Dasar pemilihan moda antara lain adalah :
1. Dasar pemilihan
a. Ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas : waktu, tujuan b. Orangnya sendiri selaku pelaku perjalanan, misalnya memiliki mobil, tingkat
penghasilan, status social c. Sistem pengangkutannya, contoh lama perjalanan, biaya dan nyamanan
d. Efisiensi
2. Faktor yang mempengaruhi
a. Kecepatan perjalanan b. Jarak perjalanan
c. Kenyamanan d. Biaya
e. Kesenangan f. Jenis kelamin
g. Sistem sosial dan ekonomi
Sumber dari lalu lintas adalah pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain, pergerakan ini yang menimbulkan arus lalu lintas. Maka salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi adalah dengan mengurangi pergerakan lalu lintas tanpa mengurangi mobilitas individu. Oleh karena itu perlu efisiensi pelayanan yang tinggi, untuk itu perlu
pengembangan pola prasarana transportasi terpadu, yaitu selain melayani angkutan jalan raya juga mendukung moda angkutan yang lain.
Keterpaduan antar moda ini dapat ditinjau dari 2 hal yaitu ; a. Keterpaduan secara sistem
b. Keterpaduan secara fisik Pada keterpaduan secara sistem, yang diutamakan adalah adanya kemungkinan bagi
seseorang yang menggunakan suatu moda angkutan untuk berpindah ke moda yang lain. Sedangkan pada keterpaduan secara fisik, terminal bus dan stasiun kereta api menjadi satu
atap. Bahkan kalau mungkin dijadikan satu dengan Bandar udara atau Pelabuhan laut. Keterpaduan secara fisik selain memungkinkan perpindahan moda, juga meningkatkan
kemudahan dan kecepatan perpindahan moda. Keterpaduan secara sistem tidak mensyaratkan adanya kesatuan antara terminal bus,
kereta api, pelabuhan lautudara. Yang dipentingkan adanya jaringan trasportasi antar terminal, stasiun dan pelabuhan tersebut. Oleh karena itu efisiensi pergerakan belum
dikatakan maksimal. Terlebih bila jarak antar terminal stasiun pelabuhan jauh. Efisiensi ini dapat ditingkatkan jika menggunakan transportasi khusus, misalnya menggunakan kereta
bawah tanah atau kereta layang, tetapi jika trasportasi antar terminalstasiun pelabuhan tersebut menggunakan jalan raya, maka tetap akan mengganggu arus lalulintas jalan raya.
Sehingga untuk mengatasi masalah transportasi yang cukup kompleks di kota-kota besar diperlukan suatu konsep sistem transportasi yang berkaitan satu sama lain, untuk
mengurangi pergerakan lalu lintas dan menghemat waktu perjalanan tanpa mengurangi mobilitas penumpang. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Kota Medan
merencanakan pembangunan dan pengembangan monorel Kota Medan. Monorel ini diharapkan dapat mendukung konsep intermoda tersebut sehingga menunjang mobilitas
penumpang. Monorel sebagai moda transportasi rel memiliki jalurnya sendiri dalam melakukan pergerakan, sehingga tidak terpengaruh oleh pergerakan moda lainnya. Artinya
monorel tersebut tidak terpengaruh oleh kemacetan dan lain sebagainya. Untuk pengenalan monorel lebih lanjut akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
II.1.3 Monorel