nafkah pendidikan dan keperluan lainnya. Menurut hukum Islam anak itu bukanlah anaknya.
45
1. Pengertian Pengangkatan Anak
Istilah “Pengangkatan Anak” berkembang di Indonesia sebagai terjemahan dari bahasa Inggris “adoption”, mengangkat seorang anak.
46
yang berarti “mengangkat anak orang lain untuk dijadikan sebagai anak sendiri dan
mempunyai hak yang sama dengan anak kandung”.
47
Pada saat Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, pengangkatan anak telah menjadi tradisi di kalangan
mayoritas masyarakat Arab yang dikenal dengan istilah tabanni
Tabanni yang berarti
“mengambil anak angkat”. berarti “mengambil anak”.
48
sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah pengangkatan anak disebut juga dengan istilah “Adopsi”
yang berarti “Pengambilan pengangkatan anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri.
49
Istilah Tabanni
45
Yusuf Assidiq Heri Ruslan. http: www. republika.co.id berita ensiklopedia- islamfatwa100613119639-mengadopsi-anak-menurut-hukum-islam. Diakses pada pukul 09.45
WIB tanggal 11 Mei 2014.
yang berarti seseorang mengangkat anak orang lain sebagai anak, dan berlakulah terhadap anak tersebut seluruh ketentuan hukum
46
Jonathan Crowther . Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, Oxford University
:1996, hal. 16.
47
Simorangkir, JCT. Kamus Hukum, Jakarta: Aksara Baru, 1987, hal. 4.
48
Ibrahim Anis dan Abdul Halim Muntashir. Al-Mu’jam al-wasith, Mishr; Majma’ al-Lughah al-Arabiyah. 1392 H1972 M, Cet. II, Jilid I, hal. 72
49
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
yang berlaku atas anak kandung orang tua angkat,
50
pengertian demikian memiliki pengertian yang identik dengan istilah
Tabanni dinilai sebagai perbuatan yang pantas dikerjakan oleh pasangan suami istri yang luas rezekinya, namun belum dikaruniai anak. Maka itu, sangat
baik jika mengambil anak orang lain yang kurang mampu, agar mendapat kasih sayang ibu-bapak karena yatim piatu, atau untuk mendidik dan memberikan
kesempatan belajar kepadanya. Di Indonesia, peraturan terkait pengangkatan anak terdapat pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dan PP No 54 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, Demikian pula Kompilasi Hukum Islam KHI yang turut memerhatikan aspek ini.
adopsi.
Pasal 171 huruf h KHI menyebutkan anak angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya,
beralih tanggung jawabnya dari orangtua asal kepada orangtua angkatnya berdasarkan putusan pengadilan. Kalangan Majelis Ulama Indonesia MUI sejak
lama sudah memfatwakan tentang pengangkatan anak. Fatwa itu menjadi salah satu hasil Rapat Kerja Nasional MUI yang berlangsung Maret 1984. Pada salah
satu butir pertimbangannya, para ulama memandang, bahwa Islam mengakui keturunan nasab yang sah, yaitu anak yang lahir dari perkawinan pernikahan.
50
Muhammad Ali Al-Sayis. Tafsir Ayat al-Ahkam. Mesir: Mathba’ah Muhammad Ali Shabih wa Auladih, 1372 H1953 M. Jilid IV, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
Dari berbagai definisi yang diberikan oleh para ahli, ada dua corak pengertian anak angkat sebagaimana disampaikan oleh Mahmud Syaltut yang
dikutif Andi Syamsul Alam bahwa ada dua pengertian anak angkat : 1.
Mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan penuh perhatian dan kasih sayang, tanpa diberikan status anak kandung
kepadanya sesuai dengan surat dan Al-Maidah ayat 3 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan.
2. Mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri dan dia diberi status
sebagai anak kandung sehingga hak dan kewajibannya sama seperti anak kandung dan dinasabkan kepada orang tua angkatnya.
Tabanni yang dilarang oleh hukum Islam yaitu karena mengubah nasabnya kepada ayah angkatnya dan itu bertentangan dengan al-Qur’an surat Al-Ahzab: 4-
5 .
Persamaan dari dua jenis defenisi tersebut adalah dari aspek perlindungan dan kepentingan anak seperti pemeliharaan, pengasuhan, kasih sayang, pendidikan,
masa depan dan kesejahteraan anak. Titik perbedaannya terletak pada penentuan nasab dengan segala akibat hukumnya. Anak angkat yang tidak dinasabkan
kepada orang tua angkatnya tidak berhak waris mewarisi, menjadi wali dan lain sebagainya. Sedang anak angkat yang dinasabkan dengan orang tua angkatnya
berhak saling mewarisi, menjadi wali, dan hak-hak lain yang dipersamakan dengan anak kandung.
Tabanni menurut Wahbah al-Zuhaili adalah pengangkatan anak yang dilakukan oleh seseorang terhadap anak yang jelas nasabnya, kemudian anak itu
Universitas Sumatera Utara
di nasabkan kepada dirinya.
51
Dalam pengertian lain, tabanni
2. Hukum Pengangkatan Anak