Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran 1 2

64 Gambar 10. Tingkat Pencapaian dan Target Penjualan Pupuk Gambar 10 menjelaskan bahwa target penjualan dengan pencapaian tidak sesuai yang diharapkan. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan menginginkan pengembangan perusahaan dengan meningkatkan target pertumbuhan penjualan terlebih dahulu untuk mendukung penguasaan pasar dan kelangsungan hidup perusahaan. Gambar 11. 1 Pupuk Oragnik yang Telah Dikemas, 2 Pupuk yang Siap Dikemas Dan 3 Tanaman Uji Dengan Mengunkan Pupuk Tumaritis. Gambar 11 menjelaskan bahwa pertama meperlihatkan karung-karung pupuk organik yang telah siap untuk di pasarkan, dan yang ke dua adalah gambar pupuk organik yang telah siap diproses dan selanjutnya akan dimasukan ke dalam wadah kemasan pupuk dengan berbagai ukuran dan yang terakhir adalah gambar tanaman Dipcarfaceae yang digunakan sebagai tanaman uji coba mengunakan pupuk organik Tuamritis sebagai media tanam.

7.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran 1 2

3 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2200000 2400000 2600000 2800000 3000000 3200000 3400000 M e i Ju n i J u li A g u s tu s S e p te m b e r O k to b e r N o v e m b e r D e s e m b e r J a n u a ri F e b ru a ri M a re t A g u s tu s M e i Ju n i J a n u a ri F e b ru a ri M a re t A p ri l M e i Ju n i J u li A g u s tu s 2004 2005 2006 T ahun P e n ju a la n Traget Penc ap ain 65 Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hierarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masin tujuan. Hasil pembobotan disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran Tujuan Produk Harga Promosi Distribusi Rasio Inkonsistensi PP 0.538 0.256 0.124 0.082 0.04 P 0.535 0.270 0.120 0.075

