Analisa Stabilitas dan Kapabilitas Proses

Berdasarkan data yang diolah untuk tingkat kinerja pada tingkat output menunjuk pola DPMO dan pencapaian Sigma tidak stabil. Pada saat sekarang banyak perusahaan kelas dunia yang memiliki kapabilitas proses pada tingkat pengendalian kualitas 5 – 6-Sigma, sehingga hanya menghasilkan kemungkinan kegagalan persatu juta kesempatan dibawah 100 DPMO. Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan terus menerus maka akan menunjukkan pola DPMO yang terus menerus menurun sepanjang waktu dan pola kapabilitas Sigma yang meningkat terus-menerus.

4.3 Tahap Analisa

Analyze Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Program Six Sigma dapat berhasil secara efektif dan efisien melaksanakan pengendalian dan peningkatan proses industri. Oleh karena itu pada tahap ini ada beberapa sub proses antara lain :

4.3.1 Analisa Stabilitas dan Kapabilitas Proses

Untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam kondisi stabil dan mampu dalam hal ini dibutuhkan alat-alat metode stastistika sebagai alat analisis. Untuk menentukan stabilitas dan kapabilitas proses produksi Aluminium Fluorida untuk data variabel digunakan Peta Kontrol.

1. Kandungan AlF

3 purity Berdasarkan Tabel 4.13. maka dapat diketahui untuk mencari nilai batas toleransi standar deviasi maksimum pada proses produksi Aluminium Fluorida dengan tingkat 2,69-Sigma adalah : Diketahui : X X-Bar proses = 94,92 T = 95 Karena target spesifikasi tidak ditentukan pelanggan,hanya diminta minimal 94 , maka nilai target harus diatas batas target spesifikasi yang nilainya tidak terlalu dekat dengan batas spesifikasi sehingga untuk mencapai zero defect bisa tercapai LSL = SL= 94 dan SQL = 2,69 Nilai 0,37175 diperoleh dari tabel lampiran VII Nilai target pengendalian kualitas untuk satu batas spesifikasi dan toleransi maksimum standart deviasi proses untuk 2,69- sigma S Maks = {1 nilai kapabilitas sigma} x absolut X - bar – SL = {1 2,69} x X - bar – LSL = 0,37175 x 94,92 – 94 = 0,342 Dengan demikian, batas-batas kontrol yang ditetapkan pada tingkat kapabilitas 2,69-Sigma adalah: LCL lower control limit = T – 1,5 S Maks = 94,92 – 1,5 0,342 = 94,407 = 94,41 dibulatkan Tabel 4.14 : Rata – Rata Kandungan Aluminium Fluorida selama Tiga Bulan Tanggal Rata – Rata Kandungan AlF 3 Purity X- Bar Proses Tanggal Rata – Rata Kandungan AlF 3 Purity X- Bar Proses 1 94,070 94,915 16 95,237 94,915 2 94,920 94,915 17 94,443 94,915 3 94,873 94,915 18 94,903 94,915 4 94,750 94,915 19 95,000 94,915 5 95,150 94,915 20 95,153 94,915 6 94,980 94,915 21 95,253 94,915 7 94,840 94,915 22 94,760 94,915 8 95,063 94,915 23 95,283 94,915 9 94,830 94,915 24 94,690 94,915 10 95,370 94,915 25 94,853 94,915 11 95,077 94,915 26 95,003 94,915 12 94,713 94,915 27 94,857 94,915 13 94,560 94,915 28 94,840 94,915 14 95,213 94,915 29 94,800 94,915 15 94,943 94,915 30 94,873 94,915 31 95,053 94,915 Gambar 4.7. Peta Kontrol X-bar AlF3 Purity Berdasarkan Gambar 4.7. terlihat bahwa kurangnya kontrol dalam proses produksi tercermin pada masih adanya titik yang terletak di luar daerah LCL. Maka selanjutnya untuk menganalisa kemampuan proses menggunakan indeks C pm yang dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut : Diketahui : X = 94,92 T = 95 S = R-Bar proses d 2 = 1,298 1,693 = 0,767 Nilai d 2 untuk ukuran contoh n=3 adalah 1,693, lihat Tabel Lampiran IV LSL = SL= 94 dan SQL = 2,69 C pk = Absolute          S SL X 3 =        767 , 3 94 92 , 94 = 0,3998 Berdasarkan nilai perhitungan C pk diatas, maka kemampuan proses pada saat sekarang actual adalah sebesar 0.3998. Hal ini berarti bahwa proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global C pm = 2 2 3 T X S LSL T Absolute    = 2 2 95 92 , 94 767 , 3 94 95    Absolute = 0,431 Karena nilai C pm = 0,431 berarti proses dianggap proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. Hal ini tampak pula dari nilai DPMO = 117.023 dan Nilai Sigma = 2,69, yang berarti kualitas produk ini kandungan AlF 3 masih jauh untuk mencapai zero defect karena memiliki persentase kecacatan sebesar 11,7023.

