BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.Bank Bukopin
Bank Bukopin merupakan salah satu bank swasta nasional yang pada awalnya memiliki badan hukum koperasi. Dengan landasan usaha yang
lebih kokoh, Bank Bukopin selalu berupaya untuk mengembangkan produk dan jasa yang inovatif serta fokus pada segmen usaha yang kompetitif dan
dikuasai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dimasa mendatang. Bank Bukopin melakukan berbagai inovasi untuk mencari berbagai sumber
dana dan peluang penyaluran kredit dalam rangka menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menangani transaksi bisnis nasabah mulai dari hulu sampai hilir serta menjangkau sektor terkecil.
Swamitra merupakan nama dari suatu bentuk kerjasama atau kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi. Kerjasama ini bertujuan untuk
mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi network dan dukungan sistem manajemen.
Pengembangan ini akan berdampak kepada kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kerjasama atau kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan yang sama untuk
menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi koperasi maupun Bank Bukopin.
4.1.2.Visi dan Misi Bank Bukopin
Cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Bank Bukopin dinyatakan secara eksplisit dengan pernyataan visi dan misinya. Visi Bank Bukopin adalah
menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan. Visi tersebut dijabarkan dalam pernyataan misi sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. 2. Berperan dalam pengembangan koperasi dan usaha kecil.
3. Meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.
Sedangkan nilai-nilai yang dipegang adalah menjunjung tinggi profesionalisme dan kode etik perbankan dan pelayanan prima kepada
nasabah dengan kompetensi dan integritas dari karyawan. Perwujudan dari misi dan keyakinan Bank Bukopin terhadap eksistensi
perkoperasian dan lembaga keuangan mikro adalah pembentukan swamitra. Sebagai bank yang didirikan oleh gerakan koperasi yang smengemban misi
pengembangan usaha kecil dan koperasi, swamitra diharapkan dapat mempermudah pengusaha kecil yang tergabung dalam koperasi untuk
memperoleh akses terhadap permodalan, pengelolaan likuiditas yang efektif dan transaksi keuangan yang efisien. Kesemuanya ini akan sangat
mendukung pemberdayaan dan pertumbuhan koperasi dan usaha kecil dalam wadah swamitra.
4.1.3.Struktur Organisasi Swamitra
Seluruh operasional swamitra berada dalam pengawasan divisi usaha koperasi, kecil dan mikro Bank Bukopin. Direktur usaha kecil, koperasi dan
menengah membawahi langsung grup usaha mikro group head micro banking wilayah Jabodetabek dan di luar Jabodetabek yang menangani
operasional swamitra. Hal yang melatarbelakangi pendirian divisi tersebut adalah adanya usaha Bank Bukopin untuk menjangkau lapisan usaha
terkecil dalam menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi dimana koperasi dan pengusaha kecil sering menemui kendala dalam meraih
dukungan dari lembaga perbankan. Swamitra yang dioperasikan Bank Bukopin Cabang Bogor secara umum
memiliki kondisi yang sama. Struktur organisasi pelaksanaan tugas swamitra dipimpin oleh manager operasi yang membawahi bagian credit
support, operasional, collector, dan internal control. Fungsi dan tugas dari masing-masing petugas swamitra adalah :
1 Manager operasi, merupakan penanggung jawab serta mengkoordinir seluruh kegiatan operasional simpan pinjam seperti jalannya swamitra
baik segi bisnis maupun operasi, serta pelaksanaan sistem dan prosedur kepada Bank Bukopin.
2 Credit support, mempunyai tugas dan tanggung jawab transaksi jaminan, menganalisa dan memberikan laporan aspek yuridis
mengenai subyek dan obyek hukum calon nasabah. 3 Operasional, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai teller,
customer service,
melaksanakan transaksi
dan administrasi
pembukuan harian, mingguan, dan bulanan. 4 Collector, mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi penagihan.
5 Internal control, mempunyai tugas untuk melakukan kontrol fungsi kegiatan operasional unit simpan pinjam swamitra seperti kontrol
pelaksanaan, kontrol prosedur, dan melaksanakan verifikasi transaksi.
