71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses Hasil Penelitian Proses Penelitian Tindakan Kelas PTK
Siklus 1
I Siklus 1 dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 Maret dan 15 Maret 2012 dengan submateri pesawat sederhana. Pada siklus 1 ini, siswa dibagi
ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa. Tiga kelompok yang
terdiri dari 5 siswa dan ada 3 kelompok yang terdiri dari 6 siswa .
Perencanaan Kegiatan
Dalam perencanaan siklus 1 peneliti menyusun rubrik pengamatan minat, panduan wawancara kepada guru, dan panduan wawancara kepada sebagian siswa yang sudah
divalidasi untuk menilai minat siswa dalam pembelajaran IPA. Peneliti juga menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, dan
rubrik penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik yang sudah divalidasi untuk menilai prestasi belajar siswa. Peneliti juga menyiapkan perlengkapan pembelajaran,
antara lain : alat – alat percobaan dan papan nomor absen siswa. Peneliti menyusun
dan menyiapkan hal – hal tersebut untuk kegiatan pembelajaran pada siklus 1, baik
pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
72
Pelaksanaan Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 Maret 2012 pada jam 07. 00 –
08. 10. Pembelajaran berfokus pada pesawat sederhana jenis pengungkit. Pada pelaksanaan pembelajaran ini peneliti membantu guru kelas untuk mengajarkan
materi pada kegiatan inti, sedangkan guru kelas mengajar pada kegiatan awal dan akhir. Pada kegiatan awal, ketua kelas memimpin berdoa terlebih dahulu sebelum di
mulainya pelajaran, setelah doa selesai semua siswa mengucapkan salam kepada guru. setelah itu guru mempresensi kehadiran siswa. Pada pertemuan 1 semua siswa
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberi pertanyan kepada siswa “ jika kita haus dan akan meminum air yang berada pada botol yang tutupnya terbuat dari
stainlis, bagaimana caranya untuk membuka tutup botol tersebut, apakah menggunakan alat bantu ataukah dapat menggunakan gigi ?” pertanyaan tersebut
bertujuan untuk menarik minat siswa pada materi yang akan dipelajari. Dari pertanyaan tersebut terjadi adanya Tanya jawab antara guru dan siswa, setelah itu
guru menyampaikan jenis – jenis pesawat sederhana antara lain : yang pertama
pengungkit, bidang miring, katrol dan roda berporos, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, peneliti berperan sebagai guru untuk membantu guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi
pengungkit dengan disertai tanya jawab antara guru dengan siswa. Guru menjelaskan
73 prinsip kerja pengungkit golongan 1 pengungkit golongan 2, dan pengungkit
golongan 3, dengan menggunakan contoh alat peraga. Setelah itu guru mendemonstrasikan prinsip kerja dari alat
– alat peraga tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada sah satu siswa siswa untuk mendemonstrasikan alat peraga di
depan kelas.Siswa di bagi kedalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
Setiap kelompok mendapatkan LKS beserta alat peraga. Setiap kelompok melakukan demonstrasi dalam kelompok sesuai petunjuk dan yang dicontohkan guru. Siswa
mengerjakan soal LKS dan mendemostrasikan alat peraga bersama teman kelompoknya di depan kelas..
Pada saat diskusi berlangsung, Guru berperan mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa jika mengalami kesulitan. Setelah siswa selesai mengerjakan
LKS, setiap kelompok mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil diskusi di depan kelas. Ada beberapa kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi dan
mendemonstrasikan alat peraga, setelah selesai guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan LKS dan alat
– alat peraga di depan kelas. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran. Guru
memberi penguatan mengenai materi pengungkit.Setelah itu guru dan siswa melakukan refleksi secara lisan dan tertulis. G
uru bertanya kepada siswa “ bagaimana perasaan siswa dan apakah masih ada kesulitan setelah mempelajari materi
pengungkit?”. Seluruh siswa menjawab senang dan sudah merasa mengerti dan
74 paham dengan materi pengungkit. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya. Guru memberikan salam penutup sebagai tanda usainya pembelajaran.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 15 Maret 2012 pada jam 07. 00 –
08. 10. Pembelajaran berfokus pada pesawat sederhana jenis bidang miring. Pada kegiatan awal siswa dan guru berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Siswa
memberi salam kepada guru. Sebelum pelajaran di mulai guru memberi waktu 1 menit kepada siswa untuk mempersiapkan diri dan menyiapkan peralatan belajar
seperti buku tulis, dan bolpoint. Setelah semua siswa siap untuk mengikuti pelajaran, guru bertanya kepada siswa siapa yang pernah naik tangga? Dari pertanyaan tersebut
bertujuan untuk menarik minat siswa mengenai materi bidang miring yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti peneliti berperan sebagai guru untuk menggantikan guru kelas mengajarkan materi kepada siswa, menyimak penjelasan guru mengenai arti dari
bidang miring dengan alat peraga papan kayu. Siswa menyimak demonstrasi guru yaitu papan miring yang dapat membantu mempermudah galon dalam memindahkan
galon dari lantai ke atas kursi. Guru menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan hal yang sama. Hal ini bertujuan untuk agar siswa mengerti bahwa galon yang berat akan
terasa lebih mudah diangkat ke kursi dengan bantuan bidang miring.Guru bertanya kepada siswa tersebut mengenai perbandingan dari menaikan galon yang berisi air
75 keatas kursi tanpa menggunakan bidang miring dan menaikan galon yang berisi air
keatas kursi dengan menggunakan bidang miring. Guru bertanya kepada siswa
“sebutkan benda yang berada di dalam kelas yang menggunakan prinsip kerja bidang miring
?”. Salah satu siswa mengangkat tangan, lalu guru menyuruh kedepan kelas untuk menunjukan benda yang menggunakan
prinsip kerja jenis bidang miring, siswa tesebut menjawab bolpoint dan siswa tersebut mendemonstrasikan cara penggunakan dari bolpoint tersebut.Guru menunjukan
contoh lain yaitu anak tangga yang terbuat dari kayu yang berada di dalam kelas yang di gunakan untuk bantuan menulis ke papan tulis yang berada di bagian atas.Guru
menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan dan menulis di papan tulis di bagian yang paling atas tanpa menggunakan anak tangga tersebut.Siswa mengalami kesulitan
untuk menulis di papan tulis yang berada pada bagian atas, lalu guru menyuruh siswa tersebut naik keatas anak tangga, dan siswa tersebut dapat menulis di papan tulis pada
bagian yang atas Guru membagi siswa ke dalam kelompok tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.
