simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebagai modal sendiri koperasi. Dan juga berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi pada satu periode.
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti perlu untuk
menganalisis dengan mengambil judul “Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha SHU Koperasi Serba Usaha
KSU Di Kabupaten Sidoarjo” .
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah modal sendiri berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha
SHU koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ? 2.
Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha SHU koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1.
Pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha SHU koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
2. Pengaruh jumlah anggota terhadap sisa hasil usaha SHU koperasi
serba usaha di Kab. Sidoarjo.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Bagi Koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran atau sumber informasi bagi pengurus koperasi serba usaha di seluruh kab. Sidoarjo
mengenai faktor yang mempengaruhi perolehan SHU sehingga dapat mengupayakan jalan keluarnya serta dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 2.
Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
perpustakaan untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai akuntansi perkoperasian khususnya sisa hasil usaha SHU pada koperasi serba
usaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Agus Taufik Ismail 2007
Judul : Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “Tumbal” Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis. Perumusan
Masalah :
1. Adakah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha SHU di
Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?
2. Seberapa besarkah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil
usaha SHU di Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?
Hipotesis :
“Ada pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha pada KPRI TUMBAL Kecamatan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”
Kesimpulan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Adanya pengaruh antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha yang
diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.
2. Dari analisis statistik regresi linear sederharna diperoleh persamaan garis
regresi yaitu Y = - 9678,706 + 8754,933 X. Hal ini berariti bahwa, sisa hasil usaha SHU efektif jika ada hubungan linear dengan partisipasi
anggota lebih besar dari 1,1055. Jadi apabila partisipasi anggota melewati angka 1,1055 maka sisa hasil usaha akan mengalami kanaikan pula. Dari
perhitungan efektifitas garis regresi dapat diketahui bahwa sumbangan efektif yang diberikan oleh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha
yang diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “TUMBAL” Kecamatan Ciamis kabupaten Ciamis adalah sebesar
34,7 dan yang 65,3 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terungkap dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pengaruh
partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha yang didapat anggotanya relatif rendah. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota koperasi
tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor lain di luar anggota. Dari hasil observasi di lapangan selama penelititan terlihat bahwa konsumen dari
unit usaha yang dijalankan Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI ”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis adalah masyarakat
umum di luar anggota, kecuali unit usaha simpan pinjam. Dengan letak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kantor dan unit usaha niaga, gedung olah raga gedung serba guna yang strategis yaitu di pusat kota sehingga banyak masyarakat luar sebagai
konsumen dari unit usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI ”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Unit usaha niaga
yang berbentuk swalayan banyak di kunjungi oleh masyarakat dan anak– anak sekolah di luar jam belajar, dengan harga yang relatif sama dengan
harga pasaran. Selain itu gedung serba guna gedung olah raga selalu ramai digunakan khususnya untuk latihan bulu tangkis khususnya di luar
jam kantor, baik oleh keluarga, instansi, ataupun klub bulu tangkis. Dengan hasil penelitian yang terungkap di atas menunjukan bahwa
partisipasi anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis masih rendah.
2. Mailiya Choiriyah 2005 Judul : Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil
Usaha SHU Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI Se Kabupaten Demak
Perumusan Masalah : 1.
Bagaimana struktur finansial dan struktur modal pada KPRI se kabupaten Demak ?
2. Adakah pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHUpada
KPRI se kabupaten Demak ?
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap
SHU padaKPRI se kabupaten Demak ? Hipotesis :
“Ada pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak”.
Kesimpulan : 1. Struktur financial dan struktur modal pada KPRI di Kabupaten Demak
sudah baik, dengan kondisi nyata bahwa rasio modal sendiri yang digunakan untuk membelanjai aktiva dan menjalankan kegiatan usaha
lebih besar dibandingkan dengan rasio modal pinjamannya, sehingga likuiditas dan solvabilitas KPRI terjamin.
2. Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak dengan
kontribusi yang relatif besar yaitu 60,50. 3. Modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU pada
KPRI se Kabupaten Demak, sedangkan modal pinjaman tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak.
