PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ).

(1)

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH )

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH : DENDRA EKA PURMANA

0553010013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2010


(2)

TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH )

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim

DISUSUN OLEH : DENDRA EKA PURMANA

0553010013

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH )

SURABAYA, 8 JUNI 2010 MENGETAHUI / MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING

N.DITA P.PUTRA,ST.MT Dra. ANNA RUMINTANG,MT

NPT. 3700 3000 1751 NIP. 19620630 198903 2 00 1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2010


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) Telah diuji dan dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji tugas

akhir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tgl 8 juni 2010

Pembimbing : Penguji :

Pembimbing I Penguji I

N.DITA P.PUTRA,ST.MT Ir.Lyli Syahrial,ST.MT NPT. 3700 3000 1751 NIP. 19550908 199103 1 00 1

Pembimbing II Penguji II

Dra. ANNA RUMINTANG,MT Ir. Syaifuddin Zuhri,MT NIP. 19620630 198903 2 00 1 NIP. 19621019 199403 1 00 1

Penguji III

Ir. Siti Zaenab.MT NIP. 19600105 199303 2 00 1

Mengetahui :

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Dr.Ir.Edi Mulyadi,SU NIP.19551231 198503 1 00 2


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini pada waktunya.

Penulisan tugas akhir yang berjudul “PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH) ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program strata 1 (S1) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat menghargai tanggapan berupa kritik dan saran yang dapat membangun sehingga kesalahan yang ada dapat diperbaiki.

Sebagai penutup penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar – besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta serta seluruh keluarga dan kerabat penulis yang selalu memberikan dorongan semangat dan iringan doa.

2. DR. Ir. Edi Mulyadi, SU selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur.

3. Ir. Wahyu Kartini, MT selaku Ketua Program Studi Jurusan Teknik Sipil

4. N. Dita P. Putra, ST. MT selaku Dosen pembimbing I atas segala petunjuk dan bimbingan nya selama penulisan tugas akhir ini.

5. Dra. Anna Rumintang, MT selaku Dosen pembimbing II atas segala petunjuk dan bimbingan nya selama penulisan tugas akhir ini.

6. Seluruh Dosen serta Jajaran Staf dan Karyawan Program Studi Teknik Sipil.


(6)

7. Ir. Sulchan Arifin, M.eng Selaku Site Manager 8. Ir. Muhammad Ali, MT. Selaku Ahli struktur. 9. Ir. Tamhid selaku Pimpinan Proyek AKBID 10. Budwi Harsono,ST selaku Site Engineer.

11. Ir. Kusnadi selaku Koordinator pengawas Civil. 12. Ir. Nugroho selaku koordinator pengawas ME ini.

13. Teman – teman seperjuangan di Jurusan Teknik Sipil, Teknik Arsitek yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini.

14. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu suksesnya penyusunan tugas akhir ini yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

Demikian hasil tugas akhir ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi penulis pribadi dan rekan – rekan mahasiswa lainnya.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 2

1.3. Tujuan 2

1.4. Batasan masalah 3

1.5. Sistematika penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Pengertian Rekayasa Nilai 5

2.2. Manfaat Rekayasa Nilai 8

2.3. Kedudukan konsultan rekayasa nilai 8

2.3.1 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Owner 8

2.3.2 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai anggota Kontraktor 9

2.3.3 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Konsultan MK 11

2.4. Konsep Dasar Rekayasa Nilai 12

2.5. Rencana Kerja Rekayasa Nilai 14

2.5.1 Tahap Informasi 16


(8)

2.5.2 Tahap Kreatif .24

2.5.3 Tahap Analisa .27

2.5.3.1 Analisa keuntungan dan kerugian .28

2.5.3.2 Analisa biaya siklus hidup proyek .30

2.5.3.3 Analytic Hierarchy Process .32

2.5.4 Tahap Rekomendasi .39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41

3.1 Obyek Penelitian 41

3.2. Data Penelitian 41

3.2.1 Jenis Data 41

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 42

3.3. Tahapan Penelitian 42

3.4. Flow chart metodologi penyelesaian tugas akhir 45

BAB IV PENERAPAN REKAYASA NILAI 47

4.1. Tahap informasi 47

4.1.1 Data Umum Proyek 47

4.1.2 Batasan desain perencanaan gedung proyek 48

4.1.3 Pemilihan item kerja 49

4.1.3.1 Identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi 49

4.1.3.2 F.A.S.T. 53

4.2. Tahap kreatif 61

4.2.1 Item pekerjaan plafon 61

4.2.2 Item pekerjaan dinding 63

4.2.3 Item pekerjaan Keramik lantai 65


(9)

4.3 Tahap analisa 69

4.3.1 Analisa keuntungan dan kerugian 69

4.3.2 Perhitungan Life Cycle Cost 78

4.3.2.1 Biaya siklus hidup item pekerjaan plafon 79

4.3.2.2 Biaya siklus hidup item pekerjaan dinding 85

4.3.2.3 Biaya siklus hidup item pekerjaan lantai keramik 90

4.3.3 Analisa AHP ( Analytical Hierarchy Process ) 96

4.3.3.1 Item pekerjaan plafon . 98

4.3.3.2 Item pekerjaan dinding 105

4.3.3.3 Pekerjaan lantai keramik 110

4.4 Tahap rekomendasi 115

4.4.1 Item pekerjaan plafon 115

4.4.2 Item pekerjaan dinding 116

4.4.3 Item pekerjaan lantai keramik 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 118

5.1. Kesimpulan 118

5.2. Saran 119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Form Tabel Breakdown Cost Model 19

Tabel 2.2. Form Tabel Analisa Fungsi 23

Tabel 2.3 Form Tabel Pengumpulan Alternatif Item Kerja 27 Tabel 2.4 Form Tabel Analisa Keuntungan dan Kerugian 30 Tabel 2.5 Form Tabel Analisa Biaya Daur Hidup Proyek 32 Tabel 2.6 Form Tabel Perbandingan Kriteria 35 Tabel 2.7 Form Tabel Perbandingan Alternatif 36 Tabel 2.8 Form Tabel Normalisasi Kriteria 37

Tabel 2.9 Form Tabel Sintesa 38

Tabel 2.10 Form Tabel Rekomendasi 40

Tabel 4.1 Batasan desain perencanaan 48

Tabel 4.2 Breakdown Analysis Item Pekerjaan 51

Tabel 4.3 Analisa Fungsi Pekerjaan Balok 53

Tabel 4.4 Analisa Fungsi Pekerjaan Plat 54

Tabel 4.5 Analisa Fungsi Pekerjaan Pasangan 55

Tabel 4.6 Analisa Fungsi Pekerjaan Kolom 55

Tabel 4.7 Analisa Fungsi Pekerjaan Pondasi 56

Tabel 4.8 Analisa Fungsi Pekerjaan Plafond 57

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisa Fungsi 57

Tabel 4.10 Breakdown Analysis item pekerjaan pasangan 58

Tabel 4.11 Analisa Fungsi Pekerjaan dinding 59


(11)

Tabel 4.12 Analisa Fungsi Pekerjaan Keramik lantai 60

Tabel 4.13 Analisa Fungsi Pekerjaan Plesteran 60

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Analisa Fungsi Tahap ke – 2 60

Tabel 4.15 Alternatif pekerjaan plafon 61

Tabel 4.16 Analisa item pekerjaan plafon 62

Tabel 4.17 Alternatif pekerjaan dinding 64

Tabel 4.18 Analisa item pekerjaan dinding lantai 1 64 Tabel 4.19 Analisa item pekerjaan dinding lantai 2 64 Tabel 4.20 Analisa item pekerjaan dinding lantai 3 65 Tabel 4.21 Alternatif item pekerjaan pasangan keramik 66 Tabel 4.22 Analisa item pekerjaan pasangan keramik lantai 1 66 Tabel 4.23 Analisa item pekerjaan pasangan keramik lantai 2 67 Tabel 4.24 Analisa item pekerjaan pasangan keramik lantai 3 68 Tabel 4.25 Standar penelitian keuntungan dan kerugian 71 Tabel 4.26 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan plafon 72 Tabel 4.27 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan dinding lantai 1 73 Tabel 4.28 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan dinding lantai 2 74 Tabel 4.29 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan dinding lantai 3 74 Tabel 4.30 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan dinding lantai 1,2,3 74 Tabel 4.31 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan keramik lantai 1 75 Tabel 4.32 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan keramik lantai 2 76 Tabel 4.33 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan keramik lantai 3 76 Tabel 4.34 Analisa keuntungan dan kerugian pekerjaan keramik lantai 1,2,3 77 Tabel 4.35 Analisa biaya daur hidup pekerjaan plafon 84


(12)

Tabel 4.36 Analisa biaya daur hidup pekerjaan dinding 89

Tabel 4.37 Analisa biaya daur hidup pekerjaan lantai keramik 95 Tabel 4.38 Skala Penilaian AHP 97

Tabel 4.39 Perbandingan Kriteria 99

Tabel 4.40 Normalisasi Perbandingan Kriteria 99

Tabel 4.41 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi 101

Tabel 4.42 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi 101

Tabel 4.43 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Estetika 101

Tabel 4.44 Normalisasi berdasarkan kriteria Estetika 102

Tabel 4.45 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 102

Tabel 4.46 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 102

Tabel 4.47 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Keawetan 102

Tabel 4.48 Normalisasi berdasarkan kriteria teknik Keawetan 103

Tabel 4.49 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan 103

Tabel 4.50 Normalisasi berdasarkan kriteria teknik Perawatan 103

Tabel 4.51 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu pelaksanaan 103 Tabel 4.52 Normalisasi berdasarkan kriteria teknik Waktu pelaksanaan 104

Tabel 4.53 Sintesa AHP plafon 104

Tabel 4.54 Perbandingan Kriteria 106

Tabel 4.55 Normalisasi Perbandingan Kriteria 106

Tabel 4.56 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi 106

Tabel 4.57 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi 106

Tabel 4.58 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Estetika 107


(13)

Tabel 4.59 Normalisasi berdasarkan kriteria Estetika 107

Tabel 4.60 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 107

Tabel 4.61 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 107

Tabel 4.62 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Keawetan 108

Tabel 4.63 Normalisasi berdasarkan kriteria Keawetan 108

Tabel 4.64 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan 108

Tabel 4.65 Normalisasi berdasarkan kriteria Perawatan 108

Tabel 4.66 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu pelaksanaan 108

Tabel 4.67 Normalisasi berdasarkan kriteria Waktu pelaksanaan 109

Tabel 4.68 Sintesa AHP dinding 109

Tabel 4.69 Perbandingan Kriteria 111

Tabel 4.70 Normalisasi Perbandingan Kriteria 111

Tabel 4.71 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria biaya konstruksi 111

