak siswa untuk
memajang gambar-gambar pahlawan, pancasila, dan presidan wakil presiden di dinding kelas, dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita
misalnya siswa tugasnya belajar, selain itu dalam materi pelajaran sendiri ada proklamasi, dan norma -norma.
Rasa demokrasi ditunjukkan dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri untuk mengemukakan pendapat,
mengeluarkan apa yang dalam hati atau unek-unek dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berani berbicara,
membuat suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan kedekatan antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan
siswa maka siswa akan cenderung berani. Selain itu ada beliau juga mengajak siswa untuk Melakukan musyawarah dengan mengajak
siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat pemilihan ketua kelas maka diadakan musyawarah, saya juga sering memberikan
contoh bermusyawarah misalnya saya bermusyawarah dengan siswa untuk menentukan waktu ulangan.
Rasa peduli
sosial juga
diajarkan dengan
dengan mengumpulkan iuran DANSOS dana sosia setiap hari selasa yang
digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami
musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang yang
sedang kesusahan. Nilai –nilai karakter diatas selalu diingatkan dan
dihimbaukan kepada siswa agar diterapkan dalam kehidupan sehari- hari hal tersebut dilakukan disetiap pembelajaran dan biasanya di
akhir pembelajaran, dengan memberikan himbauan, motivasi dan contoh, jangan sampai guru menyuruh tapi malah tidak melakukan,
guru digugu dan ditiru.
2
c. Wawancara dengan siswaI kelas 6-II
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa, mereka selalu diberikan nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kebaikan di setiap
pembelajaran. Sebelum dan sesudah belajar mereka berdoa dengan tenang meskipun ada beberapa siswa bercanda namun hal itu jarang
sekali terjadi. Untuk menunjukkan nilai kejujuran mereka tidak boleh mencontek ketika mengerjakan latihan atau ulangan kemudian jika
mereka menemukan uang langsung melaporkan ke Guru serta mengaku salah jika berbuat mereka berbuat salah.
Nilai toleransi ditunjukkan dengan menjaga kerukunan antar teman, dan menghormati orang lain, tidak boleh mengejek satu sama
lain meskipun berbeda agama ataupun suku. Nilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air ditunjukkan dengan cara mengikuti
upacara dengan tertib, tdak bercanda ataupun mengobrol, mengenal dan memiliki semangat kepahlawanan, bangga dengan kekayaan
Indonesia dengan menjaga dan melestarikan kekayaan tersebut.
Mereka juga memiliki sikap hormat kepada guru dengan cara
mengucapkan salam ketika bertemu, bersikap sopan seperti tidak memotong pembicaraan guru, dll. Selain itu mereka juga
menghormati
petugas-petugas sekolah
dengan bersikap ramah kepada petugas sekolah seperti berkata permisi saat OB sedang mengepel,
2
Endah Suwarni, Wali Kelas VI SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016
berterima kasih saat satpam menolong kita menyebrang jalan. Guru selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka akan
mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab. Mereka melakukan musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah,
musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain. Lalu apabila ada teman atau orang yang mengalami mereka menolongnya.
3
4.
Deskripsi hasil observasi karakter siswa
Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal. Setiap hari ada program-program yang dijalankan sekolah untuk
membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil observasi peneliti ada beberapa nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT: 1.
Religius Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan
Tuhan. Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai- nilai ketuhanan atau ajaran agama. Nilai religius yang terlihat pada
siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dengan melaksanakan Sholat Dhuha setiap pagi, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat dzuhur
berjamaah dan ibadah untuk agama lain pada pukul 12.00. Mendengarkan tausiyah pada hari jumat pagi.
2. Toleransi
Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan. Toleransi terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu
kesatuan yang utuh. SD Dharma Karya UT aalah sekolah umum yang terdiri dari 5 agama dimana siswanya harus memiliki sikap toleransi
agar terjadinya kerukunan. Toleransi pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT terlihat ketika belajar berkelompok mereka mau bekerjasama
dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis kemudian mereka juga saling menghargai pendapat satu sama lain.
3
Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016
3. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan mayarakat yang membutuhkan.
Sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai sikap peduli sosial. Karakter peduli sosial pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dapat
terlihat dengan cara menghormati petugas-petugas sekolah dengan cara memberi senyum, menyapa, dan salam. Selain itu karakter peduli sosial
terlihat ketika membantu teman yang sedang memerlukan bantuan. 4.
Semangat Kebangsaan Siswa
yang memiliki
semangat kebangsaan
mampu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Semangat kebangsaan yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT adalah pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar ketika berbicara didepan kelas ataupun berbicara bersama temannya serta semangat ketika menyanyikan lagu-
lagu perjuangan ketika upacara ataupun dikelas. Meskipun ada beberapa anak yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa rumah.
5. Cinta Tanah Air
Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada peserta didik agar mereka bisa memiliki rasa cinta yang begitu besar
kepada negara. Bentuk rasa cinta tanah air diperlihatkan siswa kelas VI SD Dharma Karya UT ketika mereka mengikuti kegiatan upacara
bendera pada hari senin ditsmbah lagi ketika memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April mereka mengenakan pakaian batik yang
merupakan ciri khas Indonesia dan berpartisipasi dalam kegiatan lomba nasi tumpeng. Hal tersebut merupakan salah satu cara menanamkan
karakter cinta tanah air kepada peserta didik. 6.
Demokratis Karakter demokratis dapat dilihat ketika pemungutan suara saat
pemilihan ketua kelas, membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman kemudian menerima kekalahan dalam pemilihan dengan
ikhlas dan melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya. Hal tersebut biasa dilakukan terutama ketika
pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup karena pada saat pelajaran tersebut seluruh siswa kelas VI yang terdiri dari 4 robel bergabung
menjadi satu. Setiap kegiatan mereka selalu bermusyawarah mulai dari pembuatan tata tertib, piket, serta hukuman yang akan dilaksanakan bila
melanggar tata tertib tersebut. 7.
Jujur Jujur merupakan hal penting dalam kehidupan manusia.
Kejujuran benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena itu, SD Dharma Karya UT sangat memperhatikan masalah kejujuran.
Kejujuran yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT antara lain dengan berkata sesuatu yang benar meskipun akan dimarahi
oleh guru, kemudian tidak mencontek ketika ulangan bahkan ketika latihanpun siswa kelas VI SD Dharma Karya UT tidak dibolehkan
untuk mencontek mereka dibiasakan untuk mengerjakan soal secara mandiri. Kemudian jika mereka menemukan uang milik orang lain
mereka memberikannya ke guru piket.