Hal ini dikarenakan KPRI di Kabupaten Demak dalam membiayai usahanya menggunakan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan
modal pinjamannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. April Liana 2009 Judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada koperasi
Waru Buana Putra di Sidoarjo. Perumusan Masalah :
1. Apakah jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan
tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha ?
2. Diantara faktor-faktor diatas, manakah yang lebih dominan dalam
mempengaruhi sisa hasil usaha ? Hipotesis :
1. Diduga jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan
tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha.
2. Diduga jumlah anggota mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap
sisa hasil usaha. Kesimpulan :
1. Menyebutkan bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah
simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” dapat terbukti
kebenarannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Menyebutkan bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” juga dapat terbukti kebenarannya.
4. Abidin dan Malik 2009
Judul : Pengaruh modal usaha dan jumlah manajer terhadap sisa hasil usaha koperasi di Indonesia studi emperik pada koperasi di Indonesia
periode 2003-2005. Perumusan Masalah :
1. Apakah jumlah modal dan jumlah manajer secara bersama-sama
berpengaruh terhadap peningkatan sisa hasil usaha di Indonesia ? 2.
Apakah jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara parsial berpengaruh terhadap sisa hasil usaha di Indonesia ?
Kesimpulan : 1.
Dengan bantuan program SPSS v 14 diperoleh hasil dengan α = 5,
bahwa jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan sisa hasil usaha.
2. Bahwa antara jumlah modal usaha dan jumlah manajer mempunyai
hubungan yang positif terhadap sisa hasil usaha di Indonesia. 5.
Lubuk Novi Suryaningrum 2007 Judul : Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha
SHU Di Kota Semarang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perumusan masalah : 1.
Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang ?
2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada
KPRI di Kota Semarang ? Hipotesis :
“Ada Pengaruh antara Modal Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.
Kesimpulan : 1.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang.
2. Besarnya pengaruh sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel
modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI di Kota Semarang adalah sebesar
51,5. 2.2.
LANDASAN TEORI
2.2.1. Pengertian Koperasi
Berbeda dengan perusahaan komersil, khusunya perseroan terbatas PT dan firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar untuk
memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh orang-orang yang menpunyai modal lemah dengan selalu mengedepankan unsur sosial maupun unsur ekonomi. Unsur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sosial sebagai perkumpulan orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Unsur ekonomi sebagai sebuah badan usaha yang harus beroperasi
sebagaimana layaknya perusahaan komersil dengan melakukan kegiatan untuk mendapatkan sumber penghasilan.
Istilah koperasi berasal dari bahasa asing Co-operation co = bersama, operation = usaha, yang berarti usaha bersama. Kata Co-operation kemudian
diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai kooperasi yang dibakukan menjadi bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang berarti organisasi ekonomi
dengan keanggotaan yang bersefat sukarela. Oleh karena itu, menurut Rudianto secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi meraka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. Rudianto
2010:3 Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No.27, koperasi adalah badan usaha yang
mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk
meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasiaonal.
Dari beberapa pengertian koperasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki keinginan dan tujuan
yang sama untuk memberikan manfaat bagi anggota-anggotanya demi tercapainya kesejahteraan anggota. Sangat jelas bahwa koperasi menberikan banyak peranan di
dalam perekonomian bagi anggota-anggotanya. Usaha koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama yang pada akhirnya akan mengangkat
martabat anggota, dan terlebih perekonomian anggotanya.
2.2.2. Prinsip-Prinsip Koperasi
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi, secara prinsip-
prinsip itu juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi serta pola pembagian sisa hasil usahanya. Di Indonesia koperasi melaksanakan prinsip-prinsip Rudianto, 2010:
4 sebagai berikut : 1.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Dalam keanggotaan koperasi seseorang tidak boleh memaksa orang lain
untuk menjadi anggota koperasi dan bersedia menerima pertanggungjawaban keanggotaan, tanpa membedakan gender jenis
kelamin, latar belakang, ras, politik dan agama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Dari prinsip ini koperasi mengupayakan pengambilan keputusan koperasi diambil dari keputusan rapat anggota.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa masing-masing anggota SHU yang telah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan
kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. 4.