2. Kandungan Air

H 2 O Berdasarkan Tabel 4.13. maka dapat diketahui untuk mencari nilai batas toleransi standar deviasi maksimum pada proses produksi Aluminium Fluorida dengan tingkat 2,42-Sigma adalah : Diketahui : X X-Bar proses = 0,186 T = 0,09 Karena target spesifikasi tidak ditentukan pelanggan hanya diminta maksimal 0,26 , maka nilai target harus di bawah batas target spesifikasi yang nilainya tidak terlalu dekat dengan batas spesifikasi sehingga untuk mencapai zero defect bisa tercapai Nilai 0,37175 diperoleh dari tabel lampiran VII Nilai target pengendalian kualitas untuk satu batas spesifikasi dan toleransi maksimum standart deviasi proses untuk 2,42- sigma S Maks = {1 nilai kapabilitas sigma} x absolut SL – X-bar = {1 2,42} x USL – X-bar = 0,41322 x 0,26 – 0,186 = 0,0306 Dengan demikian, batas-batas kontrol yang ditetapkan pada tingkat kapabilitas 2,42-Sigma adalah: UCL Upper control limit = X-bar + 1,5 S Maks = 0,186 + 1,5 0,0306 = 0,232 Tabel 4.15 : Rata – Rata Kandungan Air H 2 O selama Tiga Bulan Tanggal Rata – Rata Kandungan Air H 2 O X- Bar Proses Tanggal Rata – Rata Kandungan Air H 2 O X- Bar Proses 1 0,213 0,186 16 0,190 0,186 2 0,183 0,186 17 0,163 0,186 3 0,233 0,186 18 0,187 0,186 4 0,130 0,186 19 0,173 0,186 5 0,170 0,186 20 0,173 0,186 6 0,200 0,186 21 0,157 0,186 7 0,163 0,186 22 0,250 0,186 8 0,207 0,186 23 0,187 0,186 9 0,200 0,186 24 0,203 0,186 10 0,190 0,186 25 0,193 0,186 11 0,170 0,186 26 0,203 0,186 12 0,173 0,186 27 0,217 0,186 13 0,193 0,186 28 0,230 0,186 14 0,130 0,186 29 0,173 0,186 15 0,197 0,186 30 0,143 0,186 31 0,163 0,186 Gambar 4.8. Peta Kontrol X-bar Air H 2 O Berdasarkan Gambar 4.8. terlihat bahwa kurangnya kontrol dalam proses produksi tercermin pada masih adanya titik yang terletak di luar daerah UCL, maka selanjutnya untuk menganalisa kemampuan proses menggunakan indeks C pm yang dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut : Diketahui : X X-Bar proses = 0,186 , T = 0,09 S = R-Bar proses d 2 = 0,136 1,693 = 0,080 Nilai d 2 untuk ukuran contoh n=3 adalah 1,693, lihat Tabel Lampiran IV USL = 0,26 dan SQL = 2,42 C pk = Absolute          S X USL 3 =        08 , 3 183 , 26 , = 0,321 Berdasarkan nilai perhitungan C pk diatas, maka kemampuan proses pada saat sekarang actual adalah sebesar 0.321. Hal ini berarti bahwa proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global C pm = 2 2 3 T X S T USL Absolute    = 2 2 09 , 186 , 08 , 3 09 , 26 ,    Absolute = 0,453 Karena nilai C pm = 0,453 berarti proses dianggap proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. Hal ini tampak pula dari nilai DPMO = 178.786 dan Kapabilitas Sigma = 2,42, yang berarti kualitas produk ini kandungan Air masih jauh untuk mencapai zero defect karena memiliki persentase kecacatan sebesar 17,8786 . 