Tabel 4.72 Normalisasi berdasarkan kriteria biaya konstruksi 111 Tabel 4.73 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria estetika 112 Tabel 4.74 Normalisasi berdasarkan kriteria estetika 112

Tabel 4.75 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 112

Tabel 4.76 Normalisasi berdasarkan kriteria Teknik pelaksanaan 112

Tabel 4.77 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Keawetan 113

Tabel 4.78 Normalisasi berdasarkan kriteria Keawetan 113

Tabel 4.79 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Perawatan 113

Tabel 4.80 Normalisasi berdasarkan kriteria Perawatan 113

Tabel 4.81 Perbandingan alternatif berdasarkan kriteria Waktu pelaksanaan 114 Tabel 4.82 Normalisasi berdasarkan kriteria Waktu pelaksanaan 114


(14)

Tabel 4.83 Sintesa AHP lantai keramik 114

Tabel 4.84 Tabel Rekomendasi pekerjaan plafon 115

Tabel 4.85 Tabel Rekomendasi pekerjaan dinding 116

Tabel 4.86 Tabel Rekomendasi pekerjaan keramik lantai 117


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai tim owner 9 Gambar 2.2 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai anggota dari kontraktor 10 Gambar 2.3 Konsultan Rekayasa Nilai sebagai tim konsultan MK 11

Gambar 2.4 Grafik Hukum Distribusi Pareto 20

Gambar 2.5 Diagram alur logika How and Why dalam FAST 20

Gambar 2.6 Hierarchy keputusan 35

Gambar 3.1 Flow chart Metodologi 45

Gambar 4.1 Bagan Cost Model Proyek 50

Gambar 4.2 Grafik Hukum Distribusi Pareto 52

Gambar 4.3 Diagram FAST Balok 53

Gambar 4.4 Diagram FAST Plat 54

Gambar 4.5 Diagram FAST Pasangan 54

Gambar 4.6 Diagram FAST Kolom 55

Gambar 4.7 Diagram FAST Pondasi 56

Gambar 4.8 Diagram FAST Plafon 56

Gambar 4.9 Grafik Hukum Distribusi Pareto tahap ke – 2 58

Gambar 4.10 Diagram FAST Dinding 59

Gambar 4.11 Diagram FAST Lantai keramik 59

Gambar 4.12 Diagram FAST Plesteran 60

Gambar 4.13 Costflow Maintenance plafon Alternatif Desain Awal 80 Gambar 4.14 Costflow Maintenance plafon Alternatif 10 81 Gambar 4.15 Costflow Maintenance plafon Alternatif 9 82


(16)

xii Gambar 4.16 Costflow Maintenance plafon Alternatif 5 83 Gambar 4.17 Costflow Maintenance dinding Alternatif Desain Awal 86 Gambar 4.18 Costflow Maintenance dinding Alternatif 1 lantai 1 87 Gambar 4.19 Costflow Maintenance dinding Alternatif 2 lantai 2 88 Gambar 4.20 Costflow Maintenance keramik lantai Desain Awal 91 Gambar 4.21 Costflow Maintenance keramik lantai Alternatif 4 lantai 1 92 Gambar 4.22 Costflow Maintenance keramik lantai Alternatif 2 lantai 2 93 Gambar 4.23 Costflow Maintenance keramik lantai Alternatif 3 lantai 3 94 Gambar 4.24 Hierarki Keputusan Plafon 98 Gambar 4.25 Hierarki Keputusan Dinding 105 Gambar 4.26 Hierarki Keputusan Keramik lantai 110


(17)

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH )

ABSTRAK

Disusun oleh :

DENDRA EKA PURMANA 0553010013

Untuk melakukan perencanaan dalam sebuah proyek perlu analisa yang matang baik biaya maupun fungsi. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil perencanaan yang optimum. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menerapkan rekayasa nilai. Dimana analisa terhadap biaya didasari atas fungsi utama dari sebuah proyek. Penerapan rekayasa nilai pada proyek Pembangunan Akademi Kebidanan Siti Khodijah Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan dana yang tersedia oleh pihak pemilik proyek. Sehingga perlu dicarikan alternatif perencanaan dimana kebutuhan ruang yang direncanakan awal tetap tersedia dengan kondisi keuangan yang berjalan. Sedangkan rencana kerja rekayasa nilai meliputi ; Tahap Informasi, Tahap Kreatif, Tahap Analisa, dan Tahap Rekomendasi.

Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang baik digunakan Metode AHP. Sebelumnya dilakukan perbandingan cost/worth untuk mencari biaya yang tidak diperlukan dengan menggunakan analisa fungsi. Analisa fungsi tersebut berdasarkan fungsi-fungsi yang terpilih oleh FAST. Sedangkan item pekerjaan dalam FAST didapatkan dari analisa Pareto dan breakdown cost model.

Dari hasil tahap rekomendasi untuk pekerjaan Rekayasa Nilai didapatkan penghematan biaya proyek sebesar Rp.74.512.739 atau 1,64 % dari total biaya proyek. Hal ini memberikan harapan pada pekerjaan perencanaan selanjutnya untuk dilakukan rekayasa nilai.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada tahun 2008 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah ( PWM ) jatim membangun Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan guna menunjang kemajuan dunia pendidikan khususnya dibidang kesehatan di Jawa Timur. Dalam membangun gedung tersebut diperlukan analisa terhadap biaya dan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, diperlukan optimasi biaya dan pengendalian proyek dengan melakukan kegiatan rekayasa nilai.

Kegiatan rekayasa nilai tersebut dilakukan tanpa mengurangi nilai fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Pada Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Siti Khodijah ini, Rekayasa Nilai akan dilakukan pada pekerjaan bangunan yang memiliki biaya yang besar. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini menggunakan studi literatur yang berisi tahapan yang ada pada Value Engineering yaitu tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, dan tahap rekomendasi. Dengan menggunakan rekayasa nilai diharapkan bisa menghemat dana yang telah disediakan dengan tidak mengurangi nilai dari fungsi bangunan tersebut.


(19)

1.2.Permasalahan

Berdasarkan wacana yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah :

1) Item pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan Rekayasa Nilai ?

2) Alternatif terbaik apa yang dapat mengganti desain awal pada item pekerjaan terpilih?

3) Berapa penghematan biaya yang diperoleh dari penerapan rekayasa nilai pada Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Siti Khodijah ?

1.3.Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1) Mendapatkan item pekerjaan yang akan dilakukan rekayasa nilai pada Proyek Pembangunan Gedung Akademi Kebidanan Siti Khodijah.

2) Mendapatkan alternatif terbaik dengan biaya murah, dan kualitas terbaik untuk mengganti desain awal pada item pekerjaan terpilih.

3) Untuk mengetahui besar penghematan biaya dari penerapan rekayasa nilai pada Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Siti Khodijah.


(20)

1.4.Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dan batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :

1) Penerapan rekayasa nilai dilakukan hanya pada item pekerjaan yang terpilih sesuai hasil studi.

2) Tidak memperhitungkan biaya tim rekayasa nilai.

3) Tidak memperhitungkan metode pelaksanaan dan waktu pelaksanaan.

4) Biaya-biaya dan harga satuan diambil dari data Rencana Anggaran Biaya Proyek.

5) Tidak memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk melakukan studi rekayasa nilai.

6) Lokasi proyek : Jl Raya Rame Desa Lebo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.

1.5.Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan :

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka :

Berisi tentang pengertian rekayasa nilai, waktu penerapan rekayasa nilai, konsep dasar rekayasa nilai, dan rencanaa kerja rekayasa nilai.

Bab III Metodologi :

Berisi tentang metodologi – metodologi rekayasa nilai, yaitu berisi tahap – tahap penyelesaian untuk menghasilkan desain alternatif. Tahapan – tahapan tersebut diantaranya : Tahap informasi, Tahap kreatif, Tahap analisa, Tahap rekomendasi. Bab IV Penerapan Rekayasa Nilai :


(21)

4 Penyelesaian rekayasa nilai ini melewati tahapan – tahapan dibawah ini :

1. Tahap informai

Untuk memperoleh latar belakang proyek berupa gambar – gambar rencana dan RAB.selanjutnya dari data - data yang didapat dilakukan pengelompokkan pekerjaan berdasarkan Breakdown cost model kemudian dibuat bagan cost model dan analisa fungsi dari item - item berbiaya tinggi.

2. Tahap Kreatif

Tahap dimana digali sebanyak mungkin beberapa alternatif – alternatif baru sebagai pembanding alternatif yang asli.

3. Tahap Analisa

Pada tahap analisa ini dilakukan studi lebih lanjut terhadap gagasan – gagasan alternatif, yaitu dengan :

a. Analisa Keuntungan dan Kerugian b. Analisa biaya siklus hidup proyek

c. Analisa pembobotan kriteria dalam pemilihan alternatif guna mendapatkan alternatif yang potensial dan menguntungkan.

4. Tahap Rekomendasi

Alternatif yang dipilih pada tahap analisa diajukan pada tahap rekomendasi yang selanjutnya disampaikan secara tertulis kepada pemilik proyek.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang hasil yang diperoleh dalam tugas akhir ini, yaitu tentang alternatif – alternatif desain yang diperoleh dan besarnya penghematan biaya yang dihasilkan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekayasa Nilai

Secara umum pengertian Rekayasa Nilai adalah suatu metode yang menggunakan pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis yang berdasarkan pada tahapan rekayasa nilai. Proses yang ditempuh adalah dengan menekan biaya sekecil mungkin dengan tetap memelihara kualitas. Sedangkan pengertian Rekayasa Nilai (Value Engineering) menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a. Rekayasa Nilai adalah Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis). (Iman Soeharto, 1995)

b. Rekayasa Nilai adalah Sebuah teknik dalam manajemen menggunakan pendekatan sistematis untuk mencari keseimbangan fungsi terbaik antara biaya, keandalan dan kinerja sebuah proyek. (Dell’Isola, 1975)

c. Rekayasa Nilai adalah sebuah pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan untuk mengurangi/menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. (Zimmerman , 1982)

Selain pengertian-pengertian mengenai rekayasa nilai diatas, menurut Zimmerman (1982) rekayasa nilai juga berarti :

1. Berorientasi Pada Sistem (An Oriented System)

Yaitu suatu teknik yang menggunakan tahapan dalam rencana tugas (job plan) untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan. 2. Berorientasi Pada Siklus Hidup (Life Cycle Oriented)


(23)

Yaitu suatu teknik yang berorientasi pada biaya total yang diperlukan selama proses produksi serta optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya. 3. Pendekatan Tim Yang Multidisiplin (Multidisciplin Team Approach)

Suatu teknik penghematan biaya produksi yang melibatkan seluruh team yang berkepentingan dalam proyek : pemilik, perencana, dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya. Rekayasa nilai adalah sebuah kerja team yang saling terkait, bukan usaha perorangan.