0.04 MJ

0.540 0.283 0.109 0.068 0.05 EBO 0.568 0.244 0.122 0.075 0.03 PP: Pertumbuhan Penjualan, P: Profitabilitas, MJ: Memperluas jaringan, EBO: Efisiensi biaya operasoinal. Pengolahan secara horizontal pada tingkat tiga ini secara keseluruhan memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu di bawah sepuluh persen. Tabel 9, menunjukkan bahwa untuk tujuan meningkatkan penjualan produk pp kontribusi yang terbesar dalam bauran pemasaran adalah faktor produk dengan bobot 0.538. Faktor produk menjadi prioritas pertama karena perusahaan menyadari bahwa misi utama Tumaritis adalah berusaha untuk mengurangi jumlah tumpukan sampah sehingga penambahan produk terus dilakukan walaupun permintaan masih tidak setabil, namun masih ada permintaan pupuk organik setiap bulanya. Prioritas kedua pada tujuan menambah keuntungan adalah faktor harga dengan bobot 0.256. Harga yang ada di Tumaritis harus ditetapkan sesuai dengan harga pasar, sehingga memberikan nilai yang baik bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan, selain itu juga perusahaan menetapkan harga berdasarkan pertimbangan ukuran kemasan. Berdasarkan hasil pengolahan tingkat tiga untuk tujuan mempertahankan dan meningkatkan profitabilitas menunjukkan bahwa faktor produk menempati prioritas pertama dengan bobot 0.535. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mempertahankan dan menambah keuntungan perusahaan, karena dengan memperbaiki kualitas produk diharapkan konsumsi pupuk organik dapat meningkatkan merubah pola pengunaan pupuk organik menjadi lebih baik dengan demikian peningkatan keuntungan dapat diraih sehingga secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Pada saat sekarang ini pengunaan pupuk organik Tumaritis belum begitu gencar oleh petani, sedangkan tujuan jangka panjang Tumaritis ingin menjadi produsen pupuk organik yang produknya dapat ditemui di seluruh pasar pupuk organik. 66 Prioritas kedua adalah faktor harga dengan bobot 0.270. Mempertahankan dan meningkatkan profit perusahaan dapat melalui penetapan harga yang bersaing dengan kompetitor, sehingga diharapkan konsumen lebih tertarik kepada produk yang ditawarkan oleh Tumaritis dari pada produsen pupuk lainya. Dengan demikian, untuk masa yang akan datang keuntungan dapat terus meningakat. Berdasarkan hasil pengolahan AHP pada tingkat tiga untuk tujuan mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran menunjukkan bahwa faktor produk menempati prioritas pertama dengan bobot 0.540. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap keuntungan perusahaan. Strategi promosi menjadi prioritas ke tiga dengan bobot 0.120, hal ini karena promosi yang dilakuan untuk tahun mendatang tidak akan dilakukan secara besar-besaran karena telah dilakuan pada awal perusaan ini berdiri. Promosi tidak segencar pada tahun 2003 dikarenakan perusaan beranggapan bahwa produk yang dipasarkannya sudah cukup maksimal untuk dipromosikan kepada petani di Bogor, promosi biasanya dilakukan pemasangan spanduk, seponsor, media surat kabar. Prioritas kedua adalah faktor harga dengan bobot 0.283, yaitu mempertahankan dan meningkatkan jaringan pasar perusahaan, aktivitas ini dapat melalui penetapan harga yang bersaing dengan pesaing, sehingga konsumen lebih tertarik kepada produk yang ditawarkan oleh Tumaritis dari pada produsen pupuk lainya. Penetapan harga yang sesuai akan memberikan nilai yang baik bagi perusahaan dan produk yang ditawarkan, selain itu juga perusahan telah menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki Tumaritis. Dengan demikian, untuk masa yang akan datang keuntungan dapat terus meningakat. Hasil pengolahan horizontal tingkat tiga untuk tujuan efisiensi biaya operasional menunjukan dalam strategi bauran pemasaran prioritas utamanya adalah strategi bauran produk dengan bobot 0.568, ini cukup penting bila terjadi efisiensi biaya operasoinal akan mempengaruhi terhadap kinerja operasional perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan perusahaan kepada konsumen, merasa puas terhadap produk pupuk Tumaritis yang dipakainya karena dapat menyuburkan tanah. 7.3.2.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Pertumbuhan Penjualan. 67 Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen taktis dalam bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan pupuk organik, hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 10 di bawah. Tabel 10. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Pertumbuhan Penjualan Tumaritis, Tahun 2006 Tujuan Bauran Pemasaran Strategi Operasional Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Kualitas 0.445 1 Ukuran 0.205 2 Kemasan 0.169 3 Keragaman 0.093 4 Produk Pelayanan 0.080 5 0.03 Sama dgn pesaing 0.333 1 Ditentukan dari biaya operasional 0.239 2 Di atas pesaing 0.233 3 Di bawah pesaing 0.114 4 Harga Potongan harga khusus 0.081 5 0.03 Pemasaran langsung 0.268 1 Diskon 0.214 2 Spanduk brosur 0.160 3 Promosi Penjualan uji coba 0.127 4 Tenaga Kerja 0.108 5 Seponsor 0.077 6 Promosi Iklan TVmedia 0.047 7 0.04 Agen 0.374 1 Cakupan pasar 0.187 2 Distribusi langsung 0.147 3 Persedianan 0.106 4 Lokasi 0.082 5 Transaksi 0.059 6 Pertumbuhan Penjualan Distribusi Transportasi 0.047 7 0.05 Hasil pengolahan horizontal tingkat empat untuk tujuan meningkatkan penjualan ini telah memenuhi persyaratan rasio inkosistensi, yaitu di bawah sepuluh persen sehingga layak untuk diuji ke tahap selanjutnya. Faktor Produk taktis yang menjadi prioritas pertama adalah produk 68 kualitas pupuk dengan bobot 0.445, prioritas kedua adalah ukuran kemasan produk dengan bobot 0.205, prioritas ketiga adalah kemasan produk dengan bobot 0.169, prioritas keempat adalah keragaman bahan cair atau bubuk produk dengan bobot 0.093, dan yang terakhir adalah pelayanan terhadap konsumen diperoleh dengan bobot 0.088. Tumaritis beranggapan bahwa dengan produksi pupuk yang lebih banyak diharapkan dapat mengurangi populasi sampah yang ada di TPA Galuga karena sesuai dengan misi perusahaan, kemudian pupuk yang dihasilkan tidak memiliki kadaluarsa sehingga tidak merugikan. Selain itu dengan tersedianya pupuk di gudang dapat digunakan untuk mengatasi