Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

(1)

KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil

Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

SKRIPSI

Ditujukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam bidang antropologi

OLEH :

SIMSON SIMANULLANG NIM :100905040

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Simson Simanullang

NIM : 100905040

Departemen : Antropologi Sosial

Judul :KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI

(StudiEtnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Lister Berutu M.A. Dr. Fikarwin Zuska

NIP. 196007171987031005 NIP. 196221201989031005

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINALITAS

KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil

Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapatkarya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dengan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Januari 2015 Penulis


(4)

ABSTRAK

Simson Simanullang 2015, judul skripsi: KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa SopoKomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 127 hal, 1 daftar gambar, 5 daftar foto, dan 6 daftar tabel, serta lampiran.

Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya pemahaman dan tanggapan masyarakat mengenai keberadaan pertambangan timah, sehingga dapat membuktikan bahwa manusia saat ini memiliki pengetahuan mengenai pertambangan dan juga memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan oleh pertambangan. Pemahaman dan Tanggapan dari setiap masayarakat memang selalu berbeda-beda tapi dilihat secara menyeluruh pemahaman dan tanggapan itu disimpulkan adanya suatu perbedaan pendapat. Untuk itu peneliti ingin mencoba mengungkapkan makna sebenarnya tentang pemahaman dan tanggapan serta dampak dari suatu keberadaan tambang.

Penelitian ini mengungkapkan metode etnografi dengan teknik wawancara mendalam serta observasi. Dengan tujuan mengetahui bagaimana pemahaman dan tanggapan masyarakat akan keberadaaan tambang dan bagaimana masyarakat menyikapinya. Dalam menemukan data peneliti berkunjung ke daerah pertambangan dan mengobservasi keadaan yang ada disekitar pertambangan tersebut. Adapun informannya adalah kebanyakan dari kalangan yang berkepentingan di daerah tambang tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan tanggapan merupakan hal yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Bahkan sebelum dibukanya tambang masyarakat sudah mengetahui apa dampak yang ditimbulkan nantinya. Dan masyarakat percaya bahwa dampak tersebut akan ada jika tambang dibuka. Tidak bisa dipungkiri Pengetahuan berhubungan dengan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya serta bagaimana dengan kesadaran itu mereka bereaksi terhadap lingkungannya. Untuk itu pemahaman dan tanggapan atau respon ada karena adanya suatu pengetahuan. Pemahaman dan tanggapan sering kali berubah dari masa kemasa ketika pengetahuan setiap orang berkembang.


(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi) dengan baik. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama proses skripsi ini, saya banyak menerima pelajaran ataupun bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Penghargaan terbesar saya persembahkan kepada keluarga besar saya terutama orang tua saya mama tercinta Ibu Rapina br Hasibuan yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada saya serta memenuhi kebutuhan saya selama ini sehingga saya dapat menikmati fasilitas dalam dunia pendidikan hingga saat ini. Biarlah kiranya Tuhan yang membalas semua yang telah diberikan buatku. Semoga mama panjang umur, sehat selalu, lancar rejeki, dan bahagia selamanya. Tidak lupa kepada kakak saya Hartati Manullang dan suaminya Berton Sianturi yang telah membantu saya dalam hal nasehat dan juga membantu saya dalam materi terimakasi telah memberikan saya fasilitas dan doa untuk saya dalam menyelesaikan study saya. Semoga Tuhan memberkati dan memberikan panjang umur, sehat selalu dan lancar rejekinya serta bahagia selamanya. Dan tidak lupa juga terimakasih kepada semua abangku Janriko Simanullang, Darto Singo Simanullang, Riswan Simanullang, dan Ospriadi Simanullangyang telah


(6)

memberikan semangat dan doa untuk saya dalam menyelesaikan skripsi saya semoga Tuhan memberkati kita semua.

Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru-guru saya mulai dari sekolah dasar yang telah memperkenalkan huruf-huruf dan angka kepada saya, mengajari saya membaca dan menulis. Tanpa jasa kalian yang telah membuat saya dapat membaca dan menulis serta mendapatkan ilmu lainnya saya tidak akan pernah bisa menulis skripsi ini.

Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Drs. Lister Berutu MA. Sebagai dosen PA sekaligus pembimbing saya yang sudah sangat banyak membantu saya. Meluangkan waktu dan tenaga demi membimbing saya mulai dari pengajuan proposal sampai skripsi. Bapak telah banyak memberikan ilmu, semangat dan masukan-masukan yang berharga bagi saya. Saya minta maaf karena sudah banyak merepotkan Bapak selama penulisan skripsi ini. Semoga Bapak beserta keluarga diberikan kesehatan dan kebahagiaan, serta lancar dalam menjalankan aktifitasnya.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf pengajar Departemen Antropologi, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, Drs. Agustrisno, M.SP, dan seluruh dosen Antropologi yang juga memberikan dukungan baik kritik, saran, serta telah mendidik dan membekali saya dengan ilmu pengetahuan. Dan juga kepada kak Nurhayati sebagai staf administrasi Departemen Antropologi FISIP USU, saya mengucapkan terimakasih banyaktelah bersedia membantu saya dalam kelancaran semua berkas yang dibutuhkan mulai dari masa perkuliahan hingga skripsi ini dapat selesai. Begitu juga dengan Ibu Sofy, bagian pendidikan yang


(7)

telah banyak membantu kelancaran berkas-berkas yang saya perlukan selama masa kuliah saya. Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian.

Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasihyang sebesar-besarnya kepada semua informan saya khususnya Bapak kepala Desa Sopokomil yang telah membantu saya mencari data-data yang saya perlukan dan juga memperkenalkan banyak informan kepada saya. Hingga saya memiliki banyak keluarga ditempat penelitian saya yang memberikan pengalaman yang sangat luar biasa dan dapat menginpirasi saya, biarlah Tuhan membalas segala kebaikan kalian.

Terimakasih buat Verawati Pandiangan teman dekat saya, yang selalu bersabar dan tak lelah mengingatkan, membantu, menghibur,dan memberikan semangat serta motivasi untuk menginspirasi saya dalam banyak hal selama proses penyelesaian skripsi ini. Dan juga buat sahabat-sahabat saya yang sudah sejak duduk dibangku kuliah: Gintarius Ginting, Dapot Silalahi, Candra Sinabutar, Lina Manalu, Debora Ginting, Helpi Togatorop, Mega Natalia dan Obrin Sianturi terimakasih buat semua dukungan yang kalian berikan dan juga kenangan yang telah kita alami bersama baik itu dalam eadaan suka maupun duka. Semoga persabatan kita akan tetap berjalan sampai selama-lamanya. Dan memberikan kita kehidupan yang bahagia.

Buat teman-temanku Efendi, Reza, Omry, Iyan, Mark, Mario,Job Martinus, Gorat, Eky, Desi, Dina, Cory, serta kepada seluruh kerabat Antropologi 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua kenangannya, terimakasih atas diskusi-diskusinya dan motivasinya yang positif.


(8)

Sukses buat kita semua ya teman-teman. Dan juga kepada sahabat saya yang diluar perkuliahanterimakasih untuk motivasinya yang bersedia mendengarkan dan memberikan solusi atas keluh kesah dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Januari 2015 Penulis


(9)

RIWAYAT HIDUP

Simson Simanullang, lahir di desa Jumateguh Dairi pada tanggal 15 Juni 1991. Beragama Kristen Protestan, anak ke enam (6) dari enam (6) bersaudara dari pasangan O. Simanullang(+) dan R.Hasibuan. Riwayat pendidikan formal sebagai berikut:

SDN 030375 Jumateguh (1997-2003), SMPN 2 Kanopan (2003-2006), dan SMAN 2 Sidikalang (2006-2009)serta melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi dan lulus di Departemen Antropologi sosial , Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sumatera Utara pada tahun 2010 melalui jalur ujian tertulis SNMPTN.

Berbagai kegiatan yang dilakukan selama masa studi sebagai berikut:

1. Peserta inisiasi dalam kegiatan penyambutan mahasiswa baru Departemen Antropologi Sosial tahun 2010 FISIP USU, dengan thema menjalin kebersamaan dalam keaneka ragaman untuk mewujudkan kekerabatan yang dilaksanakan di Haranggaol Parapat pada tanggal 01-03 Oktober 2010.

2. Melakukan PKL I dan di ikuti oleh mahasiswa yang mengikuti matakuliah ini kelau Simomo, Kecamatan Kabanjahe pada tahun 2011.

3. Panitia inisiasi dalam kegiatan penyambutan mahasiswa baru (PMB) Departemen Antropologi Sosial, FISIP USU pada tahun 2012

4. Mengikuti pelatihan “training of fasilitator” angkatan ke II oleh Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yang dilaksanakan di wisma Syahria Harikita pada tanggal 24-25 april 2012.

5. Melakukan PKL II/ Magang di Dinas Pariwisata Kota Medan Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2014


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan segala hal yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dlam bidang Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosoal dan Ilmu politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “KEBERADAAN PERTAMBANGAN TIMAH DI DAIRI (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)” yang berisi kajian etnografi yang didasarkan pada wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan penulis di lapangan.

