Tahap Analyze Analisis Tahap Improve Perbaikan

Kemungkinan Cacat berada dibawah nilai LSL DPMO P [z  LSL – X-bar S]  1.000.000 b. Mengukur level sigma dengan mengkonversikan nilai DPMO ke tabel sigma.

c. Tahap Analyze Analisis

Tahap ini menguraikan seberapa baik dan buruk proses produksi AlF 3 yang berlangsung dan mengidentifikasi kemungkinan penyebab kegagalan proses. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa Stabilitas dan Kapabilitas Proses

Perhitungan Stabilitas Proses : a. Satu Batas Spesifikasi USL atau LSL Rumus yang digunakan Gaspersz, 2002: 214 adalah: b. Dua Batas Spesifikasi USL dan LSL Rumus yang digunakan Gaspersz, 2002: 206 adalah: Perhitungan Kapabilitas Proses : a. Satu Batas Spesifikasi USL atau LSL, Gaspersz, 2002: 218 adalah: b. Dua Batas Spesifikasi USL dan LSL, Gaspersz, 2002: 210 adalah:

2. Pembuatan Diagram Tulang Ikan

Fishbone Chart Pembuatan Fishbone diagram Dari CTQ kunci akan dilakukan analisa dan penelusuran akar penyebab masalah yang menyebabkan penyimpangan pada proses produksi dimana fokus six sigma ialah mengurangi jumlah variasi. Dalam industri manufaktur, pembuatan diagram sebab-akibat ini dapat menggunakan konsep “5M-1E”, yaitu: machines, methods, materials, measurement, menwomen, dan environment

d. Tahap Improve Perbaikan

Pada tahap Improve dibangun rencana tindakan perbaikan dan peningkatan kualitas untuk menghilangkan akar-akar penyebab dan mencegah penyebab penyebab itu berulang kembali sehingga menjadi sebuah prosedur operasi baru.  Analisa Failure Modes Effect Analysis FMEA Setelah diketahui penyebab variasi pada proses produksi AlF 3 , langkah selanjutnya adalah pembuatan FMEA sebagai dasar untuk tahap selanjutnya yaitu tahap improve. FMEA menggambarkan pengaruh yang paling signifikan dari suatu kegagalan. Adapun tahap FMEA yaitu: a. Mengidentifikasi fungsi produk. b. Mengidentifikasi kegagalan potensial atau modus kegagalan yang sering terjadi Potential Failure Mode. Dalam langkah ini akan dicari penyebab kegagalan pada proses produksi AlF 3 dalam menghasilkan CTQ yang sesuai spesifikasi perusahaan. c. Mengidentifikasi Akibat Kegagalan Potential Effect of Failure. Yaitu akibat yang ditimbulkan oleh kegagalan Failure Mode dalam memberikan kontribusi terhadap kegagalan CTQ kunci produk AlF 3 . d. Menganalisis Tingkat Keseriusan Kegagalan Severity. Skala yang digunakan adalah 1-5, dengan skala 5 berarti akibat yang ditimbulkan serius atau parah. e. Mengidentifikasi Sebab-Sebab Kegagalan Potential Causes of Failure yang menyebabkan CTQ prioritas produk AlF 3 tidak sesuai dengan standar perusahaan. f. Menganalisa Frekuensi Kegagalan Occurrence, diwakili dengan skala angka 1-5, nilai 5 menunjukan bahwa kegagalan hampir dipastikan terjadi. g. Mengidentifikasi control yang dapat dilakukan berdasarkan penyebab kegagalan. Pada tahap ini diidentifikasi metode pengendalian terhadap kegagalan yang menyebabkan CTQ Prioritas produk tidak sesuai standar. Menganalisa kesulitan control dilakukan Detection, adapun skala detection yang digunakan adalah skala 1-5 dengan skala 5 menunjukkan kemungkinan untuk lolos dari kontrol kitatidak terdeteksi adalah sangat besar. h. Risk Priority Number RPN yaitu hasil perkalian Severity x Occurrence x Detection. Prioritas perbaikan dilakukan pada komponen yang memiliki nilai RPN tertinggi. Pembuatan FMEA ini ditujukan agar improve yang dilakukan fokus pada titik yang paling potensial menyebabkan kecacatan produk. Usulan perbaikan diberikan kepada nilai RPN Risk Priority Number terbesar yang didapatkan dari FMEA Failure Modes Effects Analysis serta kepada CTQ Critical to Quality prioritas. Rencana-rencana perbaikan tersebut diharapkan dapat menurunkan jumlah defect. Tetapi pelaksanaan tahap ini masih berupa usulan perbaikan, dikarenakan kebijaksanaan perusahaan yang masih belum bisa memberikan kepastian untuk dapat melaksanakan usulan perbaikan ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab pengumpulan dan pengolahan data berisi penjabaran secara lengkap dari tahapan six sigma DMAIC define, measure, analyze, improve dan control sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya. Langkah-langkah serta hasil pengumpulan dan pengolahan data dipaparkan pada sub bab dibawah ini:

4.1. Tahap Define

Tahap define atau pendefinisian, adalah tahap awal dari Six Sigma tahap ini mempunyai tujuan untuk mencari proses yang mempunyai kontribusi terbesar dalam penyebab kecacatan atau buruknya kualitas akhir produk Aluminium Fluorida AlF 3 . Pada tahap define ini terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut: Dalam kerangka six sigma, sebuah proyek bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai level 6 sigma 3,4 kegagalan dalam sejuta kesempatan. Pada proses produksi ALF 3 six sigma bisa diterapkan pada keseluruhan proses produksi yang ada. Akan tetapi dalam penelitian proyek six sigma yang akan dilaksanakan dipilih dengan memprioritaskan masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan peningkatan kualitas yang dapat ditangani oleh peneliti dan mana yang harus ditangani terlebih dahulu berdasarkan jumlah cacat terbanyak pada bulan Mei 2010, berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak departemen produksi, kecacatan yang terbanyak terjadi pada kandungan H 2 O.