permintaan yang besar, karena permintaan konsumen pupuk Tumaritis ini berfluktuasi. Harga dilihat dari tujuan peningkatan penjualan merupakan prioritas kedua, dalam faktor harga diperoleh rasio inkonsistensi 0.03. Faktor harga taktis yang menjadi prioritas pertama adalah harga produk pupuk sama dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing, dengan bobot 0.333, prioritas kedua adalah harga ditentukan berdasarkan besarnya biaya operasional dengan bobot 0.239. Tumaritis berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan biaya operasional ditambah keuntungan yang diinginkan, sehingga perusahaan dapat memperoleh nilai penjualan yang yang sesuai dengan harga yang ditetapkan, aktivitas ini dilakukan karena biaya operasional Tumaritis sangat besar, yang digunakan untuk pembayaran gaji karyawan dan penyedian energi minyak untuk menjalankan mesin yang memerlukan biaya dan perawatan yang besar. Prioritas ketiga adalah menetapkan harga produk di atas harga pesaing dengan bobot 0.233. Prioritas keempat adalah penetapan harga di bawah pesaing dengan bobot 0.114, dan yang terakhir adalah potongan harga khusus dengan bobot 0.081, ini dilakukan ketika ada konsumen membeli dalam jumlah besar misalkan membeli 20 ton maka ada potongan harga berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli, biasanya sebesar lima sampai sepuluh persen dari total barang, yang dibeli konsumen. Promosi dilihat dari peningkatan penjualan merupakan prioritas ketiga dalam faktor promosi dengan rasio inkonsistensi 0.04. Faktor promosi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk secara lansung diperoleh bobot 0.268, prioritas kedua adalah penetapan harga diskon produk dengan bobot 0.214, ini dilakukan pada bulan-bulan tertentu yaitu 69 pada bulan-bulan yang biasanya permintaan rendah. Diskon atau pemotongan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan pupuk organik. Prioritas ketiga adalah pembagian brosur pada petani dan pemasangan spanduk produk, dengan bobot 0.160 pemasangan spanduk dilakukan di jalan-jalan dan di pasar hal ini dilakukan untuk memberi informasi dan memperkenalkan produk Tumaritis kepada konsumen sehingga diharapkan dapat berpengaruh pada peningkatan penjualan pupuk organik Tumaritis, prioritas keempat adalah promosi penjualan uji coba produk diperoleh bobot 0.127, hal ini dilakukan dengan cara membagikan pupuk ke petani tanpa dipungut bayaran gratis dengan demikian diharapkan petani dapat mengetahui manfaat pupuk Tumaritis sehinga diharapkan dapat menumbuhkan minat petani dalam penggunaan pupuk Tumaritis kemudian harapannya dapat meningkatkan penjualan. Prioritas kelima adalah pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat diperoleh bobot 0.069, dengan pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat sehingga konsumen merasa senang dan diharapkan dapat menumbuhkan citra yang lebih baik di benak konsumen, hal ini telah terbukti dapat menciptakan pelanggan yang lebih tetap konsisten membeli produk Tumaritis. Selanjutnya promosi yang dilakukan adalah dengan cara menseponsori acara berbagai kegiatan masyarakat dengan mencantumkan nama Tumaritis pada acara tersebut, dari hasil komputer diperoleh bobot 0.077. Kemudian terakhir adalah iklan melalui TV dan media ccetak diperoleh bobot 0.047. Iklan melalui media cetak pernah dilakukan di koran Radar Bogor. Di media Televisi pernah disiarkan oleh TVRI, promosi yang dilakukan melalui media TV ini tidak sering dilakukan karena memerlukan biaya yang besar. Distribusi diamati dari peningkatan penjualan merupakan prioritas keempat, dalam faktor distribusi dengan rasio inkonsistensi 0.05. Faktor distribusi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk melalui agen pemasar dilapangan, dari hasil perhitungan komputer diperoleh bobot 0.374, prioritas kedua adalah memperluas cakupan pasar dilakukan dengan menjual produk-produk pupuk organik ke daerah sekitar Bogor, walaupun tidak melalui agen, dari hasil perhitungan diperoleh bobot 0.187, prioritas ketiga adalah pemasaran produk dengan cara pendistribusian langsung produk ke petani tanpa ada campur tangan pihak ketiga, hal 70 ini biasanya dilakukan untuk konsumen yang berada disekitar lokasi pabrik dan konsumen yang membeli langsung ke pabrik, dari perhitungan diperoleh bobot 0.147. Prioritas keempat adalah distribusi produk dengan cara memenuhi persediaanan yang tetap ada di gudang dan di agen-agen sehingga jika dibutuhkan selalu tersedia, diperoleh bobot 0.106. Prioritas kelima adalah penetapan lokasi distribusi pupuk biasanya di lokasi yang dekat dengan kawasan pertanian dan tambak, karena biasanya lokasi ini sangat potensial untuk menjadi konsumen, diperoleh bobot 0.082. Distribusi pupuk dilakukan dengan cara mempermudah transaksi yang dilakukan adalah dengan cara shipping point dan destination tergantung kesepakatan antara penjual dan konsumen, dari perhitungan komputer diperoleh bobot 0.059, kemudian yang terakhir adalah distribusi dengan cara memudahkan transportasi pupuk ke konsumen dengan cara menyediakan mobil pengangkut pupuk, sehingga jika konsumen tidak memiliki mobil angkut dapat disewa, mobil angkut yang telah tersedia di pabrik, hasil perhitungan diperoleh bobot 0.047, namun kendala dari alat trsanportasi ini adalah jumlah armada angkut yang hanya terdapat satu unit selain itu kapasitas daya angkut yang tidak mencapai 100 ton sehingga jika konsumen membeli dalam jumlah besar atau di atas 100 ton maka harus dilakukan dengan beberapa kali pengangkutan. 7.3.2.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Profitabilitas. Hasil pengolahan horizontal yang mengunakan program komputer Expert Choice 2000 di peroleh hasil tingkat empat elemen taktis dalam bauran pemasaran untuk tujuan profitabilitas, hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 11 di halaman berikut ini. Tabel 11. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Profitabiliatas Tumaritis, Tahun 2006 Tujuan Bauran Pemasaran Strategi Operasional Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Kualitas 0.352 1 Ukuran 0.267 2 Kemasan 0.202 3 Keragaman 0.102 4 Produk Pelayanan 0.077 5

