Intensitas Risiko latihanolahraga Senam Lansia

yang semuanya terkait dengan kapasitas olahraga dalam memperbesar plastisitas otak: meningkatkan pertumbuhan pembuluh kapiler di sekitar neuron, yang memberi oksigen dan gizi dari darah; meningkatkan kerapatan sinapsis; dan meningkatkan efek kolinergis positif Nelson, 2006. e. Dapat menurunkan risiko terkena demensia Nelson, 2006. f. Dapat meningkatkan sensori-motorik sejumlah sistem yang mempengaruhi stabilitas keseimbangan, reaksi waktu, kekuatan otot Potter Perry, 2005. g. Dapat meningkatkan sosialisasi dan interaksi dengan orang lain Jawa Pos, 8 Januari 2010. h. Membantu dalam perawatan kulit. i. Dapat memberikan rasa senang dan kebugaran kepada lansia khususnya yang tinggal di panti werda agar dapat mengisi waktu luang dan menikmati olahraga yang khusus disediakan baginya UU RI No.13 th 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. j. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan adaptasi. k. Dapat menurunkan tingkat kecemasan pada lansia Nursitasari, 2009.

3. Intensitas

Intensitas latihan senam yang telah dilakukan dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain Maryam, 2008. Untuk mengetahui intensitas latihan senam dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Intensitas Senam a. Lamanya senam Senam akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona latihan paling sedikit 15 menit Maryam, 2008. Sedangkan menurut Murray 1993, latihan fisik senam lansia sebaiknya dilakukan dalam periode waktu 20-30 menit. b. Frekuensi senam Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran jasmani, maka senam lansia harus dilakukan minimal dua kali dalam seminggu Murray, 1993. Waktu yang tepat untuk melakukan senam lansia sebaiknya pada pagi hari, yaitu saat menjelang matahari terbit karena udara masih bersih dan segar. Senam pada waktu sore hari juga diperbolehkan asalkan di tempatlapangan yang nyaman. Usia Zona Latihan denyut nadi per menit 55 tahun 115-140 56 tahun 115-139 57 tahun 114-138 58 tahun 113-138 59 tahun 113-137 60 tahun 112-136

4. Prinsip Program Latihan Fisik Senam Bagi Lansia Maryam, 2008

a. Membantu tubuh agar tetap bergerak atau berfungsi. b. Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh.

c. Memberi kontak psikologis dengan sesama sehingga tidak merasa terasing. d. Mencegah terjadinya cedera.

e. Mengurangi atau menghambat proses penuaan. 5.

Pedoman Program Latihan Fisik Senam Bagi Lansia Tyson, 1999 sebagai berikut: a. Pemeriksaan fisik harus dapat dipertanggung jawabkan untuk mengkaji kondisi kesehatan sebelum memulai program latihan fisik senam. b. Memulai suatu latihan senam harus disesuaikan dengan kebutuhan dasar setiap individu mengenai penilaian kekuatan, kelemahan, dan minat. c. Kesesuaian program latihan menggunakan senam aerobik akan memenuhi kebutuhan setiap individu. d. Aktivitas latihan senam harus dimulai dengan pemanasan untuk mempersiapkan sendi dan otot. Pemanasan mencakup beberapa gerakan dan peregangan. e. Mulailah melakukan gerakan dari yang paling mudah ke yang paling sukar. f. Sebelum melakukan latihan cek dahulu frekuensi jantung dan denyut nadi dan evaluasi selama melakukan latihan dan pastikan frekuensi dalam keadaan aman. g. Nasehat sangat penting dalam melakukan latihan untuk mewaspadai terjadinya kehilangan kekuatan sendi. h. Langkah terakhir dalam aktivitas latihan yaitu melakukan pendinginan, dimana otot-otot direlaksasikan kembali. i. Sebelum melakukan senam, minum terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang hilang. Bila memungkinkan, minumlah air sebelum, selama, dan sesudah senam Maryam, 2008. j. Senam dilakukan minimal dua jam setelah makan agar tidak menggangu pencernaan. Kalau senam dilakukan pagi hari tidak perlu makan sebelumnya Maryam, 2008. k. Senam harus diawasi oleh pelatihinstruktur agar tidak terjadi cedera Maryam, 2008. l. Pakaian yang digunakan terbuat dari bahan yang ringan dan tipis serta jangan memakai pakaian tebal dan sangat menutup badan Maryam, 2008. m. Waktu latihan sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari bila senam dilakukan di luar ruangan Maryam, 2008.

6. Risiko latihanolahraga

Apabila pedoman dalam melakukan senam tidak dilaksanakan sesuai dengan aturan, maka terdapat risiko seperti kematian mendadak dan perlukaan injury. Yang paling serius, walaupun sebenarnya jarang terjadi adalah kematian mendadak bervariasi antara 4-56 kali dibanding secara kebetulan, walaupun risiko sebenarnya sangat kecil. Satu kematian akibat gangguan jantung cardiac death dari 396.000 jam berjogging atau 1 kematian dari 15.000-18.000 yang melakukan latihan, dengan penyebab yang ditemukan pada otopsi adalah penyakit arteri koroner yang telah diderita lama, anomali pembuluh koroner dan kardiomiopati hipertrofikans Darmojo, 2009.

C. Model Keyakinan Kesehatan menurut Rosenstock dan Becker 1974

Model keyakinan kesehatan atau Health Belief Model HBM menurut Rosenstock dan Becker ini menyatakan, hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan Potter Perry, 2005. Model keyakinan kesehatan adalah teori nilai dan harapan. Ketika konsep nilai dan harapan secara berangsur-angsur dirumuskan dalam konteks kesehatan yang menghubungkan perilaku, penafsirannya adalah sebagai berikut: 1 keinginan untuk menghindari penyakit atau untuk mendapatkan kesehatan, dan 2 kepercayaan suatu tindakan kesehatan spesifik tersedia untuk seseorang akan mencegah suatu penyakit. Pengharapan digambarkan lebih lanjut dalam istilah perkiraan individu dari kepekaan pribadi terhadap keganasan dari suatu penyakit, dan kemungkinan mampu mengurangi ancaman itu melalui tindakan pribadi Glanz, 2002.