46 Guru dalam pembelajaran harus menggunakan model dan media yang tepat agar
siswa dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
2.2 Kajian Empiris
Pada kajian empiris ini, penulis membahas penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan tentang model pembelajaran STAD berbantuan
“kartu pinus”. Beberapa penelitian yang relevan dengan model STAD berbantuan media
“kartu pinus”adalah :
1 Rabiah, Mastar Asran dan Marzuki 2013 dengan judul “Peningkatan
aktivitas pembelajaran matematika menggunakan media kartu bertanda positif negative di kelas IV
”. Hasil pada siklus I peningkatan aktivitas fisik pada siklus I diantaranya aktivitas fisik mencapai 52 dan aktivitas
sisik pada siklus II mencapai 87 menununjukkan peningkatan sebesar 35. Peningkatan aktivitas mental pada siklus I mencapai 61 pada
siklus II mencapai 85 menunjukkan meningkatan 24. Peningkatan aktivitas emosional pada siklus I mencapai 70 pada siklus II 60
menunjukkan peningkatan sebesar 16.
2 Suryaningsih 2013 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Kartu Bertanda di Kelas IV SD
”. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil belajar siswa setelah menggunakan kartu bertanda pada materi pengurangan dua
bilangan bulat pada siklus II rata – rata meningkat menjadi 97,5. Jadi
antara siklus I dengan siklus II rata
– rata meningkat sebesar 3,00.
47 3
Agustiana 2012 dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas IV SD Negeri Muarareja 02 Tegal Materi Globalisasi
Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions Stad
” hasil penelitian tersebut menunjukkna terjadinya peningkatan pada hasil belajar rata-rata nilai siswa pada pra
siklus yaitu 69,23 dengan ketuntasan klasikal sebesar 46,16. Setelah dilaksanakan tindakan berupa penerapan model cooperative learning tipe
STAD, diperoleh hasil penelitian siklus I berupa data rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 73,33 dengan persentase ketuntasan klasikal
mencapai 54,16. Sedangkan pada aktivutas belajar menunjukkan Pada siklus I, perolehan persentase aktivitas siswa sebesar 66,48, dinilai
belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar ≥ 75. Ketercapaian indikator keberhasilan aktivitas siswa, terjadi pada siklus II. Pada siklus
II, perolehan persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 79,62. Sedangkan Peningkatan nilai performansi guru terjadi pada siklus II.
Pada siklus II, perolehan nilai performansi guru meningkat menjadi 82,08
dengan kriteria AB.
4 Khan dan Inamullah 2011 dengan judul “Effect of Student’s Team
Achievement Division STAD on Academic Achievement of Students ”
mengatakan according to Borrich 1996, the outcomes of cooperative learning are, formation of attitude and values, provides model of pro-
social behavior, presents alternative perspectives and viewpoints, build a coherent and integrated identity, and promotes critical thinking,
48 reasoning, and problem-solving behavior. Maksud dari pernyataan
tersebut adalah hasil dari pembelajaran kooperatif adalah pembentukan sikap dan nilai-nilai, memberikan model perilaku pro - sosial,
menyajikan perspektif dan sudut pandang alternatif, membangun identitas yang koheren dan terpadu, dan meningkatkan pemikiran kritis,
penalaran, dan masalah perilaku.
Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan menunjukkan hasil yang positif dan mengalami peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran, dari hal
tersebut yang mendasari penulis untuk melaksanakan penelitian menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan
“kartu pinus”. Penelitian yang sebelumnya dilakukan merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan penulis yaitu penerapan model pembelajaran STAD berbantuan “kartu
pinus”untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Namun, terdapat perbedaan pada mata pelajaran, materi pelajaran, permasalahan yang dialami
dalam pembelajaran, dan subjek dan tempat penelitian. Penulis sebagai peneliti adalah penelitian tindakan kelas PTK
kolaboratif. Pihak-pihak yang memungkinkan untuk dijadikan mitra atau kolaborator dalam pelaksanaan PTK antara lain : teman sejawat guru peneliti,
kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, dosen, dan pihak-pihak lain yang memiliki relevansi dalam PTK Kunandar 2013 : 79. Selain itu, Kunandar 2013 :
47 mengemukakan bahwa penelitian dapat dilakukan secra mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif.
49 PTK kolaboratif yang dilakukan oleh penulis melibatkan guru kelas guru
mata pelajaran matematika dan observer penelitian. Kedudukan penulis dalam PTK kolaboratif ini sebagai peneliti, guru kelas guru mata pelajaran matematika
sebagai guru mitra, dan seorang pengawas guru TK SD sebagai observer. Penulismelakukan PTK kolaboratif melalui model pembelajaran STAD
berbantuan “kartu pinus”untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
matematika kelas IV materi bilangan bulat di SD Negeri Dukuhbangsa 02 Kabupaten Tegal.
2.3 Kerangka Berpikir