27
1. Melakukan tindakan kuliah “micro teaching” di P.Fisika untuk memenuhi struktur pembelajaran
ilmiah ? 2.
Membuat model pembimbingan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika yang memenuhi struktur pembelajaran ilmiah ?
3. Membuat bentuk evaluasi kuliah “micro teaching” di P.Fisika yang memenuhi Struktur
pembelajaran ilmiah ?
H. Manfaat Penelitian
1. Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan menerapkan prosedur ilmiah dalam pembelajaran fisika.
2. Meningkatkan mutu pembelajaran “micro teaching”.
3. Meningkatkan kerjasama antar dosen dan dosen dengan mahasiswa dalam memecahkan masalah
pembelajaran “micro teaching” 4.
Mempersiapkan mahasiswa mengikuti PPL di Sekolah Lanjutan.
I. Kerangka Teoretik Dan Hipotesis Tindakan
1. Reflective Teaching
Prof Dr Joko Nurkamto FKIP UNS
dalam pengukuhan guru besar mengemukakan pendapatnya
,
Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Reflective Teaching Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan karena gurulah yang secara langsung memimpin kegiatan
belajar-mengajar di dalam kelas, yang menjadi inti kegiatan pendidikan. Guru menjadi orang pertama yang bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di sekolah.
Karena perannya yang sangat penting, guru dituntut memiliki profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang mampu: 1 merencanakan
program belajar-mengajar, 2 melaksanakan dan memimpin kegiatan belajar-mengajar, 3 menilai kemajuan kegiatan belajar-mengajar, dan 4 menafsirkan serta memanfaatkan hasil penilaian
kemajuan belajar-mengajar dan informasi lainnya untuk melakukan kegiatan tindak lanjut Soedijarto, 1993. Keempat gugus kemampuan tersebut dianggap sebagai kemampuan profesional karena
memerlukan cara kerja yang tidak mekanistik dan memerlukan penguasaan dasar-dasar pengetahuan yang kuat terhadap pelaksanaan pekerjaan dan cara kerja dengan dukungan cara berpikir yang
kreatifdan imajinatif. Karakteristik profesionalisme guru dituntut guru untuk secara terus menerus memikirkan
secara reflektif apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakannya di dalam kelas Raka Joni, 1992. Inilah yang kemudian lazim dikenal sebagai pengajaran reflektif Makna pengajaran reflektif dapat
disimpulkan dari pendapat John Dewey dalam Henke, 2001: 1 yang mendefinisikan refleksi sebagai that which involves active, persistent, and careful consideration of any belief or practice in light of
the reasons that support it and the further consequences to which it leads. Apabila diterapkan dalam pengajaran, maka diperoleh pengertian bahwa pengajaran reflektif adalah penggunaan kesempatan
oleh guru dalam melaksanakan tugas secara sistematis mengeksplorasi, mempertanyakan, dan
28
membingkai kembali praktek pengajarannya secara holistik untuk dapat membuat interpretasi secara benar berdasarkan keadaan di lapangan dan kemudian dapat menentukan pilihan yang tepat untuk
memperbaiki kinerjanya. Untuk dapat melakukan pengajaran reflektif tersebut guru perlu memiliki kesadaran akan
praktek pengajarannya dan kesediaannya untuk berubah ke arah yang lebih baik. Sehingga melahirkan keterbukaan
open-mindedness,
keterlibatan secara penuh
hole-heartedness,
dan tanggung jawab
responsibility
Dewey, 1996. Pengajaran reflektif memiliki empat langkah yang terkait satu sama lain, yaitu deskripsi,
analisis, eksplanasi, dan refleksi. Deskripsi berarti menggambarkan peristiwa kegiatan belajar- mengajar di dalam kelas sebagaimana adanya; dapat dilakukan melalui teknik rekaman videotapes,
rekaman audiotapes, dan deskripsi tertulis. Analisis adalah suatu pemecahan masalah yang melibatkan guru melakukan pengujian terhadap apa yang efektif dan tidak efektif di dalam kelas. Eksplanasi
menuntut guru mengkomunikasikan hasil analisis, yaitu tentang derajat keefektifan kegiatan belajar- mengajar di dalam kelas. Dan, refleksi menuntut guru mengidentifikasi makna pribadi dari apa yang
telah dikerjakannya di dalam kelas Reiman, 1999: 1. Pengajaran reflektif bukanlah metode mengajar tetapi
beyond the methods
dan memiliki perspektif yang lebih holistik. Diharapkan dengan melaksanakan pengajaran reflektif ini, guru mampu
meningkatkan profesionalismenya.
2. Struktur Pembelajaran Ilmiah