Guru yang menentukan anggota dari tiap kelompok, tiap kelompok mendapatkan LKS serta benda yang akan di demonstrasikan. Setelah semua kelompok
mendapatkan LKS dan benda yang akan di demonstrasikan, siswa berdiskusi mengerjakan dan mendemonstrasikan benda di dalam kelompok.Guru mengawasi
kerja tiap kelompok dan membimbing kelompok yang masih kesulitan dalam mengerjakan LKS.Setelah semua kelompok selesai, guru menunjuk kelompok
76 pertama untuk mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil diskusi.Setiap
kelompok mendapatkan
jatah untuk
mempresentasikan hasil
kerja dan
mendemonstrasikan benda yang telah didapat. Setelah semua kelompok selesai presentasi dan mendemonstrasikan benda yang telah di dapat, guru menyuruh tiap
kelompok untuk mengumpulkan LKS dan benda yang tadinya di demonstrasikan oleh tiap kelompok. Guru dan siswa bersama menyimpulkan materi yang telah di pelajari.
dan guru memberi penguatan. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa melakukan refleksi mengenai pelajaran yang
sudah di pelajari. Guru menanyakan perasaan serta kesulitan mengenai materi kepada siswa. Seluruh siswa menjawab perasannya senang dan tidak ada kesulitan pada
materi kemudian siswa di beri tindak lanjut untuk mempelajari materi selanjutnya, dan guru mengucapkan salampenutup kepada siswa.
Observasi
Pada pembelajaran siklus 1, guru melakukan observasi terhadap proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi, guru mengamati minat
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu guru juga mengamati kegiatan siswa pada saat melakukan demonstrasi menggunakan alat percobaan serta kegiatan
presentasi kelompok untuk menilai aspek afektif dan aspek psikomotorik untuk menilai prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan guru pada proses
pembelajara siklus 1 pertemuan 1, dapat di simpulkan bahwa guru masih kurang
77 memberikan waktu bagi siswa yang ingin melakukan demonstrasi di depan
kelas.Guru hanya menunjuk siswa untuk melakukan demonstrasi di depan kelas. Siswa masih terlihat kurang berantusias dan kurang bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 2,
kegiatan pembelajaran berlangsung baik. Guru sudah terlihat memberikan waktu bagi siswa yang ingin maju kedepan untuk melakukan demonstrasi menggunakan alat
percobaan, dan guru tidak lagi terlihat grogi dalam menyampaikan materi. Siswa sudah terlihat berantusias dan bersemangat dalam mengiktui kegiatan pembelajaran
IPA. Siswa aktif sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran dan bersemangat untuk melakukan demonstrasi alat percobaan.
Refleksi
Siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari selasa, 13 Maret 2012 membahas mengenai materi pesawat sederhana jenis pengungkit. Pembelajaran pada
siklus 1 pertemuan 1 berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Materi pembelajaran yang di sampaikan bagus
dan menarik. Hanya saja saat pembelajaran berlangsung guru dan siswa masih kurang maksimal di dalam proses belajar mengajar. Guru masih kurang memberikan waktu
kepada siswa yang ingin dengan sendirinya melakukan demonstrasi alat percobaan di depan kelas tanpa di suruh oleh guru.Guru hanya menunjuk siswa untuk melakukan
78 demonstrasi di depan kelas.Siswa masih terlihat kurang bersemangat dan kurang
berantusias mengikuti pelajaran karena guru masih kaku dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari kamis, 15 Maret 2012 membahas mengenai pesawat sederhana jenis bidang miring. Kegiatan pembelajaran
berjalan sesuai dengan perencanaan, setelah direvisi dari hasil refleksi siklus 1 perteuan 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik, guru sudah tidak terlihat
kaku dalam menyampaikan materi pembelajaran.Guru sudah memberikan waktu kepada siswa yang ingin dengan sendirinya mendemonstrasikan alat percobaan di
depan kelas. Siswa juga sudah terlihat lebih bersemangat dan berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa lebih terlihat aktif serta berminat untuk
mengikuti proses pembelajaran, siswa mengangkat tangan untuk berebut mendemonstrasikan alat percobaan di depan kelas, dan siswa terlihat aktif dalam
kegiatan kelompok. Pada siklus II, kami bersepakat untuk memberikan lebih banyak penguatan yang diberikan kepada siswa. Selain itu pada kegiatan awal, siswa diajak
bernyanyi agar siswa semakin berminat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. pembelajaran juga akan dilaksanakan di luar kelas agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh.
