Hal-Hal yang Dilarang dalam Transaksi Murabahah

keluar yang terbaik antara bank dan nasabah dapat memutuskan dengan jalan musyawarah dengan cara yang terbaik. Hal ini sebagai mana firman Allah swt dalam surat al Baqarah ayat 280. َن ُ-ََْ ْ ُ0ُْآ ْنِإ ْ ُ َ ٌ َْ3 ا ُ456َ7َ ْنَأَو ٍةَ َ9َْ :َِإ ٌةَ ِ;ََ ٍةَ ْ9ُ وُذ َن َآ ْنِإَو ٢٨٠ “dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. Namun apabila musyawarah pun tidak memberikan jalan keluar yang terbaik maka salah satu pihak boleh mengajukan perkaranya ke Pengadilan Agama untuk dimintakan putusan atas perkara tersebut. Karena apabila hal ini dibiarkan berlarut larut maka akan merugikan bank karena bank harus menjaga rentabilitasnya. 2. Fluktuasi harga komparatif. Bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa karena berbagai sebab. Rusak diperjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya karena itu sebaiknya dilindungi oleh asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank. Bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain. 3. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani barang itu akan menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian maka resiko untuk terjadinya default semakin besar.

L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Murabahah

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan akad murabahah meliputi Bank Muamalat Indonesia : 1. Biaya Akad Merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh nasabah atas pengikatan pembiayaan murabahah dengan pihak bank. Biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya asuransi, biaya notaris. 2. Kecepatan Pencairan Pembiayaan Murabahah Merupakan jangka waktu yang dibutuhkan dari permohonan aplikasi sampai dengan pencairan dana pembiayaan murabahah ke rekening nasabah. Pencairan pembiayaan yang mudah dan cepat akan meningkatkan kepuasan nasabah terhadap pelayanan bank syariah. 3. Margin Keuntungan Merupakan persentase tertentu yang ditetapkan per tahun dan biasanya ditetapkan dalam rapat ALCO bank syariah. Penetapan margin keuntungan pada bank syariah merupakan selisih antara pembelian dan penjualan atas suatu barang yang diambil berdasarkan besaran pembiayaan yang telah dikeluarkan bank. Bank-bank syariah dalam perhitungan margin keuntungan bersifat tetap Flat, yang tidak akan terjadi perubahan harga, baik dalam kondisi ekonomi yang stabil ataupun tidak stabil, dan berlaku sejak akad pembiayaan ditandatangani antara pihak nasabah dengan pihak bank hingga masa jatuh tempo dari waktu pembiayaan. 4. Resiko Pembiayaan Murabahah Dalam melakukan pengikatan pembiayaan tentunya baik bank syariah maupun nasabah harus menanggung resiko yang mungkin akan terjadi di kemudian hari seperti resiko nasabah tidak mampu membayar angsuran, ataupun resiko barang cacat maupun rusak dan lainnya. 5. Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional Nasabah tentunya akan melihat seberapa kompetitif margin yang ditawarkan oleh bank syariah jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang ada di bank konvensional. Semakin tinggi margin yang ditawarkan oleh bank syariah maka akan semakin menarik perhatian nasabah.

M. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu oleh Septiana Ambarwati 2008 disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah pada bank umum syariah dipengaruhi secara signifikan oleh Non Performing Loan negatif, bonus SWBI positif, tingkat suku bunga pinjaman positif. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan metode Pooled EGLS period random effect, selama periode kuartal keempat 2004 sampai kuartal pertama 2008.