Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan jenis gangguan pendengaran

pembentukan jaringan granulasi atau polip, maka sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan gangguan pendengaran atau telinga keluar darah.

5.7. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan tanda klinis

Dari hasil penelitian ini didapatkan tanda klinis yang paling sering yaitu perforasi membran timpani pada 89 penderita 74,79, baik perforasi atik 0,84, marginal 1,68, subtotal 23,53, dan total 48,74. Tanda klinis yang paling jarang dijumpai yaitu terlihatnya kolesteatoma pada telinga tengah, yaitu 3 penderita atau 2,52. Sementara itu, penelitian Memon et al. 2008 melaporkan dari 45 penderita OMSK tipe bahaya di Pakistan dijumpai 11,5 jaringan granulasi pada pemeriksaan. Hasil yang berbeda juga didapatkan dari penelitian Yousuf et al. 2011 dimana dari 100 penderita OMSK dengan kolesteatoma di Bangladesh, perforasi marginal paling sering dijumpai sebanyak 69,23. Menurut Djaafar 2007, tanda-tanda klinis OMSK tipe bahaya antara lain terdapatnya abses atau fistel retroaurikuler, terdapatnya polip atau jaringan granulasi, terlihat kolesteatoma pada telinga tengah terutama di epitimpanum, ataupun sekret berbentuk nanah dan berbau khas aroma kolesteatoma.

5.8. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan jenis gangguan pendengaran

Dari hasil penelitian ini didapatkan jenis gangguan pendengaran terbanyak yang dinilai menggunakan audiometri nada murni yaitu tuli konduktif, pada 70 penderita 58,82. Tuli campuran dijumpai pada 29 penderita atau 24,37. Hasil ini hampir sama dengan penelitian Grewal et al. 2007 pada 600 penderita di India. Audiometri nada murni paling banyak menunjukkan tuli konduktif 90,0. Begitu juga dengan penelitian 41 Yousuf et al. 2011 pada 100 penderita di Bangladesh, dimana tuli konduktif paling banyak dijumpai sebesar 93,62. Gangguan pendengaran pada OMSK tipe bahaya sebagian besar adalah konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Perforasi membran timpani umumnya menyebabkan tuli konduktif ringan, namun kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif yang lebih berat Helmi, 2005; Chole Nason, 2009. 5.9. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan gambaran foto polos mastoid proyeksi Schuller Berdasarkan hasil penelitian ini, pada pemeriksaan foto polos mastoid proyeksi Schuller, sebanyak 74 penderita atau 62,18 dijumpai gambaran mastoiditis kronis dengan kolesteatoma. Gambaran mastoiditis kronis paling sedikit dijumpai, yaitu 40 penderita 33,62. Hasil ini berbeda dengan penelitian Suryanti 2003 di RS Soetomo Surabaya dimana gambaran mastoiditis kronis merupakan gambaran foto polos proyeksi Schuller terbanyak 72,26. Sementara itu, Gustomo 2010 di RS dr. Moewardi Surakarta juga melaporkan dari 138 kasus OMSK tipe bahaya, foto polos mastoid proyeksi Schuller dijumpai gambaran mastoiditis kronis 81,88. Pemeriksaan radiologik konvensional pada tulang temporal memiliki nilai penyaring tertentu. Proyeksi foto polos yang masih dipakai dewasa ini untuk menilai keadaan tulang temporal adalah proyeksi Schuller. Pada proyeksi ini perluasan pneumatisasi mastoid dan struktur trabekulasi dapat tampak dengan jelas. Proyeksi ini juga memberikan informasi dasar tentang besarnya kanalis auditorius eksterna dan hubungannya dengan sinus lateralis Makes, 2005. 42

5.10. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan pola kuman