68
pada periode waktu sebelumnya. Model regresi yang baik bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson DW-test. Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson terletak
antara batas atas atau upper bound du dan 4-du Ghozali, 2006: 99. Berikut adalah nilai Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi :
Tabel 4.5 : Hasil Uji Autokorelasi du Durbin-Watson
4-du 1,72 1,894
2,28
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai Durbin-Watson DW adalah 1,894, dimana nilainya terletak pada batas antara du dan 4-du yaitu
1,72 1,894 2,28. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya autokorelasi atau asumsi
bebas autokorelasi pada model terpenuhi.
4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian asumsi di atas, terlihat bahwa asumsi- asumsi yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya akan
dijelaskan hasil analisis regresi linier berganda untuk menguji dan membuktikan apakah Modal Sendiri X
1
dan Jumlah Anggota X
2
mempunyai pengaruh terhadap perolehan SHU Y pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009.
4.4.1. Persamaan Regresi Linier Berganda
Berikut adalah hasil nilai estimasi koefisien regresi yang dihasilkan:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
Tabel 4.6 : Koefisien Regresi Unstandardized Coefficients
Model
Konstanta 2,110
Modal Sendiri X
1
0,630 Jumlah Anggota X
2
-0,020
Sumber : Lampiran 4
Sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 2,110 + 0,630 X
1
- 0,020 X
2
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
a =
Konstanta = 2,110 Menunjukkan besarnya perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha
di Kab. Sidoarjo. Artinya apabila Modal Sendiri dan Jumlah Anggota sama dengan nol, maka perolehan SHU pada Koperasi
Serba Usaha di Kab. Sidoarjo adalah sebesar 2,110 satuan. b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 0,630 Artinya apabila Modal Sendiri naik sebesar satu satuan, maka
perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo akan naik sebesar 0,630 satuan, dengan asumsi besarnya Jumlah
Anggota adalah konstan atau tidak berubah. b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= -0,020 Artinya apabila Jumlah Angoota naik sebesar satu satuan, maka
perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo akan turun sebesar 0,020 satuan, dengan asumsi besarnya Modal Sendiri
adalah konstan atau tidak berubah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70
4.4.2. Koefisien Determinasi R Square
Koefisien determinasi atau R Square menunjukkan prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel
terikat. Berikut adalah nilai R-Square yang diperoleh dari hasil analisis: Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi
Indikasi Nilai R 0,606
R Square 0,368
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R Square sebesar 0,368, hal ini berarti bahwa besarnya perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha
di Kab. Sidoarjo dapat dijelaskan oleh Modal Sendiri dan Jumlah Anggota sebesar 36,8, sedangkan sisanya sebesar 63,2 dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hal tersebut juga didukung oleh nilai korelasi R sebesar 0,606 yang menunjukkan bahwa hubungan
Modal Sendiri dan Jumlah Anggota terhadap perolehan SHU adalah kuat karena nilainya semakin mendekati satu.
4.4.3. Pengujian Hipotesis dengan Uji Kesesuaian uji F