Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.

(1)

xii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta

Octavia Dian Budi Astuti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta; (2) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (3) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (4) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Depok Sleman. Populasi penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman yang berjumlah 241 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 150 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta (ρ = 0,967 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ρ = 0,639 > α = 0,05); (3) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (ρ = 0,607 > α = 0,05); (4) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ρ = 0,655 > α = 0,05).


(2)

xiii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ENTERPRENEURSHIP COURSE ACHIEVEMENT AND STUDENTS’ INTEREST IN ENTERPRENEURSHIP PERCEIVED FROM PARENT’S

ECONOMIC SOCIAL STATUS

A Case Study on : One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta

Octavia Dian Budi Astuti Sanata Dharma University

2009

This research aims to know: (1) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship; (2) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s job; (3) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s income; (4) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s educational background.

This research is a case study on 12thgrade students of One State Vocational High School in Depok Sleman. The populations of this research were 241 students of One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta. The samples of this research were 150 students. The method of collecting the samples was purporsive sampling. The method of collecting the data was questionnaire. The method of analizing data was regression model which was developed by Chow.

The result indicates that: (1) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship (ρ = 0,967 > α = 0,05); (2) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s job (ρ = 0,639 > α = 0,05); (3) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s income (ρ = 0,607 > α = 0,05); (4) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s educational background (ρ = 0,655 > α = 0,05).


(3)

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus: SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Octavia Dian Budi Astuti 041334062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

S

SSkkkrrriiipppsssiiiiiinnniiidddiiidddeeedddiiikkkaaasssiiikkkaaannnuuunnntttuuukkk::: A

AAllllllaaahhhBBBaaapppaaa,,,YYYeeesssuuusssKKKrrriiissstttuuusssdddaaannnBBBuuunnndddaaaMMMaaarrriiiaaayyyaaannngggdddaaalllaaammmllliiinnnddduuunnngggaaannnNNNyyyaaa ssseeelllaaallluuu m

mmeeennnyyyeeerrrtttaaaiiidddaaannnmmmeeemmmbbbeeerrrkkkaaatttiiissseeetttiiiaaappplllaaannngggkkkaaahhhkkkuuu K

KKeeeddduuuaaaooorrraaannngggtttuuuaaakkkuuuPPPaaapppaaahhhHHHeeerrrdddaaannnMMMaaammmaaahhhEEEnnndddaaahhh

A

A

A

s

s

s

a

a

a

S

S

S

i

i

i

l

l

l

v

v

v

e

e

e

r

r

r

W

W

W

e

e

e

d

d

d

d

d

d

i

i

i

n

n

n

g

g

g

A

A

A

n

n

n

n

n

n

i

i

i

v

v

v

e

e

e

r

r

r

s

s

s

a

a

a

r

r

r

y

y

y

G

G

G

i

i

i

f

f

f

t

t

t

A


(7)

v

MOT T O

Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku

(Filipi 4: 13)

Ora et Labora

Bekerja sambil berdoa

(Bunda Teresa)

hidup adalah sebuah pilihan....

setiap pilihan memiliki resikonya sendiri...

isilah hidupmu dengan hal-hal yang berguna

agar kelak kau tak pernah menyesalinya....

Ketika aku kanak-kanak...

aku berkata-kata seperti kanak-kanak...

aku merasa seperti kanak-kanak...

aku berpikir seperti kanak-kanak...

Sekarang sesudah aku menjadi dewasa...

aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu


(8)

v i

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juli 2009


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Octavia Dian Budi Astuti

Nomor Mahasiswa : 041334062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 15 Juli 2009 Yang menyatakan


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas bimbingan dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan Dan Minat Siswa Berwiraswasta Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”. Tujuan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu secara moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Unversitas Sanata Dharma.


(11)

ix

5. Ibu Cornelio Purwantini, S. Pd., M.SA selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan, kritik, saran dan meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,S.I.P., M.Pd selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Muhammad Efendy selaku kapala sekolah SMK I Depok Sleman yang telah memberikan ijin penelitian

8. Ibu Suwarsini selaku guru pembimbing yang telah memberikan informasi dan data-data yang diperlukan guna penyusunan skripsi ini

9. Guru dan Staf karyawan SMK I Depok serta semua pihak yang sabar membantu penulis dalam penelitian dan memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi. 10. Ayah dan Mamaku tercinta yang senantiasa ada mendampingi dalam suka dan

duka ”Yah, Mah, berkat doa Ayah dan Mamah, Via bisa sampai ke titik ini...Terima kasih ya atas segala kasih yang selalu Via terima....”

11. ”My Sister” Yovita Adining Nugraheni ”Tata item” dan Ervina Galih Pradika Putri ”Gembrot” yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat dan perhatian kepada penulis ”Makasih ya dek...kalian emang adekku yang manis-manis...”

13. Poh Jadi dan Poh Sanah yang tidak pernah bosan untuk memberikan nasihat dan dukungan ”Poh...Sekarang Via udah jadi sarjana Poh...”


(12)

x

14. Om Tes dan Tante Yati yang selalu mendukung dan memberikan doa yang tulus untuk penulis ”Om, Tante...Makasih ya buat supportnya”

15. Alexander Rendra, ”My Hunny” yang senantiasa memberi perhatian, kasih, kesetiaan serta cinta tulus kepada penulis ”Saat bersamamu semua terasa indah, I Love U...”

16.Bapak dan Ibu yang selalu sabar dan tidak henti memberi semangat menyelesaikan skripsi ”Matur Nuwun Nggih Bapak kaliyan Ibu pangestunipun kagem Via....” 17. Tri Ningsih ”Ning-Nong” atas bantuan, semangat, serta persahabatan yang tulus

”Ning...akirre aku iso nyusul koe he...”

18. Temen-temen kuliah Vivin ”Pipin” ”Kapan aku iso dolan meneh karo koe...?”, Sisil ”Numpang turu neng kosmu sek yo Cil...”, Nova ”Hayo koe ketauan bolos...”, Agnes ”Nenez” ”Nenez, Ayo kerjain tugas e jangan liat tipi mulu...”, Anna ”Thanks yo Na, menemani dan mendorongku menyelesaikan skripsi...kapan pitnes lagi?”, Dwi ”Wi...Lutisan lagi yuk...”, dan Emy ”Ember” ”Kamu emang partner sejatiku....”yang selalu memberi semangat, belajar dan bermain bersama selama kuliah.

19. Mas Adi ”Belek” ”Makasih ya mas, jadi temen seperjuanganku dari PPL sampai pendadaran....”, Mbak Emy ”Makasiy mbak, boleh numpang tidor di kos lagi ndak....?”, Dek Lita dan Dek Ika ”Dek, tolong terjemahin lagi dong....hehehe...”


(13)

xi

20. Rekan NgO-Pe, Mba Lian ”Tante, Ayo dolan meneh cerita-cerita lagi...” dan Mas Andri ”Aku telat meneh yo mas...tulung jagain bentar yah....maap!!.” atas kerjasama dan jalinan persaudaraan selama ini.

21.Teman-teman PAK seperjuangan saat pendadaran Tantri, Wibi, Mami, Susi, Anton, dan Doni ”Akirre kita lulus bareng teman-teman hehehe...”