Dalam Bab I penulis menjelaskan latarbelakang mengapa tertarik melakukan penelitian ini, juga terdapat tinjauan pustaka yang terdapat di dalamnya teori-teori untuk mempermudah penulisan skripsi ini, ada juga tiga rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan pertanyaan dalam penelitian, juga dalam bab ini terdapat tujuan dan manfaat penelitian serta menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan rangkuman pengalaman lapangan penelitian.

Dalam Bab II penulis menjelaskan gambaran umum letak lokasi penelitian berupa sejarah singkat Desa Sopokomil, mendepskripsikan Desa Sopokomil secara geografis, demografi, sosial dan kultural. Serta menjelaskan kependudukan masyarakat Desa Sopokomil. Selain itu penulis juga menjelaskan tentang prasarana yang digunakan oleh masyarakat sekitar.


(11)

Bab III penulis menjelaskan gambaran umum dari Perusahaan Dairi Prima Mineral berupa sejarah berdirinya dan letak Perusahaan Dairi Prima Mineral. Dalam bab ini juga dijelaskan kebijakan apa yang telah dilakukan oleh Perusahaan Dairi Prima Mineral kepada masyarakat dan lingkungan.dan juga menjelaskan tanggung jawab perusahaan kepada karyawan ataupun pegawainya serta menjelaskan hubungan antara masyarakat dengan Perusahaan Dairi Prima Mineral.

Bab IV Menjelaskan bagaimana pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai tambang Dairi prima Mineral. Bab ini juga menjelaskan bagaimana tanggapan masyarakat akan keberadaan tambang Dairi prima Mineral. Dan juga mengetahui apakah masyarakat menerima atau menolak dan bahkan bersifat netral menghadapi keberadaan tambang DPM tersebut.

Bab V menjelaskan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tambang baik itu dampak sosial budaya maupun dampak ekonomi masyarakat. Dan juga pengaruh keberadaan tambang terhadap kehidupan masyarakat sekitar dan juga menjelaskan masalah sosial masyarakat dan menjelaskan masalah pertanian masyarakat Desa Sopokomil.

Bab VI yang menjadi bagian penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan akan menjelaskan rangkuman dari keseluruhan isi skripsi dimulai dari Bab I hingga sampai Bab IV, setelah itu penulis memberikan sedikit saran untuk semua pembaca.

Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati


(12)

menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan selanjutnya serta sebagai bahan pembelajaran untuk tulisan-tulisan selanjutnya.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi para pembaca baik mahasiswa maupun masyarakat umum terutama bagi masyarakat yang mengerti sebuah lingkungan pertambangan.

Medan, Januari 2015 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS ...i

ABSTRAKSI ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP. ...vii

KATA PENGANTAR.... ... viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR FOTO...xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tinjauan Pustaka...8

1.3. Rumusan Masalah...23

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian...23

1.5. Metode Penelitian...21

1.5.1. Pendekatan dan jenis penelitian...24

1.5.2. Teknik Pengumpulan Data...25

1.5.3. Analisis Data...27

1.6. Lokasi Penelitian...28

1.7. Rangkuman PengalamanLapangan...28

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis...35

2.2. Kependudukan...37

2.3. Sarana fisik...44

2.3.1. Sarana Kesehatan ...44

2.3.2. Sarana Pendidikan ...45

2.3.3. Sarana Ibadah...45

2.3.4. Sarana Transportasi...45

2.3.5. Sarana Hiburan dan Komunikasi...46

2.3.6. Sarana Perdagangan...46

2.4 Kondisi Sosial Budaya...47

BAB III. DAIRI PRIMA MINERAL, KEBIJAKAN PT.DPM 3.1. Sejarah berdirinya PT.DPM (Dairi Prima Mineral)...52

3.2. Gambaran umum PT.DPM…...52

3.3. Kebijakan,Program Kegiatan PT.DPM...56

3.3.1. Kebijakan Terhadap Dampak Lingkungan...,...57

3.3.2. Sarana Dan Prasarana...59


(14)

3.3.2.2. Pembangunan Prasarana Jalan...60

3.3.3. Program Bantuan Terhadap Masyarakat (CSR)...61

BAB IV. TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP TAMBANG DPM 4.1. Pengetahuan Masyarakat Terhadap PT Dairi Prima Mineral...65

