Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan faktor risiko Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan keluhan utama

perempuan 46,22. Perbandingan penderita antara laki-laki dan perempuan yaitu 1,17:1. Sementara itu, Vikram et al. 2008 melaporkan dari 187 penderita di India, penderita laki-laki 66,84, sedangkan perempuan 33,16. Gustomo 2010 di RS dr. Moewardi Surakarta melaporkan dari 138 kasus OMSK tipe bahaya, 61,59 laki-laki dan 38,40 perempuan. Suatu penelitian oleh Howie menunjukkan bahwa suatu episode infeksi S. pneumoniae dalam tahun pertama kehidupan telah dihubungkan dengan berlanjutnya insiden episode otitis media akut berulang. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan Paparella, 1997.

5.3. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan faktor risiko

Dari hasil penelitian ini didapatkan faktor risiko paling banyak adalah riwayat otitis media berulang, yaitu 82 penderita atau 68,91. Persentase yang paling sedikit adalah riwayat alergi dijumpai pada 17 penderita 14,28. Hasil ini sesuai dengan penelitian van der Veen et al. 2006 di Belanda dimana dari 100 penderita didapatkan 68,0 dengan riwayat otitis media berulang. Hasil ini berbeda dengan penelitian Vikram et al. 2008 yang melaporkan dari 187 penderita di India, dijumpai 78,61 dengan fokal infeksi pada hidung dan tenggorokan. Sementara itu penelitian Yousuf et al. 2011 melaporkan dari 100 penderita OMSK dengan kolesteatoma di Bangladesh, faktor sosial ekonomi yang sangat rendah menjadi faktor risiko terbanyak 44. Faktor risiko yang menonjol pada OMSK termasuk infeksi otitis media yang berulang dan orang tua dengan riwayat otitis media kronis dengan perawatan yang tidak baik. Bisa juga disebabkan multifaktor antara lain infeksi virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba adenotonsilitis, hipertrofi konka, polip hidung, sinusitis, rhinitis atrofi maupun deviasi 38 septum, alergi, kekebalan tubuh, lingkungan dan sosial ekonomi Vikram et al., 2008; Chole Nason, 2009. Yousuf et al. 2011 berpendapat bahwa orang-orang yang tinggal di pemukiman kumuh lebih rentan menderita kolesteatoma 80 dibandingkan yang tinggal di gedung. Hal ini karena di daerah kumuh terdapat kejadian infeksi saluran pernafasan atas akibat kemiskinan, kepadatan penduduk, malnutrisi, dimana penyakit-penyakit kronis telinga lebih menonjol. Tingkat kebersihan yang buruk, malnutrisi dan penduduk yang padat menjadi dasar utama penyebaran penyakit ini Memon et al., 2008.

5.4. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan keluhan utama

Dari hasil penelitian ini didapatkan 73 penderita mengeluhkan telinga berair 61,34. Telinga tersumbat paling sedikit dikeluhkan penderita sekitar 0,84. Hasil ini sesuai dengan penelitian Gustomo 2010 di RS dr. Moewardi Surakarta dimana dari 138 kasus OMSK tipe bahaya, sebanyak 37,42 pasien mengeluhkan keluar cairan kental berbau. Berbeda dengan penelitian Rout et al. 2012 dimana dari 210 penderita OMSK dengan kolesteatoma di India paling banyak mengeluhkan penurunan pendengaran 38,57. Infeksi yang terdapat di telinga tengah dapat masuk dari liang telinga luar melalui perforasi membran timpani ataupun melalui nasofaring. Bila terjadi perforasi membran timpani yang permanen, akan menyebabkan infeksi yang ditandai dengan sekresi mukoid atau mukopurulen, karena itu pada penderita OMSK sering mengeluhkan keluar cairan kental dan kadang berbau. Sedangkan penurunan pendengaran tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun 39 kolesteatoma dapat menghambat bunyi sampai ke fenestra ovalis Helmi, 2005.

5.5. Distribusi penderita OMSK tipe bahaya berdasarkan telinga yang terlibat