0.04 Sama dgn

pesaing 0.334 1 Ditentukan dari biaya operasional 0.273 2 Profitabilitas Harga Di atas pesaing 0.203 3 0.04 71 Di bawah pesaing 0.111 4 Potongan harga khusus 0.079 5 Pemasaran langsung 0.267 1 Diskon 0.223 2 Spanduk brosur 0.159 3 Promosi Penjualan uji coba 0.125 4 Tenaga Kerja 0.107 5 Seponsor 0.072 6 Promosi Iklan TVmedia 0.047 7 0.03 Agen 0.304 1 Cakupan pasar 0.230 2 Distribusi langsung 0.147 3 Persediaan 0.110 4 Lokasi 0.075 5 Transaksi 0.069 6 Distribusi Transportasi 0.064 7 0.06 Keseluruhan hasil pengolahan horizontal tingkat empat untuk tujuan meningkatkan profitabilitas ini telah memenuhi persyaratan rasio inkosistensi, yaitu di bawah 10 persen. Faktor Produk taktis yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.352, prioritas kedua adalah ukuran kemasan produk dengan bobot 0.267, perusahan membuat beberapa ukuran kemasan yaitu ukuran 5 kilogram, 10 kilogram dan 20 kilogram, hal ini dilakukan untuk perbedaan produk sehingga konsumen memiliki berbagai macam pilihan sehingga diharapkan semua segmen konsumen dapat diraih dengan demikian peningkatan profitabilita dapat diroleh. Prioritas ketiga adalah bahan kemasan produk dengan bobot 0.202, bahan kemasan terbuat dari pelastik dan karung serta ada yang berupa botol untuk wadah jenis pupuk cair. Prioritas keempat adalah bahan keragaman produk cair atau bubuk dengan bobot 0.102 dan yang terakhir adalah pelayanan terhadap dengan bobot 0.056. Tumaritis beranggapan bahwa dengan produksi pupuk yang lebih banyak diharapkan dapat mengurangi sampah yang ada di TPA Galuga selain itu, pupuk yang dihasilkan tidak memiliki kadaluarsa sehingga tidak merugikan selain itu dengan 72 tersedianya pupuk di gudang dapat digunakan untuk mengatasi permintaan yang besar, karena permintaan konsumen pupuk Tumaritis ini berfluktuasi. Harga dilihat dari peningkatan profitabilitas merupakan prioritas kedua dalam faktor harga dengan rasio inkonsistensi 0.04. Faktor harga taktis yang menjadi prioritas pertama adalah harga produk pupuk sama dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing, dengan bobot 0.334, prioritas kedua adalah harga ditentukan berdasarkan besarnya biaya operasional dengan bobot 0.273. Tumaritis berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan biaya operasional ditambah keuntungan yang diinginkan. Biaya operasional Tuamaritis sangat besar, untuk pembayaran gaji karyawan dan penyediaan energi minyak untuk menjalankan mesin yang memerlukan biaya dan perawatan yang besar, prioritas ketiga adalah menetapkan harga produk di atas harga pesaing dengan bobot 0.203. Prioritas keempat adalah penetapan harga di bawah pesaing dengan bobot 0.111, dan yang terakhir adalah potongan harga khusus dengan bobot 0.079, ini dilakukan ketika ada konsumen membeli dalam jumlah besar misalkan membeli 20 ton maka ada potongan harga berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Promosi dilihat dari peningkatan profitabilitas merupakan prioritas ketiga dalam faktor promosi dengan rasio inkonsistensi 0.04. Faktor promosi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk secara lansung diperoleh bobot 0.267, prioritas kedua adalah penetapan harga diskon produk dengan bobot 0.223, hal ini dilakukan pada bulan-bulan tertentu yaitu pada bulan-bulan yang biasanya permintaan rendah, diskon atau pemotongan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan pupuk organik. Prioritas ketiga adalah pembagian brosur pada petani dan pemasangan spanduk produk, dengan bobot 0.139 pemasangan spanduk dilakukan di jalan-jalan dan di pasar. Prioritas keempat adalah promosi penjualan uji coba produk diperoleh bobot 0.125, hal ini dilakukan dengan cara membagikan pupuk ke petani tanpa dipungut bayaran gratis. Dengan demikian diharapkan petani dapat mengetahui manfaat pupuk Tumaritis sehinga diharapkan dapat menumbuhkan minat petani dalam pengunaan pupuk Tumaritis kemudian harapannya dapat meningkatkan penjualan. 73 Prioritas kelima adalah pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat diperoleh bobot 0.107, dengan pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat sehingga konsumen merasa senang sehingga diharapkan dapat menumbuhkan citra yang lebih baik di benak konsumen, hal ini terbukti dapat menciptakan pelanggan yang tetap konsisten membeli produk Tumaritis. Selanjutnya, promosi yang dilakukan adalah dengan cara mensponsori acara berbagai kegiatan masyarakat dengan mencantumkan nama Tumaritis dan diperoleh bobot 0.072. Kemudian yang terakhir adalah iklan melalui TV dan media cetak dari hasil perhitungan diperoleh bobot 0.047. Iklan melalui media cetak pernah dilakukan di koran Radar Bogor. Sedangkan di media Televisi pernah disiarkan oleh TVRI, hal ini dilakkan untuk memberi informasi kepada publik tentang aktivitas dan perkembangan Tumaritis. Distribusi diamati dari peningkatan profitabilitas merupakan prioritas keempat, dalam faktor distribusi dengan rasio inkonsistensi 0.06. Faktor distribusi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk melalui agen pemasar diperoleh bobot 0.304, prioritas kedua adalah memperluas cakupan pasar dilakukan dengan menjual produk-produk pupuk organik ke daerah sekitar bogor, dimana pengembanganya pendistribusiannya tidak melalui agen dari hasil perhitungan komputer diperoleh bobot 0.230, prioritas ketiga adalah pemasaran produk dengan cara pendistribusian langsung produk ke petani tanpa ada campur tangan pihak ketiga, hal ini biasanya dilakukan untuk konsumen yang berada disekitar lokasi pabrik dan konsumen yang membeli langsung ke pabrik, diperoleh bobot 0.147. Prioritas keempat adalah distribusi produk dengan cara menjaga jumlah persediaananan pupuk organik yang tetap ada di gudang dan di agen-agen sehingga jika dibutuhkan selalu tersedia, dari perhitungan komputer diperoleh bobot 0.110. Prioritas kelima adalah penetapan lokasi distribusi pupuk biasanya di lokasi yang dekat dengan kawasan pertanian dan tambak, karena biasanya lokasi ini sangat potensial untuk menjadi konsumen pupuk organik, diperoleh bobot 0.075. Selanjutnya. distribusi pupuk dilakukan dengan cara mempermudah proses transaksi yang dilakukan adalah dengan cara shipping point dan destination tergantung kesepakatan antara penjual dan konsumen, diperoleh bobot 0.069. kemudian yang terakhir adalah distribusi dengan cara memudahkan transportasi pupuk ke konsumen, dari hasil perhitungan komputer diperoleh bobot 0.064, ini dilakukan dengan cara menyediakan mobil pengangkut pupuk, sehingga jika 74 konsumen tidak memiliki mobil angkut, dapat disewa, mobil angkut pupuk yang telah tersedia di pabrik. Gambar 12. 1 Pupuk Cair, 2 Tanaman Uji Coba Dengan Pupuk Organik Dan 3Pupuk Dalam Kememasan Plastik Gambar 12 memperlihatkan, pertama pupuk organik cair yang dikemas dalam botol plastik berukuran 5 liter, kemudian gambar yang di tengah adalah tanaman uji coba dengan mengunakan tanaman sengon yang mengunakan media tanam pupuk organik Tumaritis. Selanjutnya yang terakhir adalah gambar pupuk Tumaritis yang siap di pasarkan. 7.3.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Memperluas Jaringan. Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen taktis dalam bauran pemasaran untuk tujuan memperluas jaringan, hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Memperlus Jaringan Tumaritis, Tahun 2006 Tujuan Bauran Pemasaran Strategi Operasional Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Kualitas 0.364 1 Ukuran 0.251 2 Kemasan 0.203 3 Keragaman 0.103 4 Produk Pelayanan 0.080 5