79
Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 20 Maret 2012 dan Kamis, 22 Maret 2012 dengan submateri pesawat sederhana jenis
roda berporos dan pesawat sederhana jenis katrol. Pada siklus II ini terdapat perbedaan dengan siklus 1, perbedaannya yaitu dari submateri pembelajaran , adanya
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dan pembagian anggota kelompok lebih kecil jumlahnya. Pada siklus 1 anggota tiap kelompok berjumlah 5-6
siswa, pada siklus II anggota tiap kelompok diperkecil menjadi 3 siswa.
Perencanaan
Dalam perencanaan siklus II, peneliti memperbanyak rubric pengamatan minat, peneliti menyiapkan alat
– alat percobaan, panduan wawancara kepada guru, dan wawancara kepada sebagian siswa untuk menilai minat siswa dalam
pembelajaran IPA. Peneliti juga memperbaiki perangkat pembelajaran yang berupa RPP, LKS, serta bahan ajar dari hasil refleksi pada siklus 1. Peneliti menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran., misalnya siswa di ajak bernyanyi dan ada kegiatan
pembelajaran yang di lakukan di luar kelas. Selain itu, siswa diajak membuat sebuah alat yang menerapkan prinsip kerja katrol dan roda berporos.
80
Pelaksanaan Pertemuan 1
pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 20 Maret 2012, pukul 07. 00
– 08. 20. Pembelajaran berfokus pada pesawat sederhana jenis roda berporos. Sebelum mulai pelajaran siswa berbaris di depan kelas terlebih
dahulu, kemudian masuk kelas dan duduk di tempat duduk masing – masing. Ketua
kelas memimpin untuk berdoa dan di lanjutkan salam kepada guru. Guru mempresensi kehadiran siswa, dan semua siswa berangkat untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Sebelum di mulai kegiatan pembelajaran, guru memberi waktu 2 menit kepada siswa untuk menyiapkan alat tulis serta menyiapkan diri untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Setelah seluruh siswa sudah siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu
“ di sini senang di sana senang”.Guru memberi kesempatan kepada salah stu siswa untuk ke depan dan
memimpin bernyanyi. Ada salah satu siswa yang berani kedepan untuk memimpin bernyanyi. Setelah selesai bernyanyi guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya
kepada siswa “ siapa yang pernah menimba air di sumur?” . Beberapa siswa mengangkat tangan. Salah satu siswa yang mengangkat tangan ditunjuk untuk
kedepan kelas untuk menjelaskan saat dirinya menimba air di sumur. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai hal tersebut. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
81 Pada kegiatan inti, guru mengajak siswa untuk belajar di luar kelas,
yaitu di lapangan futsal.Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak merasa bosan.Siswa dan guru melakukan demonstrasi alat percobaan menggunakan katrol. Siswa
menyimak penjelasan guru mengenai materi pelajaran pesawat sederhana jenis katrol. Guru menyuruh salah satu siswa perempuan untuk kedepan dan menyebutkan jenis
– jenis katrol. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan apa yang di
maksud dengan katrol bebas, katrol tetap, dan katrol majemuk di depan. Beberapa siswa mengangkat tangan, guru menunjuk salah satu siswa untuk kedepan dan
menjelaskan pengertian dari katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Setelah itu guru mengulangi menjelaskan pengertian dari jenis
– jenis katrol dan fungsi dari masing
– masing jenis katrol tersebut. Guru mendemonstrasikan masing masing jenis katrol dengan alat peraga. Guru menyuruh siswa untuk melakukan demonstrasi
seperti apa yang sudah di contohkan oleh guru. Beberapa siswa mengangkat tangan untuk melakukan demonstrasi, guru menunjuk siswa yang mengangkat tangan untuk
mendemonstrasikan alat percobaan di depan. Karena suasana di luar kelas suadah mulai panas, guru mengajak siswa untuk kembali lagi ke kelas. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan katrol majemuk. Siswa yang ingin mencobanya harus mengangkat tangan. Beberapa siswa mengangkat tangan, namun
hanya satu siswa yang ditunjuk. Siswa tersebut mendemonstrasikan katrol majemuk. Namun siswa tersebut kurang serius saat mendemonstrasikan, lalu guru menasehati
dan menunjuk siswa lain untuk membantu mendemonstrasikan alat percobaan.
82 Setelah guru dan siswa selesai mendemonstrasikan alat percobaan,
guru membagi siswa ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Maing- masing kelompok mendapatkan LKS dan bahan
– bahan untuk membuat katrol. Guru menjelaskan cpetunjuk mengerjakan LKS dan cara membuat katol. Seluruh siswa
sudah merasa jelas dan bekerja aktif di dalam kelompok. GuruMengawasi dan mengobservasi cara kerja ditiap kelompok. Setelah seluruh kelompok sudah selesai
mengerjakan LKS dan membuat katrol, guru menyuruh tiap – tiap kelompok untuk
mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kerja. Presentasi di mulai dari kelompok satu hingga kelompok terakhir. Bagi tiap kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil kerja meraka langsung mengumpulkan LKS dan katrol yang telah mereka buat. Kemudian guru memberi penguatan serta pengukuhan kepada
siswa mengenai materi pesawat sederhana jenis katrol. Pada kegiatan akhir, siswa dan guru berefleksi secara lisan dan
tertulis mengenai perasaan siswa dan kesulitan – kesulitan siswa di dalam pelajaran.
