Hasil dan Pembahasan a.

o Biaya Akad Grafik 4.1 Biaya Akad Sebagai Elemen Penting Pembiayaan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 50 persen yaitu 52 responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa biaya akad merupakan elemen penting dalam pembiayaan murabahah. Sisanya 42 responden menjawab setuju, 1 responden merasa ragu dan 1 responden lainnya menjawab tidak setuju. Dalam setiap perjanjian pengikatan pembiayaan tentunya ada butir-butir perjanjian yang disepakati termasuk mengenai biaya akad. Oleh karena itu baik bagi bank maupun nasabah pasti memperhatikan biaya akad yang akan ditanggung dan dicantumkan dalam butir perjanjian keduanya. Grafik 4.2 Biaya Asuransi dan Notaris ditanggung Nasabah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Dalam pembiayaan murabahah, biaya asuransi dan notaris menjadi tanggungan nasabah. Terlihat dari banyaknya responden yang setuju dengan pernyataan ini yaitu 39 responden menjawab sangat setuju, 48 responden menjawab setuju, 7 responden menjawab ragu-ragu, 6 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa biaya asuransi dan notaris merupakan elemen penting akad murabahah yang dipertimbangkan oleh nasabah. Grafik 4.3 Biaya Administrasi ditanggung Nasabah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Selain itu nasabah juga harus menanggung biaya administrasi yang dikeluarkan dalam pengikatan akad murabahah. Kebanyakan dari responden menyatakan setuju dengan pernyataan ini. Mereka yang menyatakan sangat setuju ada 37 responden, 49 responden menjawab setuju, 11 responden menjawab ragu- ragu, 3 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Kesepakatan antara pihak bank dan nasabah dalam hal biaya administrasi yang ditanggung nasabah sudah menjadi kesepakatan di awal dan tentunya telah disetujui oleh kedua belah pihak. Grafik 4.4 Produk Murabahah Menguntungkan daripada Produk Lain 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Diantara beberapa produk pembiayaan yang ada di bank muamalat, nasabah merasa bawa produk murabahah lebih menguntungkan daripada produk lainnya. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam memperoleh pembiayaan, jangka waktu pembayaran angsuran dan cicilan pembayaran yang jumlahnya tetap. Dalam tabel diatas 39 responden menjawab sangat setuju, 52 responden menjawab setuju, 7 responden menjawab ragu-ragu, 1 responden menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. o Kecepatan Pencairan Pembiayaan Grafik 4.5 Prosedur Pelayanan yang Memuaskan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Kepuasan nasabah dalam mendapatkan layanan dari pihak bank sangatlah penting. Setiap bank pasti memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabahnya karena prosedur pelayanan yang memuaskan dari bank menjadi salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan nasabah dalam memilih bank yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Ketika ditanya mengenai prosedur pelayanan yang memuaskan 3 responden menjawab ragu-ragu, 56 responden menjawab setuju dan sisanya 41 responden menjawab sangat setuju. Tabel 4.6 Kecepatan Persetujuan dan Pencairan Pembiayaan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Kecepatan persetujuan dan pencairan pembiayaan menjadi faktor penting bagi nasabah dalam mempertimbangkan pengikatan pembiayaan murabahah. Umumnya nasabah membutuhkan barang murabahah untuk proses produksi perusahaannya. Oleh karena itu barang seperti mesin dibutuhkan cepat agar tidak menghambat proses produksi. Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan 46 responden menjawab menjawab sangat setuju jika pencairan pembiayaan menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan murabahah, 51 responden menjawab setuju, 2 responden menjawab ragu-ragu dan sisanya 1 responden menjawab tidak setuju. Grafik 4.7 Bank Muamalat Fleksibel dalam Bernegosiasi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Nasabah tentunya menginginkan bank muamalat fleksibel dalam bernegosiasi dan melayani nasabah. Sebagian besar nasabah sangat setuju dengan pernyataan ini, dari tabel dapat dijelaskan bahwa 51 responden sangat setuju, 48 responden menjawab setuju, hanya 1 responden menjawab ragu-ragu. Hal ini membuktikan bahwa dalam bernegosiasi dan melayani nasabahnya bank muamalat termasuk fleksibel sehingga menarik nasabah. o Margin Murabahah Grafik 4.8 Bank Muamalat Kompetitif dalam Menetapkan Harga Jual 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Harga jual yang kompetitif menjadi latar belakang nasabah dalam memilih jasa di suatu bank. Nasabah pasti mempertimbangkan harga jual yang menguntungkan baginya yaitu harga jual yang kompetitif dengan harga yang ada di pasar maupun harga yang ditawarkan oleh bank lain. Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan 51 responden menjawab sangat setuju, 47 responden menjawab setuju, 2 responden menjawab ragu-ragu dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju. Grafik 4.9 Margin Berbeda dengan Tingkat Bunga 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Pemahaman nasabah akan perbedaan antara margin dan tingkat bunga sangatlah penting. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai perbedaan margin dan tingkat bunga. Namun dari hasil penelitian dan hasil jawaban atas pernyataan bahwa margin berbeda dengan tingkat bunga, penulis mendapatkan 37 responden yang menjawab sangat setuju, 50 responden menjawab setuju, 12 responden ragu-ragu dan 1 responden sangat tidak setuju . Grafik 4.10 Bank Muamalat Memberi Muqasah kepada Nasabah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Pada PT Bank Muamalat Indonesia, nasabah akan diberi muqasah diskon apabila nasabah tersebut membayar angsuran pembiayaan tepat pada waktu yang telah ditentukan tidak melebihi jatuh tempo yang diberikan oleh bank. Responden menjawab sangat setuju jika bank memberikan muqasah kepada nasabahnya. Hanya ada 1 responden yang menjawab ragu-ragu. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju jumlahnya 0. Grafik 4.11 Bank Muamalat Transparan dalam Menyebutkan Harga Pokok+Margin 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Jika ditanya mengenai transparan atau tidaknya bank muamalat dalam menyebutkan harga pokok + margin, maka dari 100 responden yang ada 45 responden menjawab sangat setuju, 53 responden lain menjawab setuju, sisanya 2 responden menjawab ragu-ragu. Sedangkan untuk pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada responden yang memilih jawaban tersebut. o Resiko Pembiayaan Grafik 4.12 Nasabah Menanggung Kerugian atas Pembatalan Pesanan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Pada saat nasabah melakukan pesanan barang murabahah kepada pihak bank, maka hendaknya nasabah memastikan bahwa tidak akan ada pembatalan pesanan barang murabahah dikemudian hari karena hal ini akan merugikan pihak nasabah itu sendiri. Biasanya jika terjadi pembatalan pesanan nasabah harus menanggung kerugian atas pembatalan pesanan tersebut. Bank akan mengambil ganti rugi pembatalan pesanan dari uang muka urbun yang telah disetor nasabah kepada bank. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan 54 responden menjawab sangat setuju, 29 responden menjawab setuju, 8 responden menjawab ragu-ragu dan sisanya 9 responden menjawab tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa rata- rata nasabah mau bertanggungjawab atas pembatalan pesanan yang mungkin mereka lakukan di kemudian hari. Grafik 4.13 Nasabah Harus Menyerahkan Jaminan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber: Data diolah Baik bagi bank maupun nasabah jaminan dianggap perlu dan penting agar setiap perjanjian pembiayaan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memperkecil resiko seperti default maka bank akan megharuskan nasabahnya untuk menyerahkan jaminan sebagai bukti pengikatan. 37 responden menjawab sangat setuju, 50 menjawab setuju, 9 responden menjawab ragu-ragu, 3 responden menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Grafik 4.14 Transparansi Bank Muamalat dalam Mengungkap Cacat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Ketika nasabah memesan barang murabahah maka bank akan membelinya dari supplier dan mejualnya kepada nasabah sesuai dengan kriteria yang diingikan. Bagi nasabah bank sebagai pihak yang menyediakan barang pesanan diharapkan dapat berlaku jujur jika ternyata terdapat cacat pada barang murabahah yang mereka pesan. Pernyataan ini banyak disetujui oleh nasabah yaitu sebanyak 33 responden menjawab sangat setuju, 58 responden menjawab setuju, 6 responden menjawab ragu-ragu dan sisanya 3 responden menjawab tidak setuju. Grafik 4.15 Denda yang Diberbankan kepada Nasabah yang Terlambat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Bank muamalat menetapkan akan membebankan denda kepada nasabah yang mampu namun terlambat membayar angsuran murabahah. Hal ini dibuat agar nasabah disiplin dalam membayar angsuran yang telah menjadi tanggung jawabnya sehingga pihak bank tidak akan dirugikan oleh sikap nasabah yang tidak mau membayar angsuran. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat 29 responden menjawab sangat setuju, 57 responden menjawab setuju, 6 responden menjawab ragu-ragu, 10 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Namun dari keseluruhan jawaban responden menunjukkan bahwa nasabah setuju jika bank mengenakan denda bagi nasabah yang terlambat membayar angsuran pembiayaan murabahah. Grafik 4.16 Denda yang Diterima Merupakan Pendapatan Non Halal 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional diantaranya adalah jika bagi bank syariah denda atas keterlambatan nasabah dalam membayar angsuran tidak diakui sebagai pendapatan melainkan merupakan bagian pendapatan yang tidak halal sehingga pendapatan tersebut tidak termasuk kedalam bagian operasional bank melainkan akan dialokasikan dalam bentuk ZIS zakat, infaq, shadaqah. Sebanyak 35 responden sangat setuju jika denda tersebut dianggap pendapatan non halal, 43 responden menjawab setuju, 21 responden menjawab ragu-ragu, dan 1 responden lainnya menjawab sangat tidak setuju. Grafik 4.17 Bank Muamalat Mengalokasikan Denda dalam Bentuk ZIS 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Bank muamalat akan mengalokasikan denda tersebut dalam bentuk ZIS. Hal ini disambut baik oleh nasabah, terbuktidari hasil kuesioner yang disebarkan kepada nasabah sebanyak 60 responden menjawab sangat setuju, 36 responden menjawab setuju, 3 responden menjawab ragu-ragu, dan 1 responden menjawab tidak setuju. o Suku Banga Bank Konvensional Grafik 4.18 Nasabah Pasti Membandingkan Margin dan Suku Bunga 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Sebelum nasabah mengambil keputusan untuk mengikat perjanjian pembiayaan murabahah dengan bank syariah, nasabah pasti membandingkan margin dengan suku bunga bank konvensional. Sebanyak 51 responden menjawab sangat setuju, 45 responden menjawab setuju, dan sisanya hanya 4 responden menjawab ragu-ragu. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar nasabah pasti membandingkan antara margin yang akan didapat di bank syariah dengan suku bunga yang ada di bank konvensional. Grafik 4.19 Bank Muamalat Kompetitif Terhadap Tingkat Bunga 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Bank muamalat harus kompetitif dalam menetapkan margin sehingga bank syariah kompetitif terhadap tingkat bunga. Bank muamalat dapat dikategorikan sebagai bank yang dalam menetapkan margin kompetitif terhadap tingkat bunga. Dalam tabel terlihat bahwa 37 responden menjawab sangat setuju, 49 responden menjawab setuju, 12 responden menjawab tidak setuju dan 2 responden menjawab tidak setuju. Grafik 4.20 Penetapan Margin Mengacu kepada Tingkat Bunga 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 sangat tidak setuju tidak setuju ragu- ragu setuju sangat setuju Frekuensi Persentase Cumulative Percent Sumber : Data diolah Bank syariah masih termasuk baru dalam beroperasi, sehingga penetapan margin masih mengacu kepada tingkat bunga yang ada di bank konvensional. Dari 100 responden yang menjawab pertanyaan mengenai penetapan margin yang mengacu kepada tingkat bunga ada 36 responden yang menjawab sangat setuju, 46 responden menjawab setuju, 13 responden menjawab ragu-ragu, 1 responden menjawab tidak setuju dan 4 responden menjawab sangat tidak setuju.

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji butir-butir pertanyaan dari variabel Biaya Akad X 1 , Kecepatan Pencairan Pembiayaan X 2 , Margin Keuntungan X 3 , Resiko Pembiayaan X 4 dan Suku Bunga Bank Konvensional X 5 . Pengujian ini dengan menggunakan sampel sebanyak 30 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai titik kritis pada uji validitas untuk 30 responden adalah sebesar 0,30 sedangkan nilai koefisien reliabilitasnya adalah lebih besar dari 0.6. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15. Berikut hasil pengujian validitas dan reliabilitas. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha Butir Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation Keterangan Biaya Akad X 1 0.785 1 0.738 Valid 2 0.655 Valid 3 0.478 Valid 4 0.521 Valid Kecepatan Pencairan Pembiayaan X 2 0.726 1 0.400 Valid 2 0.732 Valid 3 0.537 Valid Resiko Pembiayaan X 3 0.819 1 0.544 Valid 2 0.799 Valid 3 0.752 Valid 4 0.662 Valid 5 0.568 Valid Suku Bunga Bank Konvensional X 4 0.658 1 0.397 Valid 2 0.511 Valid 3 0.551 Valid Sumber : Data diolah Pada output SPSS menunjukkan bahwa nilai Cronbachs Alpha atau nilai koefisien reliabilitas untuk tiap variabel lebih besar dari 0.6. Dari 5 variabel, terdapat 1 variabel yang nilainya 0.6, yaitu variabel Margin Keuntungan, sehingga variabel ini tidak akan digunakan pada penelitian ini. Sedangkan untuk pengujian pada tiap-tiap butir pernyataan, dilakukan uji validitas. Diketahui bahwa terdapat 1 butir pertanyaan yang tidak valid dari variabel Resiko Pembiayaan yaitu Bank Muamalat transparan dalam mengungkapkan cacat yang mungkin ada pada barang murabahah. Sehingga untuk variabel ini hanya akan digunakan 5 butir pertanyaan. Setelah uji reliabilitas dan validitas dilakukan, maka kuesioner dapat dinyatakan layak digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu yang terdiri dari 4 variabel dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 butir yang akan dilanjutkan pengujian pada analisis faktor.