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal Pembatasan bunga atas modal merupakan cermin bahwa selain menaruh
perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi para anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan antarsesama anggota koperasi. 5.
Kemandirian Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima masyarakat, koperasi harus
memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
2.2.3. Jenis Koperasi
Koperasi untuk
dapat mewujudkan
tujuan yang dicita-citakan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang ini berbagai macam usaha telah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dikembangkan dan terdapat berbagai jenis koperasi yang terdiri menjadi 5 golongan Rudianto, 2010:5, yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi
konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke
konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.
2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para
anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi simpan pinjam yaitu membantu keperluan anggota dengan syarat ringan,
mendidik anggota agar giat menyimpan tabungan sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah
pengetahuan tentang perkoperasian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Tujuan dari koperasi produksi untuk membantu para pengusaha kecil yang
kekurangan modal untuk dapat berkembang dan menjangkau daerah pemasaran dan koperasi sebagai penyalur.
4. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Tujuan dari koperasi
jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.
Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperai dapat
lebih menberi manfaat pada masyarakat umumnya.
2.2.4. Klasifikasi Koperasi
Menurut Liga Alam dan M.Taufik 2007:41 penting untuk mengenal secara detail jenis-jenis koperasi yang umumnya ada di Indonesia dan diluar negeri. Berikut
ini jeneis-jenis koperasi menurut klasifikasinya : 1.
Jenis koperasi menurut usaha pokok yang dijalankan. a.
Koperasi kredit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Koperasi konsumsi.
c. Koperasi produksi barang dan jasa.
2. Jenis koperasi menurut lingkup fungsional.
a. Koperasi pegawai negeri KPRI.
b. Koperasi karyawan KOPKAR.
c. Koperasi mahasiswa KOPMA.
3. Jenis koperasi menurut lingkungan daerah kerja.
a. Koperasi pasar.
b. Koperasi unit desa KUD.
c. Koperasi serba usaha perkotaan.
4. Jenis koperasi berdasarkan unit usaha.
a. Koperasi tunggal.
b. Koperasi serba usaha.
2.2.5. Akuntansi untuk Koperasi
2.2.5.1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui dua pendekatan, yaitu dari segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi adalah suatu
kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya usaha.
Sedangkan jika ditinjau dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik mencatat, mengolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang
dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta menginterpretasikan data-data finansial yang
disajikan di dalam laporan keuangan. Dari pengertian-pengertian akuntansi diatas dapat dismpulkan bahwa
peranan akuntansi dalam pengelolahan suatu organinasi atau perusahaan pada dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan itu, yaitudalam menyajikan
informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan- keputusan ekonomi oleh berbagai pihak yang terkait dengan organisasi atau
perusahaan tersebut Baswir, 2000:181.
2.2.5.2. Pengertian Akuntansi untuk Koperasi
Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi memerlukan juga jasa akuntan baik untuk mengeloh data-data keuangan guna menghasilkan
informasi keuangan sebagai dasr dalam pengambilan keputusanekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan usahanya.
Proses akuntansi di dalam koperasi pada dasarnya mempunyai tahapan yang sama dengan akuntansi perusahaan pada umumnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut Baswir, 2000:184 : a.
Pencatatan Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan
dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal.
Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah merupakan catatan berupa pendebitan dan pengkreditan dari transaksi-transaksi secara kronoligis beserta
penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut. b.
Penggolongan Pengolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan
catatan yang telah dilakukan di dalam jurnal ke dalam buku besar. Sedangkan yang dimaksud dengan buku besar adalah merupakan kumpulan dan kesatuan
rekening yang klasifikasinya didasarkan pada kepentingan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
c. Peringkasan
Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo
rekening yang terdapat dalam buku besar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap terakhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan
memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi ke dalam laporan perubahan modal.