4.2. Tanggapan Masyarakat akan Keberadaan Tambang PT.DPM...71

4.2.1. Masyarakat yang Menerima Kehadiran PT.DPM...73

4.2.2. Masyarakat yang Menolak Kehadiran PT.DPM...78

4.2.3. Masyarakat yang bersifat netral terhadap kehadiran PT.DPM..86

BAB V. DAMPAK KEBERADAAN PT. DPM BAGI MASYARAKAT 5.1. Dampak Sosial Budaya Atas Keberadaan PT. DPM...91

5.2. Dampak Ekonomi Atas Keberadaan PT.DPM...94

5.2.1.Kesempatan Kerja...95

5.3.Perubahan Dan Konflik Pertanahan...100

5.4. Pengaruh PT.DPM Terhadap Sektor Pertanian Desa Sopokomil….101 5.4.1. Pertanian di Desa Sopokomil Sebelum Adanya Tambang…...101

5.4.2. Pertanian di Desa Sopokomil Setelah Adanya Tambang …….103

5.5. Bentuk Pergeseran Nilai Budaya ...105

5.5.1. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Pertanian...105

5.5.2. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Rumah Tangga .108 5.5.3. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Upacara... 111

5.5.4 Tolong Menolong dalam Peristiwa Kecelakaan, Bencana ...113

BAB VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan...118

6.2. Saran...123

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN:

DAFTAR INFORMAN

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA FOTO PENELITIAN


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Kabupaten Dairi ... 3

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Jumlah Penduduk Keseluruhan Menurut Jenis Kelamin ...37

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 38

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis atau Suku Bangsa ... 39

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 40

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Kategori Keluarga ... 41

Tabel 6 : Perubahan Yang Terjadi Pada Masyarakat Desa ... 117

DAFTAR FOTO Foto 1. Usaha Bengkel Di Desa Parongil ... ...95

Foto 2. Kedei/kios di Desa Sopokomil...96

Foto 3. kedai/kios di daerah Parongil...96

Foto 4. Tambal Ban Di Desa Sopokomil...97

Foto 5. Rumah Makan di Daerah Parongil...97


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu negara yang kaya dengan sumber daya alam. Sumber daya alam merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilang atau berkurangnya sumber daya tersebut akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia. Saat ini indonesia merupakan salah satu negara yang dilirik oleh banyak investor baik dari dalam maupun dari luar negeri yang memiliki perusahaan di bidang pertambangan. Hal ini tentunya diharapkan akan memberikan suatu dampak positif dari aspek devisa negara dan pendapatan asli daerah, karena keberadaan suatu pertambangan sangat membantu dalam pembangunan nasional dan daerah (Salim, Emile 1986).

Sumber Daya Alam juga merupakan sumber daya hayati yang menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaganya, karena sumber daya alam memiliki manfaat yang tidak lepas dari kebutuhan manusia. Salah satu contoh pepohonan yang menjadi sumber oksigen bumi ini dan contoh lainnya lahan tanah yang dapat dijadikan lahan pertanian untuk memenuhi pangan manusia. Terkait dengan itu, kegiatan pertambangan yang memiliki dua segi dampak yang berlawanan terhadap sumber daya alam dan hal ini menjadi suatu permasalahan yang perlu di jelaskan . Di satu sisi memiliki peran positif di sisi lain memiliki peran negatif sehingga perlu ditinjau lebih jauh. Maka dari itu perlu peninjauan atau penjelasan


(17)

lebih lanjut agar kegiatan pertambangan tetap dilaksanakan tanpa harus ada bagian atau pihak yang dirugikan.

Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah suatu keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dan untuk mencapai hal tersebut sutu daerah akan memerlukan dana dan sumber biaya yang tidak sepenuhnya dapat diperoleh dari pemerintah pusat. Setiap daerah memiliki sumber dana pembangunan tersendiri dan itu harus sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan seperti dalam hal pertambangan dan pembangunan. Hal ini lah yang membuat pemerintah memiliki suatu kebijakan dengan memproduksi peraturan yang memungkinkan para pemodal asing hadir dan dapat ijin untuk mengeksploitasi sumber daya alam di setiap daerah (Simon, 2004).

Suatu pertambangan merupakan suatu industri dasar tanpa daur ulang, oleh karena itu dalam mengusahakan suatu pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu keterbatasan baik dalam lokasi, jumlah, maupun kualitas materinya. keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan meningkatkan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup. dengan demikian dalam mengelola sumber daya alam diperlukan penerapan sistem pertambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun economis, agar perolehannya dapat maksimal dan optimal (Ahyani 2001).