0.05 Sama dgn

pesaing 0.311 1 Di atas pesaing 0.272 2 Ditentukan dari biaya operasional 0.214 3 Di bawah pesaing 0.115 4 Memperluas Jaringan Harga Potongan harga khusus 0.088 5

0.05 1

2 3 75 Pemasaran langsung 0.297 1 Promosi Penjualan uji coba 0.221 2 Diskon 0.176 3 Brosur spanduk 0.119 4 Tk Kerja 0.079 5 Seponsor 0.063 6 Promosi Iklan TVmedia 0.046 7 0.05 Agen 0.308 1 Cakupan pasar 0.200 2 Distribusi langsung 0.193 3 Persediaan 0.105 4 Lokasi 0.089 5 Transportasi 0.061 6 Distribusi Trasnsaksi 0.043 7 0.05 Keseluruhan hasil pengolahan horizontal tingkat empat untuk tujuan memperluas jaringan pemasaran pupuk ini telah memenuhi persyaratan rasio inkosistensi, yaitu di bawah 10 persen. Faktor Produk taktis yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.364, prioritas kedua adalah ukuran kemasan produk dengan bobot 0.251, prioritas ketiga adalah bahan kemasan produk dengan bobot 0.203, prioritas keempat adalah jenis keragaman produk cair atau bubuk dengan bobot 0.103 dan yang terakhir adalah pelayanan terhadap konsumen, secara tidak langsung jika pelayanan perusahaan baik terhadap konsumen, diharapkan akan berdampak positif pada permintaan pupuk oraganik Tuamritis, dari hasil perhitungan komputer diperoleh bobot 0.057. Harga dilihat dari memperluas jaringan merupakan prioritas ketiga dalam faktor harga dengan rasio inkonsistensi 0.05. Faktor harga taktis yang menjadi prioritas pertama adalah harga produk pupuk sama dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing, dengan bobot 0.311, prioritas kedua adalah harga ditentukan berdasarkan besarnya biaya operasional dengan bobot 0.272. Tumaritis berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan biaya operasional ditambah keuntungan yang diinginkan. Biaya operasional Tumaritis sangat besar, untuk pembayaran gaji karyawan dan penyediaan energi minyak untuk menjalankan mesin yang memerlukan biaya dan 76 perawatan yang besar, prioritas ketiga adalah menetapkan harga produk di atas harga pesaing dengan bobot 0.214. Prioritas keempat adalah penetapan harga di bawah pesaing dengan bobot 0.115, dan yang terakhir adalah potongan harga khusus dengan bobot 0.088, ini dilakukan ketika ada konsumen membeli dalam jumlah besar misalkan membeli 20 ton maka ada potongan harga berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Promosi dilihat dari memperluas jaringan merupakan prioritas ketiga dalam faktor promosi dengan rasio inkonsistensi 0.005. Faktor promosi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk secara lansung diperoleh bobot 0.297, prioritas kedua adalah penetapan harga diskon produk dengan bobot 0.221, hal ini dilakukan pada bulan-bulan tertentu yaitu pada bulan-bulan yang biasanya permintaan rendah, diskon atau pemotongan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan pupuk organik. Prioritas ketiga adalah pembagian brosur pada petani dan pemasangan spanduk produk, dengan bobot 0.176 pemasangan spanduk dilakukan di jalan-jalan dan di pasar. Prioritas keempat adalah promosi penjualan uji coba produk diperoleh bobot 0.119, hal ini dilakukan dengan cara membagikan pupuk ke petani tanpa dipungut bayaran gratis dengan demikian diharapkan petani dapat mengetahui manfaat pupuk Tumaritis sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat petani dalam penggunaan pupuk Tumaritis kemudian harapannya dapat meningkatkan penjualan. Prioritas kelima adalah pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat diperoleh bobot 0.079, dengan pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat sehingga konsumen merasa senang sehingga diharapkan dapat menumbuhkan citra yang lebih baik di benak konsumen, hal ini terbukti dapat menciptakan pelanggan yang tetap konsisten membeli produk Tumaritis. Promosi yang dilakukan adalah dengan cara mensponsori acara berbagai kegiatan masyarakat dengan mencantumkan nama Tumaritis dan diperoleh bobot 0.063. Terakhir adalah iklan melalui TV dan media cetak diperoleh bobot 0.046. Iklan melalui media cetak pernah dilakukan di koran Radar Bogor, sedangkan di media Televisi pernah disiarkan oleh TVRI. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan informasi tentang pupuk Tumaritis kepada masyarakat, sehingga diharapkan produk ini dapat mudah diterima dimasyarakat luas dan diaharapkan dapat berpengarauh dalam mencapai tujuan untuk memperluas jaringan pemasaran. 