Gambar 3. Struktur organisasi swamitra
4.1.4.Prosedur dan Persyaratan Pinjaman
Adapun prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur untuk melakukan pinjaman di swamitra antara lain:
1 Data pribadi : KTP suami dan istri, kartu keluarga, SPPT PBB terbaru, rekening listrik terbaru, rekening telepon terbaru.
2 Data jaminan kendaraan : STNK dan nota pajak, BPKB, pinjaman dengan BPKB mobil atau sepeda motor berupa kendaraan pribadi
dengan tahun pembuatan 5 tahun terakhir, faktur kendaraan, kwitansi blanko 3 Lembar dan kwitansi pembelian , buku kier untuk pick
up.
Supervisi AO UKKM Bank Bukopin
Manager Operasi
Credit Support Operasional
Collector Internal
Control
3 Data jaminan sertifikat : sertifikat-setifikat seperti tanah dan bangunan serta akte jual beli atas nama permohonan kredit.
Adapun tingkat jumlah peminjaman tergantung kepada kemampuan debitur dalam memenuhi persyaratan. Syarat-syarat peminjaman harus
menggunakan atas nama peminjam, jika tidak harus melalui proses balik nama terlebih dahulu. Swamitra juga melayani pinjaman besar dengan
jumlah Rp. 100 juta ke atas sehingga proses prosedur peminjaman tidak hanya menjadi keputusan pihak swamitra tetapi juga melibatkan Bank
Bukopin Cabang Bogor.
4.1.5.Kantor Cabang Swamitra
Dalam kegiatan operasional sehari-hari, Bank Bukopin Cabang Bogor membawahi empat unit swamitra, akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi
menjadi tiga unit saja yaitu: 1
Swamitra Syari’ah Al-Barokah Usaha Simpan Pinjam USP Swamitra Al-Barokah terbentuknya
berawal dari minimnya pengetahuan Koperasi Pondok Pesantren Kopontren Al-Barokah mengenai manajemen koperasi, terutama
cara yang benar dalam mengelola usaha kredit simpan pinjam. Selain itu juga terdapat kendala kurangnya permodalan dalam memenuhi
kebutuhan para angota dalam pendanaan pinjaman yang mulai meningkat. USP yang dijalankan Kopontren Al-Barokah tidak mampu
melayani semua anggota maupun calon anggotanya karena keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai pengelolaan simpan
pinjam yang benar dan terarah. Oleh karena itu dilakukan kerja sama dengan Bank Bukopin Cabang Bogor dan didirikanlah swamitra
Syari’ah Al-Barokah. 2 Swamitra Cileungsi
Usaha Simpan Pinjam USP Swamitra Cileungsi terbentuknya berawal dari minimnya pengetahuan Koperasi Pasar Koppas
Cileungsi mengenai manajemen koperasi, terutama cara yang benar dalam mengelola usaha kredit simpan pinjam. Selain itu juga terdapat
kendala kurangnya permodalan dalam memenuhi kebutuhan para
angota dalam pendanaan pinjaman yang mulai meningkat. USP yang dijalankan Koppas Cileungsi tidak mampu melayani semua anggota
maupun calon anggotanya karena keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai pengelolaan simpan pinjam yang benar dan terarah. Oleh
karena itu dilakukan kerja sama dengan Bank Bukopin Cabang Bogor dan didirikanlah USP Swamitra Cileungsi.
3 Swamitra Giri Bhakti Usaha Simpan Pinjam USP Swamitra Giri Bhakti terbentuknya
berawal dari minimnya pengetahuan Koperasi Pasar Koppas Anyar mengenai manajemen koperasi, terutama cara yang benar dalam
mengelola usaha kredit simpan pinjam. Selain itu juga terdapat kendala kurangnya permodalan dalam memenuhi kebutuhan para
angota dalam pendanaan pinjaman yang mulai meningkat. USP yang dijalankan Koppas Anyar tidak mampu melayani semua anggota
maupun calon anggotanya karena keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai pengelolaan simpan pinjam yang benar dan terarah. Oleh
karena itu dilakukan kerja sama dengan Bank Bukopin Cabang Bogor dan didirikanlah USP Swamitra Giri Bhakti.
4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Demografi Responden