Metode Analisis Regresi Berganda

10. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Yaitu merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek penelitian.

b. Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu kinerja karyawan Y dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yang terdiri dari Efikasi diri X 1 , Kebutuhan akan prestasi X 2 , sehingga dapat diketahui pengaruh terhadap Kinerja pada karyawan PT. GERGAS UTAMA MEDAN. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Statistic Product and Service Solution 17,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : Y : Kinerja a : Konstanta b 1, 2, : Koefisien regresi berganda X 1 : Efikasi Diri X 2 : Kebutuhan akan Prestasi e : Standar error Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Universitas Sumatera Utara Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistik berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu : 1. Uji Signifikan Simultan Uji–F Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. H o : b 1 = b 2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 ,, yaitu faktor Efikasi diri, Kebutuhan akan prestasi, terhadap Kinerja, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 ,, yaitu faktor Efikasi diri, Kebutuhan akan prestasi terhadap Kinerja, yaitu variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan : H o diterima jika F hitung F tabel pada α = 10 H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 10 2.Uji signifikan parsial Uji–t Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara bebas individual terhadap variabel terikat. H o : b 1 = 0, artinya secara Parsial tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 ,, yaitu faktor Efikaksi diri, Kebutuhan akan prestasi, terhadap Kinerja, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh dari variabel bebas X 1 , X 2 ,, yaitu faktor Universitas Sumatera Utara Efikasi diri, Kebutuhan akan prestasi, terhadap Kinerja, yaitu variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: H o diterima jika t hitung t tabel pada α = 10 H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 10 3.Koefision Determinan R 2 Koefision determinan R 2 pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , terhadap variabel terikat Y semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian dari Scapinello 1989 menunjukkan bahwa seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi rendah. Dengan kata lain, kebutuhan akan prestasi berpengaruh pada atribut kesuksesan dan kegagalan. Sejalan dengan hal tersebut, Sengupta dan Debnath 1994 dalam penelitiannya di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam tingkat kesuksesan seorang wirausaha. Kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan dan kecenderungan untuk mengambil resiko seorang wirausaha. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi seorang wirausaha, semakin banyak keputusan tepat yang akan diambil. Wirausaha dengan kebutuhan akan prestasi tinggi adalah pengambil resiko yang moderat dan menyukai hal-hal yang menyediakan balikan yang tepat dan cepat. Efikasi diri terkait erat dengan pengembangan karir. Merujuk Betz dan Hacket 1986, efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam hubungannya dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah intensi kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut, Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat Universitas Sumatera Utara