4. Berorientasi Pada Fungsi (An Oriented Function)

Yaitu suatu teknik yang berorientasi pada fungsi-fungsi yang diperlukan pada setiap item maupun sistem yang ditinjau untuk menghasilkan nilai-nilai produk yang dikehendaki.

Dan juga yang perlu diketahui adalah rekayasa nilai tidak mempunyai artian seperti dibawah ini :

1. A Desain Review

Rekayasa nilai tidak dimaksudkan untuk meninjau ulang desain, tetapi justru menggunakan desain awal sebagai acuan dan rekayasa nilai tidak bertujuan untuk mencari-cari kesalahan dalam perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya/mengurangi perhitungan yang dilakukan oleh pihak perencana.

2. Pemangkasan Biaya (A Cost Cutting Prosses)

Proses pengurangan biaya dengan mengurangi biaya satuan (unit price) maupun mengorbankan mutu, keandalan dan penampilan dari hasil produk.

3. Kontrol Kualitas (Quality Control)

Dikeranakan rekayasa nilai lebih dari sekedar meninjau ulang status keandalan sebuah produk desain .


(24)

4. Kebutuhan Seluruh Desain (A Requirement Done All Desain)

Bukan merupakan keharusan tiap perencana/pelaksana untuk melakukan hal ini karena memiliki keterbatasan kemampuan dan waktu dalam pekerjaannya, sehingga tidak dimungkinkan melakukan perbandingan alternatif diluar yang dikuasai.

Pada Rekayasa Nilai perlu diperhatikan tentang perbedaan antara arti nilai, biaya, dan fungsi.

1. Nilai

Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan biaya (cost) atau harga (price). Nilai mengandung arti subyektif. Pada Rekayasa Nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan biaya karena hal-hal sebagai berikut:

a. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaan sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponen-komponen yang membentuk barang tersebut.

b. Ukuran nilai condong kearah subyektif sedangkan biaya tergantung kepada angka pengeluaran yang telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut.

2. Biaya

Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan aplikasi produk. Perhatian Rekayasa Nilai terhadap manufaktur peralatan ditujukan pada komponen biaya terbesar yaitu material, tenaga kerja, dan overhead.


(25)

3. Fungsi

Pada rekayasa nilai yang menjadi obyek utama dalam hubungan dengan biaya adalah fungsi. Dimana fungsi dibedakan menjadi 2 sebagai berikut: a. Fungi dasar yaitu alasan pokok sistem itu terwujud

b. Fungsi kedua adalah kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar tetapi diperlukan untuk menunjangnya.

2.2. Manfaat Rekayasa Nilai

Rekayasa Nilai menjadi satu alternatif penghematan biaya yang bermanfaat ketika dalam suatu proyek konstruksi terjadi beberapa faktor :

1) Suku bunga perbankan yang fluktuatif 2) Laju inflasi yang tinggi

3) Keterbatasan dana pelaksanaan pekerjaan 4) Peningkatan biaya konstruksi

5) Usaha mengoptimalkan dana untuk mencapai fungsi utama

6) Akibat perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3. Kedudukan Konsultan Rekayasa Nilai dalam Organisasi Proyek 2.3.1. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Owner

Konsultan rekayasa nilai bertugas memberikan komentar maupun saran-saran kepada pemilik proyek mulai dari tahap konsep perencanaan hingga akhir pelaksanaan proyek, khususnya pada kontrol dan pengawasan biaya termasuk VECP ( Value Engineering Change Proposal ) bersama pihak kontraktor ( Gambar 2.1 ).


(26)

Pemilik proyek

Konsultan rekayasa nilai

Konsultan perencana

dan supervisi kontraktor

Konsultan manajemen konstruksi

Gambar 2.1 konsutan rekayasa nilai sebagai tim owner Keuntungan :

a) Komunikasi yang baik antara pemilik dan tim rekayasa nilai. b) Dapat diketahui keseluruhan konsep kebutuhan yang diinginkan

owner.

c) Dapat diprogramkan peningkatan kemampuan dan ketrampilan para personil proyek.

d) Tim rekayasa nilai leluasa bertugas memonitor seluruh pekerjaan kontraktor maupun perencana sehubungan dengan misi optimasi biaya yang dijalankannya.

Kerugian :

o Owner harus mengalokasikan dana khusus dan langsung untuk

membayar jasa konsultan rekayasa nilai.

2.3.2. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Anggota dari Kontraktor

Konsultan rekayasa nilai bertugas membuat VECP dengan pembebanan biaya pada anggaran pelaksanaan yang dibuat kontraktor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ( gambar 2.2 ).


(27)

Gambar 2.2 konsultan rekayasa nilai sebagai anggota dari kontraktor. Keuntungan :

Pemilik proyek

Konsultan perencana dan supervisi

kontraktor

Konsultan manajemen konstruksi

Konsultan rekayasa nilai

a) Organisasi proyek lebih sederhana.

b) Mempermudah sistem administrasi pembiayaan proyek ( tanpa perlu merubah alokasi anggaran yang telah disetujui ).

Kerugian :

a) Jasa konsultan rekayasa nilai hanya pada Change Proposal tanpa dikaitkan dengan aspek manajemen pengendalian proyek.

b) Analisa rekayasa nilai tidak lagi berorientasi pada total life cycle cost, tetapi pada anggaraan pelaksanaan saja.

c) Konsultan rekayasa nilai lebih membawa misi kontraktor kearah kerjasama.

d) Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan rekayasa nilai.

e) Owner harus mengalokasikan dana khusus dan langsung untuk membayar jasa konsultan rekayasa nilai.


(28)

2.3.3. Konsultan Rekayasa Nilai sebagai Tim Konsultan MK

Konsultan rekayasa nilai bertugas membuat analisa kegiatan proyek dan bersama-sama dengan konsultan Manajemen Konstruksi memberi saran kepada pemilik tentang aspek biaya proyek ( gambar 2.3 ).

`

Konsultan perencana dan supervisi

kontraktor

Konsultan manajemen konstruksi

Konsultan rekayasa nilai

Pemilik proyek

Gambar 2.3 konsultan rekayasa nilai sebagai tim konsultan MK Keuntungan :

a) Tim rekayasa nilai leluasa bertugas memonitor pelaksanaan pekerjaan proyek.

b) Dapat meningkatkan kemampuan staf proyek. c) Organisasi proyek sederhana.

d) Terjadi komunikasi yang baik antara pemilik, konsultan rekayasa nilai dan konsultan manajemen konstruksi tentang manajemen dan kontrol biaya dan administrasi proyek.

e) Administrasi pembiayaan proyek lebih sederhana ( tanpa perubahan alokasi anggaran yang ada ).


(29)

Kerugian :

a) Tidak dapat dilakukan kontrol langsung terhadap konsultan rekayasa nilai oleh pemilik, harus melalui konsultan manajemen konstruksi dahulu.

2.4Konsep Dasar Rekayasa Nilai

Dalam rekayasa nilai terdapat unsur-unsur penunjang utama yang digunakan untuk mendukung suatu proses untuk menganalisa suatu permasalahan. Menurut Zimmerman (1982), ada unsur utama dikenal sebagai Key of Value Engineering. Unsur utama tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Analisa Fungsi (Function Analysis)

Analisa fungsi adalah landasan utama dalam rekayasa nilai yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi item permasalahan yang ditinjau. Analisa ini selalu mendasarkan setiap obyek pada fungsi atau kegunaan obyek tersebut terhadap keseluruhan item.

2. Model Biaya (Cost Model)

Model pembiayaan ini digunakan sebagai alat untuk mengatur dan membagikan perhitungan biaya ke dalam bidang fungsinya melalui perbandingan Basic Cost dan Actual Cost sehingga dapat dengan mudah didefinisikan dan diukur.

3. Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle Casting)

Digunakan sebagai cara untuk memberikan perkiraan anggaran dari setiap pemecahan yang diberikan.

4. Teknik Sistem Analisa Fungsi (Function Analysis Technique / FAST)

Adalah cara yang sistematis untuk mendapatkan sebuah metode yang diatur dari proses pekerjaan kompleks. Dengan demikian setiap permasalahan yang timbul


(30)

dapat dengan mudah dicarikan penyebabnya untuk selanjutnya dapat dicarikan jalan penyelesaianya.

5. Rencana Kerja Rekayasa Nilai (VE Job Plan)

Pengaturan dan pendekatan yang sistematis adalah kunci utama studi Rekayasa Nilai yang berhasil. Oleh karena itu, studi ini harus dikerjakan dengan rencana kerja yang matang dan efektif.

6. Berfikir Kreatif (Creatif Thinking)

Dalam melakukan analisa dibutuhkan suatu bentuk pemecahan permasalahan yang bersumber dari pola fikir yang kreatif, karena dengan hanya begitu permasalahan-permasalahan yang muncul dan sulit dapat dicarikan pemecahannya.

7. Kebiasaan dan Sikap (Human Dynamics)

Kebiasaan dan sikap seseorang sering kali berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan terutama saat menghadapi permasalahan.

8. Biaya dan Nilai (cost and Worth)

Untuk mempermudah analisa yang dilakukan dalam rekayasa nilai, perlu dibedakan dengan jelas antara dua variable. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan.

9. Managemen Hubungan Antar Pelaku Dalam Rekayasa Nilai (Managing The Owner/Designer/Value Consultant Relation Ship)

Perlunya memelihara hubungan yang baik antara tim Rekayasa Nilai dengan seluruh unsur yang terlibat baik owner, perencana, ataupun konsultan yang melakukan rekayasa nilai. Hal ini perlu dipahami bahwa Rekayasa Nilai


(31)

memerlukan bentuk kerjasama dan komunikasi yang baik antara pihak manapun dalam tim sendiri.

2.5 Rencana Kerja Rekayasa Nilai

Salah satu kunci sukses dalam melakukan rekayasa nilai adalah dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan terorganisasi dalam rencana kerja rekayasa nilai (Value Engineering Job Plan ). Alasan digunakan rencana kerja rekayasa nilai ( Zimmerman,1982 ) Antara lain :

a. Digunakan pendekatan yang sistematis

Studi nilai dalam proyek konstruksi dapat berlangsung lama jika tidak terorganisasi dan terjadwal sesuai prosedur. Batasan waktu studi diterapkan agar pekerjaan dapat segera diselesaikan secepatnya dengan memberikan waktu perencana menyelesaikan desainnya. Diterapkan rencana kerja nilai ini maka keterbatasan waktu tersebut bukanlah kendala cukup untuk untuk melakukan studi pada proyek dalam waktu singkat.

b. Meminimalkan area berbiaya tertinggi

Rencana kerja rekayasa nilai mengidentifikasi pemusatan biaya dan hal – hal yang berhubungan dengan kebutuhan biaya untuk mencapai tujuan.

c. Menampilkan gambaran singkat mengenai tujuan

Rencana kerja rekayasa nilai mengarahkan tim studi proyek untuk menyebutkan kebutuhan proyek dan memberikan fungsi dasarnya. Kegunaan dari analisa fungsi adalah untuk menggambarkan komponen proyek yang menampilkan kebutuhan fungsi dan hal – hal pendukungnya.