e. Uji Analisis Faktor

Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode Kaiser-Meiyer- Olkin KMO yang nilainya harus lebih dari 0,5 dan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy atau MSA. Adapun proses seleksi variabel dalam penelitian ini adalah : Uji Kaiser- Meiyer-Olkin KMO dan Barlette’s Test Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan Barlette’s Test harus di atas 0,5. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria Sarwono, 2008 : 257 : o Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut. o Jika probabilitas sig 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Anti-Image Matrics Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai lebih besar atau sama dengan 0,5. Jika nilainya = 0,5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti- Image Correlation yang pertama kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari 0,5. Besarnya angka MSA berkisar antara 0 dan 1 dengan kriteria sebagai berikut Sarwono, 2008 : 257 : o MSA = 1, item tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh item lain. o MSA 0.5, item masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. o MSA 0.5, item tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut. Eigen Value Eigen value digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigen value atau = 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan. Kumulatif Varians Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians 60. Nilai Loading Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varian masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari eigen value, jika eigen value 1 maka suatu varian layak masuk kedalam faktor baru. Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai 20 item pertanyaan yang akan membentuk 4 variabel, yaitu Biaya Akad X 1 , Kecepatan Pencairan Pembiayaan X 2 , Resiko Pembiayaan X 3 dan Suku Bunga Bank Konvensional X 4 . Variabel-variabel ini terdiri dari item-item pertanyaan yaitu masing-masing sebanyak 4, 3 5 dan 3 item pertanyaan. Data diolah dengan menggunakan software SPSS 15. Tabel 4.4 Uji KMO dan Bartlett Uji KMOBartlett Nilai 1 2 KMO 0, 668 Chi-Square 68, 688 Df 6 Signifikansi 0, 000 Sumber : Data diolah Pengujian untuk melihat apakah data dan variabelitem cukup layak, dapat dilihat nilai dari statistik KMO Keiser-Meiyer-Olkin. Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai KMO adalah 0,668 dan tingkat signifikansinya 0,000. Nilai KMO yang lebih besar dari 0.5 menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Tabel 4.5 Anti-Image Matrices x1 x2 x3 x4 Anti-image Covariance x1 .709 -.158 -.292 -.056 x2 -.158 .762 .008 -.274 x3 -.292 .008 .718 -.173 x4 -.056 -.274 -.173 .729 Anti-image Correlation x1 .670a -.215 -.409 -.078 x2 -.215 .666a .011 -.367 x3 -.409 .011 .651a -.239 x4 -.078 -.367 -.239 .683a a Measures of Sampling AdequacyMSA Sumber : Data diolah Kita akan menganalisis nilai Measures of Sampling Adequacy MSA dengan melihat tabel anti image matriks. Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai Anti-Image Correlation untuk masing-masing variabel baik X 1 , X 2 , X 3 maupun X 4 adalah lebih besar dari 0,5 maka semua variabel masih dapat diprediksi dan dianalisa lebih lanjut. Dimana masing-masing variabel memiliki nilai MSA sebesar 0,670 untuk X 1 , 0,666 untuk X 2 , 0,651 untuk X 3 dan 0,683 untuk X 4 . Tabel 4.6 Nilai Komunalitas dari item peubah-peubah Extraction Method: Principal Component Analysis Sumber : Data diolah Initial Extraction x1 1,000 ,701 x2 1,000 ,784 x3 1,000 ,779 x4 1,000 ,671 Selanjutnya, output SPSS yang ada pada tabel 4.6 di atas kita dapat melihat nilai komunalnya. Dimana pada dasarnya Communalities adalah proporsi dari varian suatu itempeubah asal yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai communalities menjelaskan seberapa besar keragaman atau variasi itempeubah asal yang dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai- nilai yang ada menunjukkan kemampuan faktor-faktor yang terbentuk dalam menerangkan varian itempeubah asal. Nilai yang terbesar dimiliki item Kecepatan Pencairan Pembiayaan sebesar 0,784, yang artinya 78,4 persen varian dari Kecepatan Pencairan Pembiayaan dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh variabel Suku Bunga Bank Konvensional, yaitu sebesar 0,671, yang artinya 67,1 persen varian dari Suku Bunga Bank Konvensional dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tabel 4.7 Matriks Komponen Component Matrixa Sumber : Data Diolah Extraction Method: Principal Component Analysis. a 2 components extracted. Component 1 2 x1 ,746 -,379 x2 ,684 ,562 x3 ,722 -,507 x4 ,736 ,359 Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan pada setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Component Matrix yang menunjukkan distribusi item penelitian ke dalam dua faktor yang terbentuk. Component Matrix terdiri dari angka-angka yang merupakan loading factor faktor pembobot dari item awal terhadap faktor yang terbentuk. Dengan melihat faktor pembobot dapat ditentukan suatu item masuk ke faktor mana dengan melihat besarnya faktor pembobot pada setiap item terhadap dua komponen utama tersebut ekstraksi. Pada awalnya, ekstraksi tersebut masih sulit untuk menentukan item dominan yang termasuk dalam faktor karena nilai korelasi yang hampir sama dari tiap item. Kesulitan tersebut terjadi pada variabel X 2, dimana kita sulit menentukan apakah variabel tersebut masuk ke faktor 1 atau faktor 2. Tabel 4.8 Matriks Komponen Hasil Rotasi Rotated Component Matrixa Sumber : Data diolah Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 3 iterations. Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan rotasi yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di atas. Dalam penelitian ini rotasi yang dipakai adalah dengan metode varimax. Mekanisme rotasi varimax adalah dengan membuat korelasi item hanya Component 1 2 x1 ,801 ,242 x2 ,105 ,879 x3 ,872 ,133 x4 ,283 ,768 dominan terhadap satu faktor. Caranya dengan membuat korelasi item mendekati nilai mutlak 1 dan 0 pada setiap faktor, sehingga memudahkan dalam interpretasi item dominan. Dapat dilihat bahwa setelah rotasi, kita dapat lebih mudah menentukan ke faktor 1 atau 2 suatu item peubahakan masuk. Tabel 4.9 Persentase dari Proporsi Kumulatif Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative 1 2,088 52,202 52,202 2,088 52,202 52,202 1,494 37,355 37,355 2 ,846 21,155 73,357 ,846 21,155 73,357 1,440 36,002 73,357 3 ,607 15,177 88,534 4 ,459 11,466 100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Data diolah Jumlah faktor pada analisis faktor ini ditentukan berdasarkan nilai proporsi kumulatif. Bila nilai proporsi kumulatifnya berkisar antara 70 sampai 80 persen, maka komponen tersebut dapat dipilih sebagai komponenfaktor utamanya. Berdasarkan ketentuan tersebut maka terdapat dua komponen utama yang mempunyai proporsi kumulatifnya berkisar antara 70-80 persen. Sehingga kedua komponen utama tersebut merupakan ringkasan informasi terbaik dari sejumlah item yang akan dianalisis. Pada tabel 4.9 dapat dijelaskan terbentuknya dua faktor setelah terjadi penyederhanaan dari beberapa item aslinya. Faktor pertama dengan proporsi kumulatif berkisar antara 70-80 persen mampu menjelaskan 52,202 persen dari keragaman total item-item penelitian, sedangkan faktor kedua dapat menjelaskan 21,155 persen dari keragaman total. Jadi secara kumulatif kedua faktor yang terbentuk dapat menerangkan sebesar 73,357 persen dari total keragaman item-item penelitian. Hasil faktor loading sebagai berikut: a. Faktor 1 : faktor 1 variabel Biaya Akad dan Resiko Pembiayaan. b. Faktor 2 : faktor 2 variabel Kecepatan Pencairan Pembiayaan dan Suku Bunga Bank Konvensional. BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 2 faktor yang terbentuk dari beberapa itemvariabel yang ada yaitu: a Faktor 1 : faktor 1 yaitu Biaya Akad yang terdiri dari biaya asuransi, biaya notaris, biaya administrasi. dan Resiko Pembiayaan terdiri dari resiko pembatalan pesanan, terlambat membayar angsuran, mengungkap cacat pada barang. b Faktor 2 : faktor 2 yaitu Kecepatan Pencairan Pembiayaan terdiri dari prosedur pelayanan, kecepatan persetujuan aplikasi murabahah, fleksibel dalam bernegosiasi dan Suku Bunga Bank Konvensional yang terdiri dari suku bunga sebagai pembanding dengan margin, kompetitif, suku bunga menjadi acuan dalam penetapan margin.

