KESIMPULAN DAN SARAN A.
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi
peserta didik SMK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat
diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Dalam era globalisasi ini, siswa dituntut untuk lebih maju, kreatif,
inovatif agar dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan mapan membentuk karakter siswa dan membentuk pribadi yang kuat dan
berakhlak. Sekolah juga merupakan wadah untuk menumbuhkan rasa
kreatifitas agar siswa mempunyai kualitas pendidikan yang tinggi dan mempunyai daya saing. Untuk melahirkan jiwa-jiwa yang berkualitas dan
mempunyai daya saing tinggi, maka tugas sekolah menyediakan fasilitas- fasilitas yang menunjang proses belajar bagi siswa-siswanya.
Praktik Kerja Industri Prakerin merupakan bagian dari program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja magang di perusahaan atau
industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Peserta didik SMK menjalani magang di industri hanya beberapa
bulan selama mereka menjalani sistem pendidikan tiga tahun atau empat tahun di SMK. Melalui program praktik kerja industri merupakan suatu
langkah nyata substansial untuk membuat sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan
tamatan yang bermutu. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun
apabila industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Praktik keahlian
produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri on the job training
berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan.
Status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan terhadap minat berwirausaha pada anaknya. Status sosial
ekonomi orang tua beragam misalnya jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Dengan latar belakang status sosial ekonomi orang tua
yang berbeda-beda maka akan berbeda pula pengaruhnya terhadap minat berwirausaha pada anak. Anak yang mempunyai minat berwirausaha yang
tinggi dan mendapat dukungan spiritual maupun material dari orang tuanya akan dapat meraih sukses. Dukungan spiritual contohnya cara orang tua
memotivasi, perhatian, dan pengertian sedangkan dukungan material adalah modal.
Dunia usaha atau pun dunia industri membutuhkan manusia yang berkemampuan professional di bidangnya masing-masing dalam berbagai
aspek kehidupan. Hal ini akan menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk menghadapi industrialisasi adalah dengan
berwirausaha. Ditinjau dari segi kemandirian berwirausaha akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mencapai kesuksesan. Dari segi sosial akan
memberikan peluang kerja bagi orang lain, lingkungan, dan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini
penulis akan mengangkat topik Hubungan Prestasi Praktek Industri, Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan, dan Status Sosial Ekonomi Dengan Minat
Peserta Didik Berwirausaha. Studi kasus pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bantul.