(32)

d. Memaksa kita untuk berfikir jauh dari kebiasaan memecahkan masalah

Kita terbiasa untuk menggunakan ide pertama yang muncul dikepala kita. Rencana kerja rekayasa nilai mengarahkan dan memotivasi untuk melakukan perbandingan dan menganalisa lebih detail bagaimana total system bekerja sesuai dengan masing – masing fungsinya.

e. Pendekatan yang objektif

Rencana kerja rekayasa nilai menampilkan pemikiran yang objektif tentang proyek menggunakan life cycle cost. Hal ini dapat membuat penghematan yang cukup besar pada proyek.

Dengan alasan – alasan yang telah dikemukakan diatas, maka rencana kerja rekayasa nilai perlu diterapkan secara sistematis sesuai dengan urutan tahapan – tahapannya. Ada berbagai macam versi tahapan – tahapan yang dilakukan dalam rencana kerja rekayasa nilai. Menurut Alphonse J. Dell’Isolla ( 1972 ) Tahapan – tahapan rencana kerja rekayasa nilai berisikan empat tahap yaitu :

1) Tahap Informasi

Melakukan identifikasi secara lengkap atas sistem struktur bangunan dan sistem pelaksanaan konstruksi, identifikasi fungsi dan estimasi biaya yang mendasar pada fungsi pokok.

2) Tahap Kreatif

Menggali gagasan-gagasan alternatif sistem struktur maupun pelaksanaan sebanyak-banyaknya dalam memenuhi fungsi pokok.


(33)

3) Tahap Analisa

Melakukan analisa terhadap gagasan alternatif yang meliputi ; analisa keuntungan-kerugian, analisa biaya daur hidup proyek, dan analisa pembobotan kriteria dalam analisa pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang paling potensial.

4) Tahap Rekomendasi

Mempersiapkan rekomendasi tertulis dari alternatif akhir yang dipilih dengan pertimbangan kemungkinan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.

2.5.1. Tahap Informasi

Tahap informasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan item pekerjaan yang akan di studi. Prinsip dasar yang akan dilakukan pada tahap informasi adalah cost model dan analisa fungsi. Dan tujuan dari tahap informasi adalah untuk memperoleh item kerja yang akan dilakukan rekayasa nilai dengan cara mendefinisikan fungsi item dalam proyek.

Pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab antara lain : a) Apa jenis aktifitas pekerjaan ?

b) Untuk apa pekerjaan tersebut ? c) Berapa worth pekerjaan tersebut ? d) Berapa cost pekerjaan tersebut ? e) Berapa rasio cost / worth nya ?

f) Apa saja syarat – syarat yang harus dipenuhi ?


(34)

g) Apa saja yang mengidentifikasikan biaya tinggi atau biaya – biaya yang tidak diperlukan ?

Tahap informasi pada rencana kerja rekayasa nilai melibatkan penjabaran proyek, mendapatkan informasi mengenai latar belakang yang akhirnya mengarahkan pada desain proyek, batasan – batasan pada proyek dan sensitivitas terhadap biaya yang diperlukan selama produksi dan optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya.

Setelah menentukan tujuan yang akan dicapai, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana atau apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam rencana kerja rekayasa nilai yang merupakan suatu pendekatan yang sistematis, maka dalam mencapai tujuan tersebut juga harus sistematis dengan menggunakan cara – cara yang konstruktif. Berikut dipaparkan teknik atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1. Metode untuk mendapatkan informasi umum tentang proyek tersebut.

a) Mengumpulkan informasi – informasi dan data – data proyek meliputi rencana anggaran biaya dan syarat serta desain perencanaan.

b) Mempelajari,mengklasifikasikan dan mengolah data – data tersebut menjadi sebuah informasi yang tersusun rapi.

2. Metode dalam pentabulasian data yang berkaitan dengan item pekerjaan. a) Mempelajari gambar desain perencanaan untuk mendapatkan komponen –

komponen dari item pekerjaan.


(35)

b) Mempelajari data rencana anggaran biaya untuk mendapatkan biaya masing – masing komponen dan biaya item pekerjaan.

c) Menyusun dan membentuk tabel. 3. Metode dalam menentukan item kerja studi.

a) Menentukan item pekerjaan berbiaya tinggi dengan membuat cost model proyek contoh.

b) Memilih item kerja yang akan menjadi item kerja studi berdasarkan cost model, Breakdown cost model serta grafik hukum distribusi pareto proyek contoh.

c) Menggambarkan item kerja terpilih atau studi dalam bentuk cost model, Breakdown cost model serta grafik hukum distribusi pareto.

4. Metode untuk mendapatkan item kerja yang akan dilakukan penggalian alternative – alternative pada tahap kreatifitas dan penganalisaan pada tahap analisa.

Untuk menerapkan teknik – teknik tersebut diatas diperlukan tabel – tabel yang terdiri dari tabel breakdown analisis dari cost model, tabel perhitungan hukum distribusi pareto, dan tabel analisa fungsi. Tabel – tabel tersebut adalah :

1. Tabel Breakdown Cost Model

Pada tabel ini diisikan harga/cost dari elemen-elemen berbiaya tertinggi sampai terendah. Contoh tabel Breakdown Cost Model dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini :


(36)

Tabel 2.1 Tabel Breakdown Cost Model

NO ITEM BIAYA KUMULATIF ITEM

PEKERJAAN Rp % Rp % %

Total

Keterangan :

1) Kolom nomor diisi dengan angka urut nomor item pekerjaan.

2) Kolom item pekerjaan diisi dengan nama item pekerjaan dari yang berbiaya tinggi.

3) Kolom prosentase cost kumulatif diisi angka prosentasi cost kumulatif item pekerjaan terhadap jumlah total biaya.

4) Kolom item cost diisi sesuai data analisa pekerjaan. 5) Baris total diisi dengan jumlah item cost.

2. Mengidentifikiasi biaya tinggi dengan Hukum Distribusi Pareto

Menurut hukum distribusi pareto 80 % dari biaya total secara normal terjadi pada 20 % item pekerjaan. Gambar grafik hukum distribusi pareto dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini :


(37)

Gambar 2.4 Grafik Hukum Distribusi Pareto (Dell’Ishola, 1975)

3. Mengklasifikasikan fungsi-fungsi item pekerjaan dengan metode FAST yang menggunakan alur logika How dan Why.

Fungsi

komponen Fungsi Fungsi Fungsi Solusi teknis

pareto Basic sekunder I sekunder II

F.A.S.T Diagram

HOW WHY

Gambar 2.5. Diagram Alur Logika How and Why dalam FAST


(38)

F A S T ( Function Analysis System Technique ) adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa fungsi dari suatu obyek. Dimana fungsi dari suatu obyek merupakan hasil akhir yang diinginkan pelanggan atau pengguna dan inilah yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut. Cara kerja FAST menciptakan model grafis dimana para ahli dari berbagai disiplin ilmu bekerjasama dalam suatu proyek. Apabila digunakan sebagai metodologi, maka FAST akan menterjemahkan sasaran dan tujuan inisiatif manajemen kedalam suatu tindakan.

4. Analisa fungsi

Langkah selanjutnya yaitu item berbiaya tinggi teridentifikasi adalah melakukan analisa fungsi. Menurut L.D. Miles (1972) mendefinisikan fungsi sebagai dasar dari maksud sebuah pekerjaan atau pengeluaran, yang dapat berupa perangkat keras atau suatu grup keras atau grup tenaga. Kerja atau prosedur untuk melakukan atau menyelesaikan suatu fungsi. Fungsi menurut James J.O’Brien ( 1972 ) dibedakan atas :

a) Fungsi dasar yaitu fungsi, tujuan atau prosedur yang merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi.

b) Fungsi sekunder yaitu fungsi pendukung yang mungkin dibutuhkan tetapi tidak melakukan kerja sebenarnya.

Analisa fungsi bertujuan untuk mengklasifikasikan fungsi – fungsi dasar ( Basic Function ) maupun fungsi – fungsi sekundernya ( Secondary Function ). Selain itu juga untuk mendapatkan perbandingan antara biaya dengan nilai


(39)

manfaat yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Fungsi primer merupakan fungsi yang harus ada agar sesuatu dapat bekerja. Sedangkan fungsi sekunder merupakan merupakan fungsi yang mendukung fungsi primer jika suatu desain memungkinkan untuk diubah, kebutuhan akan fungsi sekunder dapat dimodifikasi atau bahkan dihilangkan.

Dalam melakukan evaluasi fungsi dari aktivitas pekerjaan yang ada harus diberikan definisi kata kerja ( Verb ) dan kata benda ( Noun ). Kelebihan dari mendefinisikan aktivitas pekerjaan tersebut kedalam dua kata menurut James O.Brien ( 1976 ) antara lain :

a) Membatasi timbulnya perluasan arti

Jika tidak bisa mendefinisikan suatu fungsi dalam dua kata maka kita tidak cukup mempunyai informasi tentang masalah tersebut atau mendefinisikan masalah menjadi terlalu luas.

b) Menghindari penggabungan fungsi – fungsi dan pendefinisian lebih dari satu fungsi sederhan. Karena dengan hanya menggunakan dua kata dipaksa untuk memecah – mecah masalah kedalam elemen – elemen yang paling sederhana.

c) Membantu untuk mencapai tingkat pengertian yang paling mendalam dari hal – hal kesalahan dalam komunikasi yang salah pengertian dikurangi hingga tingkat minimum.

Langkah final pada tahap informasi adalah menentukan rasio cost/worth. Rasio cost/worth mendefinisikan efisiensi dari suatu desain atau pekerjaan dari sini juga dapat diketahui biaya – biaya tinggi ataupun


(40)

biaya – biaya tidak diperlukan. Untuk mempermudah dalam tahap ini dibuat dalam bentuk tabel. Disimpulkan bila C/W > 2 maka wajib desain harus ditinjau ulang, C/W =1 maka komponen tepat berfungsi, C/W > 1 ada biaya – biaya yang tidak diperlukan. ( Bambang permadi, 1992 )

Tabel analisa fungsi ini digunakan untuk menerangkan fungsi utama dari suatu item pekerjaan, menggambarkan pengklarifikasian fungsi utama ( Basic Function ) maupun fungsi penunjangnya ( Secondary Function ), serta mendapatkan perbandingan antara biaya ( cost ) dengan nilai manfaat ( Worth ) yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut.

