spesifikasi produk yang ditetapkan oleh manajemen berdasarkan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Uraian berikut akan membahas tentang teknik penentuan
kapabilitas proses yang berhubungan dengan CTQ untuk data variabel dan atribut. Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
yang digunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data, kita mempelajari fakta-fakta yang ada dan kemudian mengambil tindakan yang tepat
berdasarkan pada fakta itu. Manfaat yang diperoleh dari analisa kapabilitas proses adalah :
1. Membuat perancang produk dalam memilih atau mengubah proses.
2. Mengurangi variasi dalam proses produksi.
3. Mengetahui seberapa baik suatu proses dapat memenuhi toleransi.
4. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses
pada toleransi.
2.7.1. Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Atribut
Data Atribut Attributes Data merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan analisis.
Data atribut bersifat diskrit. Contoh data atribut karakteristik kualitas adalah : ketiadaan label pada kemasan, banyaknya jenis cacat pada produk, dan lain-lain.
Langkah-langkah untuk menentukan kapabilitas proses untuk data atribut menurut Gaspersz 2002 adalah sebagai berikut :
1. Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya.
2. Menghitung banyak unit transaksi yang dikerjakan melalui proses.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Menghitung banyak unit transaksi yang gagal.
4. Menghitung tingkat cacat kesalahan berdasarkan langkah 3 dengan membagi
langkah 3 dengan langkah 2. 5.
Menentukan banyaknya karakteristik kualitas CTQ potensial yang dapat mengakibatkan cacat kesalahan.
6. Menghitung peluang tingkat cacat kesalahan per karakteristik kualitas CTQ
dengan membagi langkah 4 dengan langkah 5. 7.
Menghitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO dengan mengalikan langkah 6 dengan 1 juta.
8. Mengkonversikan cacat per satu juta kesempatan DPMO ke dalam nilai sigma,
kemudian membuat kesimpulan.
2.7.2. Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Variabel
Data Variabel Variables Data merupakan data kuantitatif yang diukur menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis.
Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah data diameter pipa, ketebalan produk, ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume merupakan
data variabel. Langkah-langkah untuk menetukan kapabilitas proses untuk data variabel menurut
Gaspersz 2002 adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan proses yang ingin diketahui kapabilitasnya. 2.
Menentukan nilai batas spesifikasi atas Upper Spesification LimitUSL. 3.
Menentukan nilai batas spesifikasi bawah Lower Spesification LimitLSL.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Menentukan nilai spesifikasi target.
5. Menghitung nilai rata-rata mean dari proses.
6. Menghitung nilai standar deviasi dari proses.
7. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai batas spesifikasi atas
atau Upper Spesification LimitUSL per satu juta kesempatan atau cacat per satu juta kesempatan DPMO.
8. Menghitung kemungkinan cacat yang berada di bawah nilai batas spesifikasi
bawah atau Lower Spesification LimitLSL per satu juta kesempatan atau cacat per satu juta kesempatan DPMO.
9. Menghitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO yang
dihasilkan oleh proses dengan menambahkan langkah 7 dengan langkah 8. 10.
Mengkonversikan Defect Per Million OpportunityDPMO langkah 9 ke dalam nilai sigma.
11. Menghitung kemampuan proses di atas dalam ukuran sigma.
12. Menghitung kapabilitas proses dalam indeks kapabilitas proses.
Misalkan kita akan menentukan kapabilitas proses industri perpipaan jenis tertentu. Berdasarkan kebutuhan pelanggan, diketahui bahwa diameter pipa yang
diinginkan adalah : 40 mm dengan batas toleransi adalah 5mm. Pelanggan akan
menolak setiap pipa yang diserahkan apabila diketahui berdiameter di atas 45 mm danatau di bawah 35 mm. Dalam konteks program peningkatan kualitas Six Sigma,
kita menyatakan bahwa CTQ yang perlu dikendalikan adalah diameter pipa dengan spesifikasi sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
- CTQ Critical-to-Quality : Diameter Pipa - Spesifikasi Target T = 40 mm
- Batas Spesifikasi Atas Upper Specification Limit = USL = 45 mm - Batas Spesifikasi Bawah Lower Specification Limit = LSL = 35 mm
Selanjutnya dengan metode pengumpulan data tertentu dan analisis terhadap data CTQ diameter pipa diketahui bahwa proses pembuatan pipa itu menghasilkan :
- Nilai rata-rata contoh sample mean : X-bar = 37 mm - Standar deviasi contoh sample standar deviation : S = 2 mm
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.7. Cara Memperkirakan Kapabilitas Proses Untuk Data Variabel CTQ = Diameter pipa dalam satuan pengukuran mm
