Identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi

4.1.3 Pemilihan item

kerja Pada proses pemilihan item kerja ini dilakukan identifikasi item kerja berbiaya tertinggi terlebih dahulu untuk mengetahui item kerja yang memiliki biaya cost yang tinggi untuk memberikan penghematan yang tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan identifikasi item pekerjaan yang memiliki biaya yang tidak diperlukan.

4.1.3.1 Identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan membuat bagan biaya total keseluruhan proyek Breakdown cost model proyek beserta item pekerjaan. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.1. 49 Pek. Tanah Rp. 47.992.746,33 Arsitektur ME Rp. 1.352.180.301,35 Pasangan Rp. 802.725.650,05 Kusen Dan Pintu Rp. 158.075.835,63 Plafond Rp. 269.686.269,29 Electrical Rp. 61.895.122,78 Sanitasi Rp. 59.797.423,60 Kolom Rp. 402.051.759,51 Pelat Rp. 973.897.789,92 Balok Rp. 1.079.218.456,57 Struktur Atas Rp. 2.502.917.653,35 Pek. Pendahuluan Rp. 28.093.661,89 Struktur Rp. 3.173.819.078,12 Poer Rp. 94.886.341,43 Sloof Rp. 151.668.597,91 Pondasi Rp. 376.353.739,10 Struktur Bawah Rp. 670.901.425 Tangga Rp. 47.749.647,35 Cost Project Rp. 4.554.093.041,35 Gambar 4.1 Bagan Cost Model Proyek Berdasarkan gambar di atas disusun breakdown cost model dengan mengurutkan item pekerjaan mulai dari yang memiliki biaya paling tinggi hingga terendah kemudian diprosentase secara kumulatif. Dari breakdown cost model tersebut dilakukan analisa untuk dapat menentukan batasan item pekerjaan berbiaya tinggi. Dengan menggunakan dasar hukum distribusi pareto, untuk lebih jelasnya breakdown cost model beserta grafik hukum distribusi pareto akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar grafik berikut: 50 Tabel 4.2 Breakdown Analysis Item Pekerjaan Biaya Kumulatif Item Pek. No Item Pekerjaan Rp Rp 1 Balok 1.079.218.456,57 23,69 1.079.218.456,57 23,69 6,67 2 Plat 973.897.789,92 21,38 2.053.116.246,49 45,08 13,33 3 Pasangan 802.725.650,05 17,62 2.855.841.896,54 62,70 20,00 4 Kolom 402.051.759,51 8,83 3.257.893.656,05 71,53 26,67 5 Pondasi 376.353.739,10 8,26 3.634.247.395,15 79,79 33,33 6 Plafond 269.686.269,29 5,92 3.903.933.664,43 85,71 40,00 7 Kusen 158.075.835,63 3,47 4.062.009.500,07 89,18 46,67 8 Sloof 151.668.597,91 3,33 4.213.678.097,98 92,51 53,33 9 Poer 94.886.341,43 2,08 4.308.564.439,41 94,59 60,00 10 Listrik 61.895.122,78 1,36 4.370.459.562,19 95,95 66,67 11 Sanitasi 59.797.423,60 1,31 4.430.256.985,79 97,26 73,33 12 Pek. Tanah 47.992.746,33 1,05 4.478.249.732,11 98,32 80,00 13 Tangga 47.749.647,35 1,05 4.525.999.379,47 99,37 86,67 14 Pendahuluan 28.093.661,89 0,62 4.554.093.041,35 99,98 93,33 15 Pembersihan lapangan 750.000,00 0,02 4.554.843.041,35 100,00 100,00 4.554.843.041,35 100 Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek Note : Garis putus – putus adalah garis batas item pekerjaan yang berbiaya tinggi Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat beberapa item kerja memiliki biaya yang tinggi seperti item pekerjaan balok, pelat, pasangan, kolom, pondasi, dan plafond. Untuk memberi batasan item mana saja yang digolongkan berbiaya tinggi digunakan dasar hukum distribusi pareto yang menyebutkan bahwa 80 biaya dari keseluruhan proyek cenderung dimiliki 20 dari total item kerja, sehingga breakdown cost model tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik gambar 4.2. 51 Gambar 4.2 Grafik Hukum Distribusi Pareto Dari gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 5 item pekerjaan yang termasuk kedalam item kerja dengan biaya tinggi yaitu : Balok, Pelat, Kolom, Pondasi, dan Pasangan. Untuk tahap selanjutnya, dilakukan analisa fungsi dengan menggunakan FAST. 52

4.1.3.2 F. A. S. T.

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG.

0 0 151

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS A (1)

0 0 14

PENERAPAN METODE FAST ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) TUGAS AKHIR - PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYE

0 0 21

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFASTANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG

0 0 20