Pertumbuhan ekonomi Pengangguran Belanja Pemerintah Garis Kemiskinan

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Kemiskinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia, yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berupa Produk Domestik Bruto PDRB merupakan keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Produk Domestik Bruto berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, semakian meningkatnya PDB menunjukkan produktivitas yang meningkat sehingga akan menyebabkan pendapatan masyarakat yang meningkat, kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi sehingga akan mengurangi tingkat kemiskinan Jundi : 2014.

2. Pengangguran

Pengangguran terjadi karena tingkat pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat. Tingginya tingkat pengangguran merupakan salah satu cerminan kurang berhasilnya pembangunan dala suatu negara karena terjadi ketidaseimbangan anatar jumlah tenaga kerja dengan luasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, semakin meningkat pengangguran maka penduduk tidak produktif, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan meningkatkan tingkat kemiskinan Jundi : 2014.

3. Belanja Pemerintah

Menurut William A. McEachern: 2000 dalam Barika: 2013, kebijakan fiskal menggunakan belanja pemerintah, pembayaran tranfer, pajak dan pinjaman untuk mempengaruhi variabel makroekonomi seperti tenaga kerja, tingkat harga, dan tingkat GDP. Dalam Penelitian Barika : 2013, belanja pemerintah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Semakin besar pengeluaran pemerintah, maka semakin turun tingkat kemiskinan. Dengan demikian, pemerintah perlu meningkatkan pengeluarannya terutama pada alokasi belanja modal ataupun pengembangan infrastruktur, sehingga tingkat kemiskinan bisa berkurang.

4. Investasi

Peningkatan Investasi dapat mengurangi pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja. Peningkatan investasi juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, akan mengurangi masyarakat yang berada di garis kemiskinan. Dengan demikian, masyarakat yang berada di garis kemiskinan dapat meningkatkan gizi, pendidikan bagi anak-anak dan dapat menabung untuk masa depan Adventuna, 2012. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di atas merupakan variabel dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat di Indonesia dalam penelitian ini.

e. Ukuran Kemiskinan

Menurut Kuncoro 2006: 113, semua ukuran kemiskinan dipertimbangkan pada norma tertentu. Pilihan norma tersebut sangat penting terutama dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi. Garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi consumption-based poverty line terdiri dari dua elemen, yaitu : 1 pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi minimum dan kebutuhan mendasar lainnya, dan 2 jumlah kebutuhan yang lain yang sangat bervariasi, yang mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Bagian pertama relatif jelas. Biaya untuk mendapatkan kalori minimum dan kebutuhan lain dihitung dengan melihat harga-harga makanan yang menjadi menu golongan miskin. Sedangkan yang kedua sifatnya lebih subyektif. Badan Pusat Statistik BPS mengukur kemiskinan dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar Basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memilki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

1. Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM. Penduduk yang memilki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan Makanan GKM adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori perkapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi padi- padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang- kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lain-lain. Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan jenis komoditi di perdesaan. Rumus perhitungan garis kemiskinan BPS adalah : GK = GKM + GKNM Keterangan : GK = Garis Kemisikinan, GKM = Garis Kemiskinan Makanan, GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan. Garis kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan bukan makanan www.bps.go.id. BPS Badan Pusat Statistik menggunakan batas garis kemiskinan setara dengan 2.100 kalori perkapita per hari yang akan disetarakan dengan rupiah. Selanjutnya, 2.100 kilokalori per kapita perhari akan disetarakan dengan rupiah ketika pengkuran kemiskinan dilakukan di tiap daerahpropinsi dengan menyesuaikan harga yang berlaku pada suatu daerahpropinsi tertentu. Sehingga pengukuran kemiskinan pada daerahpropinsi akan menggunkan satuan rupiah dengan menyesuaikan harga pada tiap-tiap daerah tertentu. Misalnya Garis kemiskinan di Propinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 sebesar Rp 459.560,00 berbeda dengan garis kemiskinan di Propinsi D.I. Yogyakarta sebesar 333.561 www.bps.go.id. Teknik Perhitungan GKM Garis Kemiskinan Makanan  Tahap pertama adalah menentukan kelompok referensi refence population yaitu 20 persen penduduk yang berada diatas Garis Kemiskinan Sementara GKS. Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai penduduk kelas marginal. GKS dihitung berdasarkan GK periode sebelumnya yang di-inflate dengan inflasi umum IHK. Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Non-Makanan GKNM.  Garis Kemiskinan Makanan GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2.100 kilokalori perkapita perhari. Patokan ini mengacu pada hasil Widykarya Pangan dan Gizi menghitung harga rata- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam menghitung Garis Kemiskinan Makanan adalah :  Keterangan : GKMj = Garis Kemiskinan Makanan daerah j sebelum disetarakan menjadi 2.100 kilokalori, Pjk = Harga komoditi k di daerah j, Qjk = rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j, Vjk = nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j, j = daerah perkotaan atau perdesaan. Selanjutnya GKMj tersebut disetarakan dengan 2.100 kilokalori dengan mengalikan 2.100 terhadap harga implisit rata-rata kalori menurut daerah j dari penduduk referensi, sehingga :  Keterangan : kalori dari komoditi k di daerah j, HKj = harga rata-rata kalori di daerah j. Keterangan : Fj = Kebutuhan minimum makanan di daerah j, yaitu yang menghasilkan energi setara dengan 2.100 kilokalorikapitahari.  Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Pemilihan jenis barang dan non makanan mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari tahun ke tahun disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi penduduk. Sejak tahun 1998 terdiri dari 27 sub kelompok 51 jenis komoditi di perkotaan dan 25 sub kelompok 47 jenis komoditi di perdesaan. Nilai kebutuhan minimum perkomoditisub kelompok non makanan dihitung dengan menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditisub kelompok tersebut terhadap total pengeluaran komoditisub kelompok yang tercata dalam susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional modul konsumsi. Nilai kebutuhan minimum non makanan secara matematis dapat difomulasikan sabagai berikut : Keterangan : Nfp = pengeluaran minimum non makanan atau garis kemiskinan non makanan daerah p GKNMp, Vi = nilai pengeluaran per komoditisub kelompok non makanan daerah p, ri = rasio pengeluaran komoditisub kelompok non makanan menurut daerah, i = janis komoditi non makanan terpilih di daerah p, p = daerah perkotaan atau perdesaan. Persentase Penduduk Miskin Persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan GK dengan rumus perhitungan : Keterangan : α = 0, z =garis kemiskinan, yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan i=1,,2,3,.....q, yi z, q = banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, n =jumlah penduduk. Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan memang tidak mudah untuk mengukurnya. Ada dua macam ukuran kemiskina yang umum digunakan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif Arsyad 2004: 238.

1. Kemiskinan Absolut

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, UMR DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, UMR DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 4 8

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1996-2014.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1996-2014.

0 4 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1996-2014.

0 5 13

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,TINGKAT PENGANGGURAN, DAN PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2011.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2011.

0 7 15

255080791 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Indonesia

0 0 71

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL, PENGANGGURAN, DAN TINGKAT KEMISKINAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA

0 0 16