tersebut, bukan ayah kandungnya. Ada dua hal yang terkait dengan suatu hukum anak angkat, yaitu dalam hal kewarisan, dan dalam hal perkawinan.
Dilihat dari aspek perlindungan dan kepentingan anak, lembaga pengangkatan anak tabani memiliki konsepsi yang sama dengan pengangkatan
anak adopsi yang dikenal dalam hukum. Perbedaannya terletak pada aspek mempersamakan anak angkat dengan anak sendiri, menjadikan anak angkat
menjadi anak sendiri, memberikan hak waris yang sama dengan hak waris anak kandung.
29
Definisi tersebut memberikan gambaran bahwa status anak angkat itu hanya sekedar mendapatkan pemeliharaan nafkah, kasih sayang, pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan hak-hak asasi sebagai anak lainnya, tampa harus disamakan hak-haknya dengan status anak kandung, karena hati nurani orang tua
angkat tetap akan sulit memandang sama anak angkat dengan anak kandungnya. Oleh karena itu, Pengertian anak angkat menurut Mahmud Syaltut lebih dekat
pengertiannya kepada pengertian anak asuh yang lebih di dasari oleh perasaan seorang yang menjadi anak angkat.
30
2. Konseptual
Konsep merupakan unsur pokok dalam suatau penelitian atau untuk membuat karya Ilmiah. Sebenarnya yang dimaksud dengan konsep adalah “ suatu
pengertian mengenai suatu fakta atau dapat berbentuk batasan atau definisi tentang sesuatu yang akan dikerjakan. Agar secara operasional diperoleh hasil
penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan sesuai dengan judul
29
Adrianus Khatib. Kedudukan anak asuh Ditinjau dari Hukum Islam, Problematika Hukum Islam Konteporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002. hal. 158.
30
Mufidah Saggaf Al-Jufri, Al- Laqith dan Tabani, Makalah, tp.2004, hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini yang berjudul “ Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pengangkatan Anak ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-undang No 23 tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak” Penjelasan Konsepsionalnya yaitu : 1.
Anak adalah amanah dari Allah SWT, karena itu setiap anak yang lahir
wajib dilindungi hak-haknya. Hal ini juga berarti, para orang tua tidak akan menelantarkan atau menyia-nyiakan anak-anaknya. Akan tetapi tidak
tertutup kemungkinan adanya orang tua yang belum memiliki anak setelah lama berkeluarga berusaha mengangkat anak sebagai pengganti anak
kandungnya, atau ada orang tua yang ingin mengangkat anak orang lain sebagai bentuk kepedulian sosial, meskipun mereka memiliki anak
kandung sendiri. Umumnya mereka mengangkat anak-anak saudara mereka yang kurang mampu secara ekonomi. Meskipun demikian, ada
juga kasus di mana anak-anak yang diangkat tidak memiliki hubungan persaudaran secara langsung dengan calon orang tua angkatnya.
2. Pengangkatan Anak dalam Islam adalah Pengambilan atau pengangkatan
anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri. Istilah tabani yang berarti seseorang mengangkat anak orang lain sebagai anak, dan berlakulah
terhadap anak tersebut seluruh ketentuan hukum yang berlaku atas anak kandung orang tua angkat,
31
3. Anak angkat dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Pasal 1 Ayat 9 adalah anak yang haknya dialihkan pengertian demikian yang identik dengan
istilah “Adopsi” yang dilarang Hukum Islam.
31
Muhammad Ali Al-Sayis. Tafsir Ayat al-Ahkam. Mesir: Mathba’ah Muhammad Ali Shabih wa Auladih, 1372 H1953 M. Jilid IV, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan
membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan
.
4. Anak Angkat dalam Peraturan Pemerintah No 54 Tahun 2007 Tentang
Pelaksanaan Pengangkatan Anak Pasal 1 Ayat 2 adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang orang dari lingkungan kekuasaan orang
tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, kedalam
lingkungan keluarga orang tua angkat. 5.
Kedudukan anak angkat dalam KHI Pasal 171 Huruf h yang berbunyi: “Anak angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk hidupnya
sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasar putusan
pengadilan.
32
6.
32
M. Abdurrahman, KHI di Indonesia, Jakarta: Akademika Presindo, 1995. hal. 156.
Perlindungan Hukum, perlindungan adalah tempat berlindung hal perbuatan dan sebagainya memperlindungi. Merupakan gambaran dari
bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah
suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif pencegahan maupun
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk yang bersifat represif pemaksaan, baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum.
G. Metode Penelitian