22. Teman-teman PAK ’04 terimakasih buat semua-muanya ... 23. Komputerku yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

24. Teman-temanku serta pihak yang telah memberikan semangat dukungan dan membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, disebabkan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Akhir kata hanya Bapa di Surga yang mampu membalas segala budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 15 Juli 2009 Penulis


(14)

xii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN

KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT SISWA BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta

Octavia Dian Budi Astuti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta; (2) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (3) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (4) hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Depok Sleman. Populasi penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Depok Sleman yang berjumlah 241 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 150 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta (ρ = 0,967 > α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua (ρ = 0,639 > α = 0,05); (3) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua (ρ = 0,607 > α = 0,05); (4) tidak ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua (ρ = 0,655 > α = 0,05).


(15)

xiii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN ENTERPRENEURSHIP COURSE ACHIEVEMENT AND STUDENTS’ INTEREST IN ENTERPRENEURSHIP PERCEIVED FROM PARENT’S

ECONOMIC SOCIAL STATUS

A Case Study on : One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta

Octavia Dian Budi Astuti Sanata Dharma University

2009

This research aims to know: (1) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship; (2) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s job; (3) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s income; (4) the relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s educational background.

This research is a case study on 12thgrade students of One State Vocational High School in Depok Sleman. The populations of this research were 241 students of One State Vocational High School in Depok Sleman Yogyakarta. The samples of this research were 150 students. The method of collecting the samples was purporsive sampling. The method of collecting the data was questionnaire. The method of analizing data was regression model which was developed by Chow.

The result indicates that: (1) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship (ρ = 0,967 > α = 0,05); (2) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s job (ρ = 0,639 > α = 0,05); (3) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s income (ρ = 0,607 > α = 0,05); (4) there is no relationship between enterpreneurship course achievement and Vocational High School students’ interest in enterpreneurship perceived from the parent’s educational background (ρ = 0,655 > α = 0,05).


(16)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xv

BAB II KAJIAN TEORI

A. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan... 7

1. Pengertian Prestasi ... 7

2. Pengertian Kewirausahaan ... 8

B. Minat Berwiraswasta ... 10

1. Pengertian Minat... 10

2. Wiraswasta ... 11

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 16

1. Pengertian Orang Tua ... 16

2. Pengertian Status ... 17

D. Kerangka Berpikir ... 21

E. Rumusan Hipotesis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 25

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Operasionalisasi Variabel... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 32


(18)

xvi

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah... 47

B. Tujuan Satuan Pendidikan ... 47

C. Personalia SMK N 1 Depok... 48

D. Kondisi dan Lingkungan SMK N 1 Depok ... 54

E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 56

F. Hubungan Sekolah dengan Instansi Lain ... 57

G. Usaha Penempatan Lulusan... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 59

B. Analisis Data ... 63

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 63

2. Pengujian Hipotesis... 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta... 70

2. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 72


(19)

xvii

3. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat

Pendapatan Orang Tua ... 74

4. Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Operasionalisasi Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...29

Tabel III. 2 Skoring Pernyataan Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua..31

Tabel III. 3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...33

Tabel III. 4 Hasil Pengujian Validitas Minat Siswa Berwiraswasta ...34

Tabel III. 5 Rangkuman Uji Reliabilitas ...36

Tabel III. 6 Skoring PAP Tipe II...37

Tabel III. 7 Interval Skor Variabel Minat Siswa Berwiraswasta...38

Tabel III. 8 Interval Skor Variabel Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ...39

Tabel III. 9 Interval Skor Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ...40

Tabel III. 10 Interval Skor Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua ...40

Tabel III. 11 Interval Skor Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua ...41

Tabel IV. 1 Daftar Nama Wali Kelas SMK N 1 Depok...50

Tabel IV. 2 Data Siswa SMK N 1 Depok ...52

Tabel IV. 3 Daftar Pembagian Gedung SMK N 1 Depok ...54

Tabel IV. 4 Daftar Barang-Barang Pada Tiap Kelas SMK N 1 Depok...56

Tabel V. 1 Deskripsi Data Variabel Minat Siswa Berwiraswasta ...59

Tabel V. 2 Deskripsi Data Variabel Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan ...60

Tabel V. 3 Deskripsi Data Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua...61

Tabel V. 4 Deskripsi Data Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua...62

Tabel V. 5 Deskripsi Data Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua...62

Tabel V. 6 Hasil Pengujian Normalitas...63

Tabel V. 7 Hasil Pengujian Linieritas ...64


(21)

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan jaman yang semakin pesat dewasa ini, menuntut kita untuk

dapat bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang layak, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia semakin terbatas. Sedangkan di sisi lain, kita dihadapkan pada pengangguran yang semakin meningkat akibat banyaknya karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja serta perusahaan yang gulung tikar. Sejalan dengan tuntutan perubahan yang semakin cepat dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan, maka dewasa ini pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan pembelajaran yang berorientasi pada tuntutan dunia kerja dan industri atau pasar. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah untuk dapat bekerja di dunia usaha atau industri, baik regional maupun nasional. Oleh karena itu, lulusan SMK harus dibekali keterampilan yang sesuai dengan keahlian yang diminati siswa dalam rangka menopang kehidupannya di masyarakat kelak.

Pembelajaran di SMK diharapkan bukan berbentuk pemrosesan informasi semata, akan tetapi dikembangkan menjadi suatu keterampilan yang dapat diaplikasikan para lulusan SMK dalam dunia nyata sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif dan produktif. Bahkan sudah


(23)

saatnya keterampilan dan jiwa kewiraswastaan ditanamkan di SMK terutama kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri (Tedjasutisna, 2004:5). Keterampilan dan jiwa kewiraswastaan memerlukan modal kebiasaan-kebiasaan yang positif. Kebiasaan-kebiasaan positif seorang wiraswastawan yaitu kebiasaan berpikir kreatif, berdisiplin, menepati waktu dan janji, merasakan kebutuhan orang lain, dapat bekerja sama dalam kelompok, mengembangkan dirinya sendiri dan masih banyak lagi sangat diperlukan untuk dapat menghadapi tantangan dan persaingan dalam berwirausaha (Joe Setyawan, 1993:10). Para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan tentu saja telah dibekali dengan beberapa pengalaman salah satunya dengan mengikuti mata pelajaran kewirausahaan yang dapat digunakan untuk lebih menggali kebiasaan-kebiasaan positif mereka. Pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan di sekolah diharapkan mampu memungkinkan tumbuhnya minat berwiraswasta yang tinggi dalam diri mereka.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta. Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri individu (faktor intern), misalnya: bakat, kemampuan dan kepribadian, dan faktor yang berasal dari luar diri individu (faktor eksternal), yaitu: sarana atau fasilitas yang tersedia, faktor keluarga atau latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan seseorang dan latar belakang sosial masyarakat. Tumbuhnya minat berwiraswasta dalam diri siswa dapat dilihat pula dari prestasi belajar yang mereka peroleh selama mengikuti pendidikan kewirausahaan. Misalnya apabila nilai mata pelajaran kewirausahaan seseorang tinggi, maka orang tersebut akan cenderung memiliki minat pada bidang wirausaha. Sebaliknya, bila nilai mata pelajaran kewirausahaan


(24)

seseorang rendah, maka orang tersebut cenderung tidak berminat pada bidang wirausaha.