Seluruh siswa merasa senang dan jelas mengenai materi pesawat sederhana jenis katrol. Siswa yang merasa senang harus memberikan alasannya, ada beberapa siswa
yang kedepan untuk menyebutkan alasan kenapa mereka senang. Guru memberikan salam penutup..
83
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakna pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2012. Pembelajaran berfokus pada materi pesawat sederhana jenis roda berporos.
Pembelajaran di laksanakan pada jam 07. 00 – 08. 20. Sebelum pembelajaran di
mulai para siswa berbaris di depan terlebih dahulu, lalu masuk ke dalam kelas. Ketua kelas memimpin para siswa untuk berdoa dan memberi salam kepada guru.
Kemudian guru mempresensi kehadiran siswa, seluruh siswa berangkat untuk mengikuti pelajaran. Siswa diberi waktu 2 menit untuk menyiapkan alat pelajaran dan
menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pelajaran. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi agar siswa lebih berminat dan bersemangat untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. L agu yang dinyanyikan berjudul “ naik delman”.
Salah satu siswa memimpin bernyanyi di depan kelas. Setelah selesai bernyanyi, guru dan siswa melakukan tanya jawab dari lagu tersebut. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan di pelajari. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi dengan mengaitkan lagu yang
sudah di nyanyikan, beberapa siswa mengangkat tangan saat guru bertanya benda apa saja y
ang menggunakan roda berporos?”. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian siswa diajak keluar kelas untuk melihat
benda apa saja yang menggunakan roda berporos, siswa diajak untuk mendemonstrasikan cara penggunakan dari roda berporos dan fungsinya. Di sekitar
kelas ada beberapa benda yang menggunakan roda berporos. Siswa dapat melihat
84 secara langsung benda yang menggunakan roda berporos, misalnya: sepeda yang
berada di parkiran, sepeda motor guru yang berada di parkiran, mobil dan motor beroda tiga yang berada di luar sekolah. Setelah siswa berkeliling di sekitar sekolah,
siswa diajak kelapangan futsal untuk mendemonstrasikan alat percobaan. Setelah seluruh siswa dan guru berkumpul di lapangan futsal, salah satu siswa mengambil
sepeda dan di bawa ke lapangan futsal sebagai alat percobaan yang akan di demonstrasikan. Guru menjelaskan cara kerja roda berporos yang ada pada sepeda.
Beberapa siswa mengangkat tangan saat guru bertanya manfaat menggunakan benda yang beroda poros. Guru menunjuk salah satu siswa yang mengangkat tangan untuk
menjawab pertanyaan. Kemudian guru berjalan dari tempat ia berdiri ke ujung dan kembali lagi ketempat ia berdiri, setelah itu guru naik sepeda dari tempat ia berdiri
dan kembali lagi ke tempat semula, dari situlah guru menjelaskan manfaat dari menggunakan benda yang beroda. Beberapa siswa mengangkat tangan saat guru
menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan menggunakan sepeda. Guru menunjuk satu siswa lagi untuk berjalan. Kedua siswa tersebut akan menuju ke ujung lapangan
dan akan kembali lagi ke tempat semula. Seluruh siswa di suruh untuk membandingkan perbedaan dari siswa yang menggunakan sepeda dan siswa yang
tidak menggunakan sepeda. Siswa yang menggunakan sepeda tidak bersungguh mengayuh pedal sepeda, ia menunggu temannya yang berjalan, jadi mereka sampai
pada tempat tujuan bersamaan. lalu guru menasehati siswa tersebut dan menyuruh bergantian dengan teman yang berjalan. Lalu mereka berdua mengulangi
85 demonstrasinya. Setelah sampai di tempat semula siswa yang memakai sepedalah
yang sampai terlebih dahulu, Setelah itu siswa menjelaskan perbedaannya antara berjalan kaki dengan menggunakan sepeda. Guru mengajak siswa untuk kembali ke
dalam kelas untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan benda apa saja yang menggunakan roda berporos yang
telah di jumpai di sekitar sekolah. Guru membagi siswa ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa.
Kemudian guru membagikan LKS serta bahan untuk membuat mobil – mobilan.Guru
menjelaskan petunjuk pengisisan lks dan cara membuat mobil – mobillan yang
terbuat dari kertas. Setelah seluruh siswa sudah merasa jelas, siswa aktif bekerja di dalam kelompok. Guru melihat cara kerja dari tiap kelompok, ada beberapa
kelompok yang masih kebingungan membuat mobil – mobillan. Guru menjelaskan
kembali cara pembuatan mobil – mobillan kepada kelompok yang belum jelas.
Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, guru menyuruh untuk mempresentasikan hasil kerja dari tiap kelompok dan mendemonstrasikan benda yang telah mereka buat.
Presentasi di mulai dari kelompok tiga. Setelah semua kelompok selesai presentasi, kemudian siswa di suruh untuk kembali ketempat duduk masing
– masing dan mengembalikan letak meja dan kursi seperti semula. Guru memberi penguatan dan
peneguhan kepada siswa mengenai materi pesawat sederhana jenis roda berporos. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. Siswa yang sudah selesai mengerjakan
soal evaluasi langsung mengumpulkan kepada guru.
86 Pada kegiatan akhir, siswa dan guru melakukan refleksi mengenai
persaan siswa dan kesulitan setelah mempelajari materi roda berporos. Seluruh siswa merasa senang dan tidak mengalami kesulitan. Kemudian di lanjutkan salam penutup
dari guru.