Tabel 2.2. Form Tabel Analisa fungsi (Zimmerman,1982)

Item : Fungsi :

KK KB

Rasio Biaya/Nilai Uraian

No

Tahap Informasi Analisa Fungsi

Jenis Biaya Nilai

Fungsi

Keterangan :

1) Baris item diisi dengan nama item pekerjaan yang dianalisa. 2) Baris fungsi diisi dengan nama fungsi pekerjaan yang dianalisa. 3) Kolom nomor diisi dengan angka urut nomor item pekerjaan.

4) Kolom komponen diisi dengan sub-sistem dari pekerjaan yang dianalisa.


(41)

5) Fungsi didefinisikan dalam dua kata, kata kerja aktif dan kata benda yang terukur. Setiap fungsi diklasifikasikan sebagai fungsi dasar, ditulis pada kolom jenis dengan huruf B dan fungsi penunjang, ditulis pada kolom jenis dengan huruf S.

6) Mengisi jumlah biaya fungsi utama (worth), dan jumlah biaya keseluruhan (cost).

7) Membandingkan jumlah biaya keseluruhan (cost) dengan jumlah biaya fungsi utama (worth).

8) Memilih item dengan nilai cost/worth > 1

2.5.2 Tahap Kreatif

Tujuan dari tahap kreatif adalah untuk mendapatkan ide alternatif desain yang dapat memenuhi fungsi dasar item kerja yang dipilih,dimana pada tahap ini dilakukan eksplorasi ide sebanyak – banyaknya tanpa melalui pertimbangan keputusan ataupun analisa terlebih dahulu.

Dalam rencana kerja ini, pertanyaan prinsip yang harus dijawab adalah cara –cara alternatif apa saja yang bisa digunakan untuk menampilkan suatu fungsi item kerja. Tahap ini dibuat untuk memperkenalkan gagasan – gagasan baru untuk menampilkan fungsi dasar suatu item kerja.

Menurut Dell’Isola ( 1975 ) page 33 – 34. ada 2 pendekatan yang utama mengenai kreativitas, diklasifikasikan berdasarkan teknik – teknik assiciation, yaitu :


(42)

1. Brainstorming

Kebanyakan pendekatan mengenai kreativitas dalam rekayasa nilai adalah dengan teknik brainstorming. Sebuah sesi brainstorming adalah sebuah forum pemecahan masalah dimana pemikiran tiap peserta distimulasi oleh peserta yang lain dalam satu kelompok. Tipikal suatu sesi brainstorming adalah terdiri dari 4 sampai 6 orang dari disiplin ilmu yang berbeda duduk mengelilingi sebuah meja dan secara spontan menghasilkan gagasan – gagasan yang berhubungan dengan penampilan fungsi yang diinginkan dari sebuah item. Selama sesi, kelompok tersebut didorong untuk menghasilkan gagasan sebanyak – banyaknya, tidak ada kritik, pengopinian ataupun negative thinking.

2. The Gordon technique

Ini juga teknik yang berbentuk forum dimana didalamnya gagasan – gagasan disampaikan secara bebas. Namun berbeda dengan teknik brainstorming. Bagaimanapun, dalam pendekatan Gordon hanya pimpinan forum yang mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Pimpinan forum menanyakan pertanyaan – pertanyaan yang mengarahkan forum untuk menghasilkan gagasan – gagasan. Alat bantu yang digunakan dalam tahap kreatif ini adalah literatur – literatur tentang sistem bangunan dan arsitekturnya, berkonsultasi dengan berbagai pihak yang mempunyai kemampuan dibidang tersebut serta penggunaan alat bantu tabel. Contoh bentuk tabel formulir dari pengumpulan alternatif – alternatif beserta penilaian keuntungan dan kerugiannya.


(43)

Sama halnya dengan tahapan sebelumnya, pada tahap ini juga diperlukan teknik dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Teknik yang digunakan antara lain :

1. Berdasarkan analisa fungsi yang dilakukan pada tahap sebelumnya,dimungkinkan melakukan penghematan biaya dengan jalan sebisa mungkin menghilangkan item – item yang mempunyai fungsi sekunder. Namun untuk menghilangkan item item – item yang mempunyai fungsi sekunder harus dilakukan dengan hati – hati karena tidak semua item – item dengan fungsi sekunder bisa dihilangkan karena ada batasan – batasan misalnya syarat – syarat teknis dan pertimbangan arsitektural dalam term of reference perencanaan.

2. Mengganti komponen – komponen item kerja fungsi primer dengan alternatif – alternatif lain yang mungkin dalam langkah ini juga ada batasan – batasan sehingga tidak semua alternatif dapat digunakan. Selain syarat – syarat teknis dan pertimbangan arsitektural pokok dalam term of reference perencanaan, juga harus diperhatikan perubahan analisa struktur atas penerapan alternatif tersebut. Pemakaian material tertentu untuk mengikuti material yang direncanakan dengan sendirinya akan merubah asumsi pembebanan.

3. Mengganti desain lama dengan desain baru beserta komponen – komponen item kerja baru. Penggantian ini dibatasi juga syarat – syarat teknis, pertimbangan arsitektural, dan batasan – batasan dalam analisa struktur.

Untuk memudahkan pengerjaan pada tahap kreatif ini dibuat tabel.


(44)

Tabel 2.3. Form Tabel Tahap kreatif (Zimmerman,1982) TAHAP KREATIF

PENGUMPULAN ALTERNATIF

Item :

Fungsi :

NO ALTERNATIF

Keterangan :

1) Baris item diisi dengan item pekerjaan.

2) Fungsi item pekerjaan diisikan pada baris fungsi.

3) Kolom nomor diisi dengan desain asli pada baris pertama kemudian angka urutan nomor alternatif.

4) Kolom alternatif diisi dengan nama alternatif.

5) Kolom rangking diisi dengan angka penunjuk. Semakin besar jumlah angka semakin tinggi nilai rangking.

2.5.3 Tahap Analisa

Tahap analisa bertujuan untuk melakukan evaluasi, pembenahan dan analisa biaya terdapat ide yang dihasilkan dan untuk mendata alternatif yang layak serta potensi untuk menghasilkan penghematan. Menurut J.O Brien ( 1976 )


(45)

Pada tahap ini gagasan-gagasan yang muncul pada tahap kreativitas disaring, diberi penilaian seobyektif mungkin.

Teknik dan metode yang digunakan dalam penilaian dan pemilihan alternatif-alternatif yang muncul pada tahap sebelumnya adalah sebagai berikut :

Metode analisa yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1) Analisa keuntungan dan kerugian

2) Analisa biaya daur hidup proyek ( Life Cycle Cost ) 3) Analytical hierarchy process ( AHP )

2.5.3.1Analisa Keuntungan dan Kerugian

Gagasan-gagasan yang muncul dari tahap sebelumnya disaring dengan melihat keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari setiap gagasan tersebut. Menurut Zimmerman dan hart (1982) ada beberapa kriteria yang mungkin bisa digunakan untuk melakukan penyaringan, antara lain :

a. Lebih menguntungkan dari segi biaya.

b. Apakah gagasan-gagasan yang ada memenuhi persyaratan fungsi yang diminta.

c. Apakah gagasan-gagasan baru tersebut dapat diandalkan. d. Apakah desain asli terlalu berlebihan.

e. Apakah dampaknya pada desain dan jadwal konstruksi proyek. f. Apakah terjadi re-desain yang berlebihan .

g. Apakah ada improvisasi dari desain asli.

h. Apakah desain yang diajukan pernah digunakan sebelumnya.


(46)

i. Apakah ada keterangan mengenai penampilan fisik di masa lalu pada desain baru yang diusulkan.

j. Apakah secara material, gagasan tersebut mempengaruhi estetika dari bangunan atau proyek tersebut.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut gagasan-gagasan alternatif tersebut dirangking mengikuti aturan-aturan ebagai berikut :

a. Rangking tertinggi diberikan kepada alternatif yang mempunyai keuntungan pada biaya terendah, mempunyai keuntungan lebih banyak dan kerugian sedikit.

b. Rangking-rangking berikutnya diberikan kepada alternatif-alternatif dengan keuntungan pada segi biaya yang lebih mahal dari rangking sebelumnya, mempunyai keuntungan lebih sedikit dari rangking sebelumnya dan mempunyai kerugian lebih banyak dari rangking sebelumnya.

c. Rangking terendah diberikan kepada alternatif-alternatif yang mempunyai biaya termahal, mempunyai keuntungan sedikit dan kerugian terbanyak. Dalam melakukan analisa keuntungan dan kerugian ini digunakan tabel yang menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif yang didapat. Adapun tabel analisa keuntungan dan kerugian dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini :


(47)

Tabel 2.4 Form Tabel Analisa Keuntungan dan Kerugian TAHAP ANALISA

Analisa Keuntungan dan Kerugian Item : Pekerjaan Plafond

Fungsi : Menutup langit – langit

No Alternatif Keuntungan Nilai Kerugian Nilai Total Rangking

2.5.3.2Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek

Biaya siklus hidup untuk semua bagian dari fasilitas, desain rencana, investasi ekonomi dan lain sebagainya sangat diperlukan untuk memastikan biaya sebenarnya.

Analisa biaya siklus hidup proyek tidak terbatas penggunaannya hanya selama tahap perencanaan, tapi dapat juga digunakan setiap saat selama suatu fasilitas masih berfungsi.

Menurut Zimmerman (1982) ada beberapa tipe dari biaya siklus hidup yaitu :

a. Biaya investasi

b. Biaya pemilikan/pembebasan tanah

c. Biaya rekayasa (perencanaan, desain dan pengawasan) d. Biaya Re-desain

e. Biaya konstruksi f. Biaya administrasi g. Biaya penggantian h. Nilai sisa


(48)

i. Biaya pengoperasian 1. Gaji staff

2. Bahan bakar 3. Listrik 4. Bahan kimia

5. Jadwal pengoperasian 6. Perbaikan dan servis 7. Pemulihan sumber daya 8. Transportasi

j. Biaya perawatan 1. Suku cadang 2. Buruh

3. Pemeliharaan preventif 4. Kebersihan

5. Keawetan produk

k. Nilai waktu ulang (time cost of money)

Untuk memudahkan pekerjaan dibutuhkan tabel analisa biaya daur hidup, tabel analisa biaya daur hidup menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan datang masing-masing alternatif serta besarnya penghematan biaya. Adapun tabel analisa biaya daur hidup dapat dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini :


(49)

Tabel 2.5 Form Analisa biaya siklus hidup proyek TAHAP ANALISA

Analisa biaya siklus hidup proyek

Proyek :

Lokasi :

Item pekerjaan :

   Present Value  Original  Alternatif A  Alternatif B 

Initial Cost             

Replacement Cost             

Salvage Cost             

Operational Cost             

Maintenance Cost             

Total Cost             

2.5.3.3Analytical Hierarchy Process

Salah satu metode pemilihan alternatif adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode AHP adalah model pengambilan keputusan yang memiliki sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah manusia. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi sebuah bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis (Saaty, 2003).

