36
Penilaian ini berperan bagi pegawai sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan, dan potensinya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karirnya.
Tujuan penilaian kinerja akan tercapai dengan baik jika pegawai memahami dan menerima dengan baik tujuan yang ingin dicapai serta mereka
mempunyai kemampuan melakukan tugas untuk mencapai tujuan tersebut. Seorang pegawai haruslah dapat memahami dan menerima tujuan organisasi,
dengan pemahaman tersebut dia akan mengarahkan tenaga dan pikirannya sehingga tujuan yang ditetapkan organisasi dapat dicapai. Selain pemahaman dan
penerimaan akan tujuan, tentu saja kemampuan pegawai melaksanakan tugasnya haruslah ditingkatkan Sinambela, 2006: 141.
2.2.5 Sistem Penilaian Kinerja
Dalam melaksanakan pengukuran atau penilaian terhadap pelaksanaan kerja atau prestasi kerja dibutuhkan suatu sistem penilaian terhadap pelaksanaan
kerja atau prestasi kerja dibutuhkan suatu sistem penilaian yang memenuhi syarat- syarat tertentu. Menurut Wayne F.Cascio dan M.Awad dalam Soeprihanto, 2000,
9 menyebutkan syarat-syarat dari penilaian kinerja pegawai adalah : 1.
Relevance, berarti bahwa suatu sistem penilaian digunakan untuk mengukur hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya. Hubungan yang ada
kesesuaian antara hasil pekerjaan dan tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
37
2. Acceptability, berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat diterima dalam
hubungannya dengan kesuksesan dari pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi.
3. Reliability, berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat dipercaya
konsisten dan stabil, reliabilitas sistem penilaian dipengaruhi oleh waktu dan frekuensi penilaian. Dalam hubungannya dengan sistem penilaian, tingkat
reliabilitas yang tinggi apabila dua penilai atau lebih terhadap pegawai yang sama memperoleh hasil nilai yang tingkatnya relatif sama.
4. Sensitivity, berarti sistem penilaian tersebut cukup peka dalam membedakan
atau menunjukkan kegiatan yang berhasilsukses, cukup ataupun gagaljelek telah dilakukan oleh seorang pegawai.
5. Practicality, berarti bahwa sistem penilaian dapat mendukung secara langsung
tercapainya tujuan organisasi perusahaan melalui peningkatan produktivitas para karyawan.
Berdasarkan persyaratan tersebut dilakukan penilaian kinerja pegawai. Setelah itu ditentukan kriteria keberhasilan yang meliputi : kuantitas, kualitas, dan
waktu yang digunakan. Robert Becal dalam Tika, 2006: 124 menerangkan ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja pegawai sebagai berikut : 1.
Membuat pola pikir yang modern Pimpinan harus menggunakan pola pikir modern dengan cara memberikan
panutan dan mengoptimalkan komunikasi dua arah dengan pegawai. Selain itu, pimpinan harus mampu menemukan dan memanfaatkan pengetahuan,
keahlian, dan pengalaman pegawai.
Universitas Sumatera Utara
38
2. Kelola kinerja
Penilaian kinerja pegawai merupakan bagian kecil dari manajemen kerja. Hal yang terpenting adalah merencanakan kinerja dan mengomunikasikannya
berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data yang dimiliki termasuk rintangan-rintangan atau hambatan yang telah dan akan dihadapi.
3. Berfokus pada komunikasi
Komunikasi merupakan bagian paling penting untuk membangun relasi dan menumbuhkan motivasi antar pimpinan dengan pegawai, sehingga terbina
suatu kerja sama yang harmonis. 4.
Peninjauan kinerja Peninjauan kinerja harus dipersiapkan secara detail dari sistem manajemen
kinerja seperti deskripsi pekerjaan, tanggungjawab, rencana kinerja yang terlaksana berdasarkan dokumentasi yang ada dan terkait satu sama lain
sehingga hasilnya dapat membangkitkan motivasi dan semangat kerja karyawan.
5. Kinerja dokumentasi
Dokumentasi setiap informasi tentang kinerja pegawai baik itu mengenai kinerja, catatan-catatan permasalahan kinerja maupun tindakan indisipliner
yang dapat digunakan untuk bahan kajian dan perbaikan pegawai maupun pimpinan.
2.2.6 Manfaat Penilaian Kinerja