Kognisi Sosial HASIL DAN PEMBAHASAN

Dapat disimpulakan bahwa Nabi membuat Piagam Madinah ini untuk kemaslahatan masyarakat Madinah agar menjadi suatu Ummah yang hidup rukun dalam masyarakan majemuk yang harmonis.

D. Konteks Sosial

Konteks sosial ini melihat bagaimana teks itu di hubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana. 110 Oleh karena itu konteks sosial dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana yang berkembang di masyarakat mengenai kerukunan antar umat beragama merujuk pada piagam madinah. Permasalahan dalam Piagam Madinah hampir sama seperti permassalahan masyarakat di indonesia pada umumnya dalam hal ini mengenai kerukunan antar umat beragama, tidak sedikit masyarakat yang sering berkonflik atas nama agama. Maka dari itu saya merasa bahwa piagam madinah sangat tepat untuk di teliti dari sudut pandang kerukunan umat beragama yang di bangun atas dasar perjanjian yang di buat. Piagam ini di buat oleh Nabi SAW dengan latar belakang ingin mempersatukan Kaum Musimin dari muhajirin dan anshar dengan kaum yahudi dan kaum non-muslim lain di Madinah. Bahkan dalam pembukaan piagam Nabi SAW menyatukan masyarakat Madinah dalam bingkai pluralistik dengan dikenalkannya masyarakat baru yang di sebut ummah wahida. Artinya ikatan persatuan dan kesatuan penduduk Madinah tersebut 110 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media , Yogyakarta; LkiS, 2000, h..225 bukan berdasarkan ikatan hubungan darah atau kabilah, melainkan agama atau akidah bagi orang-orang Muslim dan ikatan sosial politik anatara umat Muslim dan Yahudi untuk hidup bersama. 111 Jimly Asshiddiqie mantan Ketua Mahkamah konstitusi pernah mengatakan kepada wartawan pada tanggal 30 november 2007 di Jakarta, “ Piagam Madinah merupakan kontrak sosial tertulis pertama di dunia yang dapat disamakan dengan kontitusi modern sebagai hasil dari praktik nilai-nilai demokrasi. Dan hal itu telah ada pada abad ke-6 saat eropa masih berada dalam abad kegelapan.” Bahkan mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidaya t dalam ceramah agama bertema “Perspektif Piagam Madinah Dalam Konteks Kerukunan Nasional”, dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad 1435 Hijriah di Istana Negara, Jakarta mengatakan Apabila dikaji lebih mendalam kandungan, ideologi, serta visi Pancasila yang merupakan landasan filosofis dan ideologis Indonesia, ditemukan banyak kemiripan dengan Piagam Madinah,. Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,budaya dan agama yang berasaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika seharusnya berkaca pada Piagam Madinah ini, mengingat masih sering terjadi gesekan anatar umat beragama di Indonesia peneliti ingin sedikit membahas tentang kerukunan umat beragam di Indonesia. Kita sebagai suatu bangsa, harus mempunyai sintesa sendiri dengan mencari bentuk lain dari penjelmaan iman dan kepercayaan dalam praktek 111 J. Shuyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah ditinjau dari Pandangan Al- Qur‟an, PT: Raja Grapindo Persada, 1996, cet ke 2, h. 112 kehidupan umat manusia. Kalau kita tetap berpegang bahwa inti agama berhubungan dengan iman, dan apabila cuma itu, maka tidak ada masalah dalam hubungan intern antarumat beragama. 112

E. Relevansi Piagam Madinah Bagi Kerukunan Umat Beragama Di

Indonesia Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasan yang bernuansa Agama. Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan merefresentasikan umat muslim. Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama. Kerukunan umat beragama adalah 112 Dr. Alo Liliwei,M.S Gatra – Gatra Komunikasi Antarbudaya PUSTAKA PELAJAR hal.279 hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama. Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan Konghucu adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama membangun negara ini menjadi yang lebih baik. 1. Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia a. Kerukunan intern umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. b. Kerukunan antar umat beragama , yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. c. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah, yaitu bentuk kerukunan semua umat-umat beragama menjalin hubungan yang yang harmoni dengan Negara pemerintah. Misalnya tunduk dan patuh terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku.