Tabel 2.5 Form Analisa biaya siklus hidup proyek
TAHAP ANALISA Analisa biaya siklus hidup proyek
Proyek : Lokasi :
Item pekerjaan : Present
Value Original Alternatif
A Alternatif
B Initial
Cost Replacement
Cost Salvage
Cost Operational
Cost Maintenance
Cost Total
Cost
2.5.3.3 Analytical Hierarchy Process
Salah satu metode pemilihan alternatif adalah metode AHP Analytical Hierarchy Process. Metode AHP adalah model pengambilan keputusan yang
memiliki sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah manusia. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi sebuah bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis
Saaty, 2003. Kelebihan metode AHP dibandingkan dengan metode lain menurut Saaty
2003 adalah : 1.
Kesatuan Unity AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu
model yang fleksibel dan mudah dipahami. 2. Kompleksitas Complexity
32
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui suatu pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3. Saling Ketergantungan Inter Independence AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan
tidak memerlukan hubungan linier. 4. Struktur Hierarki Hierarchy Structuring
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen system ke level-level yang berbeda dan masing-masing level berisi elemen
yang serupa. 5. Pengukuran Measurement
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi Consistency AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan
untuk menentukan prioritas. 7. Synthesis
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
8. Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relative faktor-faktor pada system
sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus Judgement and Consensus
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsesnsus tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
33
10. Penanggulangan Proses Repetition Process AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
Menurut Saaty 2003 ada tiga prinsip Analytical Hierarchy Process, yaitu : 1.
Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis, yang kita sebut menyusun secara hierarkis yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur
yang terpisah-pisah. 2.
Pembedaan prioritas dan sintesis yang kita sebut sebagai penetapan prioritas yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
3. Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan
secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria logis. Proses penyusunan hirarki bisa dimulai dari suatu tujuan yang bersifat umum
yang ingin dicapai kemudian dijabarkan dalam penerapan sub tujuan yang lebih rinci dan menunjang tujuan pertama. Penjabaran tujuan hingga sub tujuan ini
dapat terus dilakukan sesuai yang diinginkan, hingga pada hierarki terendah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang ada dan menjadi ukuran
pencapaian tujuan utama. Tahapan-tahapan pelaksanaan pemilihan alternatif dengan menggunakan
metode AHP adalah sebagai berikut : a.
Menentukan Hierarki Keputusan Dalam kasus proyek ini hierarchy keputusannya sama, yaitu level 1 Tujuan,
level 2 Kriteria, level 3 Alternatif dan untuk setiap item kerja memiliki
34
kriteria dan alternatif yang berbeda. Berikut ini gambar 2.6 adalah contoh menentukan hierarchy keputusan :
KRITERIA A
KRITERIA B
KRITERIA C
KRITERIA D
KRITERIA E
ALTERNATIF A
ALTERNATIF B
ALTERNATIF C
ALTERNATIF D
ALTERNATIF E
OBYEK TUJUAN
Gambar 2.6 Hierarchy Keputusan b.
Membuat isian matrik perbandingan berpasangan pada level 2 kriteria dan level 3 alternatif menurut masing-masing kriteria. Berikut Tabel 2.6 dan
Tabel 2.7 adalah form tabel matrik perbandingan kriteria dan matrik perbandingan alternatif menurut masing-masing kriteria :
Tabel 2. 6. Form Tabel Perbandingan kriteria
A B
C D
E A
1 B
B,A 1
C C,A
1 D
D,A 1
E E,A
1 Total A
KR IT
ER IA
TUJUAN KRITERIA
JUMLAH
35
Tabel 2.7. Form Tabel Perbandingan Alternatif
ALTERNATIF ASLI
1 2 3 ASLI
1 1
1,0 1
2 2,0
1 ALTER
NATIF 3
3,0 1
JUMLAH Total 0
Untuk mengisi tabel 2.6 Form tabel perbandingan kriteria dan tabel 2.7 Form tabel perbandingan alternatif diatas adalah dengan memberi penilaian
dengan skala 1 – 9, sedangkan antar kriteria yang seimbang diberi nilai 1. Penilaian dari skala 1 – 9 didasarkan pada faktor terpenting dari kriteria untuk
matrik perbandingan kriteria dan faktor terpenting dari alternatif berdasarkan pada masing – masing kriteria untuk matrik perbandingan alternatif.
