BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  Bioteknologi  Lingkungan  Pusat Penelitian  Lingkungan  Hidup  Institut  Pertanian  Bogor  PPLH  IPB  dari  bulan
Maret hingga Juli 2011.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan  yang  digunakan  dalam  persiapan  media  yaitu  meliputi timbangan  analitik,  gelas  ukur,  pipet,  labu  erlenmeyer,  labu  takar,  gelas  piala,
pengaduk, botol kultur dan  autoclave. Sedangkan untuk kegiatan penanaman alat- alat  yang  digunakan  antara  lain  laminar  air  flowcabinet,  handsprayer,  lampu
bunsen, pinset, pisau, scalpel, tissue, dan cawan petri. Bahan-bahan  yang  diperlukan  dalam  pembuatan  media  antara  lain  agar-
agar,  gula  pasir,  air  steril,  larutan  stok  media  MS,  BAP,  propolis,  dan  PPM. Sedangkan untuk kegiatan sterilisasi dan penanaman bahan-bahan yang digunakan
yaitu  deterjen,  fungisida  dan  bakterisida,  clorox,  HgCl
2
,  betadine,  air  steril, alkohol  dan  eksplan  Pulai  Alstonia  scholaris  L.  R.  Br  bagian  titik  tumbuh.
Bahan  eksplan    pulai    merupakan  jenis  pulai  darat  yang  berasal  dari  PT.  Xylo Indah Pratama yang didatangkan dari pulau Sumatra.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Sterilisasi alat dan media Kultur
Alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan kultur jaringan seperti botol kultur, pinset, scalpel, cawan petri, pipet, pengaduk, gelas piala, labu takar dicuci
bersih  menggunakan  detergen.  Kemudian,  alat-alat  yang  digunakan  dalam penanaman  disterilisasi  dengan  membungkus  alat-alat  tersebut  menggunakan
kertas tebal dan selanjutnya semua alat-alat tersebut diautoclave pada suhu 121 ⁰C
-126 ⁰C dan tekanan 1,5 atm  selama 60 menit. Sedangkan untuk media yang telah
dimasukan  ke  dalam  botol  kultur  lalu  dimasukan  ke  dalam  autoclave  pada  suhu 121
⁰C -126⁰C dan tekanan 1,5 atm selama 20 menit.
3.3.2 Sterilisasi lingkungan kerja
Pembersihan  laboratorium  dilakukan  setiap  hari  terutama  untuk penyeleksian botol kultur yang terkontaminasi. Pengepelan dan penyemprotan rak
kultur  dengan  alkohol  juga  dilakukan  secara  berkala.  Pembersihan  tempat  kerja laminar  air  flow  cabinet  dapat  dilakukan  dengan  mengelap  permukaan  atau
meja kerja menggunakan kapas atau tisu yang telah disemprot alkohol 70. Lalu, sebelum dan selama pemakaian, blower atau peniup udara dalam laminar air flow
cabinet  harus  dinyalakan  untuk  menghindari  adanya  kontaminan  yang  masuk  ke dalam  botol  kultur  ketika  penanaman.  Kemudian  sebelum  melakukan  pekerjaan
maka  dilakukan  penyemprotan  dengan  alkohol  70  terhadap  kedua  telapak tangan, botol kultur, ataupun alat-alat yang akan digunakan dalam penanaman.
3.3.3 Sterilisasi bahan tumbuhan indukan
Proses dan tahapan karantina bahan indukan meliputi : 1.  Penyemprotan dengan fungisida dan bakterisida atau antibiotika setiap sore
secara bergiliran. -
Fungisida Antracol 1 gl  dan Bakterisida Agrept 1 gl dicampur dan dilarutkan
- Antibiotika Amoxiciline 200 mll
2.  Penyemprotan dengan hormon tunas atau Hyponex hijau + GA setiap pagi secara bergiliran
- Hormon tunas 10 mll
- Hyponex Hijau 2 gl + GA 100 mll
3.  Penggunaan Dekastar N Tinggi pada media tanam 4.  Penyemprotan dengan insektisida
3.3.4 Sterilisasi bahan eksplan
Pulai  yang  sudah  dikarantina  dan  akan  diambil  sebagai  eksplan  diberi perlakuan  sterilisasi  yang  meliputi  sterilisasi  eksplan  di  luar  laminar  air  flow
cabinet dan sterilisasi eksplan di dalam laminar air flow cabinet. Adapun tahapan sterilisasi eksplan di luar lamiar air flow cabinet meliputi :
1.  Pemotongan eksplan dari bahan indukan
2.  Pengolesan dengan alkohol 70 3.  Pencucian dengan air
4.  Pencucian dengan detergen 10 menit 5.  Pencucian menggunakan air hingga bersih
Sedangkan  tahapan  sterilisasi  eksplan  di  dalam  laminar  air  flow  cabinet meliputi :
1.  Pencucian menggunakan air steril selama ± 5 menit 2.  Perendaman dengan HgCl
2
0,01 mg100 ml selama 7-10 menit 3.  Perendaman menggunakan clorox 5  selama ± 3 menit
4.  Perendaman dengan larutan betadine 0,5 ml100 ml selama 7-10 menit 5.  Pembilasan dengan air steril sebanyak 3 kali masing-masing selama 5 menit.
