MOTIVASI KERJA GURU 1. Pengertaian Motivasi Kerja Guru

kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkan menuju tujuan tertentu dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Pengertiannya 1 motivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu, 2 motivasi ditandai oleh adanya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia, 3 motivasi dirangsang karena adanya tujuan 26 . Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan individual. sebagai seorang pemimpin, harus mampu menggerakkan anggota-anggota kelompok kearah yang diinginkan 27 . Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan sesuatu tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat tercapai suatu tujuan. motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh dalam diri seseorang, dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan penggerak.

2. Teori Motivasi

Tingkah laku manusia selalu timbul oleh adanya kebutuhan yang mendorong ke arah suatu tujuan tertentu. Kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah tujuan tertentu adalah motivasi. 26 Hamzah. B.Uno. 2008. Teori Motivasi Pengukurannya. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Hal. 63 27 John Adair, 1993, Kepemimpinan Yang Efektif, Semarang. Dahara Prize. Hal. 35 Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan, pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada dasarnya di dorong oleh motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Orang mau bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil pekerjaannya. Abraham H. Maslow dalam Need Hierarchy Theory menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan manusia bersifat jamak yaitu kebutuhan psikologis dan biologis berupa material. Maslow menggolongkan adanya lima kebutuhan manusia. Hasibuan, 2003:104. Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bekerja menurut Maslow 28 adalah: a. Kebutuhan aktualisasi diri Self actualization Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. b. Kebutuhan akan penghargaan diristatus Esteem needs Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. c. Kebutuhan akan cinta love atau Afiliasi Social needs Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman, mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri. Kebutuhan ini terdiri dari : 1. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia bekerja. 28 Abdul Rahman Shaleh. 2006. Psikologi Industri……….. Hal. 83 2. Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya penting.Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang tetap merasa dirinya penting. 3. Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang. 4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa senang jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan saran atau pendapat pada pimpinan. d. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan Safety needs Jika kebutuhan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari kecelakaan dan keselamatan dalam melaksankan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam- jam tertentu. e. Kebutuhan fisik Physiological needs Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang seperti sandang, pangan, papan. Organisasi membantu individu dengan menyediakan gaji yang baik, keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya. Kimbal willes dalam Bafadal 2004:101-102 menegaskan ada delapan hal yang diinginkan guru melalui kerjanya, yaitu adanya rasa aman dan hidup layak, kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah, dan kesempatan mempertahankan self respect. 1. Rasa aman dan hidup layak Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi adanya jaminan ketercukupan akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan- tekanan batin, rasa takut akan masa depannya, serta adanya jaminan kesehatan. 2. Kondisi kerja yang menyenangkan Suasana kerja meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja, dan kepemimpinan kerja. Kondisi kerja yang menyenangkan, misalnya tempat kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya bimbingan. Oleh karena itu, walaupun gedungnya sederhana hendaknya selalu dibersihkan dan diatur rapi sehingga membuat orang senang bekerja di dalamnya. 3. Rasa diikutsertakan Sebagai manusia, apapun jabatannya, baik sebagai guru, pegawai tata usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam anggota kelompoknya dimana ia bekerja dan berhasrat untuk bergabung mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus member kesempatan kepada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya. 4. Perlakuan yang wajar dan jujur Seorang pemimpin bertugas membina persatuan antara anggotanya.Perlakukan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian. Jika kelompok merasa bahwa hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian, lenyaplah semangat kerja kelompok. 5. Rasa mampu Setiap anggota kelompok menginginkan agar prestasi mereka diakui oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengakui bahwa setiap anggota kelompoknya mampu menunaikan tugasnya dan mengakui setiap anggota kelompoknya memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mencapai tujuan kelompok. Sehubungan dengan pembinaan moral kerja guru, kepala sekolah harus selalu menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru. 6. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lainnya. Begitu pula setiap guru menginginkan agar segala jerih payahnya, yang ia lakukan demi Kesuksesan sekolah, diakui oleh kepala sekolah maupun guru-guru lainnya. Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa gembira dalam bekerja. 7. Ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah Semua guru ingin ikut mbil bagian dalam membuat kebijakan sekolah Hasrat ini merupakan hasrat asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan dalam membuat policy sekolah mereka merasa dipentingkan dalam sekolah. Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh kelompok maka semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas pelaksanaannya. 8. Kesempatan mengembangkan ”self respect” Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan apa yang harus dilakukan tanpa harus dididik pimpinan. Berilah kesempatan merencanakan bersama, jangan banyak diperintah, tetapi sebaliknya, memberikan rangsangan serta menunjukkan harapan yang positif. Sedang Claude S. George dalam Hasibuan 2005:163 mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu 1 upah yang adil dan layak, 2 kesempatan untuk majupromosi, 3 pengakuan sebagai individu, 4 keamanan kerja, 5 tempat kerja yang baik, 6 penerimaan oleh kelompok, 7 perlakuan yang wajar, 8 pengakuan atas prestasi. Motivasi memiliki kecenderungan dalam menimbulkan semangat kerja yang tinggi dimana semangat kerja yang tinggi akan mampu menghasilkan kinerja yang tinggi , sebaliknya semangat kerja yang rendah akan menghasilkan kinerja yang juga rendah. Semangat kerja merupakan roh daripada keinginan sesorang untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya, bahkan pada sebagian orang, semangat kerja mampu memberikan stimulasi pada seseorang untuk melaksanakan pekerjaan menjadi lebih baik, demikian seseorang lebih termotivasi dalam melaksanakan pekerjaanya yang dipicu oleh semangat kerja yang tinggi. Tiga elemen penting dalam motivasi yang dikemukakan MC. Donald, yakni 29 : 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling ”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri individu, sehingga akan bergayut dengan perasaan dan emosi untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan dan kebutuhan. Para pakar Psikologi menggunakan kata motivasi dengan mengaitkan belajar untuk menggambarkan proses yang dapat memunculkan dan mendorong perilaku, memberikan arah atau tujuan perilaku, memberikan peluang terhadap perilaku yang sama, dan mengarahkan pada pilihan perilaku tertentu. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk proses belajar 29 Sardiman. 2006. Interksi dan motivasi………………. Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada. Hal. 74 mengajar sangat diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan “ motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi seseorang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Pada manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan dilingkungan pekerjaannya. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan ada enam faktor motivasi yaitu 1 prestasi, 2 pengakuan, 3 kemajuankenaikan pangkat, 4 pekerjaan itu sendiri, 5 kemungkinan untuk tumbuh, 6 tanggung jawab. Sedangkan untuk pemeliharaan terdapat sepuluh faktor yang perlu diperhatikan, yaitu 1 kebijaksanaan, 2 supervisi teknis, 3 hubungan antar manusia dengan atasan, 4 hubungan manusia dengan pembinanya, 5 hubungan antar manusia dengan bawahannya, 6 gaji dan upah, 7 kestabilan kerja, 8 kehidupan pribadi, 9 kondisi tempat kerja, 10 status. Dan lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu 30 : a. Kedudukan Posisi Ummnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari pada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja. b. Pangkat golongan Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukanya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah prilaku dan perasaan. 30 As’ad, Moh. 1980. Psikologi Industri………..Hal. 110 c. Umur Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur bawahan. d. Jaminan financial dan jaminan social Masalah financial dan jaminan social kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. e. Mutu pengawasan Hubungan antara bawahan dengan pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan bawahan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga guru atau bawahan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi sense of belonging. Ada sejumlah teori lain tentang motivasi dalam pekerjaan, yaitu sebagai berikut 31 . 1. Teori keadilan equity Teori ini menonjolkan kenyataan bahwa motivasi seseorang mungkin dipengaruhi oleh perasaan seberapa baikkah mereka diperlakukan didalam organisasi apabila dibandingkan orang lain. Kalau orang merasa perlakuan orang-orang terhadapnya tidak sebaik perlakuan orang-orang itu terhadap orang lain yang dianggap sebanding, kemungkinan besar orang itu kurang terdorong untuk menyajikan kinerja yang baik. 2. Teori sasaran goal Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa sasaran orang ditentukan oleh cara mereka berprilaku dalam pekerjaan dan jumlah upaya yang mereka gunakan. Ada indikasi bahwa memiliki sasaran yang benar-benar jelas memang membantu mendorong minat orang, dan hal itu cenderung untuk mendorong organisasi berupaya mengembangkan rencana kinerja manajemen yang lengkap. 3. Teori perlambang attribution 31 Hamzah. B.Uno. 2008. Teori Motivasi Pengukurannya. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Hal. 49 Teori ini menyatakan bahwa motivasi tergantung pada faktor-faktor internal, seperti atribut pribadi seseorang dan faktor-faktor luar yang mungkin berupa kebijakan organisasi, derajat kesulitan pekerjaan yang ditangani, dan sebagainya.