Observasi
Pada saat pembelajaran siklus II berlangsung, guru telah melakukan observasi terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Guru mengamati mengenai minat
siswa pada saat pemebelajaran IPA berlangsung. Selain itu, guru mengamati kegiatan siswa pada saat melakukan demonstrasi alat
– alat percobaan dan presentasi kelompok untuk menilai aspek afektif dan aspek psikomotorik prestasi belajar siswa.
Dari hasil observasi yang dilakukan guru pada siklus II pertemuan I, guru mengamati bahwa masih ada siswa yang kurang serius saat melakukan demonstrasi. Pada siklus
II pertemuan I, siswa sudah terlihat berantusias dan aktif saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Siswa terlihat senang dan tidak bosan karena kegiatan
pembelajaran ada yang di lakukan di luar kelas. Selain itu para siswa sudah terlibat di dalam kegiatan pembelajaran, dan siswa merasa tertarik karena dapat membuat katrol
dari bahan kertas. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran
siklus II pertemuan 2, kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. Hanya saja pada saat pembuatan mobil
– mobilan ada kelompok yang masih kebingungan
87 dengan cara pembuatannya. Siswa terlihat sangat aktif dan antusias saat mengikuti
pembelajaran IPA. Siswa tidak merasa bosan karena pembelajaran ada yang di lakukan di luar kelas. Siswa sangat terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa
terlihat sangat senang dan tertarik pada materi yang di ajarkan. Siswa membuat mobil – mobillan, dan dapat belajar sambil bermain. Sehingga minat siswa pada siklus II
lebih tinggi di bandingkan dengan pertemuan sebelumnya pada siklus I.
Refleksi
Siklus II pertemuan I, dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 20 Maret 2012, membahas mengenai pesawat sederhana jenis katrol. Pembelajaran berlangsung
lancar sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah di buat dengan metode demonstrasi. Perencanaan pembelajaran yang di gunakan berdasarkan dari hasil
refleksi siklus I. Dalamkegiatan pembelajaran siswa terlihat lebih senang dan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Alokasi waktu yang telah dialokasikan sudah
tepat. Materi pembelajaran di susun lebih menarik di bandingkan pada siklus I. hanya saja pada waktu demonstrasi ada siswa yang kurang serius saat mendemonstrasikan
benda, untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terulang pada pertemuan selanjutnya guru menasehati siswa agar lebih serius di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Siklus II pertemuan 2 di laksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2012, membahas mengenai materi pesawat sederhana jenis roda berporos. Kegiatan
berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran hasil refleksi pada siklus II
88 pertemuan I dengan menggunakan metode demonstrasi. Alokasi waktu yang telah di
alokasikan sudah tepat. Materi pembelajaran di susun lebih menarik di bandingkan pertemuan sebelumnya. Minat siswa terlihat meningkat dibandingkan pertemuan
sebelumnya. Siswa terlihat lebih senang di dalam kegiatan pembelajaran karena pembelajaran tidak hanya di lakukan di dalam kelas melainkan di luar kelas dan di
sekitar sekolahan. Siswa terlibat aktif saat pembuatan mobil – mobillan, hanya saja
pada saat pembuatan mobil – mobillan ada satu kelompok yang masih kebingungan
di dalam pembuatan. Untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi lagi, guru menasehati agar lebih mendengarkan lagi saat guru member penjelasan di depan
kelas. .
Hasil Minat siswa Tabel 18 : Skor Rata-Rata minat Siswa
No Skor Minat Rata
– rata Awal
Siklus I Siklus II
1 8
10,5 14
2 8
11 14
3 8
12 14,5
4 7
10 12,5
5 8
10,5 13,5
6 7
11 13,5
7 9
13 14,5
8 6
9 11
9 6
9,5 12
10 9
12,5 15,5
11 10
13,5 16
12 9
12,5 14
89
13 8
11,5 13,5
14 9
10 12,5
15 7
9,5 12
16 10
12,5 16
17 8
10,5 15
18 8
9,5 12
19 8
9,5 13,5
20 7
11 15
21 6
9 13,5
22 7
10 12
23 7
10,5 14
24 7
11 14
25 6
8,5 13
26 7
9,5 11,5
27 7
10 11
28 7
11 12,5
29 9
11,5 14
30 8
11 14
31 8
9,5 13,5
32 7
10 12,5
33 5
10,5 14
Rata- rata
7,6 10,64
13,45
Hasil minat siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Berdasarkan data di atas, kondisi awal siswa diperoleh rata-rata 7,6. Setelah dikenai tindakan pada siklus I dengan rata-rata minat seluruh siswa 10,64. Dari hasil
penghitungan, ada 14 siswa yang minatnya di atas rata-rata dan ada 19 siswa yang mintanya masih di bawah rata-rata. Sedangkan hasil penghitungan minat siklus II
diperoleh rata-rata 13,45. Dari hasil penghitungan ada 21 siswa yang minatnya di atas rata-rata dan 12 siswa yang minatnya di bawah rata-rata. Dari data tersebut dapat
digambarkan pada grafik di bawah ini.
90
Minat siswa
Gambar 2: Peningkatan Minat Belajar Siswa Tabel 19: Hasil Uji Normalitas Minat awal dan siklus I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MinatAwal Siklus1
N 33
33 Normal Parametersa,b
Mean 7,6061
10,6364 Std. Deviation
1,17099 1,22648
Most Extreme Differences
Absolute ,182
,141 Positive
,182 ,141
Negative -,151
-,087 Kolmogorov-Smirnov Z
1,048 ,810
Asymp. Sig. 2-tailed ,222
,528 a Test distribution is Normal.
