tengah masyarakat dan tidak lagi menganggap orang yang tidak sepaham sebagai orang lain atau orang yang diasingkan.
55
Perbedaan pemahaman terhadap ajaran agama itu adalah suatu ajaran yang wajar. Tetapi dalam Islam tidak dibenarkan jika memaksakan
orang lain harus menerima sebagaimana yang harus dipahaminya itu.
56
Sebaiknya, sebagai umat Islam seharusnya melakukan cara-cara yang lebih halus dan lembut pada orang-orang yang tidak sepaham dan tidak
memaksakan orang lain untuk sepaham dengan kita, karena Indonesia merupakan masyarakat majemuk sehingga wajar jika satu dengan lainnya
berbeda pendapat asalkan masih dalam kaidah Islam. Jika memang sudah melenceng dari ajaran Islam itu yang menjadi tugas umat untuk
memberitahu dan meluruskan kepada sesama umat Islam untuk kembali kepada jalan yang benar dan diridhai Allah SWT
4. Kerukunan Antaumat Beragama
Masalah kehidupan beragama di masyarakat merupakan masalah peka. Sebab terjadinya suatu masalah sosial akan menjadi sangat rumit,
jika masalah tersebut menyangkut pula masalah agama dan kehidupan beragama.
Keputusan menteri agama nomor 70 tahun 1978 tentang Pedpman Penyiaran Agama merupakan aturan permainan bagi penyiaran dan
55
Syamsul Bahri “Peranan Agama dan Adat dalam Melestarikan Kerukunan Umat Beragama
, “ vol XI , No. 1 Januari-Juni 2001, h. 42.
56
Musbir Ibrahim Meuraxa, “Etika Islam dalam Kebijakan Pambinaan Kerukunan Umat Beragama, vol XI, no. 1 2011, h. 42
pengembangan agama di Indonesia demi terciptanya kerukunan hidup antarumat beragama, persatuan bangsa, stabilitas, dan ketahanan nasional.
Dengan dikeluatkannya keputusan Menteri Agama tersebut bukan berarti membatasi untuk memeluk dan melaksanakan agama masing-
masing. Tetapi disini memberikan pedoman dan untuk melindungi hak kebebasan memeluk agama yang di anut warga Indonesia sebagaimana
dalam pasal UUD 1945. Kemudian agar pelaksanaan pedoman penyiaran agaman dapat
berjalan tertib ditetapkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1979, tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penyiaran Agama dan Bantuan Negeri kepada Lembaga Keagamaan Indonesia.
57
5. Kerukunan Antarumat Beragama dengan Pemerintah
Seiring dengan dinamika kehidupan yang terus berjalan dan semakin berkembang. Serta semakin kompleksnya persoalan kerukunan
umat beragama, pemerintah akan terus berupaya mengembangkan kebijakan yang bertujuan untuk membangun keharmonisan hubungan di
antara semua umat beragama, pemerintah akan terus berupaya mengembangkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini
Departemen Agama, pada awalnya adalah sosialisasi prinsip dasar
57
Syams Bahri Peranan Agama dan Adat dalam Melestartikan Kerukunan Umat beragama Hal.42
kerukunan yaitu tidak saling mengganggu antar kelompok-kelompok agam yang berbeda-beda..
58
Antarumat beragama dan pemerintah seharusnya ditemukan apa yang saling diharapkan keduanya untuk dilaksanakan bersama. Pemerintah
mengharapkan tiga prioritas nasional yang diharapkan umat beragama dapat berpartisipasi aktif dan positif dalam rangka pembinaan kehidupan
beragama yaitu pemantapan ideologi pancasila, memantapkan stabilitas dan ketahanan nasional serta sukses pembangunan nasional.
59
Dengan tiga prioritas nasional tersebut, diharapkan umat beragama dan
pemerintah berpartisipasi
aktif dan
positif dalam
usaha membudayakan Pancasila, memantapkan stabilitas dan ketahanan
nasional, serta
melaksanakan pembangunan
nasional yang
berkesinambungan.
6. Mewujudkan Kerukunan Antarumat Beragama Di Indonesia
Indonesia sebagai salah satu masyarakat yang pluralistik baik dari segi etnis, budaya, suku, adat istiadat, bahasa maupun agama. Dari segi
agama, sejarah telah membuktikan bahwa hampir semua agama, khususnya agama-agama besar, Islam, Kristen, Hindu, dan Budha dapat
berkembang subur dan terwakili aspirasinya di Indonesia.
60
Karena itu sikap religiousitas, saling menghormati dan toleransi sangat dibutihkan
agar tetap terjalin kerukunan di Indonesia.
58
Muhaimin AG., Damai di Dunia Damai untuk Semua Perspektif Berbagai Agama Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2004, h. 18.
59
Muhaimin AG., Damai di Dunia Damai untuk Semua Perspektif Berbagai Agama, h. 52
60
Jasmadi, Membangun Relasi Antar Umat Beragama, Refleksi Pengalaman Islman di Indonesia
,” vol 5, no. 2 juli 2010, h. 166.