Kerangka konsep METODE PENELITIAN

10 20 30 40 50 60 70 HIVAIDS-TB berdasarkan Usia reponden tahun 2013 20-30 31-40 41-50 50 besar untuk menyalahgunakan narkoba, dan 5 kali lebih berisiko untuk melakukan seks bebas dibandingkan dengan perempuan. 24-25

4.3 Persebaran HIVAIDS –TB pada pecandu NAPZA berdasarkan usia

responden Dari 55 pasien yang menderita HIVAIDS –TB yang digolongkan berdasarkan usia, ditemukan bahwa rentang usia 31-40 tahun mempunyai prevalensi tertinggi yaitu 65,45 sedangkan pada usia 20-30 sebesar 21,81; usia 41-50 tahun sebesar 10,9 dan pada usia 50 tahun sebesar 1,8. Grafik 4.2 Distribusi HIVAIDS-TB pada pecandu NAPZA berdasarkan usia responden pada tahun 2013. Sekitar 75 pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis 15-50 tahun. Berdasarkan kelompok umur responden diketahui bahwa pasien HIVAIDS dengan riwayat penggunaan NAPZA yang mengalami ko- infeksi Mycobacterium tuberculosis mayoritas berusia 31-40 tahun. Hal ini diakibatkan pada rentang usia 31-40 tahun merupakan periode umur individu paling berisiko mengalami stresstekanan sosial yang tinggi sehingga peluang untuk menggunakan NAPZA dan seks berisiko merupakan pilihan yang banyak diambil oleh masyarakat. Meningkatnya risiko penyalahgunaan NAPZA dan seks berisiko pada usia 31-40 tahun menyebabkan terjadinya peningkatan risiko ko- infeksi TB grafik 4.2. 17 Semakin bertambah usia, imunitas tubuh semakin turun. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya fungsi timus karena proses atrofi. Involusi timus menyebabkan jumlah sel T naif dan kualitas respon sel T semakin berkurang 65,45 21,81 10,9 1,8 10 20 30 40 50 60 70 80 HIVAIDS-TB berdasarkan tempat tinggal responden tahun 2013 Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi Pontianak walaupun jumlah sel T memori meningkat akan tetapi sel T sulit untuk berkembang. Oleh sebab itu, semakin tua usia seseorang maka risiko terinfeksi semakin besar. Defisiensi imunitas selular ini sering disertai meningkatnya infeksi tuberkulosis, herpes zoster, gangguan penyembuhan infeksi, fenomena autoimun, dan kanker. 7

4.4 Persebaran HIVAIDS –TB pada pecandu NAPZA berdasarkan

tempat tinggal Dari 55 pasien yang menderita HIVAIDS –TB, ditemukan bahwa mayoritas responden bertempat tinggal di Jakarta sebesar 67,3; 5,45 tinggal di Bekasi; 1,8 di Bogor, Tanggerang dan Pontianak sedangkan 21,8 tinggal di Depok. Grafik 4.3 Distribusi HIVAIDS-TB pada pecandu NAPZA berdasarkan tempat tinggal responden. Jakarta merupakan kota metropolitan yang menampung berbagai macam budaya, baik budaya asli Indonesia maupun budaya luar yang dibawa oleh warga negara asing WNA yang bertempat tinggal di Jakarta. Masuknya budaya asing ke Indonesia menyebabkan terjadinya proses akulturasi penggabungan 2 kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan lama. Akan tetapi, masuknya kebudayaan asing dengan cepat akibat perkembangan teknologi dan 67,3 1,8 1,8 1,8 5,45 21,8