2.2.5.3. Ciri-ciri Kualitatif Laporan Keuangan
Ciri-ciri kualitatif laporan keuangan koperasi seperti yang tercantum dalam buku Akuntansi untuk Koperasi Tunggal,2002:42-44 adalah :
1. Relevan
Dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum general purpose information, perhatian difokuskan pada kebutuhan umum
pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk
kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevasi bagi kegunaan yang lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pengetahuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji Verifiability
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam
proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realisasi objektif semata. Dengan demikian untuk
meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan. 5.
Tepat Waktu Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai
dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Daya Banding Comparability
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan
dengan laporan keuangan perusahaan lainnya pada periode yang sama. 7.
Lengkap Informasi akuntansi yang lengkap meliputi data akuntansi keuangan yang
dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan
keuangan.
2.2.5.4. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik sebagai berikut Tunggal, 2002:104-105 :
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus
kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan. b.
Laporan keuangan biasanya meliputi necara atau laporan posisi keuangan, laporan perhitungan rugi laba dan laporan perubahan posisi
keuangan yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan
koperasi, maka beberapa pos atau istilah yang sama akan muncul, baik pada kelompok aktiva maupun kewajiban dan ekuitas.
d. Perhitungan rugi-laba menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil
usaha SHU. Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha yang
dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota.
e. Dengan adanya konsep jaringan koperasi dan pengaturan pemerintah,
maka terdapat aktiva dan dimiliki koperasi tetapi tidak dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak
dimilikinya. f.
Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.
2.2.5.5. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27, koperasi mempunyai unsur-unsur laporan keuangan yang meliputi 2007: 27.9-27.10 :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.
b. Perhitungan hasil usaha
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hail usaha. Sisa hsail usaha yang diperoleh mencangkup hasil usaha dengan
anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. c.
Laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
d. Laporan promosi anggota
Laporan promosi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencangkup empat unsur, yaitu : 1.
Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.
2.2.5.6. Proses Penyusunan Laporan Keuangan
Menurut Tunggal Amin Widjadja 2002:45 setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 satu bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan,
pengurus penyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya : 1.
Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta
pemjelasan atas dokumen tersebut. 2.
Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Melalui proses penyusunan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari proses
akuntansi yang berupa :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Pencatatan dan penggolongan yaitu bukti-bukti pembukuan dicatat
dalam buku jurnal. Untuk transaksi-transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
b. Peringkasan yaitu transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
nuku jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.
c. Pelaporan yaitu data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening
buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, perhitungan hasil usaha, laporan hasil usaha tidak dapat dibagi dan
laporan perubahan posisi keuangan. d.
Analisis data keuangan dari koperasi yang bersangkutan yaitu untuk mengetahui posisi keuangan tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil
usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 : Diagram proses penyusunan laporan keuangan koperasi
Sebagai lampiran Neraca
Sumber : Diadaptasi dari Aspari 1987 dalam Tunggal 2002:47.
Bukti Dokumen Pendukung
Bukti Dokumen Pendukung
Bukti Dokumen Pendukung
Bukti Dokumen Pendukung
Bukti Dokumen Pendukung
Bukti Kas Masuk
Bukti Kas Keluar
Bukti Pembelian
Kredit Bukti Umum
Bukti Penjualan
Kredit Jurnal
Kas
Jurnal Memorial
Jurnal Penjualan
Bukti Kas Masuk
Neraca Lajur
Laporan Keuangan
Daftar Saldo
Buku Pembantu
= Neraca
Perhitungan RL Penjelasan Neraca
Penjelasan Perhit. RL Lampiran-lampiran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.1 : Contoh neraca pada koperasi
KOPERASI SERBA USAHA NERACA
31 Desember 20X1 dan 20X0
Sumber : PSAK, 2009:27.11
ASET 20X1
