Kesimpulan Daftar Pustaka Seleksi Dan Studi Pewarisan Serta Pengembangan Marka Ssr Penanda Ketahanan Terhadap Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia Solanacearum) Pada Tomat
3. Area under the disease progress curve AUDPC
Yaitu suatu perhitungan kuantitatif untuk mempermudah mengambbil kesimpulan mengenai intensitas serangan suatu penyakit kejadian
atau keparahan penyakit yang berkembang dalam suatu periode waktu.
AUDPC =
∑ ............. 5
Keterangan : X
i
t
i
= =
Nilai kejadian atau keparahan penyakit pada waktu ke-i Waktu ke-i
4. Tanaman Hidup
Persentase tanaman hidup per genotipe dihitung pada hari ketigapuluh setelah inokulasi.
5. Respon Ketahanan
Respon ketahanan setiap genotipe ditunjukkan berdasarkan kejadian penyakit menggunakan metode Peter et al. 1993 yang dimodifikasi
Tabel 4.
Tabel 4 Respon ketahanan tomat terhadap penyakit layu bakteri R. solanacearum
berdasarkan kejadian penyakit
Kejadian penyakit Respon ketahanan
0 ≤ X 5 5 ≤ X ≤ 20
20 X ≤ 40 40 X ≤ 60
60 X ≤ 80 80
Sangat Tahan Tahan
Agak Tahan Agak Rentan
Rentan Sangat Rentan
Data peubah hasil pengamatan akan dianalisa, yang meliputi: 1.
Efek maternal Pengaruh tetua betina pada pewarisan karakter ketahanan terhadap
penyakit layu bakteri pada tomat dianalisis dengan cara membandingkan tanaman F
1
dan F
1R
yang telah diinokulasi. Peubah yang digunakan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, AUDPC, dan respon
ketahanan. 2.
Derajat dominansi Pendugaan aksi gen pengendali karakter ketahanan tomat terhadap
penyakit layu bakteri dilakukan dengan penghitungan derajat dominansi menggunakan rumus pendugaan potensi rasio hp Petr 1959. Peubah
yang digunakan adalah persentase tanaman hidup.
hp =
̅̅̅̅ - ̅̅̅̅
............. 6 ̅̅̅̅ -
̅̅̅̅
Keterangan :
hp ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
= =
= =
Potensi rasio Rata-rata nilai F
1
Rata-rata nilai tetua tertinggi Nilai tengah kedua tetua
Berdasarkan nilai potensi rasio maka aksi gen diklasifikasikan seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Klasifikasi derajat dominansi berdasarkan nilai potensi rasio hp
Kisaran nilai hp Derajat dominansi
hp = 0 hp = 1 atau hp = -1
0 hp 1 -1 hp 0
hp 1 atau hp -1 Tidak ada dominansi
Dominan atau resesif sempurna Dominan tidak sempurna
Resesif dengan aksi gen tidak penuh Overdominan
3. Estimasi jumlah gen pengendali
Sebaran frekuensi populasi F
2
diuji untuk melihat sebaran yang dimiliki normal atau tidak dengan peubah respon ketahanan. Pendugaan jumlah
gen pengendali berdasarkan sebaran frekuensi populasi F
2
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1 Sifat kuantitatif, apabila data menyebar secara kontinyu.
2 Sifat kualitatif, apabila data menyebar secara diskontinyu sehingga
pendugaan jumlah gen dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat χ
2
untuk menguji kesesuaian nilai pengamatan dengan nilai harapan. Jika nilai χ
2
hitung lebih kecil dari χ
2
tabel, maka sebaran populasi F
2
mengikuti nisbah fenotipik yang diharapkan. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010
.
χ
2
= ∑
............. 7 Keterangan
: O
i
E
i
= =
Nilai pengamatan Nilai harapan
Beberapa nisbah fenotipik yang diperoleh dalam penelitian pewarisan ketahanan terhadap penyakit yang dikendalikan oleh gen mayor pada
berbagai tanaman tercantum pada Tabel 6 Sastrosumarjo 1987.
Tabel 6 Nisbah fenotipik frekuensi karakter resistensi tanaman terhadap penyakit yang dikendalikan oleh gen mayor dalam populasi
bersegregasi F
2 No
Tipe ketahanan Tahan
T Agak
tahan AT
Agak rentan
AR Rentan
R 1.
Ketahanan dikendalikan 1 pasang gen a.
Dominan penuh b.
Resesif c.
Tidak ada dominansi 3
1 1
- -
2 -
- -
1 3
1 2.
Ketahanan dikendalikan 2 pasang gen a.
Dominan penuh pada kedua lokus A dan B 9
3 3
1 b.
Resesif epistasis, aa epistatik terhadap B dan b 9
3 -
4 c.
Dominan epistasis, A epistatik terhadap B dan b 12
- 3
1 d.
Dominan dan resesif epistasis, A epistatik terhadap B dan b; bb epistatik terhadap A dan a
13 -
- 3
e. Duplikat resesif epistasis, aa epistatik terhadap B dan
b; bb epistatik terhadap A dan a 9
- -
7 f.
Duplikat dominan epistasis, A epistatik terhadap B; B epistatik terhadap A dan a
15 -
- 1
g. Interaksi duplikat
9 6
- 1
h. Interaksi kompleks
10 3
- 3
3. Ketahanan dikendalikan oleh 3 pasang gen.
Interaksi epistasis: a.
b. c.
d. 37
45 55
27 -
- -
9 -
- -
9 27
19 9
19
Sumber: Sastrosumarjo 1987.