Jika dilihat dari tabel di atas, harga uji normalitas Kolmogorov- Smirrnov Z menunjukkan bahwa nilai Most Extreme Difference Absolute di atas
merupakan nilai statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap variabel di atas
2 4
6 8
10 12
14 16
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
7.6 9.9
12.51 11.36
14.39
kondisi awal Pertemuan 1
Pertemuan 2
91 adalah 0,182 dan 0,141 di mana nilai D lebih besar dari 0,05 maka data menunjukkan
distribusi secara normal.
Tabel 20: Hasil Uji Normalitas Minat Siswa Siklus I dan siklus II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Siklus1 Siklus2
N 33
33 Normal Parametersa,b
Mean 10,6364
13,4545 Std. Deviation
1,22648 1,30721
Most Extreme Differences
Absolute ,141
,150 Positive
,141 ,126
Negative -,087
-,150 Kolmogorov-Smirnov Z
,810 ,863
Asymp. Sig. 2-tailed ,528
,446 a Test distribution is Normal.
Jika dilihat dari tabel di atas, harga uji normalitas Kolmogorov-Smirrnov Z menunjukkan bahwa nilai Most Extreme Difference Absolute di atas merupakan nilai
statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap variabel di atas adalah 0,141 dan 0,150 di mana nilai D lebih besar dari 0,05 maka data menunjukkan distribusi secara
normal.
Hasil Uji t Minat siswa Tabel 21: Hasil uji t Minat awal dengan Siklus I
Paired Samples Test
Paired Differences T
Df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval of
the Difference Mean
Std. Deviation
Std. Error
92
Mean Lower
Upper Lower
Upper Lower
Upper Lower
Upper Pair 1
Minat Awal
- Siklus
1 -3,03030
,90949 ,15832
- 3,35280
-2,70781 -19,140
32 ,000
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat perbedaan rata- rata minat kondisi awal dengan minat siklus I adalah sebesar -3,03030. Artinya ada
peningkatan minat siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,03030.
Nilai t hitung adalah sebesar -19,140 dengan sig 0,00. Karena sig0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada kondisi awal dengan siklus I terdapat
perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan mempengaruhi minat siswa secara signifikan.
Tabel 22: Hasil Uji – t Minat Siklus 1 dengan Siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1
siklus1 -
siklus2 -2.81818
.90301 .15486
-3.13326 -2.50311 -18.198
33 .000
93 Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat perbedaan rata-
rata minat pada siklus I dengan minat siklus II adalah sebesar -2.81818. Artinya ada peningkatan minat siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar
2.81818 Nilai t hitung adalah sebesar -18,198 dengan sig 0,00. Karena sig0,05 maka
dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus I dengan siklus II terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan mempengaruhi
minat siswa secara signifikan.
Hasil Prestasi Belajar Siswa Tabel 23: Hasil Prestasi Belajar siswa Siklus I dan Siklus II
No. siklus I
Keterangan Siklus II
Keterangan
1 73,35 Tercapai
73,9 Tercapai 2
71,85 Tercapai 74,35 Tercapai
3 79,9 Tercapai
80,9 Tercapai 4
70,3 Tercapai 80 Tercapai
5 88,25 Tercapai
90,95 Tercapai 6
60,45 Tidak Tercapai 59,9 Tidak Tercapai
7 62,4 Tidak Tercapai
79,85 Tercapai 8
59,7 Tidak Tercapai 59,45 Tidak Tercapai
9 69,55 Tidak Tercapai
76,65 Tercapai 10
68,9 Tidak Tercapai 63,4 Tidak Tercapai
11 73,35 Tercapai
73,3 Tercapai 12
79,55 Tercapai 79,85 Tercapai
13 70,45 Tercapai
80,45 Tercapai 14
70,15 Tercapai 76,95 Tercapai
15 77,45 Tercapai
77,1 Tercapai 16
71,5 Tercapai 73,9 Tercapai
17 76,85 Tercapai
76,95 Tercapai
94
18 80,2 Tercapai
73,6 Tercapai 19
77,9 Tercapai 80,45 Tercapai
20 70,75 Tercapai
97,3 Tercapai 21
77 Tercapai 77,1 Tercapai
22 80,05 Tercapai
87,9 Tercapai 23
81,1 Tercapai 73 Tercapai
24 80,05 Tercapai
87 Tercapai 25
68 Tidak Tercapai 66 Tidak Tercapai
26 61,05 Tidak Tercapai
72,4 Tercapai 27
79,15 Tercapai 83,35 Tercapai
28 64,4 Tidak Tercapai
81,05 Tercapai 29
61,35 Tidak Tercapai 73,9 Tercapai
30 65,9 Tidak Tercapai
73 Tercapai 31
70,45 Tercapai 72,85 Tercapai
32 70,95 Tercapai
83,95 Tercapai 33
70,5 Tercapai 73 Tercapai
Rata-rata 72,2
76,8
KKM 70
Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.
Berdasarkan data nilai awal siswa kelas V tahun pelajaran 20102011
nilai dapat dilihat pada lampiran 15, diperoleh rata-rata 6,09 siswa dengan nilai di
atas rata-rata sebanyak 11 siswa dan 12 siswa di bawah rata-rata. Sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa dan 25 siswa belum mencapai KKM. Setelah
dikenai tindakan dengan metode demonstrasi, pada siklus 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 72,2. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil siswa yang belum mencapai
KKM sebanyak 10 siswa dan 23 siswa mencapai KKM. Sedangkan hasil perhitungan prestasi belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 76,8.dari hasil perhitungan ada
28 siswa mencapai KKM dan 5 siswa belum mencapai KKM.