Lingkungan keluarga juga dapat menjadi penentu kesuksesan seseorang dalam berwiraswasta. Menurut Tim Kewirausahaan SMK (2002:3), keluarga merupakan faktor yang paling mendorong seseorang untuk menjadi wiraswastawan. Dukungan dan dorongan dari keluarga sangat dibutuhkan dan akan menjadi motivasi bagi seseorang untuk berwiraswasta. Salah satu faktor pendukung yang berasal dari lingkungan keluarga adalah status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua.

Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang untuk menentukan jenis pekerjaannya kelak. Misalnya orang tua yang pekerjaannya sebagai wiraswastawan yang sukses maka dimungkinkan akan mendidik anaknya sebagai wiraswastawan juga, sebaliknya jenis pekerjaan orang tua yang bukan wiraswastawan dapat menyebabkan minat anak untuk berwiraswasta menjadi rendah, sebab orang tua tidak mengetahui tentang seluk beluk berwiraswasta. Oleh sebab itu, jenis pekerjaan orang tua diduga kuat berhubungan dengan karakter yang membentuk diri anak.

Berdasar uraian di atas, maka penulis bermaksud menyelidiki apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua memiliki hubungan dengan tinggi/ rendahnya minat siswa untuk berwiraswasta. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengangkat topik "Hubungan Antara Prestasi


(25)

Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Minat Siswa Berwiraswasta Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”

B. Batasan Masalah

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta. Faktor-faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri individu (faktor internal), antara lain: bakat, kemampuan dan kepribadian, dan faktor yang berasal dari luar diri individu (faktor eksternal), yaitu: sarana atau fasilitas yang tersedia, faktor keluarga atau latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan seseorang dan latar belakang sosial masyarakat. Penelitian ini memfokuskan pada prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ?

b. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ?

c. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ?


(26)

d. Apakah ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan:

a. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta.

b. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

c. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

d. Mengetahui apakah prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi: 1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

a) Bagi Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam menumbuhkan minat


(27)

berwiraswasta di kalangan siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

b) Bagi siswa dapat dipergunakan untuk motivasi dan bahan pertimbangan dan menambah pengetahuan akan pentingnya berwiraswasta dalam kondisi sempitnya lapangan pekerjaan yang sesuai.

2. Bagi universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian dalam bidang kewiraswastaan.

3. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk meneliti tentang pentingnya pendidikan kewirausahaan dalam rangka menumbuhkan minat siswa berwiraswasta.


(28)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan 1. Pengertian Prestasi

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan dalam hidupnya. Diantara tujuan yang ingin dicapai tersebut antara lain adalah berprestasi. Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Sedangkan prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan dalam diri si pelajar, dimana ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak ia ketahui. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Menurut Winkel, prestasi belajar adalah sebuah bukti yang dapat dicapai oleh siswa. Prestasi akan tampak dalam perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap (Winkel, 1983:161).

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, prestasi belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi dalah usaha penilaian


(29)

terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, dan metode pemecahan. Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktik yang kemudian diberi skor, yang biasanya berwujud angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang dapat disebut prestasi belajar.

2. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2006:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Oleh sebab itu, objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup atau usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup atau usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya.


(30)

b. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar.

c. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa

menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.

d. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.

e. Kemampuan membentuk modal material, sosial dan intelektual.

f. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan.

g. Kemampuan mental yang dilandasi agama.

h. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman

yang baik maupun menyakitkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2006:10).


(31)

Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Sejalan dengan pendapat Soeharto Prawirokusumo (1997:4), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen. Obyek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan tujuan hidup, memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman. Dengan kata lain dapat diasumsikan bahwa pendidikan kewirausahaan lebih mengedepankan pendidikan siswa menjadi lebih kreatif, inovatif terhadap peluang usaha/kerja serta mandiri atau wiraswasta. Harapannya, siswa menjadi tergugah sehingga berminat untuk berwiraswasta.

B. Minat Berwiraswasta 1. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat sebelumnya pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

Menurut W.S. Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut.


(32)

Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai minat yang tinggi kebanyakan akan mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat. Faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (Kartini Kartono, 1985:62-67) : a. Sebab endogen (dari dalam diri sendiri)

1. Biologis, misalnya kesehatan, cacat badan. 2. Psikologis, misalnya kecerdasan, minat. b. Sebab eksogen (dari luar diri siswa)

1. Keluarga, yaitu faktor orang tua, suasana rumah. 2. Faktor sekolah, masyarakat.

2. Wiraswasta

a. PengertianWiraswasta

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian wiraswasta adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara, produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya (Departemen Pendidikan Nasional, 2002:1273). Menurut Justin G (2001:4), wiraswasta adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas.

Istilah wiraswasta sendiri berasal dari kata wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan; swa = sendiri; sta = berdiri; dan swasta = berdiri di atas kaki sendiri.


(33)

Berdasarkan istilah-istilah tersebut, maka Suparman Sumahamijaya (1979:117) mengartikan kata wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wiraswasta adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup (Sunarya, 2001:5).

Wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi kombinasi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha (Sunarya, 2001:5). Dalam berwiraswasta, seseorang harus memiliki jiwa seorang wiraswasta yaitu kemampuan, semangat, motivasi yang tinggi agar dapat memajukan usahanya, selain itu jiwa wiraswasta ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, menyukai perubahan kemajuan dan tantangan.

Menurut Salim Siagian dalam Sony Heru Priyanto (2002), Wiraswasta adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan tindakan nyata yang perlu, tepat, dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat. Sedangkan menurut Wijadi Soesarsono (1988:21), wiraswasta adalah salah satu upaya untuk menghimpun secara sistematis berbagai aspek untuk memperkaya pengetahuan dan kesadaran tentang sikap mental yang


(34)

diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa.

Wiraswasta mencakup unsur-unsur penting agar dapat berkembang dalam usahanya. Unsur-unsur ini saling berkaitan satu dengan yang lain, unsur-unsur tersebut adalah (Kusmini Adi Putro, dkk, 1999:11-14):

1) Unsur pengetahuan

Unsur pengetahuan merujuk pada tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang. Tingkat penalaran adalah tingkat kemampuan berpikir seseorang yang biasanya ditentukan oleh tingkat pendidikannya.

2) Unsur keterampilan

Unsur keterampilan menunjuk pada kerja fisik terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk berkarya. Dalam unsur ini, keterampilan akan diperoleh seseorang melalui latihan-latihan dan pengalaman kerja.

3) Unsur sikap mental

Unsur keterampilan merujuk pada respon, tanggapan, atau tingkah laku seseorang dalam menghadapi situsi tertentu. Sikap mental menggambarkan reaksi seseorang jika menghadapi situasi tertentu.

4) Unsur kewaspadaan

Unsur ini sangat penting dalam dunia bisnis, karena berhasil atau tidaknya dalam usaha atau bahkan hidup matinya bisnis ditentukan oleh perkiraan ketepatan dalam berpikir tentang apa yang akan terjadi serta tindakan apa yang harus dilakukan.


(35)

seseorang yang memulai usaha baru, kecil dan milik sendiri serta sebagai orang yang menerapkan konsep manajemen. Oleh karena itu, berwiraswasta merupakan sebuah pekerjaan yang harus bersifat fleksibel, imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

b. Ciri-ciri Wiraswastawan

Dalam Suryana (2006:24), M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan delapan karakteristik wiraswastawan yaitu:

1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat artinya selalu menghindari resiko yang tinggi.