3.3.5  Pembuatan media 3.3.5.1  Pembuatan larutan stok
Pembuatan  larutan  stok  dilakukan  secara  terpisah  sesuai  dengan pengelompokannya  yaitu  larutan  stok  makro,  stok  mikro,  stok  Fe-EDTA,  stok
vitamin dan stok hormon BAP.Adapun rincian  komposisinya  yaitu  larutan stok makro  terdiri  dari  KNO
3
,  NH
4
NO
3,
CaCl
2.
2H
2
O,  MgSO
4.
7H
2
O  dan  KH
2
PO
4
masing-masing dibuat secara terpisah. Larutan Stok mikro terdiri dari campuran MnSO
4.
H
2
O,  ZnSO
4.
7H
2
O,  H
3
BO
3,
KI,  Na
2
MoO
4
.  2H
2
O,  CoCl.6H
2
O, 4CuSO
4.
5H
2
O.  Larutan  Stok  Fe-EDTA  terdiri  dari  campuran  senyawa C
10
H
14
N
2
Na
2
O
8
2H
2
O  Na-EDTA  dan  FeSO
4.
7H
2
O.  Larutan  stok  vitamin  terdiri dari  Thiamin  HCl,  Nicotinic  acid,  Pyridoxin  HCl,  dan  Glycin.  Larutan  stok
hormon  BAP.  Unsur  hara  yang  telah  ditimbang  beratnya  sesuai  dengan  yang telah ditentukan kemudian dilarutkan dengan 1  liter aquades. Setelah larutan stok
selesai dibuat selanjutnya disimpan di lemari es.
3.3.5.2  Pembuatan media Murashige Skoog MS dengan larutan BAP
Pembuatan  media  dimulai  dengan  pembuatan  larutan  stock  MS  dan hormon  BAP  yang  telah  dipersiapkan  sebelumnya.  Untuk  pelaksananaan
pembuatan media yaitu sebagai berikut : 1.  Menyiapkan 200 ml air aquadest dalam gelas piala
2.  Memipet  dan  memasukan  larutan  A,  B,  C,  D,  E,  F,  myo  inositol  masing- masing 5 ml, vitamin 2 ml, dan hormon BAP sebanyak 1,5 ml.
3.  Memasukan 30 gram gula pasir 4.  Menambahkan air aquadest hingga volume menjadi tepat 1000 ml
5.  Mengukur  pH  larutan  yaitu  antara  5-6,  jika  terlalu  asam  tambahkan  NAOH dan jika terlalu basa tambahkan HCl
6.  Memasukan 6 gram agar-agar kedalam larutan tersebut 7.  Memasak larutan media dalam panci hingga mendidih
8.  Menuangkan media kedalam botol kultur ±10 ml 9.  Menutup botol dengan plastik dan karet
10.  Mensterilisasikan  media  didalam  autoclave    pada  suhu  121 ⁰C-126⁰C  dan
tekanan 1,5 atm selama 20 menit. 11.  Memasukan  media-media  yang  sudah  steril  kedalam  plastik  dan  simpan  di
lemari
3.3.5.3  Pembuatan media perlakuan
Pembuatan  media  perlakuan  diawali  dengan  proses  yang  sama  ketika membuat media kontrol MS0+BAP1,5. Akan tetapi untuk media perlakuan pada
larutan  MS0+BAP1,5  ditambahkan  antibiotika  berupa    PPM  danatau  propolis sesuai dengan perlakuan yakni sebesar 0 mll, 0,5 mll, 1mll, 1,5 mll dan 2 mll.
Penambahan  antibiotika  ini  PPM  danatau  propolis  dilakukan  sebelum  larutan MS0+BAP1,5 diencerkan dengan air aquades hingga volume akhir 1 liter terdapat
pada media yang sudah lengkap. Setelah larutan media perlakuan selesai dibuat, larutan tersebut lalu diukur
dengan menggunakan pH meter. Pada umumnya pH media yang digunakan yakni 5,6-5,8, bila  larutan Ph5,8  maka dilakukan penambahan HCL dan  jika pH 5,6
maka  dilakukan  penambahan  NAOH.  Selanjutnya  larutan  media  ditambahkan dengan  agar-agar  sebanyak  6  grl  dan  dimasak  hingga  mendidih.  Setelah  itu
larutan  dituang  kedalam  botol-botol  kultur  sebanyak  10  ml.  Lalu  botol  ditutup dengan  rapat  dan  beri  label.  Langkah  selanjutnya  yaitu  melakukan  sterilisasi
media tersebut dalam autoclave pada suhu 121 ⁰C-126⁰C dengan 1,5 atm selama
20 menit.
3.3.6 Penanaman
Penanaman  eksplan  pulai  dilakukan  di  dalam  laminar  air  flow  cabinet. Setelah dilakukan sterilisasi pada eksplan kemudian eksplan dimasukan ke dalam
petridish  dan  potong  bagian  tumbuhan  yang  terkena  bahan  sterilan  lalu  tanam dalam media kultur, setelah selesai penanaman botol kultur diletakan dalam ruang
kultur.
3.4 Pengamatan
Pengamatan  dilakukan  selama  kurang  lebih  8  minggu  setelah  tanam  dan pengambilan data dilakukan setiap satu minggu sekali. Hal yang diamati yaitu :
- Jumlah  eksplan  yang  hidup  ditandai  dengan  jumlah  eksplan  yang  berwarna
kehijauan. -
Jumlah  eksplan  yang  mati  ditandai  dengan  jumlah  eksplan  yang  mengalami browning pencoklatan atau berwarna merah dan tidak muncul tunas.
- Jumlah  eksplan  yang  mengalami  kontaminasi  ditandai  dengan  adanya  jamur
cendawan dan bakteri. Selain  itu,  untuk  mengetahui  pengaruh  pemberian  antibiotika  pada
pertumbuhan eksplan pulai maka dilakukan pengamatan terhadap : -
Jumlah tunas yang tumbuh -
Pertambahan tinggi tunas -
Jumlah daun yang tumbuh
3.5  Rancangan Percobaan
Percobaan  ini  dilakukan  pada  tahap  inisiasi  dengan  jenis  eksplan  pucuk. Adapun  rancangan  percobaan  ini  dirancang  dengan  menggunakan  percobaan
faktorial dua faktor dengan dasar rancangan acak lengkap RAL. Faktor pertama adalah  jenis  antibiotika  yang terdiri dari : Plant preservative mixture PPM dan
Propolis.  Faktor  yang  kedua  yakni  konsentrasi  yang  terdiri  dari  lima  taraf  yaitu 0mll,  0,5  mll,  1  mll,  1,5  mll,  dan  2  mll.  Dengan  demikian  terdapat  5
2
=  25 perlakuan  dan  setiap  perlakuan  terdiri  dari  10  ulangan  sehingga  seluruhnya
terdapat  250  satuan  percobaan.  Setiap  satuan  percobaan    terdiri  dari  satu  botol
yang berisi satu eksplan. Berikut merupakan gambaran interaksi antar faktor dari percobaan yang dilaksanakan :
Tabel 4.  Interaksi faktor jenis antibiotika dengan konsentrasinya
PPM mll A
Propolis mll B 0 B0
0,5 B1 1 B2
1,5 B3 2 B4
0 A0 A0B0
A0B1 A0B2
A0B3 A0B4
0,5 A1 A1B0
A1B1 A1B2
A1B3 A1B4
1 A2 A2B0
A2B1 A2B2
A2B3 A2B4
1,5 A3 A3B0
A3B1 A3B2
A3B3 A3B4
2 A4 A4B0
A4B1 A4B2
A4B3 A4B4
Keterangan : A0B0 = Kontrol
3.6  Analisis Data