5.2.3.4. Keberadaan Air
Sungai merupakan sumber air utama bagi harimau serta satwa mangsanya. Dalam memenuhi kebutuhannya, umumnya pada daerah jelajah individu harimau
akan terdapat satu atau beberapa sungai. Bagi harimau, sungai sangat krusial karena selain untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, harimau juga
membutuhkan air untuk mendinginkan tubuhnya. Terdapat satu sungai besar yang menjadi muara bagi banyak anak sungai
di sekitar Blangraweu yaitu sungai Meureudu. Daerah Blangraweu yang berkontur rapat serta berbukit-bukit membentuk banyak lipatan dan menjadi banyak sungai.
Daerah seperti ini sangat cocok untuk menjadi habitat harimau. Selain sungai, keberadaan kubangan juga sangat membantu harimau ketika berjalan cukup jauh
dari sungai, terutama ketika musim penghujan. Meskipun terdesak oleh harimau residen, harimau translokasi tidak ada
masalah sama sekali dalam memenuhi kebutuhan airnya. Harimau translokasi menghabiskan sebagian besar perjalanannya tidak jauh dari sungai. Tercatat 55
titik berjarak kurang dari 1 km dari sungai. Hanya 8 titik yang berjarak lebih dari 3 km. Sebagian besar perjalanannya melewati banyak sungai dan kadang
menyeberang sungai besar.
5.2.3.5. Potensi Gangguan
Secara umum keseluruhan kawasan hutan Blangraweu di daerah Selatan memiliki kondisi hutan yang relatif baik. Sedangkan pada daerah Utara,
keberadaan ladang yang jauh hingga mendekati daerah padang rumput cukup berpotensi mengganggu habitat hutan Blangraweu. Ancaman tersebut
dikategorikan sebagai berikut.
a. Perburuan harimau
Kegiatan perburuan sebenarnya mulai berkurang dan sempat terhenti selama bergejolaknya konflik antara Gerakan Aceh Merdeka GAM dengan
pemerintahan RI. Namun setelah damai, perburuan kembali marak. Pemerintah bekerja sama dengan LSM mencoba untuk menghentikan perburuan tersebut. Di
daerah Selatan, banyak mantan pemburu harimau yang kemudian direkrut menjadi pasukan penjaga hutan Ranger yang dibina oleh FFI Aceh bekerjasama
dengan dinas kehutanan propinsi Aceh. Hasil wawancara dengan masyarakat juga menunjukkan bahwa masyarakat telah sadar bahwa harimau penting untuk
mengontrol babi agar tidak masuk ke lading. Namun demikian menurut cerita dari ranger perburuan masih terjadi meskipun secara sembunyi-sembunyi.
Kemudian di daerah Utara sendiri belum ada penanganan sehingga masyarakat kemungkinan masih memburu harimau. Penjualan kulit harimau hasil translokasi
yang mati di daerah ini juga menunjukkan bahwa masih terjadi transaksi untuk tubuh harimau.
b. Perburuan satwa mangsa harimau
Perburuan satwa mangsa harimau pada kawasan ini umumnya dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan daging masyarakat sekitar kawasan karena tidak
adanya pasokan daging konsumsi baik sapi atau kambing bagi masyarakat sekitar kawasan. Maka dari itu, satwa yang umum ditangkap adalah rusa dan kijang.
Perburuan rusa dan kijang dilakukan secara tradisional menggunakan jerat tali atau dalam bahasa lokal disebut taren.
Keberadaan perburuan rusa dan kijang diketahui melalui banyak jerat taren terpasang yang ditinggalkan pemburu disepanjang jalur pemasangan
perangkap kamera terutama pada hutan-hutan yang dekat dengan pemukiman dan memiliki akses yang realtif mudah. Selain itu juga sempat terjadi perjumpaan
langsung dengan 3 orang pemburu rusa yang sedang membawa rusa hasil buruannya. Perangkap kamera juga beberapa kali menangkap pemburu yang
sedang pulang membawa hasil buruannya.
c. Penebangan liar