95 Nilai Rata-Rata Kelas
Gambar 3: Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas Capaian KKM
Gambar 4 : Presentase Peningkatan Capaian KKM
Tabel 24: Hasil Uji Normalitas Prestasi belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
20 40
60 80
Data Awal Siklus I
Siklus II 60.9
72.2 76.8
Data Awal Siklus I
Siklus II
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Data Awal Siklus I
Siklus II 24.24
69.70 84.84
Data Awal Siklus I
Siklus II
96
PrestasiI PrestasiII
N 33
33 Normal Parametersa,b
Mean 72,2045
76,7788 Std. Deviation
7,03255 7,99840
Most Extreme Differences
Absolute ,109
,171 Positive
,096 ,115
Negative -,109
-,171 Kolmogorov-Smirnov Z
,627 ,981
Asymp. Sig. 2-tailed ,826
,291
a Test distribution is Normal. Jika dilihat dari tabel di atas, harga uji normalitas Kolmogorov-
Smirrov Z menunjukkan bahwa nilai Most extreme Differences Absolute di atas
merupakan nilai statistik D pada iji K-S, nilai D pada uji terhadap prestasi belajar siklus I dengan prestasi belajar siklus II di atas adalah 0,109 dan 0,171, di mana nilai
D lebih besar dari 0,05. Maka data menunjukkan berdistribusi secara normal.
Uji t Prestasi Belajar Kondisi awal dengan siklus I Tabel 25 : Hasil Uji t Satu Satu sampel Prestasi belajar siswa
One-Sample Test
Test Value = 0 T
Df Sig. 2-tailed
Mean Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Lower
Upper Lower
Upper NilaisiklusI
58,981 32
,000 72,20455
69,7109 74,6982
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t satu pasang tersebut terlihat perbedaan rata- rata kondisi awal dengan siklus I. Nilai t hitung adalah sebesar 58,981 dengan sig
0,000. Karena sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dari
97 kondisi awal ke siklus I adalah signifikan dan ada perbedaan. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa perlakuan sebelum dikenai tindakan siklus I mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan signifikan.
c. Uji t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II Tabel 26: Hasil Uji t Dua sampel Prestasi Belajar Siswa
Paired Samples Test
Paired Differences T
Df Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Lower
Upper Lower
Upper Lower
Upper Lower
Upper Pair 1
Pre stas
iI –
Pre stas
iII -4,57424
7,29580 1,27004 -
7,16122 -1,98726
-3,602 32
,001
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat perbedaan rata- rata prestasi siklus I dengan siklus II adalah sebesar -4,57424. Artinya ada
peningkatan prestasi belajar siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,57424.
Nilai t hitung adalah sebesar -3,602 dengan sig 0,01. Karena sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II adalah
berbeda. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan yang semakin baik dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa secara signifikan.
98
Pembahasan Hasil Minat siswa
Hasil peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 27: Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa pada siklus 1 dalam kriteria cukup, pada pembelajaran siklus I pertemuan 1, siswa masih terlihat tegang. Keadaan ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa. Siswa masih takut melakukan kesalahan karena pembelajaran direkam dengan kamera. Selain itu dalam satu kelas juga terdapat lebih dari satu guru
dan observer. Hal tersebut terbukti dengan hasil pengamatan diperoleh rata-rata minat siswa pada pertemuan 1 adalah 9,9.
Sedangkan pada pembelajaran siklus I pertemuan 2, siswa terlihat lebih santai dan mulai terbiasa dengan adanya kamera. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
Peubah Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Signifikan hasil uji t
Target Capaian Target Capaian
Minat Skor rata-
rata seluruh
minat siswa
7,6 9
10,64 13
13,45 Signifikan
99 pembelajaran. Siswa terlihat senang dengan demonstrasi yang dilakukan guru dan
beberapa siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata minat siswa dari pertemuan pertemuan hanya 9,9 dan pada pertemuan kedua menjadi 11,36.
Skor rata-rata minat siswa pada kedua pertemuan tersebut, diperoleh skor rata-rata minat siswa siklus 1 adalah 10,64. Rata-rata minat siklus I meningkat secara
signifikan dari kondisi awal 7,6. Pada siklus I, ada 19 siswa yang minat belajarnya di bawah rata-rata. Sedangkan 14 siswa lainnya minat belajaranya di atas rata-rata. Hasil
tersebut diperkuat dengan hasil wawancara kepada guru kelas yang mengatakan bahwa:
“ Pada pembelajaran pertemuan pertama, saya masih grogi. Saya tidak terbiasa mengajar dengan suasana seperti itu. Ada kamera yang merekam dan beberapa
observer. Siswa juga terlihat masih tegang. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak terbiasa belajar dengan direkam oleh kamera. Berbeda dengan pertemuan kedua,
siswa sudah lebih santai dan menikmati pembelajaran. Mereka cukup senang dan antuasias terhadap pembelajaran terutama saat demonstrasi dan diskusi kelompok.
Siswa dalam belajar IPA terlihat senang dan aktif.”
Dalam pembelajaran pertemuan 2, siswa sudah terlihat lebih santai dan tidak tegang lagi. Siswa terlihat lebih antusias dan senang mengikuti pembelajaran. Hal
tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap siswa, kebanyakan siswa menjawab sebagai berikut:
“ Saya merasa senang mengikuti pembelajaran IPA kali ini. Apalagi saat disuruh maju untuk demonstrasi beberapa alat, saya merasa senang karena
sebelumnya tidak pernah begitu. Saat diskusi juga menggunakan berbagai macam alat yang berbeda-
beda, sehingga saya lebih paham.”