(18)

Suatu industri pertambangan dilakukan karena dianggap dapat memberikan pendapatan asli daerah yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan negara, dan juga membuka kesempatan kerja pada masyarakat lokal maupun masyarakat diluar area pertambangan. industri pertambangan juga dinilai dapat mendatangkan devisa dan juga rawan terhadap perusakan lingkungan. Industri berkembang menjadi fokus pembangunan dimana industri secara defenitif adalah suatu kondisi masyarakat yang memiliki titik perhatian pada kegiatan produksi secara besar-besaran, perkembangan industri dipengaruhi oleh aspek sejarah seperti revolusi di inggris hingga pada gejala konsumtif pada masyarakat. Secara langsung maupun tidak langsung industri berdampak pada kondisi sosial masyarakat sekitar wilayah industri salah satunya adalah perubahan sosial masyarakat

Kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan juga berdampak besar bagi kelestarian lingkungan. Pengaruh kegiatan pertambangan ini mempunyai dampak yang signifikan terutama pada pencemaran air permukaan dan air tanah (Arif, 2007). Banyak perusahaan yang tidak menyadari bahwa masyarakat yang berada pada daerah Perusahaan itu sendiri merupakan bagian dari lingkungan yang sangat mempengaruhi kelangsungannya. Hubungan yang kurang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar atau lingkungannya akan berpotensi menimbulkan suatu konflik. Keberadaan suatu masyarakat lokal kini menjadi kuat dan cenderung memiliki keberanian memperjuangkan hak-haknya bahkan menuntut di luar kewajaran dan kemampuan perusahaan sehingga banyak


(19)

perusahaan yang terancam angkat kaki karena besarnya tekanan dari masyarakat lokal (Sitorus, 2001).

Kontribusi perusahaan tambang pada pembangunan daerah dan masyarakat sekitar baik melalui pemberdayaan masyarakat maupun program pembangunan lainnya belum merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng, 2004). Sebenarnya suatu keberadaan perusahaan dapat memberikan dampak sosial-ekonomi secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat lokal. Beberapa dampak langsung perusahaan adalah kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, program bantuan pembinaan. Dan dampak tidak langsung dari perusahaan adalah seperti pembukaan atau perbaikan jalan dan transportasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pertambangan merupakan suatu kegiatan teknologi, bisnis yang berkaitan dengan industri penambangan mulai dari ekplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran. Dampak yang hadir dalam perusahaan tambang dari berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi maupun lingkungannya. Dampak lain yang terjadi dalam struktur sosial adalah menimbulkan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang bersifat negatif seperti perjudian, kebiasaan minum-minuman keras, pelacuran, dan pola konsumtif dari maasyarakat lokal. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun mengikat kontrak kerja pada perusahaan.


(20)

Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan pertambangan timah di Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi. Dengan Adanya suatu rencana tambang tersebut telah mengundang perhatian masyarakat dan hal ini yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Sebagian dari kalangan masyarakat setempat, jemaat gereja, masyarakat adat, dan aktivis lingkungan menolak kehadiran perusahaan itu karena di khawatirkan akan berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan seperti merusak lingkungan yang merugikan masyarakat setempat. Sebaliknya ada di tingkatan pemerintahan mulai dari pemerintahan daerah seperti kepala desa hingga pemerintahan pusat mendukung adanya tambang dengan alasan akan membawa dampak positif bagi masyarakat lokal seperti menambah pendapatan daerah dan devisa Negara, dan ada juga masyarakat yang tidak mau memberikan tanggapan mengenai keberadaan tambang tersebut.

Penelitian ini juga mengkaji bagaimana hubungan masyarakat dengan perusahaan tambang. Karena dalam pertambangan peran masyarakat setempat sangat penting. Misalnya dalam hal kepemilikan tanah, karyawan atau rekrutmen pekerja perusahaan harus mengetahui kemauan masyarakat lokal karena Hal ini yang menjadi suatu yang membawa kebaikan bagi perusahaan, sebaliknya jika hubungan antara perusahaan tambang dengan masyarakat tidak dijaga kemungkinan ada suatu konflik, misalnya kekerasan, kebakaran dan sebagainya.

