Flora Fauna Kondisi Biologi

13 batuan beku, kompleks podsolik merah kuning latosol dan litosol, kompleks podsolik coklat, podsolik dan litosol, serta kompleks resina dan litosol.

3.3.3. Iklim

Iklim Aceh dideskripsikan sebagai tropis dengan kelembaban yang tinggi 80-90 dan variasi kecil pada temperatur harian 25-27 °C sepanjang musim. Rataan temperatur tahunan bervariasi pada ketinggian yang berbeda, mulai dari 26°C pada 0 mdpl dan turun sekitar 0,52°C untuk setiap penambahan ketinggian 100 m. Sementara dataran rendah yang panas dan lembab memiliki rataan suhu tanah tahunan di atas 22°C, dan puncak gunung mempunyai rataan antara 0-8°C 3000m ke atas. Kecepatan angin secara umum rendah, berkisar antara 1,5 – 2,5 mdetik. Daerah Aceh dapat digolongkan ke dalam 11 tipe curah hujan, berdasar pada angka rataan jangka panjang dari bulan basah dan bulan kering. Curah hujan tahunan rata-rata di Aceh bervariasi, hal ini disebabkan oleh hubungan timbal balik yang kompleks antara topografi dan hujan. Daerah dengan curah hujan paling tinggi terletak di sepanjang pantai barat dan daratan sepanjang pegunungan Barisan, yaitu sebesar 3000 mm hingga 5000 mm per tahun. Kebalikannya, curah hujan tahunan rata-rata di beberapa daerah sepanjang pantai utara dan pantai timur hanya berkisar antara 1000 mm hingga 1500 mm, yaitu pada lembah pegunungan antara Takengon dan Owaq di Aceh Tengah. Pada sistem klasifikasi ini, pantai barat Aceh kaki bukit, dan Bukit Barisan timur termasuk dalam golongan sangat basah tipe A dan Af 9 bulan basah dan 2 bulan kering. Sementara daerah paling kering terletak di lembah Kreung Aceh dan pantai timur laut Aceh, yaitu tipe E2 3 bulan basah dan 2-3 bulan kering.

3.4. Kondisi Biologi

3.4.1. Flora

Kawasan ekosistem Ulu masen ditumbuhi berbagi jenis flora mulai dari tanaman bernilai ekonomi tinggi sampai semak belukar. Berbagai jenis tanaman yang dapat di jumpai di ekosistem Ulu masen antara lain lain meranti, keruing, shorea, dan pohon kapur Dryobalanops aromatica. Pohon buah-buahan antara lain jeruk hutan Citrus macroptera, durian hutan Durio exeleyanus dan D. 14 Zibethinus, menteng Baccaurea motleyana dan B. racemosa, dukuh Lancium domesticum, mangga Mangifera foetida dan M. quadrifolia, rukem Flacaourtia rukam, dan rambutan Nephelium lappaceum. Selain jenis tersebut juga dapat ditemukan rotan merupakan plasma nutfah penting bagi kawasan ini, palm daun sang Johannesteijsmania altifrons yang merupakan jenis yang hanya terdapat di daerah Langkat, tanaman obat- obatan kemenyan dan kayu manis, beberapa jenis bunga raflesia Rafflesia cropylosa, R. atjehensis, R. hasseltii, dan Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter, serta berbagai tumbuhan pencekik ara.

3.4.2. Fauna

Ekosistem Ulu Masen memiliki keanekaragaman fauna yang tinggi. Berbagai jenis satwaliar yang dapat dijumpai diantaranya mamalia. Burung dan reptile. Jenis mamalia yang dapat dijumapai diantaranya lain orangutan Pongo pygmaeus, serudung Hylobates lar, kedih Presbytis thomasi, siamang Symphalangus sindactylus, linsang Prionodon linsang, kukang Nycticebus coucang, kucing emas Catopuma temmincki, pulusan Arctonyx collaris, bajing terbang Lariscus insignis, harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, ajak Cuon alpinus, harimau dahan Neofelis nebulosa, beruang madu Helarctos malayanus, gajah sumatera Elephas maximus sumatranus, rusa sambar Cervus unicolor, kijang Muntiacus muntjak, badak sumatera Dicerorhinus sumatraensis, kambing hutan Capricornis sumatraensis, tapir Tapirus indicus. Selain mamalia tersebut juga terdapat jenis burung dan dan reptil yaitu: kuntul kerbau Bubulcus ibis, kuntul Egretta sp, itik liar Cairina sp, rajawali kerdil Microhierax spp, rangkong Buceros bicornis, julang emas Rhiticeros undulatus, dan kangkareng Anthracoceros convextus. PETA LOKASI PENELITIAN HARIMAU TRANSLOKASI

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Tempat

Penelitian tentang adaptasi harimau sumatra hasil translokasi dilakukan di Hutan Blangraweu, Kawasan Ekosistem Ulu Masen. Secara administratif lokasi penelitian berada pada Kecamtan Mane dan Geumpang, Kabupaten Pidie serta Kecamatan Meureudue, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada Desember 2009 sampai Mei 2010. Tipe hutan yang terdapat pada lokasi penelitian adalah hutan primer, hutan sekunder dan padang rumput. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Peta lokasi penelitian.

4.2. Peralatan yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah perangkap kamera tipe Reconyx dan DLC, baterai Alkaline, Silica gel, kamera digital Nikon D40, Global Positioning System GPS, kompas, peta kerja, pengukur waktu jam, meteran, worksheet dan alat tulis. Untuk membantu analisis data menggunakan bantuan perangkat komputer yang dilengkapi program Microsoft Excel 2007, Arc GIS 9.3 dengan ekstensi Hawth’s Tools dan Google Earth 6.0.