1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh persepsi mutu pelayanan terhadap kepuasan dan minat
berkunjung kembali pasien rawat inap di Puskesmas Bromo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan pengaruh persepsi dimensi mutu pelayanan bukti fisik, kendalan, ketanggapan, jaminan dan kepastian, dan empati, terhadap kepuasan dan
minat berkunjung kembali pasien rawat inap di Puskesmas Bromo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan Tahun 2009.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan puskesmas khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Bromo Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2009. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
kesehatan masyarakat khususnya di bidang Administrasi Kebijakan Kesehatan. 3. Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya berkaitan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota UPTD. Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari
tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
Sulastomo, 2007. Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai tdengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah
satu kecamatan. Tetapi apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah keja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah desa, kelurahan, RW, dan masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan
kabupaten kota Sulastomo, 2007. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
penbangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup didalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya Sulastomo, 2007.
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan puskesmas. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan per orangan, keluarga, dan masyarakat,
serta lingkungannya Depkes RI, 2003. 2.2. Persepsi
Persepsi merupakan proses akal manusia yang sadar yang meliputi proses fisik, fisiologis, dan psikologi yang menyebabkan berbagai macam input, lalu diolah
menjadi suatu penggambaran lingkungan. Persepsi merupakan perlakuan yang melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, dengar,
alami atau dibaca, sehingga persepsi bisa mempengaruhi tingkah laku, percakapan, serta perasaan seseorang Ahmadi, 1992.
Persepsi juga dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menampilkan
pesan. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda meskipun objeknya sama. Studi tentang persepsi sangat berkaitan dengan studi kognitif, seperti ingatan dan
Universitas Sumatera Utara
berfikir, disamping itu praktik dan pengalaman juga mempengaruhi persepsi Ahmadi, 2002.
Persepsi diyakini sebagai proses dan hasil. Dua hal ini biasa dikenal dengan sebutan penghayatan dan pemahaman berturut-turut. Penghayatan didasarkan pada
kondisi tertentu, merupakan proses kognitif, seperti ingatan, pernyataan berfikir Ahmadi, 1992. Pada dasarnya persepsi merupakan pemahaman terhadap apa yang
terjadi di lingkungan masyarakat. Menurut Rahmat 1992, persepsi merupakan pengalaman tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dengan menafsirkan pesan. Proses terbentuknya persepsi melalui tiga tahap, yaitu
fisik, fisiologik, dan psikologik. Adanya objek menimbulkan stimulus lalu stimulus mengenai alat indra. Stimulus yang diterima alat indra, dilanjutkan oleh alat sensoris
ke otak sehingga terjadi suatu proses di otak mengakibatkan individu dapat menyadari apa yang diterimanya. Proses ini disebut proses pengamatan. Setelah
terjadi proses pengamatan, maka akan terbentuklah persepsi tentang objek Ahmadi, 1992.
2.3. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Persepsi