77 Distribusi diamati dari memeperluas jaringan penjualan merupakan prioritas keempat, dalam faktor distribusi dengan rasio inkonsistensi 0.05. Faktor distribusi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk melalui agen pemasar diperoleh bobot 0.308, prioritas kedua adalah memperluas cakupan pasar dilakukan dengan menjual produk-produk pupuk organik ke daerah sekitar bogor, walaupun tidak melalui agen dari hasil perhitungan diperoleh bobot 0.200. Prioritas ketiga adalah pemasaran produk dengan cara pendistribusian langsung produk ke petani tanpa ada campur tangan pihak ketiga, hal ini biasanya dilakukan untuk konsumen yang berada disekitar lokasi pabrik dan konsumen yang membeli langsung ke pabrik, diperoleh bobot 0.193. Prioritas keempat adalah distribusi produk dengan cara memenuhi persediaanan yang tetap ada di gudang dan di agen-agen sehingga jika dibutuhkan selalu tersedia, diperoleh bobot 0.105, Prioritas kelima adalah penetapan lokasi distribusi pupuk biasanya di lokasi yang dekat dengan kawasan pertanian dan tambak, karena biasanya lokasi ini sangat potensial untuk menjadi konsumen, diperoleh bobot 0.089. Selanjutnya distribusi pupuk dilakukan dengan cara mempermudah transaksi yang dilakukan adalah dengan cara shipping point dan destination tergantung kesepakatan antara penjual dan konsumen, diperoleh bobot 0.061. Terakhir adalah distribusi dengan cara memudahkan transportasi pupuk ke konsumen dengan cara meyediakan mobil pengangkut pupuk, sehingga jika konsumen tidak memiliki mobil angkut dapat disewa, mobil angkut yang telah tersedia di pabrik, hasil perhitungan diperoleh bobot 0.043. Gambar 13. 1 Pabrik Tumaritis, 2 Tumpukan Sampah Dan 3 Hasil Kompos Untuk Tanaman Hias. Gambar 13 memperlihatkan gambar pabrik Tumaritis dari tanpak belakang yang digunakan sebagai tempat proses pengolahan pupuk organik mulai dari proses pemisahan, penjemuran dan 1 2 3 78 pengomposan selama lima belas hari, sedangkan gambar yang ke dua adalah hamparan tumpukan sampah yang belum diolah oleh Tumaritis dan para pemulung yang berada di lokasi TPA Galuga, kemudin gambar ketiga memperlihatkan tanaman hias yang siap dipasarkan dimana media tanamnya mengunakan pupuk organik Tumaritis. 7.3.2.4. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Efisiensi Biaya Operasional . Hasil pengolahan horizontal tingkat empat elemen taktis dalam bauran pemasaran untuk tujuan efisiensi biaya operasional, hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 13 di bawah ini. Tabel 13. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Efisiensi Biaya Operasional. Tumaritis, Tahun 2006 Tujuan Bauran Pemasaran Strategi Operasional Bobot Prioritas Rasio Inkonsistensi Kualitas 0.395 1 Ukuran 0.259 2 Kemasan 0.167 3 Keragaman 0.108 4 Produk Pelayanan 0.071 5 0.03 Sama dgn pesaing 0.335 1 Ditentukan dari biaya operasional 0.283 2 Di atas pesaing 0.195 3 Potongan harga khusus 0.103 4 Harga Di bawah pesaing 0.079 5 0.05 Pemasaran langsung 0.257 1 Diskon 0.215 2 Spanduk brosur 0.161 3 Promosi Penjualan uji coba 0.128 4 Tk Kerja 0.109 5 Seponsor 0.084 6 Promosi Iklan TVmedia 0.047 7 0.04 Agen 0.209 1 Cakupan pasar 0.222 2 Distribusi langsung 0.183 3 Persediaan 0.109 4 Efisiensi Biaya Operasional Distribusi Lokasi 0.084 5 0.05 79 Transaksi 0.064 6 Transportasi 0.050 7 Keseluruhan hasil pengolahan horizontal tingkat empat untuk tujuan meningkatkan profitabilitas ini telah memenuhi persyaratan rasio inkosistensi, yaitu di bawah 10 persen. Faktor produk taktis yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dengan bobot 0.395, prioritas kedua adalah ukuran kemasan produk dengan bobot 0.295. Prioritas ketiga adalah bahan kemasan produk dengan bobot 0.167. Prioritas keempat adalah bahan keragaman produk cair atau bubuk dengan bobot 0.108 dan yang terakhir adalah pelayanan terhadap dengan bobot 0.077, dengan pelayanan yang baik terhadap konsumen diharapkan akan menimbulkan kesan baik bagi pembeli sehingga diharapkan dapat menjaga loyalitas konsumen yang ada. Harga dilihat dari efisiensi biaya pemasaran merupakan prioritas keempat dalam faktor harga dengan rasio inkonsistensi 0.05. Faktor harga taktis yang menjadi prioritas pertama adalah harga produk pupuk sama dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing, dengan bobot 0.335. Prioritas kedua adalah harga ditentukan berdasarkan besarnya biaya operasional dengan bobot 0.283. Tumaritis berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan biaya operasional ditambah keuntungan yang diinginkan. Biaya operasional Tuamaritis sangat besar, untuk