4. Ciri-ciri dan Motif-motif Motivasi Kerja

Interaksi dan motivasi belajar mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut 32 : 1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap bermcam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja sendiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memilik motivasi kerja, memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Apabila seseorang memiliki cirri-ciri tersebut, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan sekolah. Karena setiap kegiatan akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri. guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu, juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan berfikir bagaimana cara pemecahannya. 32 http:rastodio.commanajemenfaktor-faktor dan ciri-ciri-yang-mempengaruhi-motivasi- kerja.html Berdasarkan pendapat dan teori diatas bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan pembina, penggerak, pendorong terhadap prestasi guru dalam menunaikan tugas kerja dan untuk meningkatkan atau merubah profesionalismen kerja guru kearah yang lebih baik. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 33 . a. Motif bawaan Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat,dan dorongan seksual. Motif-motif ini sering kali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. b. Motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul kaena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsent mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, koperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi. 33 Sardiman. 2006. Interksi dan motivasi belajar mengjar . Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada. Hal. 86 Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini: a. Cognitive motives Motif ini menunjuk pada gejala instrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-expresion Penampilan diri adalah sebagian dari prilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prenstasi, Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives. b. Motif-motif darurat. Yang termaksud dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar. c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, utuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. Guru sebagai salah seorang pelaksana kegiatan pendidikan di sekolah sangat diperlukan. Sebab tidak jarang ditemukan guru yang kurang memiliki gairah dalam melakukan tugasnya, yang akhirnya mengakibatkan keberhasilan tujuan pendidikan yang ingin dicapai kurang memuaskan. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang guru bisanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya. Motivasi kerja guru tidak lain adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan guru agar prilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C. KERANGKA BERFIKIR

Seluruh rangkaian kegiatan yang ada di dalam sekolah merupakan upaya pemenuhan terhadap tercapainya tujuan sekolah, sehingga segala aktivitas organisasi sekolah hendaknya dikelola lebih optimal. Demi mewujudkan tujuan tersebut maka kualitas kerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannyaguru-gurunya supaya bekerja lebih maksimal lagi. Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai pemimpin, yaitu memimpin segala aktivitas sekolah khususnya guru. Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik serta melaksanakan kepemimpinan secara efektif dan profsional maka logikanya kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan prestasi kerja guru. Guru yang termotivasi dalam mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas dengan ulet, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru.

D. PENGAJUAN HIPOTESIS

Hipotesia adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang akan dibuktikan secara statistik.adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMA Hasanuddin Jakarta Utara”.