Kelebihan metode AHP dibandingkan dengan metode lain menurut Saaty (2003) adalah :

1. Kesatuan ( Unity )

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

2. Kompleksitas ( Complexity )


(50)

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui suatu pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

3. Saling Ketergantungan ( Inter Independence )

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

4. Struktur Hierarki ( Hierarchy Structuring )

AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen system ke level-level yang berbeda dan masing-masing level berisi elemen yang serupa.

5. Pengukuran ( Measurement )

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

6. Konsistensi ( Consistency )

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

7. Synthesis

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

8. Trade Off

AHP mempertimbangkan prioritas relative faktor-faktor pada system sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus ( Judgement and Consensus )

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsesnsus tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.


(51)

10. Penanggulangan Proses ( Repetition Process )

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Menurut Saaty (2003) ada tiga prinsip Analytical Hierarchy Process, yaitu :

1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis, yang kita sebut menyusun secara hierarkis yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah.

2. Pembedaan prioritas dan sintesis yang kita sebut sebagai penetapan prioritas yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.

3. Konsistensi logis yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria logis.

Proses penyusunan hirarki bisa dimulai dari suatu tujuan yang bersifat umum yang ingin dicapai kemudian dijabarkan dalam penerapan sub tujuan yang lebih rinci dan menunjang tujuan pertama. Penjabaran tujuan hingga sub tujuan ini dapat terus dilakukan sesuai yang diinginkan, hingga pada hierarki terendah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-alternatif yang ada dan menjadi ukuran pencapaian tujuan utama.

Tahapan-tahapan pelaksanaan pemilihan alternatif dengan menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Hierarki Keputusan

Dalam kasus proyek ini hierarchy keputusannya sama, yaitu level 1 (Tujuan), level 2 (Kriteria), level 3 (Alternatif) dan untuk setiap item kerja memiliki


(52)

kriteria dan alternatif yang berbeda. Berikut ini gambar 2.6 adalah contoh menentukan hierarchy keputusan :

KRITERIA (A) KRITERIA (B) KRITERIA (C) KRITERIA (D) KRITERIA (E) ALTERNATIF A ALTERNATIF B ALTERNATIF C ALTERNATIF D ALTERNATIF E OBYEK TUJUAN

Gambar 2.6 Hierarchy Keputusan

b. Membuat isian matrik perbandingan berpasangan pada level 2 (kriteria) dan level 3 (alternatif) menurut masing-masing kriteria. Berikut Tabel 2.6 dan Tabel 2.7 adalah form tabel matrik perbandingan kriteria dan matrik perbandingan alternatif menurut masing-masing kriteria :

Tabel 2. 6. Form Tabel Perbandingan kriteria

A B C D E

A 1

B (B,A) 1

C (C,A) 1

D (D,A) 1

E (E,A) 1

Total A KR IT ER IA TUJUAN KRITERIA JUMLAH 35


(53)

Tabel 2.7. Form Tabel Perbandingan Alternatif ALTERNATIF

ASLI 1 2 3

ASLI 1

1 ( 1,0 ) 1

2 ( 2,0 ) 1

ALTER

NATIF

3 ( 3,0 ) 1

JUMLAH Total 0

Untuk mengisi tabel 2.6 Form tabel perbandingan kriteria dan tabel 2.7 Form tabel perbandingan alternatif diatas adalah dengan memberi penilaian dengan skala 1 – 9, sedangkan antar kriteria yang seimbang diberi nilai 1. Penilaian dari skala 1 – 9 didasarkan pada faktor terpenting dari kriteria untuk matrik perbandingan kriteria dan faktor terpenting dari alternatif berdasarkan pada masing – masing kriteria untuk matrik perbandingan alternatif.

Keterangan :

1) Nilainya adalah 1 – 9 ; angka ganjil ( 1,3,5,7,9 ) merupakan yang pasti, sedangkan angka genap ( 2,4,6,8 ) merupakan yang ragu-ragu. Bila yang satu dinilai 9, maka lawannya dinilai 1/9.

2) Baris 1 dengan kolom 1 terjadi perbandingan yang nilainya sama, karena mempunyai kriteria yang sama. Maka nilainya sama dengan 1. 3) Baris 1, Kolom 5 adalah nilai perbandingan antara kriteria 1 dengan 5,

yang bila 1 lebih kuat dari 5 maka nilainya 9 ( ambil angka yang pasti ).

4) Baris 5, Kolom 1 adalah nilai resiprokal dari perbandingan antara kriteria 1 dan 5, karena nilai 1 lebih kuat dari 5, maka nilai


(54)

5) Baris Total adalah total nilai dari masing-masing kriteria pada kolom tersebut.

c. Menentukan bobot kriteria dan bobot alternatif menurut masing – masing kriteria melalui normalisasi dengan isian matrik perbandingan alternatif menurut masing – masing kriteria

Tabel 2.8 Form Tabel Normalisasi Kriteria KRITERIA

TUJUAN

A B C D JUMLAH Bobot

A (1/Total A) ∑ Baris A  ∑ Baris A / ∑ TOTAL 

B (A,B/Total A) ∑ Baris B  ∑ Baris B / ∑ TOTAL 

C (A,C/Total A) ∑ Baris C  ∑ Baris C / ∑ TOTAL 

KRITER

IA

D (A,D/Total A) ∑ Baris D  ∑ Baris D / ∑ TOTAL 

∑ Kriteria  ∑ Total Bobot Kriteria

Untuk mengisi Tabel 2.8 Form tabel normalisasi kriteria adalah sesuai dengan hasil dari perbandingan kriteria dan tabel normalisasi alternatif sesuai dengan hasil dari perbandingan alternatif berdasarkan masing – masing kriteria, cara kerjanya adalah sebagai berikut :

Untuk normalisasi kriteria :

1. Mengisi kolom A dengan operasi pembagian antara masing – masing nilai kriteria dengan total kriteria yang nilai nominalnya telah dihitung pada tabel 2.6

2. Menjumlahkan hasil operasi pembagian pada baris sesuai masing – masing kriteria


(55)

3. Melakukan operasi pembagian antara jumlah lajur baris sesuai masing – masing kriteria dengan jumlah kriteria dan hasilnya adalah bobot dari masing – masing kriteria.

d. Menentukan sintesa berdasarkan isian bobot kriteria dan bobot alternatif menurut masing-masing kriteria untuk memperoleh prioritas alternatif desain terbaik. Berikut ini Tabel 2.9 yang merupakan contoh tabel sintesa.

Tabel 2.9. Form Matrik Sintesa .

Alternatif Kriteria

Bobot

Bobot Original 1 2 3 4 5

A B C D

Jumlah

Rangking

Keterangan :

1) Baris A, kolom 1 adalah nilai bobot dari masing-masing kriteria yang sudah dinormalisasi dibagi hasil perkalian bobot kriteria dengan kriteria yang sudah dinormalisasi. Begitu pula seterusnya seluruh baris-kolom yang lain.

2) Baris jumlah adalah jumlah nilai dari masing-masing kolom alternatif. 3) Diantara baris jumlah tersebut dipilih nilai yang paling besar sebagai

alternatif terbaik menurut metode AHP.

2.5.4 Tahap Rekomendasi

Setelah melakukan analisa terhadap alternatif-altenatif pada tahap analisa langkah terakhir pada rencana kerja rekayaya nilai adalah tahap rekomendasi. Pada tahap ini dipilih 1 alternatif desain terbaik dengan memberikan dasar-dasar pertimbangannya.


(56)

Menurut Dell’Isola (1975) dalam tahap ini ada tiga hal yang harus dlakukan, yaitu :

1. Tim harus meninjau semua solusi alternatif yang diajukan dengan sangat hati-hati dan mendetail untuk meyakinkan bahwa nilai yang tinggi dan penghematan yang signifikanlah yang benar-benar ditawarkan.

2. Proposal yang dibuat untuk pihak managemen harus benar-benar bagus dan akurat. Tim harus mempertimbangkan tidak hanya kepada siapa hasil tersebut diajukan namun juga bagaimana mengajukan solusi-solusi tersebut dengan efektif.

3. Tim harus mempresentasikan sebuah rancangan untuk mengimplementasikan proposal tersebut. Kegiatan ini sangat kritis, jika proposal tidak dapa meyakinkan pihak mamagemen untuk membuat suatu perubahan, maka semua pekerjaan yang dilakukan sia-sia.

Untuk memudahkan penyampaian hasil studi rekayasa nilai, dipakai tabel yang mencantumkan dengan jelas perbandingan antara desain lama dengan desain susulan, tabel tersebut mencakup keunggulan-keunggulan desain susulan dan besarnya penghematan. Besarnya penghematan didapat dengan mengurangkan analisa biaya desain lama dengan desain susulan. Tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.10 dibawah ini :

Tabel 2.10 Form Tabel Rekomendasi

TAHAP REKOMENDASI Item Kerja :

Fungsi :

1. Rencana Awal :


(57)

2. Usulan :

3. Dasar Pertimbangan : 4. Penghematan Biaya :

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Project Director / PIMPRO Prof. Dr. H. Achmad Jainuri, MA.

Financial Director Drs . Abdullah Smith, Ak

40 Site Engineer

Budwi Harsono, ST. Site Engineer

Agung RS, ST

Site Manager Ir. Sulchan Arifin, M. Eng.

Project Manager Ir . Tamhid Mashudi

Drafter Herman H.ST

Pelaksana Lukman, ST Pengawas Struktur

Dendra Eka P. ST

Pengawas Mechanical Sukamto, ST Pengawas Electrical

R.Pahlevi. ST Pengawas Arsitektur

L.Darmawan ST.

Mandor 1 Udin

Mandor 2 Syahrir Ir. Muhammad Ali, MT

Ahli Struktur

Site Engineer Adi Lumanto ST

Koordinator Pengawas sipil

Ir. Kusnadi Ir. Nugroho

Koordinator Pengawas ME Hary S,ST Site Engineer


(58)

BAB III METODOLOGI

3.1 Obyek Penelitian

Obyek yang diambil pada penelitian Tugas Akhir ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan dan Akademi Kebidanan Siti Khodijah Sidoarjo. Dalam penelitian penerapan rekayasa nilai ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori Dell’Isola.

3.2 Data Penelitian

Pada penelitian Tugas Akhir ini diperlukan data-data yang lengkap guna menunjang analisa dan proses penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh dan dipelajari kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu penerapan rekayasa nilai.

3.2.1 Jenis Data

1. Data Sekunder

Data yang didapat diluar data primer sebagai data pelengkap. Data tersebut adalah:

- Data RAB Proyek - Daftar harga material - Daftar harga upah - Gambar desain


(59)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka

Mencari data dan informasi yang relevan tentang landasan teori yang bersumber pada referensi, jurnal dengan topik penelitian.

2. Pengamatan

Mendapatkan data secara langsung dengan mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Untuk data spesifikasi bahan bangunan ditanyakan pada pihak perencana dan arsitektur. Selain itu juga harus konsultasi pada pihak yang mengerti biaya pada suatu proyek tersebut.

3.3. Tahapan Penelitian

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-langkah yang sesuai pada urutan dalam Rencana Kerja Rekayasa Nilai, sebagai berikut:

1. Menentukan latar belakang

2. Menentukan permasalahan dan tujuan 3. Melakukan studi pustaka/ literatur

4. Pengumpulan data proyek: Rencana Anggaran Biaya (RAB), Gambar Desain Rencana. Data ini didapat dari proyek.

5. Menerapkan langkah awal pada rencana kerja rekayasa nilai, yaitu tahap informasi dengan melakukan pemilihan item berbiaya tinggi dengan cara penyusunan bagan biaya, breakdown analysis dan dianalisis Hukum Pareto untuk memperoleh garis batas item berbiaya tinggi. kemudian pemilihan item kerja yang dilakukan rekayasa nilai melalui identifikasi item terpilih


(60)

yang memiliki biaya tidak diperlukan dengan analisa fungsi, disimpulkan berdasarkan rasio c/w

Bila :c/w > 2 , maka wajib desain harus ditinjau ulang c/w = 1 , seluruh komponen tepat berfungsi

c/w >1 , ada biaya-biaya yang tidak perlu yang dikeluarkan 6. Dilakukan langkah-langkah pada tahap kreatif

Pada tahap ini melakukan pendekatan secara kreatif dengan menggunakan ide-ide penggunaan material yang dipakai yang kemudian di analisis.

Output dari tahap ini akan diperoleh alternatif material apa saja yang mungkin dipakai untuk pembangunan gedung tersebut.

7. Selanjutnya sesuai pada urutan rencana kerja rekayasa nilai yaitu dilakukan langkah Tahap Analisa dengan cara melakukan seleksi sebagai berikut: 1. Analisa Keuntungan dan Kerugian

Pada analisa keuntungan dan kerugian alternatif-alternatif dinilai keuntungan dan kerugiannya berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan, kemudian diberi bobot nilai sesuai kriteria yang telah ditentukan. Parameter-parameter tersebut antara lain :

 Dalam segi biaya  Estetika

 Waktu pelaksanaan  Teknik pelaksanaan  Tingkat perawatan  Tingkat Keawetan

2. Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek


(61)

Analisa Biaya Siklus Hidup Proyek bertujuan untuk melakukan penilaian pada alternatif yang telah didapatkan dari analisa keuntungan dan kerugian, berdasarkan kriteria biaya.

Analisa biaya daur hidup menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan datang masing-masing alternatif serta besarnya penghematan biaya. 3. Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analisa matriks dilakukan dengan cara menyebar kuesioner untuk mendapatkan pendapat responden (pihak konsultan perencana dan pihak kontraktor).

Analisa matriks ini menggunakan metode matriks berpasangan antara kriteria-kriteria untuk memperoleh tinggi potensi penghematan yang paling baik dengan intensitas ukuran dari masing-masing kriteria, dan kriteria-kriteria tersebut akan menjadi parameter untuk menetapkan alternatif-alternatif pada pembangunan gedung AKBID . Output dari tahap ini adalah dapat ditentukan alternatif pilihan yang memiliki skor tertinggi untuk kemudian di tentukan pada desain rekomendasi.

8. Setelah dilakukan Tahap Analisa, selanjutnya adalah Tahap Rekomendasi. Pada tahap ini dilakukan pelaporan dan perekomendasian dari alternatif yang dipilih. Hal-hal yang dilaporkan adalah sebagai berikut:

- Model desain dan spesifikasi - Pilihan alternatif

- Penghematan yang terjadi - Konsep pemilihan alternatif


(62)

3.4 Flow Chart Metodologi Penyelesaian Tugas Akhir

-Perumusan Masalah

Batasan Masalah

Pengumpulan Data

1. RAB

2. Gambar Desain

3. Literatur

Tahap Kreatif

-

Mengumpulkan gagasan – gagasan alternatif

A

Tahap Informasi

1.

Informasi umum

2.

Bagan Biaya

3.

Diagram Pareto

4.

FAST

5.

Analisa fungsi C/W

Latar Belakang


(63)

46

A

Tahap Analisa

-

Analisa Keuntungan dan Kerugian

-

Analisa Life Cycle Cost

-

Analisa AHP

Tahap Rekomendasi


(64)

BAB IV

PENERAPAN REKAYASA NILAI

4.1 Tahap Informasi

Tujuan dari Tahap informasi dalam rekayasa nilai adalah untuk mendapatkan data informasi mengenai desain perencanaan proyek mulai dari data berisi pengumpulan data-data proyek dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari data proyek, pemilihan item pekerjaan dan analisa fungsi terhadap item pekerjaan terpilih.

4.1.1 Data umum proyek

Data proyek diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu system atau proyek. Data–data proyek berisi informasi umum proyek, fungsi gedung proyek, dan batasan desain perencanaan yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Nama Proyek : Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Muhammadiyah Sidoarjo – Jawa Timur.

b) Lokasi Proyek : Jl. Raya Rame Desa Lebo Kecamatan Wonoayu Sidoarjo – Jawa Timur.

c) Fungsi gedung proyek : Untuk urusan administrasi universitas dan sarana proses belajar mengajar.

d) Pemilik Proyek : Pengurus Wilayah Muhammadyah Jawa Timur e) Konsultan Perencana : CV. Mitra Academia Engineering


(65)

F) Databangunan

1. Jenis bangunan : Gedung Perkuliahan 2. Jumlah lantai : 3 lantai

3. Pondasi : Tiang pancang

4. Struktur : Konstruksi Beton bertulang

4.1.2 Batasan desain perencanaan gedung proyek

Berikut beberapa batasan desain perencanaan untuk material yang digunakan dalam Pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan Dan Akademi Kebidanan Muhammadiyah Sidoarjo – Jawa Timur.

Tabel. 4.1 Batasan desain perencanaan

No Pekerjaan Spesifikasi Bahan

1

2

3

Pekerjaan beton : - Semen

- Mutu Beton

Pekerjaan dinding

Pekerjaan Keramik

1. Peraturan semen Portland Indonesia ( NI.8-1972 ) 2. Peraturan Beton Indonesia ( NI 2 – 1972 )

3. Perencanaan struktur gedung SNI 03 – 2847 – 2002 4. Mempunyai sertifikat uji

5. Mendapat persetujuan perencana / owner 1. SNI 03 – 2847 – 2002

2. Beton struktural K – 350 untuk Kolom

3. Beton struktural K – 225 ( untuk Balok, pelat lantai, Poer, Tangga, sloof )

1. Bata menggunakan produk local berkualitas baik ukuran standar

2. Bahan pasir untuk pekerjaan plesteran menggunakan pasir pasang berbutir kasar dan bersih dari debu

3. Untuk pemasangan dinding, komposisi adukan adalah 1 pc : 4 ps untuk dinding

1. Bahan keramik untuk lantai berukuran 40 x 40 cm, dengan kualitas KW-1 merk setara roman

2. Bahan keramik untuk dinding KM, berukuran 20 x 25 cm, dengan kualitas KW – 1 merk setara roman

3. Bahan keramik untuk lantai KM, berukuran 20 x 20 cm, dengan kualitas KW – 1 merk setara roman

Sumber : Data Proyek


(66)

4.1.3 Pemilihan item kerja

Pada proses pemilihan item kerja ini dilakukan identifikasi item kerja berbiaya tertinggi terlebih dahulu untuk mengetahui item kerja yang memiliki biaya (cost) yang tinggi untuk memberikan penghematan yang tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan identifikasi item pekerjaan yang memiliki biaya yang tidak diperlukan.

4.1.3.1 Identifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan membuat bagan biaya total keseluruhan proyek Breakdown cost model proyek beserta item pekerjaan. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.1.


(67)

Pek. Tanah Rp. 47.992.746,33

Arsitektur & ME Rp. 1.352.180.301,35

Pasangan Rp. 802.725.650,05

Kusen Dan Pintu Rp. 158.075.835,63 Plafond Rp. 269.686.269,29 Electrical Rp. 61.895.122,78 Sanitasi Rp. 59.797.423,60 Kolom

Rp. 402.051.759,51 Pelat Rp. 973.897.789,92 Balok Rp. 1.079.218.456,57 Struktur Atas Rp. 2.502.917.653,35 Pek. Pendahuluan Rp. 28.093.661,89 Struktur Rp. 3.173.819.078,12 Poer Rp. 94.886.341,43 Sloof Rp. 151.668.597,91 Pondasi Rp. 376.353.739,10 Struktur Bawah Rp. 670.901.425 Tangga Rp. 47.749.647,35

Cost Project Rp. 4.554.093.041,35

Gambar 4.1 Bagan Cost Model Proyek

Berdasarkan gambar di atas disusun breakdown cost model dengan mengurutkan item pekerjaan mulai dari yang memiliki biaya paling tinggi hingga terendah kemudian diprosentase secara kumulatif. Dari breakdown cost model tersebut dilakukan analisa untuk dapat menentukan batasan item pekerjaan berbiaya tinggi. Dengan menggunakan dasar hukum distribusi pareto, untuk lebih jelasnya breakdown cost model beserta grafik hukum distribusi pareto akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar grafik berikut:


(68)

Tabel 4.2 Breakdown Analysis Item Pekerjaan

Biaya Kumulatif Item Pek.