B. Implikasi

Adapun implikasi yang diperoleh dari hasil analisis penelitian ini adalah : 1. Bagi Perbankan: Pihak bank hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk menjadi nasabah suatu produk bank yang berkaitan dengan pembentuk kedua faktor tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 2 faktor utama yang harus diperhatikan bank adalah resiko pembiayaan dan kecepatan pencairan. 2. Bagi Akademisi: Para akademisi diharapkan dapat mengembangkan dan meneliti lebih lanjut mengenai produk-produk bank syariah lainnya. Sehingga masyarakat dapat menngenal lebih dekat apa dan bagaimana bank syariah.

C. Saran

1. Bank syariah dapat mengembangkan produk-produk pembiayaan lebih inovatif sehingga permintaan akan produk pembiayaan tersebut meningkat dari tahun ke tahun. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode klaster dengan cara mengelompokkan objek atas dasar karakteristik yang dimiliki. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan lebih banyak faktor-faktor baru yang mempengaruhi permintaan pembiayaan murabahah. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Septiana. Thesis “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, PSKTTI-UI, Jakarta, 2008. Ansori, Abdul Ghofur. ”Perbankan Syariah di Indonesia”, UGM Press, Yogyakarta, 2007. Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”, Cetakan ke- 12, Tazkia Institute, Jakarta, 2008. Arifin, Zainul. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”, Cetakan ke-7, Azkia Publisher, Jakarta, 2009. Asmita, Budi. Thesis ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pembiayaan Murabahah Studi Kasus BPRS PNM Mentari”, PSKTTI- UI, Jakarta, 2004. Ghozali, Imam. “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Penerbit Universitas Diponogoro, Jakarta, 2005. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Jogiyanto. ”Metodologi Penelitian Bisnis:Salah Kaprah dan Pengalaman- Pengalaman”, BPFE, Yogyakarta, 2004. Karim, Adiwarman, “BANK ISLAM Analisis Fiqih dan Keuangan”, Rajawali Pers, Jakarta, 2004. Katsmir, ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi, Raja Grafindo, Jakarta, 2008. Muhammad. ”Manajemen Bank Syariah”, Edisi Revisi, UPP AMPYKPN, Yogyakarta, 2005. Nasution, Chaeruddin. ”Manajemen Kredit Bank Syariah”, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7 No. 3 September, Jakarta, 2005. Nugroho, Adi. Thesis “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pembiayaan Murabahah Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia”, PSKTTI-UI, Jakarta, 2005. Nugroho, Agung Bhuono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”, Penerbit ANDI, Semarang, 2005. Perwataatmadja, Karnaen. “Pemurnian Pembiayaan Murabahah”, Kantor Berita Ekonomi Syariah, Jakarta, 2008. Priyatno, Dwi. ”Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik”, Media Komputer, Yogyakarta, 2008. Purwaningsih, Anik. “Penentuan Rotasi yang Sesuai dalam Analisis Faktor dengan Analisis Prorustes”, Universitas Airlangga, Surabaya, 2008. Ramli, Hasbi. “Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan Syariah”, Dirjen Perbankan Syariah BI, Jakarta 2004. Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. “Lembaga Keuangan Syariah”, Zikrul Media Intelektual, Jakarta, 2008. Saeed, Abdullah.”Bank Islam dan Bunga Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer tentang Riba Terjemahan”, Cetakan Kedua, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004. Sarwono, Jonathan. ”Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006. ________________. ”Statistik Itu Mudah SPSS 16”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2008. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga”, FEUI, Jakarta, 2004. Sunarto, Zulkifli. “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, Zikrul Hakim, Jakarta, 2004. Syaifuddin, Azwar. “Penyusunan Skala Psikologi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008. Taruno, Budiyoso. “Analisis Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank Syariah”, STEI SEBI, Jakarta, 2007. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Vibiznews-Syariah, “Prinsip Jual Beli Pada Perbankan Syariah”, Jakarta, 2007.