Latar Belakang Masalah Kesimpulan dan Saran 52

Ika Silvia : Pengaruh Penambahan Variasi Berat Inokulum Terhadap Kualitas Tempe Biji Durian Durio zibethinus, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan pangan juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan diversifikasi makanan yang bergizi. Indonesia dikenal sebagai negara yang subur, kaya akan hasil alam. Namun, semuanya belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan untuk mengolahnya menjadi sumber makanan. Pengolahan tumbuh-tumbuhan, buah- buahan merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan, dan yang dapat diolah sebagai sumber makanan baru adalah biji durian http:kimiauii.org. Durian merupakan buah yang memiliki bau spesifik, dan banyak diminati oleh orang. Biasanya yang dikonsumsi adalah daging buahnya, yang dapat dimakan langsung atau pun diolah menjadi makanan lain seperti. Sumatera Utara merupakan penghasil durian terbanyak di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistika tahun 2007, produksi durian di Sumatera Utara dalam setahun mencapai 126.211 ton BPS Indonesia, 2007. Di Medan, tidak perlu menunggu musim durian tiba bila ingin menikmatinya, karena ada beberapa tempat yang selalu menjual durian meski bukan musimnya. Buah durian tersebut menghasilkan limbah salah satunya biji. Ika Silvia : Pengaruh Penambahan Variasi Berat Inokulum Terhadap Kualitas Tempe Biji Durian Durio zibethinus, 2009. Biji durian yang dibuang sebagai limbah berupa sampah dapat mengganggu kualitas dan kesehatan lingkungan . Ukuran biji durian yang cukup besar membutuhkan waktu lama untuk dapat terurai atau terdegradasi secara alami. Pada permukaan biji akan tumbuh jamur yang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Jamur Aspergillus niger yang bersifat aerobik paling banyak tumbuh pada bagian luar biji sehingga mengakibatkan biji menjadi berbulu dan berwarna hitam sebagai hasil produksi miselium dan spora jamur. Jamur yang tumbuh pada biji dapat mengganggu kesehatan, karena jamur tersebut menghasilkan zat-zat racun yang dikenal sebagai mycotoxin. Biji durian sebagai limbah ikutan dari buah durian dapat dimanfaatkan sebagai tempe Frazier dan Westhoff, 1978. Tempe, makanan bergizi asli Indonesia, merupakan sumber protein nabati cukup penting bagi masyarakat. Kandungan gizi tempe mampu bersaing dengan bahan pangan non nabati seperti daging, telur, dan ikan, baik kandungan protein, vitamin, mineral maupun karbohidrat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila tempe sangat digemari, karena selain bergizi juga murah. Harga kedelai yang meningkat di pasar dunia menyebabkan harga kedelai di pasar dalam negeri ikut meningkat, termasuk produk olahannya. Bila diamati lebih jauh, Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, memiliki sumber daya kacang- kacangan lain maupun bukan kacang-kacangan yang potensial sebagai pengganti kedelai. Ada beberapa jenis kacang-kacangan selain kedelai maupun bukan kacang-kacangan yang dapat diolah menjadi tempe, bahkan memiliki nutrisi hampir sama dengan kedelai . Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara luas. www.pustaka.go.idpublikasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk memanfaatkan biji durian sebagai alternatif makanan baru dengan cara mengolahnya menjadi tempe dan menganalisa kadar gizi karbohidrat, protein, lemak, air dan abu pada tempe biji durian yang dihasilkan. Ika Silvia : Pengaruh Penambahan Variasi Berat Inokulum Terhadap Kualitas Tempe Biji Durian Durio zibethinus, 2009.

1.2 Perumusan Masalah