karakteristik pribadi dan motif sifatnya tersembunyi dan karena itu lebih sulit untuk dikembangkan atau dinilai.
2.3 Konsep Kinerja Pegawai
Keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan tergantung dari kemampuan dan keandalan sumberdaya manusia yang mengoperasikan unit-unit
kerja yang terdapat di dalam organisasi bersangkutan. Untuk itu diperlukan kinerja yang tinggi dari pelaku-pelaku kegiatan tersebut.
Kinerja biasa disebut pula prestasi kerja merupakan sejumlah hasil yang merupakan manifestasi kerja dari pegawai yang digunakan sebagai dasar penilaian
atas pekerjaan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya Mangkunegara, 2001:67. Sedangkan menurut Sedarmayanti 2003:147: performance atau kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai degan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral etika.
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi,
organisasi. Pengertian kinerja sebagaimana telah digambarkan, hakikatnya berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang
menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Widodo, 2008:78.
Moenir dalam Suko dan Trilaksono:2010 mendefinisikan bahwa kinerja sebagai hasil kerja seseorang pada kesatuan waktu atau pengukuran tertentu.
Sedangkan menurut Swasto dalam Suko dan Trilaksono:2010 yang mengutip Seymoura kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan kegiatan yang
diukur dalam kurun waktu tertentu.
Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja memungkinkan karyawan
mengetahui seberapa baik mereka bekerja apabila dibandingkan dengan standar organisasi Simamora, 2006:338. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat
digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia yang memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerja mereka. Dari hasil penilaian dapat
dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain:
1. Menentukan tujuan, sasaran dan strategi organisasi 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi 4. Evaluasi kinerja feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas Berdasarkan konsep-konsep dan pendapat para ahli di atas, maka penulis
mendefinisikan kinerja adalah kemampuan seseorang secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Selain
itu juga kinerja pegawai bisa dibilang hasil kerja seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Dan hasil
kerja tersebut berhasil atau tidaknya bergantung pada diri pribadi para pegawainya yang dipengaruhi berbagai macam faktor. Selanjutnya Dwiyanto dalam Susilo dan
Trilaksono, 2010:16 mengatakan bahwa indikator kinerja birokrasi publik, adalah sebagai berikut:
1. Produktivitas Yaitu seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan
sebagai salah satu indikator kinerja yang penting. 2. Kualitas Layanan
Kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja
organisasi pelayanan publik. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
3. Responsivitas Adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program- program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
4. Responsibilitas Menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan prinsip- prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi.
5. Akuntabilitas Dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi
publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Mitchel dalam Sedarmayanti, 2001:51, menyebutkan beberapa indikator
kinerja pegawai, yaitu sebagai berikut: 1. Kualitas kerja quality of work adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui
peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.
2. Ketetapan waktu promptness yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan.
3. Inisiatif initiative yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab.
4. Keterampilan kerja capability yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat dintervensi atau diterapi
melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan.
5. Komunikasi communication merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan
kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2.4 Hubungan Kompetensi Dengan Kinerja Pegawai