9 D
A
: total kebutuhan air m
3
tahun N
: jumlah penduduk jiwa KHL
A
: Kebutuhan air untuk hidup layak 1600 m
3
airkapitatahun 2 x 800 m
3
airkapitatahun, 800 m
3
airkapitatahun adalah kebutuhan air untuk keperluan domestik dan untuk menghasilkan pangan 2,0 adalah faktor koreksi untuk memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang mencakup
kebutuhan pangan, domestik dan lainnya. Kebutuhan air untuk wilayah Kampus IPB Dramaga dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa
dan staf, serta jenis gedung yang terdapat di dalam kampus. Menurut Noerbambang dan Morimura 2000 kebutuhan air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 10.
Q
d
= 1.20 × N
p
× Pemakaian air rata-rata sehari ......................................................................... 10 dengan:
Q
d
: pemakaian air sehari N
p
: jumlah pemakai T
: jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari Konstanta pemakaian air rata-rata sehari disajikan pada Lampiran 1, sedangkan 1.20
merupakan konstanta 20 penambahan untuk mengatasi kebocoran pancuran air, tambahan air untuk pemanas atau mesin pendingin gedung, penyiraman tanaman. Kebutuhan air
Kriteria status daya dukung lingkungan berbasis neraca air tidak cukup dinyatakan dengan “surplus-defisit” saja namun untuk menunjukkan besaran relatif, perlu juga dinyatakan dengan nilai
“supplydemand”. Kriteria penetapan status daya dukung lingkungan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria penetapan status DDL-Air
Kriteria Status DDL-air
Rasio supplydemand 2 Daya dukung lingkungan aman sustain
Rasio supplydemand 1-2 Daya dukung lingkungan aman bersyarat conditional sustain
Rasio supplydemand 1 Daya dukung lingkungan telah terlampaui overshoot
Sumber: Prastowo, 2010
2.3.2 Zona Agroklimat
Klasifikasi iklim adalah suatu metode untuk memperoleh efesiensi informasi dalam bentuk yang umum dan sederhana. Oleh karena itu, analisis stastistik unsur-unsur iklim dapat dilakukan
untuk menjelaskan dan memberi batas pada tipe-tipe iklim secara kuantitatif, umum dan sederhana Impron dan Handoko, 1993.
Tabel 6. Zona agroklimat utama berdasarkan klasifikasi Oldeman Tipe Utama
Jumlah bulan basah berturut-turut A
9 B
7-9 C
5-6 D
3-4 E
3 Sub Divisi
Jumlah bulan kering berturut-turut 1
2 2
2-3 3
4-6 4
6
10 Oldeman 1975 dalam Impron dan Handoko 1993 telah membuat sistem klasifikasi yang
dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan yang didasarkan jumlah bulan basah berturut-turut dan jumlah bulan kering berturut-turut.
Menurut Oldeman 1975 dalam Rustiadi et al, 2010 konsep agroklimat, dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Konsep agroklimat suatu wilayah ditentukan oleh kondisi bulan basah dan bulan
kering yang terjadi sepanjang tahun. Tipe agroklimat ini menujukkan kesesuaian pola tanam yang dapat diterapkan pada suatu wilayah, dengan mempertimbangkan daya dukung sumberdaya iklim
curah hujan. Tabel 7. Penjabaran tipe agroklimat menurut Oldeman
Tipe Agriklimat Penjelasan
A1, A2 Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena pada
umumnya kerapatan fluks radiasi surya rendah sepanjang tahun B1
Sesuai untuk padi terus menerus dengan perencanaan awal musim tanam yang baik. Produksi tinggi bila panen pada kemarau
B2 Dapat tanam padi dua kali setahun dengan varietas umur pendek dan musim
kering yang pendek cukup untuk tanaman palawija C1
Tanaman padi dapat sekali dan palawija dua kali setahun C2, C3, C4
Setahun hanya dapat satu kali padi dan penanaman palawija yang kedua hati-hati jangan jatuh pada bulan kering
D1 Tanaman padi umur pendek satu kali dan biasanya produksi bias tinggi
karena fluks radiasi tinggi. Waktu tanam palawija cukup D2, D3, D4
Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun, tergantung pada adanya persediaan air irigasi
E Daerah ini umumnya terlalu kering, mungkin hanya dapat satu kali palawija,
itu pun tergantung adanya hujan.
2.3.3 Potensi Suplai Air