Implikasi Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.2 Implikasi Hasil Penelitian

Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh melalui uji hipotesis yang telah dilakukan baik melalui uji F maupun uji t maka implikasi dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Secara simultan rasio keuangan yang terdiri atas WCTA, DER, ITO, TATO, GPM dan OPM berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang tergolong dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Ini berarti untuk menjaga kelangsungan usahanya perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI harus mengupayakan untuk menjaga nilai dari keenam rasio tersebut sekaligus pada kondisi yang baik. Apabila rasio WCTA tinggi maka modal kerja atau modal operasional perusahaan juga tinggi. Apabila rasio DER tinggi maka penggunaan hutang sebagai modal kerja juga tinggi tetapi harus diikuti dengan kebijasanaan dalam mengelola hutang. Apabila rasio ITO tinggi maka perputaran persediaan juga tinggi dan jika TATO tinggi maka perusahaan optimal dalam mengelola aset yang dimiliki. Apabila GPM tinggi maka laba kotor juga tinggi serta rasio OPM tinggi maka kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik. Jika kondisi yang baik seperti ini mampu dicapai perusahaan untuk keenam rasio keuangan tersebut sekaligus, maka perusahaan manufaktur yang tergolong dalam sektor industri barang konsumsi akan mampu menghasilkan pertumbuhan laba yang tinggi di setiap periode, dimana ini akan membuat perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi tetap stabil dan akan dapat terus mempertahankan kelangsungan usahanya dalam waktu yang lama. Universitas Sumatera Utara 2. Secara parsial Total Asset Turn Over TATO berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang tergolong dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2008 hingga 2012. TATO digunakan untuk mengukur jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah aset yang dimiliki, TATO diperoleh dari jumlah penjualan bersih dibagi dengan jumlah aset Kasmir, 2012:185. Aset yang dimaksud berupa kas, piutang, properti perusahaan, hak paten dan hak cipta, merek dagang, dan sebagainya. Untuk menjaga pertumbuhan laba agar terus meningkat demi mempertahankan kelangsungan usahanya, maka perusahaan-perusahaan dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI harus mengupayakan rasio TATO pada skor yang tinggi dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan yang tinggi Kasmir, 2012:173. Sehingga dapat diasumsikan semakin besar penjualan yang diwujudkan, semakin efisien penggunaan seluruh aset yang dimiliki. Karena nilai rasio TATO yang tinggi juga menunjukkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan Kasmir, 2012:172. Rasio TATO yang tinggi menunjukkan penjualan yang tinggi yang tentunya menghasilkan laba yang tinggi pula, apabila terus dipertahankan maka pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi akan terus meningkat. Sehingga ini akan semakin memperpanjang umur dan kelangsungan bisnis perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Universitas Sumatera Utara 3. Secara parsial Gross Profit Margin GPM berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang tergolong dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. GPM menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, GPM diperoleh dari jumlah laba kotor dibagi dengan penjualan bersih Munawir 2004:99. Laba kotor yang dimaksud adalah laba sebelum dikurangi biaya- biaya operasi perusahaan. Untuk menjaga pertumbuhan laba agar terus meningkat demi mempertahankan kelangsungan usahanya, maka perusahaan-perusahaan dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI harus mengupayakan rasio GPM pada skor yang tinggi dengan meningkatkan laba kotor yang diperoleh, agar laba kotor dapat ditingkatkan maka perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi harus mengendalikan persediaan persediaan barang baku, barang setengah jadi, dan barang jadi dengan baik, dengan begitu harga pokok penjualan akan dapat ditekan sehingga dapat menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi Jusuf, 2007 : 33. Selain itu, yang juga dapat dilakukan untuk meningkatkan laba kotor adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan biaya atau menjual produk dengan harga yang lebih tinggi Jusuf, 2007:33, dengan begitu laba bersih yang dihasilkan akan semakin tinggi. Apabila dapat terus dipertahankan maka pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi juga akan terus meningkat, sehingga ini akan semakin memperpanjang umur dan kelangsungan bisnis perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan