Unsur Setiap Orang Unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana

atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 3 Jo pasal 18 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UURI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UURI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo pasal 65 ayat 1 KUHP;- Bunyi Pasal 3 UU RI No. 31 tahun 1999 : “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dalam pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- satu milyar rupiah dengan unsur-unsur sbb :

1. Unsur Setiap Orang

Unsur delik ini menunjukkan adanya orang per orang atau termasuk korporasi yang dapat dikatakan sebagai pendukung hak dan kewajiban. Dalam perkara ini walaupun telah kita ketahui bersama bahwa R. Jojor Sitorus, SH telah diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai Terdakwa ke persidangan ini, namun yang menjadi permasalahannya adalah, apakah ada perbuatan dan sejaumanakah perbuatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara pidana; Universitas Sumatera Utara Ad. 2. Unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi Bahwa tidak benar terdakwa telah mengumpulkan dana taktis operasional dan juga tidak pernah memerintahkan Bendahara Pengeluaran Ruslan, SE, SH untuk melakukan tuga pemotongan dana PPAN tahun 2008, karena Ruslan sebagai Bendahara adalah mandiri dan tidak dapat diperintah oleh siapapun sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 poin 17 Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana

yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan. Bahwa tidak benar terdakwa telah menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, karena hal itu tidak dapat dilaksanakan oleh terdakwa dan bertentangan dengan ketentuan yang berlaku : 1. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, khususnya pasal 21 ayat 5 Bendahara adalah mandiri, tidak dapat dipengaruhi atau diperintah oleh siapapun termasuk oleh Terdakwa;------------------- 2. Bahwa tugas Terdakwa sesuai dengan Tupoksinya yang terdapat dalam SK Kepala BPN RI No. SK. 212.221.24-170 tanggal 25 Juli 2006 bukanlah sebagai atasan Bendahara Pengeluaran Ruslan, SE, SH yang telah melakukan penyalahgunaan kewenangan tersebut dengan melakukan pemotongan langsung 7 dari Bendahara Pembantu ;--------------------- Universitas Sumatera Utara 3. Bahwa tugas jabatan terdakwa sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara No. 120.1239 tanggal 28 Juli 2008 tentang penunjukan pengelola kegiatan pengaturan pengausaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka redistribusi tanah objek landreform TOL pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran 2008 adalah hanya sebagai Koordinator Administrasi Keuangan dalam rangka pelaksanaan redistribusi tanah objek landreform PPAN ;----- 4. Bahwa menurut keterangan saksi-saksi 10 Bendahara Pengeluaran pada Kantor Pertanahan KabupatenKota seluruhnya menyatakan bahwa setiap kali mengambil uang muka kerjadana PPAN tersebut diterima langsung dari Bendahara Pengeluaran Ruslan, SE, SH dan langsung dipotong 7;---- Bahwa terdakwa tidak pernah secara bersama-sama dengan Drs. Samuel Simatupang dan Ir. Horasman Sitanggang untuk melakukan kebijakan dengan menunjuk langsung, mempekerjakan, memerintahkan ataupun menyetujui pembayaran terhadap Loedi Ratrianto, dkk; Bahwa dari seluruh alat bukti yang pernah dipertujukkan di depan persidangan tidak ada satu alat bukti pun yang menunjukkan bahwa Terdakwa R. Jojor Sitorus menyetujui pembayaran dengan memberikan paraf ataupun tandatangannya pada kwitansi tanda terima Bahwa dengan demikian unsur ini tidak terpenuhinya; Ad. 4. Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara Universitas Sumatera Utara Bahwa didalam surat tuntutannya Jaksa Penuntut Umum menyatakan bahwa kerugian keuangan Negara sebesar Rp. 2.319.770.360,- sebagaimana tertera dalam laporan hasil penghitungan kerugian keuangan engara atas dugaan tindak pidana korupsi PPAN tahu anggaran 2008 pada Kanwil BPN Provinsi Sumatera Utara yang dibuat oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara No. R-5403PW0252009 tanggal 4 Desember 2009; Bahwa penghitungan kerugian sebagaimana diutarakan diatas adalah tidak benar dan keliru, karena :

1. Menurut penjelasan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada poin 6