100 Pada pembelajaran siklus II, terdapat perbedaan dalam beberapa hal dari
siklus I. Perbedaan tersebut yaitu pada jumlah siswa setiap kelompok yang diperkecil menjadi 3 siswa. Tempat pembelajaran yang berlangsung di luar dan di dalam kelas,
alat peraga yang digunakan karena menyesusaikan sub materi. Pada siklus II pertemuan 1, siswa lebih antusias karena pembelajaran dilakukan di luar kelas. Siswa
juga berdiskusi membuat katrol dan mendemonstrasikan di depan kelas. Saat diskusi hampir seluruh siswa aktif dan bekerja sama membuat katrol hanya saja ada beberapa
siswa yang masih bermain-main. Minat siswa terhadap pembelajaran IPA lebih terlihat. Hal itu dibuktikan dengan perolehan skor rata-rata minat siswa siklus II
pertemuan 1 adalah 12,51. Pada pertemuan 2, siswa terlihat antusias dan aktif mengikuti pembelajaran.
Tidak ada siswa yang terlihat tegang. Siswa menunjukkan ekspresi senang selama proses pembelajaran. Siswa saling berebut ketika harus mendemonstrasikan dan
mempresentasikan hasil diskusi. Hal itu terbukti dengan hasil rata-rata minat siswayang diperoleh pada pertemuan 2 adalah 14, 39.
Dari skor rata-rata minat dari kedua pertemuan tersebut, diperoleh skor rata- rata minat siswa siklus II adalah 13, 45. Rata-rata minat siswa meningkat secara
signifikan dari siklus I 10, 63, dengan hasil uji t menunjukkan signifikan adalah 0,000,05. Pada siklus II, ada 21 siswa yang minat belajarnya di atas rata-rata.
Sedangkan 12 siswa minatnya masih di bawah rata-rata. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru sebagai berikut:
101 “ Pada siklus II sangat terlihat bahwa minat siswa meningkat dari siklus I.
Siswa terlihat menikmati pembelajaran dan antusias. Masing-masing siswa berebut untuk berdemonstrasi. Siswa juga seksama dalam mendengarkan dan melihat
demonstrasi yang dilakukan guru. pada saat di luar kelas siswa fokus terhadap pembelajaran dan terlihat senang. Apalagi siklus II pertemuan 2, saat siswa harus
memperagakan naik sepeda, mereka sangat antusias.”
Hasil Prestasi Belajar Siswa
Hasil peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 28: Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Peuba
h Indikator Kondis
i Awal Siklus I
Siklus II Signifika
n hasil uji t
Targe t
Capaia n
Targe t
Capaia n
Prestasi belajar
siswa Rata-rata
nilai prestasi
belajar Persentas
e jumlah siswa
yang mencapai
KKM 60,9
24,24 70
50 72,2
69,7 75
55 76,8
84,84 Signifikan
Signifikan
Hasil prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru pada Siklus I meningkat secara signifikan dari kondisi awal sebelum diterapkan Metode Demonstrasipada
pembelajaran IPA. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil uji t satu sampel menunjukkan signifikan adalah 0,01 0,05. Uji t yang digunakan yaitu uji t satu
102 sampel, karena adanya perbedaan siswa yang diteliti. Dimana, kondisi awal siswa
pada tahun pelajaran 20102011 menunjukkan nilai rata-rata kelas 60,2 dan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 24,24. Setelah dikenai tindakan menggunakan
pendekatan kontekstualdengan melakukan tes evaluasi pada tiap siklus dan pengamatan mengenai aspek afektif dan aspek psikomotorik pada siklus I, diperoleh
nilai rata-rata kelas 72,2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88,25, terdapat satu siswa. Sedangkan nilai terendah adalah 59,7, ada satu siswa yang memperoleh
nilai terendah. Jumlah siswa yang mencapai KKM ada 23 siswa atau 69,7 dari 33 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM adalah 10 siswa atau
30,3 dari 33 siswa. Pada siklus II, siswa dibagi dalam kelompok yang lebih kecil, dimana setiap
kelompok hanya terdiri dari3 .
Perbedaan antara siklus I dan siklus II yaitu pada submateri yang diberikan, jumlah anggota kelompok, alat peraga yang digunakan,
dan tempat pembelajaran yaitu di dalam dan di luar kelas. Pada siklus I dan siklus II seluruh siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pada Siklus II pertemuan I
siswa masih merasa tegang mengikuti pembelajaran dikarenakan belum terbiasa. Siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi dan demonstrasi, meskipun masih ada
beberapa siswa yang ramai sendiri. Pada pertemuan 2, semua siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi. Apalagi dengan tempat pembelajaran
103 di luar kelas, siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dari pada siklus I.
Siswa saling berebut untuk mencoba mendemonstrasikan maupun mempresentasikan hasil diskusi.
Peningkatan prestasi belajar siklus II meningkat secara signifikan dari siklus I dengan uji t meninjukkan signifikan 0,00 0,05. Hasil prestasi belajar siswa pada
siklus II di peroleh nilai rata – rata kelas 75,8. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 97,3dan diperoleh oleh satu siswa. Sedangkan nilai terendah adalah 59,45 sebanyak satu siswa. Jumlah siswa yang memperoleh KKM pada siklus II yaitu 28
siswa atau 84,84 dari 33 siswa, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM ada 5 siswa atau 15,15 dari 33 siswa
104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN