IV.2 Moda Angkutan Umum Kota Medan yang Digunakan
IV.2.1 Kondisi Eksisting Angkutan Kota
Adapun peta yang menggambarkan plot angkutan kota eksiting yang melalui rencana rute monorel dapat dilihat pada gambar 4.36 berikut.
Gambar 4.15 Peta yang Menggambarkan Plot Angkutan Umum Kota Medan Eksisting
yang Melalui Rencana Rute Satu Monorel
Nomor trayek-trayek angkutan kota yang melalui ruas satu sampai dengan delapan yang digambarkan pada gambar 4.36 tersebut dapat dilihat pada tabel 4.37 berikut.
Tabel 4.15 Nomor Trayek-trayek Angkutan Kota yang Melalui Rencana Rute Satu Monorel
Dari gambar 4.36 dan tabel 4.37 dapat dilihat bahwa beberapa trayek angkutan kota melewati beberapa ruas dimana panjangnya hampir setengah dari total panjang jalan yang
direncanakan akan dilalui monorel. Misalnya trayek 13, 21, 22,23,32,38 dan 49 sama-sama melintasi Simpang Adam Malik – Simpang Sei Kambing – Simpang Jalan Asrama. Dari
beberapa trayek tersebut juga terdapat beberapa trayek yang hanya melintasi sebagian ruas jalan yang direncakan akan dilalui monorel. Namun untuk asal dan tujuan dari dan ke jalan
yang dilalui monorel sudah dapat terpenuhi sehingga untuk perpindahan angkutan kota pada rute monorel ini sangatlah kecil.
Besar biaya keseluruhan yang dikeluarkan angkutan kota tidak diperhitungkan dikarenkan beragamnya trayek angkutan kota yang melalui rencanca rute monorel tersebut
sehingga dengan kondisi bahwa total panjang jalan yang direncanakan dilalui monorel di Kota Medan adalah ±26,4 km. Bentuk rute monorel adalah loop atau memutar sehingga jarak
No. Penjelasan
Jalan yang Dilalui Trayek Angkutan
Kota
1. Simpang Adam
MalikBundaran SIB – Simpang Sei Sikambing
Jl. Gatot Subroto 13, 21, 22, 23, 30, 31,
32, 57, 38, 49.
2. Persimpangan Sei
Sikambing – Simpang Jl.Asrama
Jl. Gatot Subroto 13, 18, 20, 21, 22, 23,
32, 35, 37, 38, 42, 44, 49.
3. Simpang Jl. Asrama –
Simpang Setiabudi Jl. Gagak Hitam
Tidak ada. 4.
Simpang Setiabudi – Simpang Johor
Jl. Ngumban Surbakti, Jl. A. H. Nasution
108, 57, 03, 24, 135, 137, 90
5. Simpang Johor –
Simpang Delitua Jl. A. H. Nasution
15, 135, 137, 90, 92, 52, 27.
6. Simpang Deli Tua-
Simpang Indogrosir Jl. A. H. Nasution
05, 15, 135, 137, 90, 92, 27.
7. Simpang Indogrosir-
Simpang Pemuda Jl. Sisingamaraja
01, 02, 03, 16, 28, 32, 34, 39, 40, 45, 51.
8. Simpang Pemuda –
Bundaran SIBSimpang Sekip
Jl. Pemuda, Jl. Balai Kota,
Jl. Guru Patimpus, Jl. Gatot Subroto
21, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 49.
terjauh yang mungkin dipilih diasumsikan setengah dari panjang rute yaitu sekitar 13,2 km sementara panjang satu estafet untuk Kota Medan adalah sekitar ±10 km dan karena sulitnya
mendapatkan biaya perjalanan pengguna angkutan kota eksisting mengingat banyaknya jenis angkutan kota yang melintas namun hanya pada sebagians ruas jalan saja dan tidak ada
angkutan kota yang melintasi penuh rencana rute monorel, dan mengingat bentuk lintasan monorel yang loop sehingga diasumsikan bahwa pelaku perjalanan menggunakan angkutan
kota hanya perlu membayar harga ongkos satu estafet dimana tarif ongkos angkutan kota untuk satu estafet di Kota Medan pada saat diadakannya survey adalah sebesar Rp. 5.000,- .
Agar penumpang tidak perlu melakukan pergantian angkutan kota selama perjalanan inti, maka penumpang memerlukan waktu menunggu untuk mendapatkan angkutan kota yang
sesuai rute yang diinginkan calon penumpang. Waktu menunggu penumpang angkutan kota ini diasumsikan selama 10 menit Waktu menunggu ini juga dipengaruhi oleh headway, yaitu
waktu antara kendaraan yang melintas. Sementara waktu tempuh untuk angkutan kota diasumsikan selama 60 menit. Waktu tempuh ini dipengaruhi waktu untuk naik turun
penumpang di sepanjang jalan dimana untuk kondisi eksisting penumpang angkutan kota di Kota Medan tidak turun pada halte tertentu, melainkan bebas menaik turunkan penumpang di
sepanjang jalan.
IV.2.2 Pergantian Moda