pembayaran gaji karyawan dan penyediaan energi minyak untuk menjalankan mesin yang memerlukan biaya dan perawatan yang besar. Prioritas ketiga adalah menetapkan harga produk di atas harga pesaing dengan bobot 0.195. Prioritas keempat adalah penetapan harga di bawah pesaing dengan bobot 0.103, dan yang terakhir adalah potongan harga khusus dengan bobot 0.079, ini dilakukan ketika ada konsumen membeli dalam jumlah besar misalkan membeli 20 ton maka ada potongan harga berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Promosi dilihat dari efisiensi biaya pemasaran merupakan prioritas empat dalam faktor promosi dengan rasio inkonsistensi 0.04. Faktor promosi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk secara langsung diperoleh bobot 0.257 aktiviatas ini dilakukan untuk memperpendek jaringan tataniaga pupuk organik sehingga biaya untuk proses biaya tata niaga dapat ditekan dengan demikian diharapkan dapat terjadi efisiensi biaya, prioritas kedua adalah penetapan harga diskon produk dengan bobot 0.215, hal ini dilakukan pada bulan-bulan 80 tertentu yaitu pada bulan-bulan yang biasanya permintaan rendah, diskon atau pemotongan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan pupuk organik, sehingga stok barang dapat cepat laku sehingga biaya yang digunakan untuk penyimpanan di gudang dapat ditekan. Prioritas ketiga adalah pembagian brosur pada petani dan pemasangan spanduk produk, dengan bobot 0.161 pemasangan spanduk dilakukan di jalan-jalan, daerah pertaniann dan di pasar- pasar yang letaknya straegis dengan demikian dapat diketahui oleh konsumen dan dapat tepat sasaran sehingga promosi lebih efektif, prioritas keempat adalah promosi penjualan uji coba produk diperoleh bobot 0.128, hal ini dilakukan dengan cara membagikan pupuk ke petani tanpa dipungut bayaran gratis dengan demikian diharapkan petani dapat mengetahui manfaat pupuk Tumaritis sehinga diharapkan dapat menumbuhkan minat petani dalam pengunaan pupuk Tumaritis kemudian harapannya dapat meningkatkan penjualan. Prioritas kelima adalah pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat diperoleh bobot 0.109, dengan pelayanan tenaga kerja yang lebih ramah dan cepat sehingga konsumen merasa senang sehingga diharapkan dapat menumbuhkan citra yang lebih baik di benak konsumen, hal ini terbukti dapat menciptakan pelanggan yang tetap konsisten membeli produk Tumaritis. Selanjutnya promosi yang dilakukan adalah dengan cara mensponsori acara berbagai kegiatan masyarakat dengan mencantumkan nama Tumaritis dan diperoleh bobot 0.084, kemudian yang terakhir adalah iklan melalui TV dan media cetak diperoleh bobot 0.047. Iklan melalui media cetak pernah dilakukan di koran Radar Bogor. Sedangkan di media Televisi pernah disiarkan oleh TVRI, namun jarang dilakukan karena memerlukan biaya yang tinggi. Distribusi diamati dari peningkatan penjualan merupakan prioritas keempat, dalam faktor distribusi dengan rasio inkonsistensi 0.05. Faktor distribusi taktis yang menjadi prioritas pertama adalah pemasaran produk pupuk melalui agen pemasar diperoleh bobot 0.209. Prioritas kedua adalah memperluas cakupan pasar dilakukan dengan menjual produk-produk pupuk organik ke daerah sekitar bogor, walaupun tidak melalui agen dari hasil perhitungan diperoleh bobot 0.222, prioritas ketiga adalah pemasaran produk dengan cara pendistribusian langsung produk ke petani tanpa ada campur tangan pihak ketiga, hal ini biasanya dilaukan untuk konsumen yang berada disekitar lokasi pabrik dan konsumen yang membeli langsung ke pabrik, diperoleh bobot 0.183. Prioritas keempat adalah distribusi produk dengan cara memenuhi persediaanan yang tetap ada di 81 gudang dan di agen-agen sehingga jika dibutuhkan selalu tersedia, diperoleh bobot 0.109, Prioritas kelima adalah penetapan lokasi distribusi pupuk biasanya di lokasi yang dekat dengan kawasan pertanian dan tambak, karena biasanya lokasi ini sangat potensial untuk menjadi konsumen, diperoleh bobot 0.084. Selanjutnya distribusi pupuk dilakukan dengan cara mempermudah transaksi yang dilakukan adalah dengan cara shipping point dan destination tergantung kesepakatan antara penjual dan konsumen, diperoleh bobot 0.064. kemudian yang terakhir adalah distribusi dengan cara memudahkan transportasi pupuk ke konsumen dengan cara menyediakan mobil pengangkut pupuk, sehingga jika konsumen tidak memiliki mobil angkut dapat disewa, mobil angkut yang telah tersedia di pabrik, hasil perhitungan diperoleh bobot 0.050.

