Kekerapan Etiologi TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.3. Anatomi tulang temporal Meyer et al., 2006. Prosesus zigomatikus ke medial membentuk dinding posterior fossa mandibula dan ke posterior melengkung sedikit ke bawah menuju prosesus mastoid. Bagian itu mempunyai tonjolan yang disebut spina supra meatum Henle yang terletak pada fossa mastoidea sedikit di belakang atas liang telinga. Pada bagian ini juga terletak segitiga imajiner MacEwen yang berbatas ke superior pada linea temporalis, ke anterior pada tepi posterior liang telinga dan ke posterior dengan garis imajiner yang tegak lurus pada linea temporalis dan menyinggung dinding paling posterior liang telinga Helmi, 2005.

2.4. Kekerapan

Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65-330 juta orang dengan telinga berair, 60 di antaranya 39-200 juta menderita kurang pendengaran yang signifikan World Health Organization, 2004. Vikram et al. 2008 melaporkan, dijumpai 1.257 penderita dengan otitis media 10 kronis dari 7.210 orang yang berobat ke salah satu klinik THT di India sejak Juli 2003 hingga Desember 2005. Pada 187 penderita dijumpai kolesteatoma, dimana 62 diantaranya mengalami komplikasi. Penelitian restrospektif selama sepuluh tahun di Departemen THT-KL Universitas Ain Shams Kairo menemukan 950 kasus kolesteatoma dari 3.364 penderita otitis media supuratif kronis, 12,54 diantaranya dengan komplikasi Mostafa et al., 2008. Menurut survei yang dilakukan pada tujuh propinsi di Indonesia pada tahun 1996 ditemukan prevalensi otitis media supuratif kronis sebesar 3 dari penduduk Indonesia Aboet, 2007. Restuti 2010 melaporkan 217 kasus OMSK tipe bahaya di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari 2004-Desember 2009, terdiri dari 157 72,35 penderita dewasa dan 60 27,65 penderita anak-anak. Gustomo 2010 di RS dr. Moewardi Surakarta melaporkan ada 138 kasus OMSK tipe bahaya dari 653 kasus OMSK pada periode Januari 2007-Desember 2009, paling banyak terjadi pada usia 31-40 tahun. Data poliklinik THT-KL FK USURSUP. H. Adam Malik Medan sepanjang tahun 2010 menunjukkan 38,7 kasus tipe bahaya dari seluruh kejadian otitis media supuratif kronis.

2.5. Etiologi

Faktor risiko pada otitis media adalah sumbatan tuba eustachius misalnya rinosinusitis, adenoid hipertrofi, atau karsinoma nasofaring, imunodefisiensi primer atau didapat, gangguan fungsi silia, anomali midfasial kongenital cleft palate atau Down syndrome, dan refluks gastroesofageal. Faktor risiko yang menonjol pada OMSK termasuk infeksi otitis media yang berulang dan orang tua dengan riwayat otitis media kronis dengan perawatan yang tidak baik World Health Organization, 2004; Ramakrishnan et al., 2007; Bhat et al., 2009; Chole Nason, 2009. 11 Kuman yang terdapat di telinga tengah dapat masuk melalui liang telinga luar dengan perforasi membran timpani ataupun melalui nasofaring, dimana Streptococcus pneumoniae merupakan yang terbanyak dijumpai pada otitis media akut. Pada isolasi dari otitis media kronis, kuman aerobik dan anaerobik juga terlibat pada sebahagian kasus. Kuman aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus aureus dan basil gram negatif seperti Escherichia coli, Proteus species, dan Klebsiella spesies. Kuman anaerobik seperti Bacteroides sp. dan Fusobacterium sp. World Health Organization, 2004; Chole Nason, 2009. Selanjutnya jamur dapat pula dijumpai pada otitis media kronis khususnya Aspergillus sp. dan Candida sp., dan ini merupakan suatu pertimbangan dimana jamur mungkin dapat tumbuh berlebihan setelah pemakaian obat tetes antibiotika Chole Nason, 2009.

2.6. Patogenesis