20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS
20X1 20X0
ASET LANCAR Rp xxxx
Rp xxxx KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas dan Bank xxxx
xxxx Utang Usaha
Rp xxxx Rp xxxx
Investasi Jangka Pendek xxxx
xxxx Utang Bank
xxxx xxxx
Piutang Usaha xxxx
xxxx Utang Pajak
xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Anggota xxxx
xxxx Utang Simpanan Anggota
xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxx
xxxx Utang Dana Bagian SHU
xxxx xxxx
Piutang Lain-lain xxxx
xxxx Utang Jangka Panjang
Peny. Piutang Tidak Tertagih xxxx
xxxx akan Jatuh Tempo
xxxx xxxx
Persediaan xxxx
xxxx Biaya Harus Dibayar
xxxx xxxx
Pendapatan Akan Diteriman xxxx
xxxx Jml. Kwj. Jangka Pendek
Rp xxxx Rp xxxx
Jumlah Aset Lancar Rp xxxx
Rp xxxx INVESTASI JANGKA PANJANG
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Penyertaan pada Koperasi
Rp xxxx Rp xxxx
Utang Bank Rp xxxx
Rp xxxx Penyertaan pada Non-Koperasi
xxxx xxxx
Utang jangka panjang lainnya xxxx
xxxx Jml Investasi jangka panjang
Rp xxxx Rp xxxx
Jml. Kwj. Jangka Panjang Rp xxxx
Rp xxxx ASET
TETAP TanahHak atas Tanah
Rp xxxx Rp xxxx
EKUITAS Bangunan
xxxx xxxx
Simpanan Wajib Rp xxxx
Rp xxxx Mesin
xxxx xxxx
Simpanan Pokok xxxx
xxxx Inventaris
xxxx xxxx
Modal Penyertaraan Akumulasi Penyusutan
xxxx xxxx
Partisipasi Anggota
xxxx xxxx
Jumlah Aset Tetap Rp xxxx
Rp xxxx Modal penyertaan
xxxx xxxx
Modal Sumbangan
xxxx xxxx
ASET LAIN_LAIN
Dana Cadangan
xxxx xxxx
Ak. Tetap dalam Konstruksi Rp xxxx
Rp xxxx SHU Belum dibagi
xxxx xxxx
Beban Ditangguhkan xxxx
xxxx Jumlah Ekuitas
Rp xxxx Rp xxxx
Jumlah Aset Lain-lain Rp xxxx
Rp xxxx JUMLAH ASET
Rp xxxx Rp xxxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Rp xxxx Rp xxxx
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2 : Contoh Perhitungan Hasil usaha Koperasi. KOPERASI SERBA USAHA
PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0
Sumber : PSAK, 2009:27.12
20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxx
Rp xxxx Beban
Pokok xxxx
xxxx Partisipasi Neto Anggota
Rp xxxx Rp xxxx
PARTISIPASI NON-ANGGOTA Penjualan
Rp xxxx Rp xxxx
Harga Pokok
xxxx xxxx
Laba rugi Kotor dengan Non- Anggota
Rp xxxx Rp xxxx
Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxx
Rp xxxx BEBAN OPERASI
Beban Usaha
Rp xxxx Rp xxxx
Beban Perkoperasian
xxxx xxxx
Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxx
xxxx Pendapatan dan Beban Luar Biasa
xxxx xxxx
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxxx
Rp xxxx Pajak
Penghasilan xxxx
xxxx Sisa Hasil Usaha Koperasi
Rp xxxx Rp xxxx
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.3 : Contoh Laporan Promosi Ekonomi Anggota. KOPERASI SERBA USAHA
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN
MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA
Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi Rp xxxx
Rp xxxx Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Pasar
xxxx xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxx
Rp xxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA
Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp xxxx
Rp xxxx Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi
xxxx xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxx
Rp xxxx
MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI
Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxx
Rp xxxx Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota
xxxx xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota xxxx
xxxx Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan
Rp xxxx Rp xxxx
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN
Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxx
Rp xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxx
Rp xxxx
Sumber : PSAK, 2009:27.13
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6. Koperasi Serba Usaha KSU
Koperasi serba usaha KSU adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu bidang usaha. Koperasi serba usaha suatu koperasi yang dapat dianggap sebagai
koperasi simpan pinjam sekaligus koperasi konsumen, atau dapat dianggap sebagai koperasi pemasaran sekaligus koperasi simpan pinjam. Koperasi ini dapat memilih
untuk bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus karena beberapa alasan. Bidang usaha yang diambil oleh koperasi itu bisa mencakup bidang simpan pinjam,
penjualan barang konsumen, hingga pemasaran barang anggota. Seperti halnya badan usaha lainnya koperasi serba usaha juga memerlukan adanya sistem akuntansi
Rudianto 2010:118. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih
dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentiangan ekonomi para anggotanya. Tujuan diadakannya koperasi serba usaha ini agar anggota dan masyarakat lebih
tertarik untuk berpartisipasi untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
2.2.7. Modal Sendiri
Menurut Riyanto 2001 : 240 modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk
waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ada dua sumber modal sendiri dalam perusahaan : 1.
Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan
yang dihasilkan perusahaan. Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan
dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari dalam perusahaan itu sendiri
.
2. Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan. Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini
dapat berupa modal-modal pinjaman modal asing baik yang berupa uang, bahan, maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka
panjang maupun jangka pendek. Modal yang berasal dari pemilik perusahaan ada berbagai macam bentuk
menurut bentuk badan hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam peseroan terbatas PT modal berasal dari pemilik adalah modal saham,
sedangkan pada koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang berasal dari para anggota.
Modal sendiri koperasi pertama berasal dari simpanan anggota yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib, setalah berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha SHU
sebagian sisa hasil usaha SHU tersebut dapat disisihkan pada dana cadangan untuk memperkuat modal sendiri. Dengan demikian, sumber modal sendiri pada koperasi
berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah atau donasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sumber–sumber modal sendiri pada koperasi : 1.
Simpanan Pokok. Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan
sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib.
Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib
hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah.
3. Dana Cadangan.
Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal
sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 4.
Hibah atau Donasi. Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari
pihak lain dan menjadi modal sendiri.
2.2.8. Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah pemilik dan pelanggan atau penguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lingkup usaha koperasi. Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap koperasi sebagimana diatur dalam anggaran dasar.
Konsep dasar koperasi adalah untuk menjadi anggota harus mempunyai motivasi ekonomi yang sama, artinya jika motif untuk masuk koperasi tidak sama
dengan yang dijalankan koperasi maka seharusnya tidak bisa diterima menjadi anggota. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,
di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh anggota. Anggota koperasi merupakan setiap warga negara Indonesia yang mampu
melakukan tindakan hukum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang
persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Kewajiban dan hak anggota koperasi menurut UU No. 25 pasal 20 tahun 1992, yaitu :
a. Kewajiban anggota koperasi :
1. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi. 3.
Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Hak anggota koperasi :
1. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat
Anggota. 2.
Memilih danatau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas. 3.
Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat
Anggota baik diminta maupun tidak diminta. 5.
Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembanganKoperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status
anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.9. Perolehan Sisa Hasil Usaha SHU
Pengertian Sisa hasil usaha menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan
biaya dari tahun buku yang bersangkutan Abidin dan Malik, 2009:5. Pada hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan
yang lain. Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak
bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang
diberikannya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 27, 2009:27.9
menyebutkan bahwa, perhitungan hasil usaha PHU adalah perhitungan hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban
perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha SHU. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup
hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba
tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada
anggota. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawaikaryawan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dana pendidikan koperasi dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja. Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan
dalam anggaran dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada waktu koperasi
dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus
dibagikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asal tujuannya sesuai dengan koperasi.
Secara umum menurut Widiyanti 2003:149 SHU koperasi dibagi untuk: a . Cadangan Koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan. b. Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik owner dan sekaligus sebagi pelanggan customer. Dengan demikian, SHU
yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas penanaman modalnya simpanan di dalam koperasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi.
c. Dana Pengurus Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas
jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi. d. Dana Karyawan
Dana pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.
e. Dana Pendidikan Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai
pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatakan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam
mengelola koperasi. f. Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisishan SHU yang dipergunakan
untuk mengembangkan daerah kerjanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang diuraikan maka diagram kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Diagram kerangka pikir
Regresi Linier Berganda 2.4.
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang harus diteliti dan dibuktikan. H
1
= Diduga adanya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha SHU koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
H
2
= Diduga adanya pengaruh jumlah anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha SHU koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
Modal Sendiri X
1
Jumlah Anggota X
2
Perolehan Sisa Hasil Usaha Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel