Pengertian Tindak pidana Korupsi

Berdasarkan uraian unsur tindak pidana di atas, maka yang dilarang adalah perbuatan manusia, yang melarang adalah aturan hukum. Berdasarkan uraian kata perbuatan pidana, maka pokok pengertian adalah pada perbuatan itu, tetapi tidak dipisahkan dengan orangnya. Ancaman diancam dengan pidana menggambarkan bahwa seseorang itu dipidana karena melakukan perbuatan yang dilarang dalam hukum.

2. Pengertian Tindak pidana Korupsi

Secara umum atau awam, korupsi merupakan: a suatu tindakan mengambil, menyelewengkan, menggelapkan uang Negararakyat untuk kepentingan pribadikelompok; b menerima gaji tanpa kerja dengan sengaja meninggalkan tugas. 15 H.A. Brazz berpendapat bahwa suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai korupsi jika mengandung unsur-unsur berikut: a kekuasaan yang dialihkan; b kekuasaan yang dialihkan tersebut dipakai berdasarkan wewenang yang melekat pada kekuasaan itu, atau berdasaran kemampuan-kemampuan yang formal; c kekuasaan tersebut dipakai untuk merugikan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan asli d kekuasaan tersebut dipakai untuk menguntungkan atau merugikan orang luar; e pemakaian wewenang dan kekuasaan formal secara tersembunyi dengan dalih menurut hukum. 16 15 Ibid. 16 H. A. Brazz, Beberapa Catatan Mengenai Sosiologi Korupsi, dalam Mochtar Lubis dan James Scott. Ed. Bunga Rampai Korupsi, hal.7. Universitas Sumatera Utara Dalam literatur mengenai korupsi, terdapat definisi yang memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan korupsi adalah: 17 “Behaviour which deviates from the formal dutiers of a public role because of private-regarding personal, clise family, private clique pecuniary or status-gains; or certain types of regarding behavior” yang dapat diterjemahkan sebagai: “perilaku menyimpang dari kewajiban formal suatu peran publik karena private regarding kepribadian, keluarga dekat, persengkokolan pribadi berkenaan dengan uang atau status – keuntungan; atau melanggar aturan yang bertentangan dengan perilaku yang terhormat”. Menurut Fockema Andreae kata korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio atau Corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa Corruptio itu berasal dari pula dari kata asal corrumpare, suatu kata latin yang lebih tua. 18 Arti harfiah dari kata tersebut ialah kebusukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah seperti yang dibaca dalam The Lexicon Webster Dictionary: Dari bahasa latin itupun turun ke banyak bahasa Eropa seperti: Corruption, corrupt inggris, Corruption perancis, dan Corruptie korruptie Belanda. Sehingga dalam Bahasa Indonesia dapat diturtunkan sebagai “Korupsi”. 19 “Corruption l. Corruptio: the Act of corruption; or the state of being corrupt; putrefactive decomposition, putrid matter moral prevension; depravity; perversion of integrity; corrupt or dishonest proceedings, bribery; perversion from a state of purity; debasment, as language; a debased from the world. 20 17 Roberd Klitgard: Kontroling Coruption, page 23, dikutip dari Max Weber, The Protestant ethnics and Spirit of Capitalism, 1904-s, Printerd University of California Press Baekley and Los Angles, Califoprnia. 18 Pockema Andreae, Rechtsgeleard Handwoordenboek Groningen-Djakarta; Bij .B. Walter Vitgeverremaatdchappij N.V. dalam Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi di Tinjau dari Hukum Pidana, Jakarta: Pusat Study Hukum Pidana Universitas Trisakti, 2002, hal. 4. 19 Ibid. 20 Ibid. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Bank Dunis dan Lermbaga Internasional Transparansi menganut definisi klasik yang memandang korupsi sebagai “Penggunaan posisi seseorang di masyarakat untuk mendapat keuntungan pribadi secara tidak sah”. 21 Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 31 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diartikan sebagai tindak pidana korupsi adalah: Pertama: a. Barangsiapa dengan melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara atau diketahui patut disangka olehnuya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. b. Barangsiapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan menyalahgunakan kewenangan kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugkan keuangan negara atau perekonomian negara. c. Barangsiapa melakukan kejahatan tercantum dalam Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 419, 429, 423, 425, dan 435 KUHP. 21 Penyalahgunaan kekuasaan dan memperoleh keuntungan pribadi tersebut dapat terjhadi di bidang kekuasaan pemerintah mayupun swasta, dan seringkali terjadi kolusi antara individu- individu diantara keduanya, oleh karenanya Badan Informasi Internasional di Lebanon memakai istilah Korupsi adalah perilaku individu-individu swasta maupun pejabat pemerintah yang telah menyimpang dari tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan menggunakan jabatan maupun kekuasaan mereka yang telah ditetapkan dengan menggunakan mengamankan keuntungan pribadi, Lebanon Anti Corruption Intiative Report 1999 dalam Singgih, Duniapun Memerangi Korupsi Beberapa Catatan dari International Anti Corruption Conerence I – X dan Dokumen PBB tentang Pemberantasan Korupsi, Jakarta: Pusat Study Hukum Bisnis Universitas Pelita Harapan, 2002, hal. 120. Universitas Sumatera Utara d. Barangsiapa member hadiah atau janji keapda pegawai negeri seperti dimaksud dalam Pasal 2 dengan mengingat sesuatu kekuasaan atau wewenang yang melekst pada jabatannya atau kedudukannya itu. Seperti yang tersebut dalam Pasal 418, 419 dan 420 KUHP tidak melaporkan pemberian atau janji tersebut kepada yang berwajib. e. Barangsiapa tanpa alasan yang wajar dalam waktu yang sesingkatnya setelah menerima pemberian atau janji yang diberikan kepadanya. Kedua: Barangsiapa melakukan percobaan atau pemufakatan untuk tindak pidana- tindak pidana tersebut dalam ayat 1 a, b, c , d, e. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa: “Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi”. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 ayat 1 pengertian korupsi adalah: “setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”.

3. Pengertian Kebijakan Hukum Pidana