7.4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal

Pengolahan vertikal ini digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hierarki fokus. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu sebesar 10 persen.

7.4.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan

Keseluruhan hasil pengolahan vertikal tingkat dua ini telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu di bawah 10 persen yaitu 0.04 sehingga layak untuk dilanjutkan ketahap berikutnya. Hasil pengolahan vertikal untuk elemen tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 15, dimana dalam prioritas dan bobot yang tertera memperlihatkan hasil yang sama dengan hasil pengolahan horizontal pada tingkat dua. Prioritas menyeluruh menempatkan tujuan pertumbuhan penjualan pupuk organik diperingkat pertama dengan bobot 0.538 dan tujuan mempertahankan profitabilitas perusahaan diperingkat kedua dengan bobot 0.256. Sedangkan tujuan memperluas jaringan pemasaran berada pada peringkat ketiga dengan bobot 0.124 kemudian yang terakhir yaitu pada peringkat keempat terjadi pada tujuan efisiensi biaya pemasaran dengan nilai bobot 0.082 Tabel 14. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Tumaritis Tahun 2006 Tujuan Bobot Prioritas Pertumbuhan penjualan 0.538 1 Profitabilitas 0.256 2 Memperluas jaringan 0.124 3 Efisiensi biaya operasional 0.082 4 Rasio inkonsistensi 0.04