Pertambangan timah hitam dan seng PT Dairi Prima Mineral (DPM) yang berada di kawasan hutan lindung sekitar 37 hektar di Dusun Sopokomil, Kecamatan Silima Punggapungga, Kabupaten Dairi Sumatera Utara (Sumut) telah


(21)

merampungkan tahap eksplorasinya di daerah prospek tambang tersebut. Berikutnya, perusahaan patungan Herald Resources asal Australia (80%) dan BUMN Aneka Tambang (20%), itu akan melakukan penambangan (eksplotasi) bijih seng dan timah hitam. 1

Kegiatan pertambangan juga sering kali kita dengar di lingkungan masyarakat sebagai kegiatan yang mengarah ke arah perusakan lingkungan. Masyarakat pun terlihat terbelah karena adanya perusahaan tambang yang hendak melaksanakan kegiatan tambang terlebih masyarakat yang berdomisili di sekitar lahan tambang tersebut. Ada pertanyaan mengenai rencana kegiatan tambang itu yang membuat masyarakat menjadi terbelah di antaranya bagaimana dampak

Lokasi tambang itu sekitar 500 meter dari kamp para penambang. Area tambang itu masih memiliki penutup lahan berupa hutan dengan kemiringan lereng hampir mencapai 90 derajat. Kondisi hutan lebat dan topografi bergunung dengan kemiringan lereng terjal, sedikitnya membutuhkan waktu tempuh 1,5 jam dari kamp ke lokasi tambang tersebut. Sedangkan kamp tersebut sedikitnya membutuhkan waktu tempuh dua jam jalan kaki dari pemukiman penduduk desa Longkotan. Jalan dari pemukiman desa Longkotan ke kamp itu berliku dan menanjak dengan kemiringan lereng mulai dari 45 derajat hingga 70 derajat. Di kiri jalan pada bagian lembah terlihat hamparan sawah dan di kanan jalan terlihat kebun kopi dan sebagian kecil kelapa sawit. Kamp penambang pun berada di area yang dikelilingi kebun masyarakat yang ditanami pohon kulit manis dan tanaman-tanaman keras lainnya seperti jengkol dan petai dan durian.

1

Sumber: Kontroversi Kehadiran Perusahaan Tambang Dairi Prima Mineral November 5, 2007 in Buruh/Perusahaan, Lingkungan


(22)

negatif yang ditimbulkan dari rencana kegiatan eksploitasi lingkungan tersebut? Namun di sisi lain rencana kegiatan eksploitasi sumber daya alam itu menimbulkan pertanyaan yang berdampak positif juga di antaranya apakah manfaat eksploitasi lingkungan yang menjadi suatu bahan kebutuhan manusia? Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi dalam kegiatan pertambangan sehingga dapat tetap memenuhi kebutuhan manusia tanpa harus merugikan manusia terlebih sumber daya alam. Contoh terlihat pada pertambangan yang berada di samarinda, bahwa karena kegiatan tambang terjadi aksi demonstrasi warga. Aksi tersebut adalah suatu protes karena aktifitas tambang yang mengganggu dan tidak adanya tanggung jawab perusahaan terhadap warga sekitar. aktifitas tambang batu bara tersebut dianggap merugikan masyarakat setempat. Contoh lain adalah berdirinya PT Inalum karena adanya perusahaan tersebut para nelayan merasa kerugian karena sumber penangkapan ikan yang bagus telah dibuat menjadi pelabuhan PT Inalum. Hal inilah yang membuat masyarakat sekitar perusahaan menjadi terbelah karena perbedaan pendapat.

Ketertarikan saya untuk melakukan penelitian di sekitar daerah tambang timah tepatnya di Desa Sopokomil Kecamatan Silimapunggapungga dilatar belakangi karena banyak tanggapan mengenai adanya pertambangan tersebut seperti perbedaan pendapat mengenai keberadaan tambang tersebut misalnya dari satu pihak menerima adanya tambang di pihak lain ada yang menolak dan ada juga yang netral, dan juga perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat semenjak adanya tambang tersebut.


(23)

1.2. Tinjauan Pustaka

Tanggapan diartikan sebagai tingkah laku atau sifat yang berwujud balik sebelum yang mendetail, penilaian, pengaruh ataupun penolakan, suka atau tidak suka pemanfaatan pada fenomena tersebut (sarwono, 2002:44). Menurut Louis Thursone tanggapan merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka pada pemahaman yang mendetail terhadap ide-ide suatu hal yang khusus. tanggapan pada prosesnya di dahalui sikap seseorang karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku dalam menghadapi suatu masalah tertentu.melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana tanggapan mereka terhadap kondisi tertentu. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa suatu sikap dapat melalui:

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan (Louis dalam sarwono, 2002)

Respons dapat diartikan sebagai suatu tanggapan, reaksi dan jawaban. Marbun dalam Kamus Politik, menyatakan bahwa respons adalah tanggapan, reaksi dan jawaban, sedangkan reaksi adalah kegiatan berupa aksi, protes dan sebagainya, yang timbul akibat suatu gejala atau peristiwa dan tanggapan terhadap suatu aksi. Dalam berkomunikasi dengan dunia luar, orang menggunakan ke lima inderanya untuk menerima tanda-tanda dan pesan-pesan. Cara orang menerima dengan indera dan respons yang ditimbulkan berbeda-beda karena respons


