menipis. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih uban, dan
kelenjar keringat menurun.
b. Perubahan sosial
1 Peran : post power syndrom dan single parent.
2 Emptiness
: kesendirian, kehampaan. 3 Teman
: ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan meninggal.
4 Abuse
: kekerasan berbentuk verbal dibentak dan nonverbal dicubit, tidak diberi makan.
5 Agama : melaksanakan ibadah.
6 Panti jompo : merasa dibuangdiasingkan.
c. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.
5. Pencegahan penyakit Darmojo, 2009
a. Pencegahan Primer
Upaya ini merupakan pencegahan yang sesungguhnya, karena merupakan pencegahan agar penyakit tidak terjadi. Secara umum upaya
pencegahan primer ini tidak banyak berbeda dengan upaya yang dilakukan sebelum memasuki usia lanjut. Perbedaan hanya terletak
pada jenis dan intensitas pelaksanaannya. Tindakannya sebagai berikut:
1 Menghentikan merokok Seperti dalam gerontologi pencegahan, diketahui bahwa
merokok akan menyebabkan berbagai penyakit antara lain penyakit kardio-serebro vaskuler aterosklerotik, PPOM penyakit paru
obstruktif menahun dan kanker. Upaya penghentian merokok tetap bermanfaat walaupun individu sudah berusia 60 tahun atau lebih.
2 Imunisasi Pada tahun-tahun terakhir telah terbukti bahwa angka
pneumonia sebagai penyebab kematian pada usia lanjut cukup tinggi, maka imunisasi terhadap influenza dan pneumonia
dimasukkan dalam program Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia PERGEMI, 2007.
3 Latihanolahraga teratur Beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai bagian
dunia menunjukkan bahwa latihan olahraga yang teratur pada populasi usia lanjut masih memungkinkan perbaikan kapasitas
aerobik, sirkulasi darah dan berbagai organ-organ lain Williamson, 1985 dalam Darmojo, 2008. Hanya saja intensitas dan jenis latihan
harus disesuaikan secara individual. Manfaat utama olahraga meliputi mempertahankan dan memperkuat kemampuan fungsi dan
meningkatkan perasaan kesehatan Potter Perry, 2005.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya deteksi dini penyakit sehingga memberi kesempatan untuk kesembuhan yang lebih besar dari
progresivitas lebih lanjut. Upaya ini tentunya memerlukan keterampilan diagnosis yang memadai bagi penderita lansia yang gejala dan
perjalanan penyakitnya tidak serupa dengan populasi golongan umur lain.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan sebagai upaya deteksi penyakit dan atau disabilitas yang sudah terjadi pada penderita yang belumtidak
mendapatkan pengobatan atau dukungan yang memadai. Upaya tersebut diharapkan mengurangi risiko atau percepatan memburuknya
penyakit, kekambuhan atau komplikasi dari penyakit tersebut Williamson, 1985 dalam Darmojo, 2009.
B. Senam Lansia
1. Definisi Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut Santosa, 1994. Lansia adalah seseorang individu laki-laki
maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun Nugroho 1999:20. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan
tersebut.