3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.

5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.


(36)

8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang. Geoffrey G Meredith (1996:5-6) dalam Suryana (2006:24), mengemukakan ciri-ciri dan watak wiraswasta sebagai berikut:

No Ciri-ciri Watak

1. Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidak

tergantungan terhadap orang lain, individualitis.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.

3. Berani mengambil resiko dan

menyukai tantangan

Mampu mengambil resiko yang wajar.

4. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi

dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.

6. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa

depan.

Dalam Suryana (2006:27), Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa wiraswasta yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai berikut:

1) Memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja keras secara independen


(37)

2) Memiliki kemampuan berorganisasi, dapat mengatur tujuan, berorientasi hasil, dan tanggung jawab terhadap kerja keras.

3) Kreatif dan mampu melihat peluang yang ada dalam kewirausahaan.

4) Menikmati tantangan dan mencari kepuasan pribadi dalam memperoleh

ide.

Dengan demikian, bila seseorang memiliki minat untuk berwiraswasta, ia mempunyai perasaan senang dan mempunyai perhatian terhadap usaha wiraswasta, berusaha untuk mengetahui seluk beluk wiraswasta dan cenderung menjadikan wiraswasta sebagai pilihan pekerjaannya.

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua 1. Pengertian Orang Tua

Definisi Orang Tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1995:706) adalah ayah ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua. Jadi orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam penghidupan sehari-hari, lazim disebut dengan ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya yang berada di bawah penguasaan atau bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga. Oleh sebab itu, orang tua memiliki peranan penting dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggung jawabnya.


(38)

2. Pengertian Status

Status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lain dalam kelompok itu. Sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lain yang lebih besar jumlahnya. Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya, prestise dan hak-hak serta kewajibannya. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial secara ekonomi yang dimiliki seseorang dalam kelompok masyarakat.

Status sosial ekonomi di sini menunjukkan pada kemampuan orang tua siswa meliputi kekayaan orang tua siswa, kekuasaan yang dimiliki orang tua siswa dan hal-hal yang bersifat prestise. Status sosial ekonomi keluarga antara lain meliputi pendidikan orang tua, fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, meubel, dan sebagainya (M. Dimyati, 1990: 30). Dalam penelitian ini, status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua saja.

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan Orang Tua maksudnya adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini adalah tingkat SD, SMP, SMA dan PT. Setiap siswa mempunyai orang tua yang tingkat pendidikannya berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Tingkat pendidikan orang tua secara tidak langsung berpengaruh terhadap cara pandang siswa


(39)

terhadap lingkungan sekitarnya.

Salah satu tugas dari orang tua adalah membimbing, mendidik, dan mendampingi anak-anaknya dalam mempersiapkan masa depannya. Kemampuan orang tua dalam membimbing, mendidik, dan mendampingi anaknya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua akan membawa pengaruh pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan tetapi juga berpengaruh terhadap jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.

Kemampuan orang tua dalam menyelesaikan pendidikan formal yang tinggi menjadi pemicu semangat anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua semakin menyadari akan arti penting pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar agar menjadi orang yang berpengetahuan. b. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Definisi jenis pekerjaan orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dsb) yang khusus, macam, sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb); tugas kewajiban; hasil bekerja; perbuatan (Depdikbud, 1995: 410; 488). Jadi, yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pendapatan.


(40)

Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu tentu berbeda dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.

2. Pekerjaan sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dalam penelitian ini, penulis membedakan pekerjaan orang tua menjadi dua jenis yaitu:

1. Wirausaha (Petani, pedagang, pengusaha, dsb).

2. Bukan wirausaha (Pegawai negeri, guru negeri, ABRI/ POLRI, dsb). c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Orang harus bekerja agar dapat hidup. Dengan bekerja, orang memperoleh imbalan untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup rumah tangga. Pada jaman sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan hidup sangat sulit, orang harus bekerja keras untuk memperoleh pendapatan.


(41)

Pendapatan yang didapat kemudian dibelanjakan guna membeli keperluan hidup atau konsumsi berupa barang dan jasa.

Besar jumlah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tergantung dari berbagai hal (Gilarso, 1986:42) :

1. Besar pendapatan yang masuk.

2. Besar keluarga (jumlah anggota keluarga). 3. Tingkat biaya kebutuhan hidup.

4. Taraf pendidikan keluarga dan status sosial. 5. Lingkungan sosial dan ekonomi keluarga itu.

Dengan pendapatan yang dihasilkan hendaknya orang tua memperhatikan perkembangan anak khususnya pendidikan. Tingkat pendapatan orang tua akan mempengaruhi pendidikan anak dalam membiayai sekolah dan menyediakan fasilitas pendidikan yang diperlukan. Orang tua yang mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi tidak akan kesulitan untuk menyekolahkan anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan orang tua dengan tingkat pendapatan yang rendah akan sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Tingkat pendapatan orang tua merupakan pendapatan yang diperoleh orang tua dari sektor formal dan informal dalam satu bulan yang diukur dengan rupiah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan status sosial ekonomi akan mempengaruhi perbedaan nilai hidup, keyakinan, kepribadian dan sikap.


(42)

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta.

Prestasi seseorang dalam suatu kegiatan sangat penting bagi dirinya dan kehidupannya. Orang yang berprestasi peluangnya lebih besar untuk memperoleh kemajuan, baik dalam bidang pekerjaan maupun dalam kehidupan yang akan dijalaninya. Oleh karena itu SMK merupakan pencetak sekaligus penyedia karakter, prestasi belajar di sekolah yang baik pada umumnya melancarkan jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik pula (Dimyati Mahmud 1989:82).

Apabila siswa memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang tinggi, mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dalam mengelola usaha. Sebaliknya, apabila siswa memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang rendah, maka mereka cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah dalam mengelola usaha. Modal pengetahuan wirausaha yang sudah terpenuhi dalam diri siswa memungkinkan siswa timbulnya minat berwiraswasta dalam diri siswa.

2. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting di dalam keluarga, terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak-anak, selain itu orang tua juga memiliki peranan dalam mencukupi kebutuhan mereka


(43)

seperti pendidikan, kesehatan, sandang, dan juga pangan. Agar dapat melakukan itu semua, orang tua harus bekerja. Jenis pekerjaan orang tua dapat memberikan warna dalam cara bagaimana orang tua mendidik anak. Seseorang yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang orang-orangnya bekerja sebagai wiraswastawan, maka anak-anak akan lebih mudah terdorong untuk menjadi wiraswasta dibandingkan dengan mereka yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang cenderung menjadi pegawai negeri, guru, dosen, dan sebagainya (Tim Kewirausahaan SMK, 2002:3). Demikian halnya bila anak-anak hidup di tengah keluarga yang bekerja sebagai wiraswastawan dapat melihat dan belajar bahkan dapat secara langsung terjun ikut serta ambil bagian dalam kegiatan berwiraswasta, sedangkan anak-anak yang hidup di tengah keluarga yang cenderung menjadi pegawai negeri, guru dan dosen mereka akan cenderung mengikuti profesi orang tuanya yang bekerja sebagai pegawai negeri, guru dan dosen sehingga mereka tidak terbiasa ikut ambil bagian dalam kegiatan berwiraswasta.

3. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.

Semua orang tua akan berusaha dengan baik agar semua kebutuhan anaknya terpenuhi, termasuk di dalamnya kebutuhan akan pendidikan. Orang tua akan berusaha agar kelak anak-anaknya mendapat suatu pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan yang lebih baik dibanding dengan mereka. Pola asuh yang diterapkan orang tua dengan tingkat pendapatan tinggi tentu akan


(44)

berbeda dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua berpendapatan rendah. Pola asuh orang tua dengan tingkat pendapatan tinggi cenderung mengajarkan kepada anak-anaknya agar memiliki pendapatan yang tinggi pula sedangkan pola asuh orang tua berpendapatan rendah cenderung mengajarkan kepada anak-anaknya memenuhi kebutuhan hidup secara layak dengan bekerja secara mandiri dan tidak tergantung pada orang lain atau dengan kata lain berusaha untuk berwiraswasta secara mandiri.

4. Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan yang diperoleh orang tua mempengaruhi pola berpikir dalam mengasuh anak-anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang berasal dari Perguruan Tinggi memiliki ketrampilan, pemahaman, pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang tua yang tingkat pendidikannya SD, SLTP, SMU/ SMK atau yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan atau jenjang di Perguruan Tinggi menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan lingkungannya di samping memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan jika dibandingkan dengan pendidikan di SMU/ SMK, SLTP, SD atau yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali.

Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih aktif dalam mendorong perkembangan anak dalam belajar. Pengetahuan yang luas memungkinkan


(45)

orang tua untuk membantu anak dalam memahami pelajaran tertentu sehingga anak dapat mengambil manfaat dari suatu pelajaran tertentu. Demikian juga dengan pelajaran kewirausahaan, orang tua sebaiknya mempunyai bekal pengetahuan minimal mengenai usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang wiraswasta (Wasty Soemanto 2006: 96) sehingga memungkinkan orang tua untuk membantu anak dalam pemahaman terhadap mata pelajaran kewirausahaan dan hal ini dapat memungkinkan tumbuhnya minat anak dalam berwiraswasta.

E. Rumusan Hipotesis

1. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat siswa berwiraswasta.

2. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat siswa berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

3. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat siswa berwiraswasta ditinjau dari jenis pendapatan orang tua.

4. Ada hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat siswa berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.


(46)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu (Consuello, 1993:73). Dengan demikian, hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku di sekolah yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : SMK I Depok Sleman, Yogyakarta.

Waktu penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2008.

C.Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa siswi SMK kelas III.

Pertimbangan dipilihnya kelas III sebagai subyek penelitian ini adalah:

a. Siswa kelas III adalah siswa yang sudah cukup lama berada di SMK, sehingga mereka telah mendapatkan pengalaman belajar berkaitan dengan pembelajaran kewirausahaan.


(47)

b. Siswa kelas III telah memiliki kematangan mental psikologi dan fisik yang lebih baik dari kelas II dan kelas I.

c. Dalam waktu dekat siswa kelas III akan lulus dan langsung terjun dalam dunia industri/ usaha.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Obyek penelitian ini adalah prestasi mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa untuk berwiraswasta.

D. Populasi dan Sampel

1. Gay (1976) dalam Consuelo (1993:160) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan anggota, kejadian atau obyek-obyek yang ditetapkan dengan baik. Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK I Depok Sleman.

2. Sampel penelitian, menurut Ferguson (1976) dalam Consuelo (1993:160), adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi.


(48)

Sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003: 102):

2 1 Ne N n + = Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = Nilai kritis yang diinginkan

Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pemilihan sampel adalah para siswa yang telah mengambil mata pelajaran kewirausahaan. Sampel penelitian ini adalah para siswa SMK I Depok Sleman kelas III. Perhitungan jumlah sampel tersebut adalah sebagai berikut :

N = 241 siswa E = 5%

2 1 Ne N n + =

(

)

2

05 , 0 241 1 241 + =

(

)

0025 , 0 241 1 241 + =


(49)

6025 , 0 1

241

+ =

6025 . 1

241

=

= 150, 390 dibulatkan menjadi 150

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 siswa.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1991: 102).

Variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan diambil dari dokumentasi raport siswa kelas III, sedangkan untuk variabel minat berwiraswasta diukur dengan

skala likert dengan menggunakan 5 kategori penilaian. a. Variabel Minat Berwiraswasta

Minat berwiraswasta adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian pada kegiatan berwiraswasta dan berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pikiran tertentu.


(50)

Berikut ini disajikan tabel operasional:

Tabel III.1

Tabel Operasional

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Positif No.Item Negatif Minat Berwiras wasta

1. Perasaan 1. Siswa senang berwiraswasta karena dapat menentukan nasib sendiri.

2. Siswa senang berwiraswasta bukan karena dipengaruhi pihak luar.

3. Siswa senang berwiraswasta karena dapat mengembangkan potensi diri sesuai dengan keinginannya.

4. Siswa menyukai tantangan dalam berwiraswasta.

1

3

4

2

2. Perhatian 1. Siswa mengikuti siaran televisi yang membahas tentang

kewiraswastaan.

2. Siswa jarang membaca berita atau artikel tentang

kewiraswastaan.

3. Siswa selalu membaca kisah hidup seorang wiraswastawan sukses.

5

7

6

3. Keinginan 1. Siswa setamat SMK ingin berwiraswasta.


(51)

2. Siswa berwiraswasta agar dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

9

4. Harapan 1. Siswa setamat SMK dapat menjadi wiraswastawan

2. Siswa berani mengambil resiko dalam berwiraswasta

3. Siswa memulai usaha dengan menggunakan modal sendiri. 4. Siswa berwiraswasta agar dapat

mengembangkan modal sendiri.

10

12

13

11

b. Variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan

Prestasi mata pelajaran kewirausahaan adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam mata pelajaran kewirausahaan. Pengukuran prestasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Prestasi tinggi, untuk siswa yang mempunyai nilai diatas 6,5 2. Prestasi rendah, untuk siswa yang mempunyai nilai dibawah 6,5 c. Variabel jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pengukuran jenis pekerjaan orang tua berdasarkan jenis pekerjaan orang tua dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Wirausaha, untuk orang tua siswa yang berwirausaha diberi skor 2

2. Bukan wirausaha, untuk orang tua siswa yang bukan berwirausaha diberi skor 1


(52)

d. Variabel tingkat pendapatan orang tua

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok ayah dan ibu selama satu bulan.

Pengukuran tingkat pendapatan orang tua berdasarkan seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok ayah dan ibu selama satu bulan dan dinyatakan dalam skala Likert sebagai berikut (PP RI Nomor 9 Januari 2007 tanggal 10 Januari 2007):

Tabel III.2

Tabel skor pertanyaan

Penilaian Skor

< 661.000 1

661.000 - < 834.000 2

834.000 - < 1.041.000 3 1.041.000 - < 1.229.000 4

> = 1.229.000 5

e. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan orang tua siswa, yaitu tingkat pendidikan tertinggi yang terakhir ditempuh oleh orang tua siswa yang ditunjukkan dengan ijazah. Tingkat pendidikan ini dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang telah diselesaikan:

1. Tingkat pendidikan SD 2.Tingkat pendidikan SMP 3. Tingkat pendidikan SMA 4.Tingkat pendidikan PT


(53)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket). Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya, dan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan (Husein Umar, 2003: 67).