(24)

(persepsi, sikap dan perilaku) dibentuk oleh budaya. Soerjono Soekanto, menyebut kata respons dengan kata response yaitu perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku sebelumnya. Ia mendefinisikan respons seperti dalam kutipan berikut ini;“interaksi dengan perorangan atau kelompok masyarakat, terlihat dari adanya aksi dan reaksi serta mengandung rangsangan dan respon”

Soerjono Soekanto (1975: 58-60).

Sedangkan menurut Young respons adalah tanggapan seseorang terhadap stimulus yang dihadapinya, yang terjadi setelah memberikan persepsi terhadapnya. Persepsi menunjukkan adanya aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek-objek baik fisik maupun sosial. Faktor interpretasi meliputi cara-cara dimana organisme sebagai suatu kesatuan yang aktif dan dinamis mengorganisasikan persepsinya . disamping itu meliputi pengalaman masa lalunya pula.

Respons terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognisi (pengetahuan), komponen afeksi (sikap) dan komponen psikomotorik (tindakan). Pengetahuan berhubungan dengan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya serta bagaimana dengan kesadaran itu ia bereaksi terhadap lingkungannya. 2

2

Sumber :

Setiap perilaku sadar yang dilakukan oleh manusia didahului oleh proses pengetahuan yang memberi arah terhadap perilaku. Setelah seseorang mendapatkan pengetahuan maka yang terjadi adalah seseorang tadi akan menentukan sikap. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi


(25)

dan nilai. Sikap seseorang timbul dari adanya pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir, namun merupakan hasil dari belajar seseorang terhadap objek atau lingkungan sekitarnya. Sikap bersifat evaluatif yang mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Komponen yang terakhir adalah komponen psikomotorik atau secara sosiologis disebut dengan tindakan. Jones dan Davis mendefinisikan tindakan sebagai keseluruhan respons (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai efek terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu tujuan agar kebutuhan tersebut terpenuhi. 3

3

Sumber: (Arisandi.com/pengertian-perilaku/11 februari 2012).

Respons merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut.

Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok. Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut. Respons ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai oleh tindakan individu akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif yaitu rangsangan yang tidak disertai oleh tindakan. Respons adalah kepribadian seseorang yang diwujudkan dalam perbuatan nyata, pendapat, pendirian, keyakinan dalam menghadapi rangsangan. Agus Salim mengungkapkan bahwa tindakan manusia merupakan suatu jawaban (respons) atas serangkaian rangsangan (stimulans) yang berasal dari luar akal perilakunya.


(26)

Kebudayaan merupakan perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang mereka hadapi dalam proses penyesuaian(adaptasi) secara aktif dalam lingkungannya.setiap masyarakat tanpa terkecuali akan menanggapi tantangan yang mereka hadapi dengan pengembangan penemuan dan rekayasa kearah pembangunan. Pesat tidaknya suatu perkembangan kebudayaan, tergaantung pada kemampuan masyarakat memahamitantangan dan menanggapinya dengan kreativitas mereka (S,Budhisantoso, 1997:137).

Kuatnya pengaruh kebudayaan daerah menyebabkan perbedaan tingkat kesiapan masyarakat setempat untuk bersaing memperebutkan peluang yang terbuka dalam suatu pembangunan didaerah masing-masing. Perbedaan kebudayaan sebagai kerangka acuan dalam menanggapi suatu tantangan industrialisasi yang terbawa serta dalam pembangunan, telah menyebabkan perbedaan keberhasilan masyarakat didaerah dalam memanfaatkan peluang yang terbuka (S,Budhisantoso, 1997:135).

Kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik dalam proses modernisasi itu tidak bisa diatasi hanya dengan memperbesar alokasi dana pembangunan ataupun pendidikan keterampilan atau keahlian kerja, melainkan harus diimbangi dengan pendidikan budaya yaag dapat membentuk sikap mental yang diperlukan. kebanyakan masyarakat indonesia belum menyadari bahwa lingkungan hidup tempat mereka bermukimdan mengembangkan kehidupan sosial telah mengalami perubahan yang amat besar dan pesat. Mereka tidak memahami betapa penerapan teknologi maju untuk mengola sumber daya alam sekitarnyatelah mengganggu keseimbangan lingkungan (S,Budhisantoso, 1997:135-136).


