Analisis Laporan Keuangan LANDASAN TEORI

14 terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya perusahaan size company sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda dapat dilakukan Kodrat dan Kurniawan, 2010: 231. Terdapat hal yang harus diperhatikan ketika membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan yaitu berkaitan dengan sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan ketika membandingkan dua perusahaan dengan sistem akuntansi yang berbeda maka akan memberikan hasil analisis yang bias. Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan Sartono, 2008: 113. Pemegang saham preferen dan obligasi akan lebih menitikberatkan pada aliran kas jangka panjang. Pemilik pemegang saham dan calon investor akan melihat dari segi profitabilitas dan risiko. Oleh karena perbedaan kepentingan tersebut maka dikembangkan empat kelompok rasio keuangan Sartono, 2008: 114: 1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. 2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. 3. Financial leverage ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. 15 4. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri. Berdasarkan keempat rasio tersebut rasio profitabilitas merupakan rasio yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan. Return on Asset ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar - benar akan diterima dalam bentuk deviden Sartono, 2008: 122. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan. Penggunaan ROA sebagai alat pengukur prestasi atau kinerja manajer pusat investasi akan diperoleh hasil penilaian yang baik karena ROA mempunyai beberapa kelebihan, yaitu Munawir, 2006: 91: 1. ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan. 2. ROA dapat memperbandingkan posisi perusahaan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui apakah perusahaan berada di bawah, sama atau di atas rata - rata industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategis. 16 3. ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing - masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 4. ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan - tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya. 5. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, ROA juga berguna untuk kepentingan perencanaan. Namun metode ROA juga memiliki beberapa kelemahan yaitu Munawir, 2006: 94: 1. ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap. 2. ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian kenaikan harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi. ROA dihitung dengan membagi laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut Sartono, 2008: 123: a TotalAktiv EAT hPajak LabaSetela ROA 

E. Tingkat Suku Bunga

Pada umumnya untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan akan melakukan pinjaman kepada para pemilik modal investor. Ketika perusahaan melakukan pinjaman perusahaan akan dibebani oleh biaya bunga. 17 Besarnya biaya bunga bergantung pada tingkat suku bunga umum. Menurut Fuadi 2009 tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga di pasar modal ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana penawaran dan permintaan berinteraksi untuk menentukan tingkat suku bunga dalam dua pasar modal. Pasar A mencerminkan pasar dengan sekuritas berisiko rendah, sedangkan pasar B mencerminkan sekuritas yang berisiko tinggi. Tingkat suku bunga di pasar A adalah 10 dan tingkat bunga di pasar B adalah 12. Perusahaan dengan kemampuan kreditnya di pasar A akan memperoleh dana dengan biaya sebesar 10, dan pemilik modal yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah akan memperoleh return sebesar 10. Perusahaan yang melakukan kredit di pasar B akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi yaitu sebesar 12, dan para pemilik modal investor yang menyukai sekuritas dengan risiko tinggi akan menerima return yang lebih tinggi yaitu sebesar 12. Namun mereka juga mengakui bahwa kemungkinan jumlah sebenarnya yang akan mereka peroleh dapat saja menjadi lebih rendah. Jika permintaan akan dana menurun maka kurva permintaan D 1 akan bergeser ke kiri turun yang ditunjukkan oleh kurva permintaan D 2 . Menurunnya permintaan dana menyebabkan turunnya keseimbangan pasar tingkat suku bunga keangka 8. Hal sebaliknya akan terjadi apabila seandainya Bank Sentral memperketat kredit. Kurva penawaran S 1 akan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Rasio Hutang Terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2010

2 40 117

Pengaruh Pertumbuhan Laba, Tingkat Suku Bunga, Dan Return On Equity Terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 58 117

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 2 18

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 6 75

PENDAHULUAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2014).

0 2 9

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 7

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Analisis peran kinerja perusahaan dalam pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 - USD Repository

0 0 72