Data mengenai minat siswa berwiraswasta, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua diungkap berdasarkan jawaban responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Husein Umar, 2003:72). Menguji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78):

[

2 2

][

2 2

]

) ( ) ( ) ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =


(54)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel , maka butir soal tersebut

dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas:

Tabel III. 3

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

butir1 46,03 24,792 ,366 ,422 ,769

butir2 47,17 24,764 ,327 ,473 ,774

butir3 45,50 24,121 ,639 ,580 ,751

butir4 45,97 23,413 ,458 ,591 ,760

butir5 46,27 25,237 ,326 ,593 ,773

butir6 46,73 24,547 ,323 ,528 ,775

butir7 45,87 25,223 ,247 ,493 ,782

butir8 46,37 25,413 ,261 ,404 ,779

butir9 45,70 24,976 ,414 ,535 ,766

butir10 46,13 23,361 ,570 ,587 ,750

butir11 46,47 20,947 ,603 ,524 ,742

butir12 45,93 24,271 ,422 ,588 ,764


(55)

Untuk menginterpretasikan validitas butir soal dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel, r hitung diperoleh dengan cara melihat scor Corrected Item-Total Correlation. Sedangkan r tabel diperoleh dengan cara: df =n-2, dimana untuk df = 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh r tabel 0,239. Berikut ini data kevalitan butir soal :

Tabel III. 4

Hasil pengujian validitas minat siswa berwiraswasta

No Nilai rtabel Keterangan

1 0,366 0,239 valid

2 0,327 0,239 Valid

3 0,639 0,239 Valid

4 0,458 0,239 Valid

5 0,326 0,239 Valid

6 0,323 0,239 Valid

7 0,247 0,239 Valid

8 0,261 0,239 Valid

9 0,414 0,239 Valid

10 0,507 0,239 Valid

11 0,603 0,239 Valid

12 0,422 0,239 Valid


(56)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2003: 80). Uji reliabilitas menggunakan Koefisien Alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar, 2003: 90): ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

= 22

11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

Nilai varian tiap butir menggunakan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2003: 91):

(

)

n n X X 2 2 2 ∑ ∑ = σ Keterangan :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrumen penelitian


(57)

dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Imam Gozhali (2001):

Tabel III. 5

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,780 ,788 13

Berdasarkan tabel diatas nilai Alpha Cronbach sebesar 0,780 lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner reliabel.

Berikut ini interpretasi koefisien korelasi nilai r (Triton, 2005:248):

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan

0,00-0,20 > 0,20-0,40 > 0,40-0,60 > 0,60-0,80 > 0,80-1,00

Kurang reliabel Agak reliabel Cukup reliabel

Reliabel Sangat reliabel

Dalam hal ini untuk perhitungan validitas dan reliabilitas meskipun dicantumkan dalam rumus manual namun dalam perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, terdiri dari tiga bagian yaitu mendeskripsikan variabel prestasi belajar, minat berwiraswasta dan status sosial ekonomi. Skala


(58)

skor pengukuran pada analisis deskriptif pada variabel prestasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua menggunakan mean (nilai rata-rata), yaitu membagi jumlah nilai data oleh banyak data (Sudjana, 1996:66). Karena mean mudah untuk mengkategorikan skor. Pada variabel prestasi belajar dikategorikan menjadi skor tinggi dan rendah, variabel jenis pekerjaan orang tua dikategorikan menjadi skor berwirausaha dan bukan wirausaha, variabel tingkat pendapatan orang tua dikategorikan menjadi skor tinggi dan rendah dan variabel tingkat pendidikan orang tua dikategorikan menjadi skor tinggi dan rendah. Pada variabel minat berwiraswasta menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II karena passing score 56 pada PAP tipe II merupakan persentil minimal, maka semakin tinggi skor minat berwiraswasta dikategorikan sangat minat dan semakin rendah skor minat berwiraswasta maka dikategorikan sangat tidak minat. Tabel PAP II sebagai berikut (Masidjo, 1995:153) :

Tabel III.6

PAP II 81% - 100%

66% - 80% 56% - 65% 46% - 55%


(59)

a. Minat Siswa Berwiraswasta

Kuesioner minat siswa berwiraswasta terdiri dari 13 item pertanyaan Untuk pengukuran skala skor minat siswa berwiraswasta, perhitungannya sebagai berikut:

81%x65 = 52,6 dibulatkan menjadi 53, maka intervalnya 53 - 65 66%x65 = 42,9 dibulatkan menjadi 43, maka intervalnya 43 - 52 56%x65 = 36.4 dibulatkan menjadi 36, maka intervalnya 36 - 42 46%x65 = 29,9 dibulatkan menjadi 30, maka intervalnya 30 - 35

< 46% maka intervalnya 13 - 29

disajikan pada tabel berikut ini

Tabel III. 7

Interval Skor Minat Siswa Berwiraswasta Interval Skor Keterangan

53 – 65 Sangat tinggi

43 – 52 Tinggi

36 – 42 Cukup tinggi

30 – 35 Rendah

13 - 29 Sangat rendah

Apabila skor penilaian makin tinggi maka minat siswa berwiraswasta sangat minat sedangkan skor penilaian makin rendah maka minat siswa berwiraswasta sangat tidak minat.


(60)

b. Prestasi mata pelajaran kewirausahaan

Skor data tertinggi untuk variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan yang diharapkan adalah 100 dan skor data terendah adalah 0. Data dikelompokkan menjadi 2 yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 65 maka prestasi mata pelajaran kewirausahaan tinggi dan apabila kurang dari 65 maka prestasi mata pelajaran kewirausahaan rendah, berikut ini skala pengukuran variabel prestasi mata pelajaran kewirausahaan yaitu:

Tabel III. 8

Interval Skor Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan Interval Skor Keterangan

65 – 100 Tinggi

0 - 64 Rendah

c. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Kuesioner pada jenis pekerjaan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan Menurut Sudjana (1996:66) untuk mencari rata-rata dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel jenis pekerjaan orang tua yaitu 565/150=3,8. Data dikelompokkan menjadi dua yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 3 maka jenis pekerjaan orang tua wirausaha dan apabila kurang dari 3 maka jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha, berikut ini skala skor pengukuran variabel jenis pekerjaan orang tua yaitu:


(61)

Tabel III. 9

Interval Skor Jenis Pekerjaan Orang Tua Interval Skor Keterangan

4 Wirausaha 1 - 3 Bukan Wirausaha

c. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Kuesioner pada tingkat pendapatan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan Menurut Sudjana (1996:66) untuk mencari rata-rata dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel tingkat pendapatan orang tua yaitu 409/150 = 2,72 dibulatkan menjadi 3. Data dikelompokkan menjadi dua yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 3 maka tingkat pendapatan orang tua tinggi dan apabila kurang dari 3 maka tingkat pendapatan orang tua rendah, berikut ini skala skor pengukuran variabel tingkat pendapatan orang tua yaitu:

Tabel III. 10

Interval Skor Tingkat Pendapatan Orang Tua Interval Skor Keterangan

4 - 10 Tinggi

1 - 3 Rendah

d. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Kuesioner pada tingkat pendidikan orang tua ini terdiri dari 2 pertanyaan Menurut Sudjana (1996:66) untuk mencari rata-rata dihitung dengan jalan


(62)

membagi jumlah nilai data oleh banyak data, maka rata-rata variabel tingkat pendidikan orang tua yaitu 548/150 = 3,65 dibulatkan menjadi 4. Data dikelompokkan menjadi dua yaitu apabila skor diatas atau sama dengan 4 maka tingkat pendidikan orang tua tinggi dan apabila kurang dari 4 maka tingkat pendidikan orang tua rendah, berikut ini skala skor pengukuran variabel tingkat pendidikan orang tua yaitu:

Tabel III. 11

Interval Skor Tingkat Pendidikan Orang Tua Interval Skor Keterangan

5 - 8 Tinggi

1 - 4 Rendah

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk menggunakan statistik inferensial dalam menganalisis data terlebih dahulu harus melakukan pengujian terhadap data yang dimiliki (Suharsimi Arikunto, 2003:391-392). Untuk menguji data salah satunya dengan normalitas data. Untuk menguji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test yang dihitung dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS versi 12.00. Dengan uji signifikansi 5%, data dianggap normal apabila p > 0,05.


(63)

3. Uji Korelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. Apabila variabel tersebut mempunyai pengaruh tentu saja ada hubungan antara kedua variabel tersebut maka rumus yang digunakan (Sudjana, 2002:369) sebagai berikut :

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

i i i i i i i n n n r ΣΥ − ΣΥ ΣΧ − ΣΧ ΣΥ ΣΧ − Υ ΣΧ = Keterangan :

n : Jumlah responden ∑X : Jumlah skor X ∑Y : Jumlah skor Y

∑XY : Jumlah perkalian skor X dan skor Y

2

ΣΧ : Jumlah kuadrat skor X

2

ΣΥ : Jumlah kuadrat skor Y

4. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk menguji linearitas regresi, yakni menguji apakah model linier yang telah diambil itu betul-betul cocok dengan keadaannya ataukah tidak. Jika hasil pengujian mengatakan model linier kurang cocok, maka selayaknya harus diambil model lain yang nonlinier (Sudjana, 1988:315-316). Uji linearitas ini menggunakan persamaan regresi untuk mencari nilai F. Rumusnya adalah sebagai berikut (Gozhali, 2006:216):


(64)

) /( ) 1 ( / ) ( 2 2 2 k n new R m old R new R F − − − = Keterangan:

m = jumlah variabel independen yang baru masuk n = jumlah data observasi

k = banyaknya parameter dalam persamaan yang baru R2 new = nilai R2 dari persamaan regresi baru

R2 old = nilai R2 dari persamaan regresi awal

Selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan

5%. Apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka data dikatakan linear, sedangkan

jika F hitung lebih besar dari F tabel maka data dikatakan tidak linear.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama menggunakan teknik analisis korelasi sederhana, kemudian untuk pengujian hipotesis kedua sampai dengan hipotesis keempat menggunakan regresi chow. Analisis regresi chow adalah alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien (Ghozali, 2001:130)

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua merupakan variabel kontrol, prestasi mata pelajaran kewirausahaan merupakan variabel bebas yang dilambangkan X dan minat siswa berwiraswasta merupakan variabel terikat yang dilambangkan Y. Maka hipotesisnya sbb:


(65)

Perumusan hipotesis pertama:

Ho1 =Prestasi mata pelajaran kewirausahaan tidak mempunyai hubungan

dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta.

Ha1 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan

minat siswa SMK untuk berwiraswasta. Perumusan hipotesis kedua:

Ho2 =Prestasi mata pelajaran kewirausahaan tidak mempunyai hubungan

dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Ha2 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan

minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Perumusan hipotesis ketiga:

Ho3 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan tidak mempunyai hubungan

dengan minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Ha3 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan

minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Perumusan hipotesis keempat:

Ho4 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan tidak mempunyai hubungan


(66)

pendidikan orang tua.

Ha4 = Prestasi mata pelajaran kewirausahaan mempunyai hubungan dengan

minat siswa SMK untuk berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Dalam model persamaan regresi chow langkah-langkahnya sebagai berikut (Ghozali, 2001: 131)

(1) Mendapatkan nilai Resticted residual sum of squares atau RSSr (RSS 3) dengan df = 9n1 + n2 – k0 dimana k adalah jumlah parameter yang diestimasi 2.

(2) Melakukan regresi periode sebelum resesi dan nilai RSS 1 dengan df = (n1–k).

(3) Melakukan regresi periode sebelum resesi dan nilai RSS 2 dengan df = (n2–k).

(4) Jumlahkan nilai RSS1 dan RSS 2 untuk mendapatkan apa yang disebut

unrestricted residual sum of squares (RSSur): RSSur = RSS 1 + RSS 2 dengan df = (n1 + n2 – 2k) Menghitung nilai F test dengan rumus:

(

)

(

RSSur

) (

n n k

)

k Rssur

RSSr F

2 2 1 /

/

− +

− =


(67)

Keterangan :

RSSr : Restricted residual sum of squares

RSSur : Unrestricted residual sum of squares

n : Jumlah observasi

Untuk menentukan nilai atau harga regresi dapat diperoleh dengan bantuan komputer, yaitu dengan program aplikasi statistik SPSS.

Pengambilan keputusan ;

Jika nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak

Jika nilai F hitung < F tabel maka H0 diterima

Nilai rasio F mengikuti distribusi F dengan k dan (n1 + n2 – 2k) sebagai df untuk penyebut maupun pembilang.


(68)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Data Kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan 1 Depok

b. Status Sekolah : SMK 1 Depok berstatus Negeri

c. Alamat Sekolah : Ringroad Utara Maguwoharjo Depok Sleman

2. Sejarah SMK Negeri 1 Depok

SMK Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1952 dengan SK no. 31998/ Kab/ 52 pada tanggal 10 September 1952, pada waktu itu bernama SMEA Negeri 1 Yogyakarta dan berlokasi di Gowongan Kidul Yogyakarta. Pada tahun 1982 lokasi SMEA Negeri 1 Yogyakarta pindah ke Maguwoharjo Depok Sleman. Berdasarkan SK Mendikbud Nomor: 031/ O/ 1997, tanggal 7 Maret 1997 SMEA Negeri 1 Yogyakarta berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Depok yang beralamat di Ringroad Utara Maguwoharjo Depok Sleman.

B. Tujuan Satuan Pendidikan

1. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3), tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


(69)

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Visi SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta

a. Santun dalam budi pekerti b. Unggul mengukir prestasi c. Piawai menghadapi kompetensi

3. Misi SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta

a. Mengembangkan sekolah yang berakhlak mulia

b. Mewujudkan sekolah berstandar nasional dan berwawasan global

c. Melaksanakan PBM dengan pendekatan CBT yang berorientasi pada peningkatan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan dunia kerja

d. Mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

C. Personalia SMK Negeri 1 Depok 1. Kepala Sekolah

Sejak berdiri tahun 1952 hingga sekarang, SMK Negeri 1 Depok telah 8 kali mengalami pergantian kepala sekolah. Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah SMK Negeri 1 Depok adalah sebagai berikut:

a. Periode 1952-1962 : JR Soeparno

b. Periode 1962-1982 : Wasi

c. Periode 1982-1986 : Soenarso


(70)

e. Periode 1990-1994 : Roebijo Sigit Seputro

f. Periode 1994-1999 : Drs. Suhardi

g. Periode 1999-2007 : Drs. Supriyadi

h. Periode 2007-sekarang : Muhammad Efendi, MM

2. Wakil Kepala Sekolah

Dalam menjalankan tugasnya, kepala sekolah dibantu oleh tiga orang wakil kepala sekolah yaitu sebagai berikut:

a.Wakasek bidang Kurikulum periode 2007-sekarang : Yeti Suryati, S Pd

b.Wakasek bidang Kesiswaan periode 2007-sekarang : Dra. Th. Susilorini

c.Wakasek bidang Sarana dan Prasarana periode 2007-sekarang : Dra. Sri

Hestia Purwanti

3. Kepala Program Studi

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM), kepala sekolah mengangkat Kepala Program Studi yaitu :

a.Kaprodi Akuntansi periode 2007-sekarang : Dra. Endah Budi Lestari

b.Kaprodi Administrasi Perkantoran periode 2007-sekarang : Suwarti, S.Pd

c.Kaprodi Penjualan periode 2007-sekarang : Dra. Sri Warsini

4. Para Guru

SMK Negeri 1 Depok mempunyai 72 orang guru yang digolongkan sebagai berikut:

a.Guru dengan status kepegawaian PNS sebanyak 57 orang guru

- Golongan IV sebanyak 34 orang guru


(71)

b.Guru dengan status kepegawaian non PNS sebanyak 15 orang guru

Adapun tugas dan tanggung jawab wali kelas dapat dilihat pada bagian di bawah ini. Jumlah wali kelas sebanyak 23 orang, yaitu sebagai berikut:

Tabel IV. 1

Daftar nama wali kelas SMK Negeri 1 Depok No Kelas Nama Wali Kelas

1 X Ak.R Erni Kinawati, S.Pd

2 X Ak 1 Tri Setyaningsih, S. Pd

3 X Ak 2 Dra. Sri Hardini

4 X AP 1 Jumilah S. Pd

5 X AP 2 Indriana Prasmawanti, S. Pd

6 X AP 3 Dra. Dwi Indaryati

7 X Pj 1 Nurul Hasanah, S. Pd

8 X Pj 2 Drs. Munir Jayuli

9 XI Ak. R Dra. Rostariana Br. Tarigan

10 XI Ak 1 Dra. Sri Mulyani

11 XI Ak 2 Dwi Indah KWS., S.Pd

12 XI AP 1 Neneng Dwi Puspitawati, S. Pd

13 XI AP 2 Sulastri Buana, S.Pd

14 XI Pj 1 F. Sumaryati, S. Pd


(72)

16 XI Pj 3 Yogawati, S. Pd

17 XII Ak 1 Drs. Sukrisman

18 XII Ak 2 Nining Retnowati, S. Pd

19 XII AP 1 Dra. Endang PHL

20 XII AP 2 Kingkin Kumalasari, S. Pd

21 XII Pj 1 Dra. Erlantina Rustini

22 XII Pj 2 Sri Sundari, S. Pd

23 XII Pj 3 Dra. Mujiani, M. Ag

5. Karyawan

Karyawan SMK Negeri 1 Depok dapat digolongkan menjadi: a.Bagian Tata Usaha

b.Bagian Perpustakaan

c.Bagian Kebersihan

Tugas umum dari karyawan bagian ketatausahaan adalah memberikan pelayanan kepada guru, pegawai lain dan para siswa dalam hal administrasi dan surat menyurat.

Adapun tugas khusus dari pegawai bagian ketatausahaan adalah mengurus daftar gaji seluruh karyawan sekolah, mengurus subsidi, mengurus kenaikan pangkat, kenaikan berkala, uang sekolah dan belanja sekolah.


(73)

6. Siswa SMK Negeri 1 Depok

Berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMK Negeri 1 Depok, untuk kelas X sampai dengan kelas XII menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pembagian program keahlian dilakukan di kelas X pada saat penerimaan siswa baru.

a.Program keahlian akuntansi

b.Program keahlian administrasi perkantoran c.Program keahlian penjualan

Adapun data siswa tiap kelas pada tahun ajaran 2008/ 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.2

Data Siswa SMK Negeri 1 Depok tahun ajaran 2008/ 2009

No Kelas L P Jumlah

1 I RSBI 28 28

2 I Ak 1 36 36

3 I Ak 2 36 36

4 I AP 1 36 36

5 I AP 2 1 35 36

6 I Pj 1 36 36

7 I Pj 2 36 36


(74)

1 II RSBI 23 23

2 II Ak 1 36 36

3 II Ak 2 37 37

4 II AP 1 35 35

5 II AP 2 35 35

6 II Pj 1 37 37

7 II Pj 2 36 36

8 II Pj 3 34 34

Tingkat II 273 273

1 III Ak 1 36 36

2 III Ak 2 36 36

3 III AP 1 34 34

4 III AP 2 35 35

5 III Pj 1 34 34

6 III Pj 2 35 35

7 III Pj 3 31 31

Tingkat III 241 241


(1)

Tabel 5.3

Hasil Uji Regresi

Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa

Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua

Variables Entered/Removedb

PREST_ PENDAPA TAN, prestasi, pendapata na . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: minat b.

Model Summary

.112a .012 -.008 4.654

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), PREST_PENDAPATAN, prestasi, pendapatan

a.

ANOVAb

39.942 3 13.314 .615 .607a

3162.752 146 21.663 3202.693 149 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), PREST_PENDAPATAN, prestasi, pendapatan

a.

Dependent Variable: minat b.

Coefficientsa

30.226 88.014 .343 .732 .308 12.555 .011 .025 .980 5.282 22.689 1.484 .233 .816 -.775 3.235 -1.545 -.240 .811 (Constant) prestasi pendapatan PREST_PENDAPATAN Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: minat a.


(2)

120

Tabel 5.4

Hasil Uji Regresi

Hubungan Antara Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Siswa

Berwiraswasta ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua

Variables Entered/Removedb

PREST_ PENDIDIK AN, prestasi, pendidikana . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: minat b.

Model Summary

.105a .011 -.009 4.658 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), PREST_PENDIDIKAN,

prestasi, pendidikan a.

ANOVAb

35.194 3 11.731 .541 .655a 3167.499 146 21.695

3202.693 149 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Predictors: (Constant), PREST_PENDIDIKAN, prestasi, pendidikan

a.

Dependent Variable: minat b.

Coefficientsa

57.792 34.501 1.675 .096 -3.644 4.900 -.131 -.744 .458 -1.850 9.567 -.622 -.193 .847 .253 1.360 .598 .186 .853 (Constant) prestasi pendidikan PREST_PENDIDIKAN Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: minat a.


(3)

LAMPIRAN 6


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan prestasi kerja praktek industri, prestasi mata pelajaran kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orangtua dengan minat peserta didik berwirausaha : studi kasus SMK Negeri 1 Bantul.

0 5 141

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman.

0 7 146

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

1 4 139

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137

Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 0 143

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta - USD Repository

0 0 129

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman - USD Repository

0 0 144

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA

0 3 139