No Item

Pekerjaan Rp % Rp % %

1 Balok 1.079.218.456,57 23,69 1.079.218.456,57 23,69 6,67 2 Plat 973.897.789,92 21,38 2.053.116.246,49 45,08 13,33 3 Pasangan 802.725.650,05 17,62 2.855.841.896,54 62,70 20,00 4 Kolom 402.051.759,51 8,83 3.257.893.656,05 71,53 26,67 5 Pondasi 376.353.739,10 8,26 3.634.247.395,15 79,79 33,33 6 Plafond 269.686.269,29 5,92 3.903.933.664,43 85,71 40,00 7 Kusen 158.075.835,63 3,47 4.062.009.500,07 89,18 46,67 8 Sloof 151.668.597,91 3,33 4.213.678.097,98 92,51 53,33 9 Poer 94.886.341,43 2,08 4.308.564.439,41 94,59 60,00 10 Listrik 61.895.122,78 1,36 4.370.459.562,19 95,95 66,67 11 Sanitasi 59.797.423,60 1,31 4.430.256.985,79 97,26 73,33 12 Pek. Tanah 47.992.746,33 1,05 4.478.249.732,11 98,32 80,00 13 Tangga 47.749.647,35 1,05 4.525.999.379,47 99,37 86,67 14 Pendahuluan 28.093.661,89 0,62 4.554.093.041,35 99,98 93,33 15 Pembersihan

lapangan

750.000,00 0,02 4.554.843.041,35 100,00 100,00

4.554.843.041,35 100

Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek

Note : Garis putus – putus adalah garis batas item pekerjaan yang berbiaya tinggi

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat beberapa item kerja memiliki biaya yang tinggi seperti item pekerjaan balok, pelat, pasangan, kolom, pondasi, dan plafond. Untuk memberi batasan item mana saja yang digolongkan berbiaya tinggi digunakan dasar hukum distribusi pareto yang menyebutkan bahwa 80% biaya dari keseluruhan proyek cenderung dimiliki 20% dari total item kerja, sehingga breakdown cost model tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik gambar 4.2.


(69)

Gambar 4.2 Grafik Hukum Distribusi Pareto

Dari gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 5 item pekerjaan yang termasuk kedalam item kerja dengan biaya tinggi yaitu : Balok, Pelat, Kolom, Pondasi, dan Pasangan. Untuk tahap selanjutnya, dilakukan analisa fungsi dengan menggunakan FAST.


(70)

4.1.3.2 F. A. S. T.

F A S T ( Function Analysis System Technique ) adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa fungsi dari suatu obyek. Dimana fungsi dari suatu obyek merupakan hasil akhir yang diinginkan pelanggan atau pengguna dan inilah yang dibayarkan oleh pelanggan tersebut. Cara kerja FAST menciptakan model grafis dimana para ahli dari berbagai disiplin ilmu bekerjasama dalam suatu proyek untuk menentukan suatu komponen yang termasuk kedalam fungsi basic atau fungsi sekunder. Apabila digunakan sebagai metodologi, maka FAST akan menterjemahkan sasaran dan tujuan inisiatif manajemen kedalam suatu tindakan.

Menyalurkan beban

How Why

Bekisting Beton

Besi beton Kawat bendrat

Gambar 4.3 Diagram FAST Pekerjaan Balok Tabel 4.3 Analisa Fungsi Untuk Pekerjaan Balok

Tahap Informasi Analisa Fungsi Item : Balok

Fungsi : Menyalurkan beban

Fungsi No Uraian

KK KB Jenis Cost Worth

1 Beton K-225 Menyalurkan Beban B 204.123.493,23 204.123.493,23 2 Besi Beton Menyalurkan Beban B 745.590.041,53 745.590.041,53 3 Kawat Bendrat Menyatukan Beton B 14.666.064,73 14.666.064,73 4 Bekisting Membentuk Beton S 85.006.380,52

5 Pembongkaran Cetakan Penyiraman Beton

Merawat Beton S 29.832.476,56

Total 1.079.218.456,57 964.379.599,49 Cost / Worth Ratio 1,12

Sumber : Diolah Penulis Dari Data Rencana Anggaran Biaya


(1)

4.4 Tahap Rekomendasi

Pada tahap rekomendasi ini, penulis memberikan usulan atau rekomendasi alternatif desain dari hasil analisa rekayasa nilai berdasarkan pertimbangan dan penghematan yang dihasilkan dari alternatif desain tersebut.

Rekomendasi penulis dapat dilihat pada tabel 4.61 sampai tabel 4.63. 4.4.1 Item Pekerjaan Plafon

Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan plafon didapatkan bobot sebesar 0,20 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan plafon adalah alternatif 10 yang terdiri dari Triplek 4 mm, rangka kayu, anti rayap, list gypsum, dan cat plafon. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 10.

= Rp 269.686.269 – Rp 245.446.133

= Rp 24.240.136

Tabel 4.84 Tabel Rekomendasi Pekerjaan Plafon

TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Plafon

Fungsi : Menutup langit - langit 1. Rencana Awal

Gypsum tebal 9 mm, Rangka Hollow, List gypsum, Cat plafon. Biaya Rp 269.686.269

1. Usulan :

Triplek 4 mm, Rangka kayu, anti rayap, list gypsum, cat plafon. Biaya Rp 245.446.133

2. Penghematan Biaya : Rp. 24.240.136 Sebesar 9 % dari desain awal

3. Dasar Pertimbangan :

- Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP

- Tidak bertentangan dengan batasan desain proyek.


(2)

4.4.2 Item Pekerjaan dinding

Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan dinding didapatkan bobot sebesar 0,24 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan dinding adalah alternatif 2 lantai 2 yang terdiri dari Bata ringan ( Hebel), semen, pasir pasang, dan upah. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 2 lantai 2

= Rp 301.039.963 – Rp 256.815.810 = Rp 44.224.153

Tabel 4.85 Tabel Rekomendasi Pekerjaan dinding

TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Dinding

Fungsi : Membatasi ruang 1. Rencana Awal

Bata merah, Semen, Pasir pasang, Upah. Biaya Rp 301.039.963

1. Usulan :

. Bata ringan ( Hebel ), semen, pasir pasang, Upah Biaya Rp 256.815.810

2. Penghematan Biaya : Rp. 44.224.153 Sebesar 14,6 % dari desain awal 3. Dasar Pertimbangan :

- Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP

- Tidak bertentangan dengan batasan desain proyek.


(3)

118 4.4.3 Item Pekerjaan Lantai keramik

Dari hasil studi analisa dengan metode AHP untuk pekerjaan lantai keramik didapatkan bobot sebesar 0,36 dengan rangking 1, Maka didapatkan usulan untuk item pekerjaan lantai keramik adalah alternatif 3 lantai 3 yang terdiri dari Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 polos (mulia), dan Upah. Dengan besar penghematan didapat dari selisih total biaya konstruksi antara desain original dengan alternatif 3 lantai 3

= Rp 279.281.160 – Rp 273.232.710 = Rp 6.048.450

Tabel 4.86 Tabel Rekomendasi Pekerjaan Lantai keramik TAHAP REKOMENDASI Item Pekerjaan : Pekerjaan Lantai keramik

Fungsi : Memperindah lantai 1. Rencana Awal

Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 40 x 40 polos (mulia), dan Upah

Biaya Rp 279.281.160 1. Usulan :

Semen,Semen berwarna yiyitan pasir pasang,Keramik 30 x 30 polos (mulia), dan Upah

Biaya Rp 273.232.710

2. Penghematan Biaya : Rp. 6.048.450 Sebesar 2,2 % dari desain awal 3. Dasar Pertimbangan :

- Berdasarkan analisa biaya siklus hidup proyek dan analisa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari beberapa tahap analisa rekayasa nilai yang dilakukan pada BAB IV terhadap item pekerjaan terpilih pada pembangunan Gedung Fasilitas Bersama Sekolah Tinggi Kesehatan dan Akademi Kebidanan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Berdasarkan hasil breakdown cost model didapatkan 3 item pekerjaan yang memiliki nilai c/w > 2 yaitu :

a. Pekerjaan plafon ( c/w = 3,97 )

b. Pekerjaan pasangan dinding ( c/w = 2,18 ) c. Pekerjaan pasangan lantai keramik ( c/w = 2,65 )

Sehingga pekerjaan plafon, dinding, dan pasangan lantai keramik tersebut layak untuk di lakukan rekayasa nilai.

2. Berdasarkan analisa LCC dan AHP didapat desain alternatif antara lain: a. Pekerjaan plafon

Alternatif 10 : Triplek 4 mm, Rangka kayu 4/6, Anti rayap, List gypsum, Cat plafon.

b. Pekerjaan dinding

Alternatif 2 lantai 2 : Bata ringan ( Hebel ), Semen, Pasir pasang, Upah c. Pekerjaan Lantai keramik

Alternatif 3 lantai 3 : Semen, Semen berwarna yiyitan, Pasir pasang, Keramik 30 x 30 Polos ( Mulia ) , Upah


(5)

119 3. Dari hasil Tahap Rekomendasi didapatkan penghematan diantaranya :

a Untuk pekerjaan plafon terjadi penghematan Rp. 24.240.136 ( sebesar 9% dari desain awal )

b Untuk pekerjaan dinding terjadi penghematan Rp. 44.224.153 ( sebesar 14 % dari desain awal )

c Untuk pekerjaan lantai keramik terjadi penghematan Rp. 6.048.450 ( sebesar 2 % dari desain awal )

Biaya penghematan total sebesar Rp. 74.512.739 atau 1.64 % dari total biaya proyek

5.2 Saran

Penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan Gedung , akan lebih baik dilakukan pada tahap perencanaan sebelum gambar desain selesai, karena dapat sekaligus di tentukan batasan-batasan desain pada item pekerjaan yang memiliki pendanaan yang optimal.

Dari beberapa alternatif yang didapatkan pada analisis pekerjaan rekayasa nilai pada beberapa item pekerjaan seperti plafon ,dinding, lantai dapat direkomendasikan kepada pihak pemilik proyek untuk dilakukan perubahan material sesuai hasil analisa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dell’Isola, Alphonse. 1975. Value Engineering in the Construction Industry. Penerbit Van Nostrand Company New York.

E. Didik. 2009. Penerapan Rekayasa Nilai pada proyek pembangunan gedung fakultas kedokteran universitas wijaya kusuma. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya

I Bandi. 2007. Penerapan Rekayasa Nilai pada pembangunan gedung poliklinik RSUD Sutojayan.Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya.

Kota, Pemerintah.2009.Standar biaya dan harga satuan belanja daerah.Surabaya. Mukomuko,1978 Dasar penyusunan anggaran biaya bangunan. Penerbit Kurnia

esa, Jakarta

Nazeni.I. 2010. Manajemen Proyek. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Nugraha, Paulus, Ishak Natan, R Sucipto, 1986 Manajemen Proyek Konstruksi, Cetakan Pertama, Penerbit Kartika Yudha, Surabaya.

Permadi, Bambang .1992. Analytic Hierarchy Process. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Suharto, I. 2000. Manajemen Konstruksi dari Konseptual hingga Operasional. Penerbit Erlangga. Jakarta.

S.A.Soedrajat. 1994. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Penerbit Nova, Bandung.

U.Christiono. 2006. Rekayasa Nilai. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Wulfram.I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Zimmerman, Larry. 1998. Value Engineering A Practical Approach. Penerbit Van Nostrand Company New York.


Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG.

0 0 151

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS A (1)

0 0 14

PENERAPAN METODE FAST ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) TUGAS AKHIR - PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYE

0 0 21

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFASTANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG

0 0 20