1. Congenital cholesteatoma Dua pertiga kolesteatoma kongenital di telinga tengah terlihat
sebagai massa putih di kuadran anterosuperior membran timpani, dapat juga berada di membran timpani dan di apeks petrosa.
2. Acquired cholesteatoma Terdapat dua jenis acquired cholesteatoma, yaitu :
a. Primary acquired cholesteatoma Kolesteatoma yang diakibatkan karena retraksi pars flaksida,
disebut juga retraction pocket cholesteatoma. b. Secondary acquired cholesteatoma
Kolesteatoma yang muncul karena adanya perforasi membran timpani, biasanya pada kuadran posterosuperior membran timpani.
2.9. Gejala Klinis dan Tanda
2.9.1. Gejala Klinis Chole Nason, 2009 1. Telinga berair
Biasanya jarang, namun selalu berbau busuk sesuai destruksi tulang. Berhentinya sekret dari telinga yang sebelumnya aktif harus
dianggap serius, seperti perforasi, inflamasi mukosa atau polip, dapat menghalangi aliran sekret ini.
2. Gangguan pendengaran Pendengaran normal ketika rantai tulang pendengaran masih utuh.
Gangguan pendengaran sebagian besar adalah konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
3. Perdarahan Ini mungkin terjadi karena granulasi atau polip saat membersihkan
telinga. 18
2.9.2. Tanda Chole Nason, 2009 1. Perforasi
Dijumpai pada atik atau daerah posterosuperior. Perforasi atik kecil mungkin tidak terlihat disebabkan adanya sekret telinga.
2. Retraction pocket Sebuah invaginasi membran timpani terlihat di daerah atik atau
posterosuperior dari pars tensa. Pada tahap awal, kantong tersebut dangkal dan bisa membersihkan diri, namun kemudian ketika
kantong tersebut dalam, terjadi akumulasi massa keratin dan bisa terinfeksi.
3. Kolesteatoma Setelah pembersihan dengan suction dan pemeriksaan di bawah
mikroskop, merupakan bagian penting dari pemeriksaan klinis dan penilaian dari setiap jenis OMSK.
Menurut Djaafar 2007, tanda-tanda klinis OMSK tipe bahaya adalah:
1. Terdapat abses atau fistel retroaurikuler. 2. Terdapat polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang
berasal dari dalam telinga tengah. 3. Terlihat kolesteatoma pada telinga tengah terutama di
epitimpanum. 4. Sekret berbentuk nanah dan berbau khas aroma kolesteatoma.
5. Terlihat bayangan kolesteatoma pada foto rontgen mastoid.
2.10. Diagnosis
Diagnosis OMSK ditegakkan dengan cara Dhingra, 2007; Lee et al., 2007; Trojanowska et al., 2007; Chole Nason, 2009; Vercryysse et
al., 2010: 1. Anamnesis
Penyakit telinga kronis ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita seringkali datang dengan gejala-gejala penyakit yang
19
sudah lengkap. Gejala yang paling sering dijumpai adalah telinga berair, adanya sekret di liang telinga yang pada tipe tubotimpanal
sekretnya lebih banyak dan seperti berbenang mukous, tidak berbau busuk dan intermiten, sedangkan pada tipe atikoantral,
sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan jaringan granulasi atau polip, maka sekret yang
keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga keluar darah.
2. Pemeriksaan otoskopi Pemeriksaan otoskopi akan menunjukkan adanya dan letak
perforasi. Dari perforasi dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah. 3. Pemeriksaan audiologi
Evaluasi audiometri, pembuatan audiogram nada murni untuk menilai hantaran tulang dan udara, penting untuk mengevaluasi
tingkat penurunan pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang. Audiometri tutur berguna untuk menilai speech
reception threshold pada kasus dengan tujuan untuk memperbaiki pendengaran.
4. Pemeriksaan radiologi Radiologi konvensional, foto polos proyeksi Schuller berguna untuk
menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT Scan dapat lebih efektif menunjukkan anatomi tulang temporal dan
kolesteatoma. MRI lebih baik daripada CT Scan dalam menunjukkan kolesteatoma, namun kurang memberikan informasi
tentang keadaan pertulangan. MRI kadang-kadang dibutuhkan untuk membedakan kolesteatoma dengan granuloma kolesterol.
Pada CT Scan, keduanya menunjukkan massa yang tidak spesifik dan tidak menyangat dengan kontras. Pada MRI, kolesteatoma
hipointens atau isointens pada gambar T1 dan hiperintens pada gambar T2, sedangkan pada granuloma kolesterol hiperintens pada
gambar T1 dan T2. 20
5. Pemeriksaan mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi sekret telinga penting untuk menentukan
antibiotika yang tepat.
2.11. Diagnosis Banding