Keterangan : 1
Nilainya adalah 1 – 9 ; angka ganjil 1,3,5,7,9 merupakan yang pasti, sedangkan angka genap 2,4,6,8 merupakan yang ragu-ragu.
Bila yang satu dinilai 9, maka lawannya dinilai 19. 2
Baris 1 dengan kolom 1 terjadi perbandingan yang nilainya sama, karena mempunyai kriteria yang sama. Maka nilainya sama dengan 1.
3 Baris 1, Kolom 5 adalah nilai perbandingan antara kriteria 1 dengan 5,
yang bila 1 lebih kuat dari 5 maka nilainya 9 ambil angka yang pasti .
4 Baris 5, Kolom 1 adalah nilai resiprokal dari perbandingan antara
kriteria 1 dan 5, karena nilai 1 lebih kuat dari 5, maka nilai
36
5 Baris Total adalah total nilai dari masing-masing kriteria pada kolom
tersebut.
c. Menentukan bobot kriteria dan bobot alternatif menurut masing – masing
kriteria melalui normalisasi dengan isian matrik perbandingan alternatif menurut masing – masing kriteria
Tabel 2.8 Form Tabel Normalisasi Kriteria
KRITERIA TUJUAN
A B C
D JUMLAH Bobot
A 1Total A
∑ Baris A ∑ Baris A ∑ TOTAL
B A,BTotal A
∑ Baris B ∑ Baris B ∑ TOTAL
C A,CTotal A
∑ Baris C ∑ Baris C ∑ TOTAL
KRITER IA
D A,DTotal A
∑ Baris D ∑ Baris D ∑ TOTAL
∑ Kriteria ∑ Total Bobot Kriteria
Untuk mengisi Tabel 2.8 Form tabel normalisasi kriteria adalah sesuai dengan hasil dari perbandingan kriteria dan tabel normalisasi alternatif sesuai dengan
hasil dari perbandingan alternatif berdasarkan masing – masing kriteria, cara kerjanya adalah sebagai berikut :
Untuk normalisasi kriteria : 1.
Mengisi kolom A dengan operasi pembagian antara masing – masing nilai kriteria dengan total kriteria yang nilai nominalnya telah dihitung
pada tabel 2.6 2.
Menjumlahkan hasil operasi pembagian pada baris sesuai masing – masing kriteria
37
3. Melakukan operasi pembagian antara jumlah lajur baris sesuai masing –
masing kriteria dengan jumlah kriteria dan hasilnya adalah bobot dari masing – masing kriteria.
d. Menentukan sintesa berdasarkan isian bobot kriteria dan bobot alternatif
menurut masing-masing kriteria untuk memperoleh prioritas alternatif desain terbaik. Berikut ini Tabel 2.9 yang merupakan contoh tabel sintesa.
Tabel 2.9. Form Matrik Sintesa .
Alternatif Kriteria
Bobot Bobot
Original 1 2 3 4 5 A
B C
D Jumlah
Rangking
Keterangan : 1
Baris A, kolom 1 adalah nilai bobot dari masing-masing kriteria yang sudah dinormalisasi dibagi hasil perkalian bobot kriteria dengan
kriteria yang sudah dinormalisasi. Begitu pula seterusnya seluruh baris-kolom yang lain.
2 Baris jumlah adalah jumlah nilai dari masing-masing kolom alternatif.
3 Diantara baris jumlah tersebut dipilih nilai yang paling besar sebagai
alternatif terbaik menurut metode AHP.
2.5.4 Tahap Rekomendasi