Langkah Tindakan
Persamaan Hasil
Perhitungan
1 Proses apa yang anda ingin tahu?
- Pembuatan pipa
2 Tentukan nilai batas spesifikasi atas
upper specification limit USL
45 mm 3
Tentukan nilai batas spesifikasi atas lower specification limit
LSL 35 mm
4 Tentukan nilai spesifikasi target
T 40 mm
5 Berapa nilai rata-rata mean proses
X-bar 37 mm
6 Berapa nilai standar deviasi standard
deviation dari proses S
2 mm 7
Hitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai USL per satu juta
kesempatan DPMO P { z
USL-X-bar S } x 1.000.000
32 8
Hitung kemungkinan cacat yang berada di atas nilai LSL per satu juta
kesempatan DPMO P { z
LSL-X-bar S } x 1.000.000
158.655 9
Hitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO yang dihasilkan
oleh proses di atas = langkah 7 +
langkah 8 158.687
10 Konversi DPMO langkah 9 ke dalam
nilai sigma Lihat Tabel Lampiran 5 ___
2,50 11
Hitung kemampuan proses di atas dalam ukuran nilai sigma
___ Kapabilitas proses
adalah 2,50 Sigma rendah, tidak
kompetitif 12
Hitung kapabilitas proses di atas dalam indeks kapabilitas proses
Cpm = USL – LSL {6
X-bar-T
2
+ S
2
} 0,46 rendah,
tidak kompetitif
Catatan : P {z
USL-X-barS] x 1.000.000 = P {z 45-372] x 1.000.000 = P z
4,00 x 1.000.000 = [1-P z 4,00} x 1.000.000 = 1-0,999968 x 1.000.000 = 0,000032 x 1.000.000 = 32
P {z LSL-X-barS] x 1.000.000 = P {z 35-372] x 1.000.000
= P z 1,00 x 1.000.000 = 0,158655 x 1.000.000 = 158.655
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Nilai-nilai peluang kegagalan untuk distribusi normal baku z, diperoleh dari tabel distribusi normal kumulatif yang dibangkitkan
menggunakan formula : = normsdistnilai Z. DPMO = 158.687 adalah paling dekat dengan DPMO = 158.655 pada
Nilai Sigma = 2,50; sehingga kita memilih angka ini. Cpm = USL-LSL{6
2 2
S T
bar X
} = 45-35
{6
2 2
2 40
37
} = 106 13 = 1021,63 = 0,46
Dari hasil perhitungan dalam Tabel 2.7, kita mengetahui bahwa proses pembuatan pipa memiliki kapabilitas proses yang rendah tidak kompetitif. Hal ini
ditunjukkan melalui kemampuan proses hanya berada pada tingkat pengendalian kualitas 2,5 Sigma dengan indeks kapabilitas proses yang rendah, yaitu: C
pm
= 0,46. Tampak bahwa DPMO masih sangat tinggi, yaitu : 158.687 DPMO. Pada saat
sekarang banyak perusahaan kelas dunia world class companiesyang memiliki kapabilitas proses pada tingkat pengendalian kualitas 5-6 Sigma dengan indeks
kapabilitas proses Cpm mendekati 2,0; sehingga hanya menghasilkan kemungkinan kegagalan per satu juta kesempatan di bawah 100 DPMO.
Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya dipergunakan kriteria rule of thumb sebagai berikut:
Cpm
2,00; maka proses dianggap mampu dan kompetitif perusahaan berkelas dunia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Cpm antara 1,00-1,99; maka proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-
upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan nila Cpm yang berada di antara 1,00-1,09
memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma.
Cpm 1,00; maka proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk
bersaing di pasar global. Indeks kapabilitas proses Cpm digunakan untuk mengukur tingkat
pada mana suatu output proses berada pada nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan. Semakin tinggi nilai Cpm menunjukkan bahwa
output proses itu semakin mendekati nilai spesifikasi target kualitas T yang diinginkan oleh pelanggan, yang berarti pula bahwa tingkat kegagalan daro proses
semakin berkurang menuju target tingkat kegagalan nol zero defect oriented. Dengan demikian indikator keberhasilan program peningkatan kualitas Six Sigma
dapat dilihat melalui indeks nilai kapabilitas proses Cpm yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.8. Penelitian Terdahulunggunakan metode