3. Ukuran Mesh + 325 Berdasarkan Tabel 4.13. maka dapat diketahui untuk mencari nilai batas toleransi standar deviasi maksimum pada proses produksi Aluminium Fluorida dengan tingkat 3,79-Sigma adalah : Diketahui : X X-Bar Proses = 91,89 T = 92 Karena target spesifikasi tidak ditentukan pelanggan,hanya diminta minimal 85 , maka nilai target harus diatas batas target spesifikasi yang nilainya tidak terlalu dekat dengan batas spesifikasi sehingga untuk mencapai zero defect bisa tercapai LSL = 85 dan SQL = 3,79 Nilai 0,26385 diperoleh dari tabel lampiran VII Nilai target pengendalian kualitas untuk satu batas spesifikasi dan toleransi maksimum standart deviasi proses untuk 3,79-sigma S Maks = {1 nilai kapabilitas sigma} x absolut X-bar – SL = {1 3,79} x X-bar – LSL = 0,26385 x 91,89 – 85 = 1,818 Dengan demikian, batas-batas kontrol yang ditetapkan pada tingkat kapabilitas 3,79-Sigma adalah: LCL lower control limit = X-bar proses – 1,5 S Maks = 91,89 – 1,5 1,818 = 89,163 Tabel 4.16 : Rata – Rata Ukuran Mesh + 325 selama Tiga Bulan Tanggal Rata – Rata Ukuran Mesh + 325 X- Bar Proses Tanggal Rata – Rata Ukuran Mesh + 325 X- Bar Proses 1 93,850 91,89 16 92,053 91,89 2 92,767 91,89 17 91,777 91,89 3 92,023 91,89 18 91,273 91,89 4 90,153 91,89 19 89,987 91,89 5 88,473 91,89 20 91,953 91,89 6 91,003 91,89 21 92,293 91,89 7 88,980 91,89 22 93,270 91,89 8 91,747 91,89 23 92,807 91,89 9 92,517 91,89 24 93,627 91,89 10 90,643 91,89 25 93,477 91,89 11 91,750 91,89 26 91,793 91,89 12 91,657 91,89 27 92,673 91,89 13 91,980 91,89 28 92,583 91,89 14 92,720 91,89 29 93,060 91,89 15 93,617 91,89 30 89,050 91,89 31 93,027 91,89 Gambar 4.9. Peta Kontrol X-bar Mesh + 325 Berdasarkan Gambar 4.9. terlihat bahwa kurangnya kontrol dalam proses produksi tercermin pada masih adanya titik yang terletak di luar daerah LCL, maka selanjutnya untuk menganalisa kemampuan proses menggunakan indeks C pm yang dapat dihitung menggunakan formula sebagai berikut : X X-Bar Proses = 91,89 , T = 92 S = R-Bar Proses d 2 = 5,089 1,693 = 3,006 Nilai d 2 untuk ukuran contoh n=3 adalah 1,693, lihat Tabel Lampiran IV LSL = 85 dan SQL = 3,79 C pk =Absolute          S LSL X 3 =        006 , 3 3 85 89 , 91 = 0,764 Berdasarkan nilai perhitungan C pk diatas, maka kemampuan proses pada saat sekarang actual adalah sebesar 0,764.Hal ini berarti bahwa proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. C pm = 2 2 3 T X S LSL T Absolute    = 2 2 92 89 , 91 006 , 3 3 85 92    Absolute = 0,776 Karena nilai C pm = 0,776 berarti proses dianggap proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. Hal ini tampak pula dari nilai DPMO = 11.011 dan Kapabilitas Sigma = 3,79, yang berarti kualitas produk ini kandungan Air mau mendekati untuk mencapai zero defect karena memiliki persentase kecacatan sebesar 1,1011 .

4.3.2 Identitifikasi Sumber dan Akar Penyebab Kecacatan