(27)

Sering terjadi perselisihan antara masyarakat yang tinggal di tempat indutri tambang dengan pengusaha tambang dengan adanya suatu industri pertambangan karena itu akan membuat suatu prubahan yang maksimal terhadap masyarakat lokal. Sesuatu yang penting dalam merubah struktur sosial ekonomi yang kokoh dan seimbang antara pertanian dan industri dibutuhkan usaha jangka panjang dan ini disebut sebagai pembinaan industri. Dengan adanya pembinaan ini maka keberadaan industri dilingkungan pemukiman akan mendapatkan ataupun mengalami dampak atau perubahan pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

Dalam penerapan kebijakan masyarakat hanya sebagai pihak yang menerima bukan sebagai pelaksana, sehingga kebijakan kurang dipahami dan kurang dapat diterima masyarakat. Masyarakat pedesaan pada umumnya tidak memahami apa tujuan yang ingin dicapai dari program yang dilaksanakan, sehingga masyarakat seringkali kurang merespon atau menelaah secara tidak langsung kebijakan itu (Rahardjo Adisasmita, 2006:33).

Masyarakat lokal tidak hanya sebagai penonton, tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan menikmati hasil pembangunan. Partisipasi anggota masyarakat merupakan suatu keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan yang meliputi kegiatan pelaksanaan program pembangunan yang dikerjakan masyarakat lokal. Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam suatu pembangunan merupakan aktualisasi dari kepedulian kesediaan, dan kemauaan dari masyarakat untuk berkorban dan


(28)

berkontribusi terhadap implementasi program-program yang dilaksanakan di daerahnya (Rahardjo Adisasmita, 2006:25).

Rahardjo Adisasmita, membagi Tiga aspek esensial yang terabaikan dalam implementasi dan pelembagaan dari konsep pembangunan pedesaan,yakni:

1. Preferensi (kepentingan)masyarakat, banyak program pembangunan disusun dengan tidak memperlihatkan kebutuhan dan kehendak masyarakat setempat secara luas.

2. Lingkungan sosial dan budaya, tanpa disadari program pembangunan yang dilaksanaakan ternyata tidak serasi dan bahkan bertentangan dengan nilai budaya tradisional.

3. Kehidupan sosial dan budaya, semata-mata lebih menekankan pada aspek fisik dan ekonomi sehingga program pembangunan ternyata banyak diantaranya telah menimbulkan dampak negatf sehingga merusak ekologi lingkungan.

Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa dilepaskan dengan alam dan lingkungannya. Kedua variabel ini saling terkait satu sama lainnya. Manusia tidak bisa hidup tanpa alam di sekelilingnya. Lingkungan alam fisik adalah salah satu fakor utama bagi manusia untuk dapat memepertahankan hidupnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal, dengan akal yang dimiliknya inilah manusia mampu mengolah alam di sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Manusia dengan sikap yang berlebihan terhadap pemanfaatan alam akan mangakibatkan terjadinya kerusakan di alam. Kebutuhan manusia untuk tetap


(29)

melanjutkan kehidupan menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan nilai produktivitas atau nilai guna yang dimiliki alam hingga akhirnya alam sendiri tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kondisi seperti inilah yang nantinya akan menimbulkan permasalahan serius terhadap kondisi alam.

Manusia juga merupakan makhluk yang bertindak didasarkan atas kebudayaan yang dimilikinya, kerena kebudayaan yang dimilikinya merupakan sebuah pedoman yang dijadikannya untuk berpikir dan berperilaku. Kebudayaan dengan manusia tidak bisa dilepaskan, karena keduanya saling terkait. Tidak ada manusia tanpa kebudayaan dan tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya manusia.

Selain itu yang penting lagi adalah lingkungan. Lingkungan adalah tempat manusia hidup yang juga tidak bisa dilepaskan dari manusia. Menusia membutuhkan alam yang memiliki nilai guna yang akan dimanfaatkan oleh manusia untuk mempertahankan hidupnya. Manusia akan mengolah alam untuk mencukupi kebutuhannya. Dalam mengolah lingkungan inilah manusia menggunakan kebudayaannya untuk memilih bagaimana cara atau strategi yang digunakan oleh manusia untuk dapat memanfaatkan alam sehingga kehidupannya tetap berlanjut. Kebudayaan yang dijadikan pedoman oleh manusia dalam bertindak akan membantu manusia mengubah alam menjadi lingkungan yang mampu menghasilkan apa yang dibutuhkannya

Manusia hidup dilingkungan sekitarnya seperti lahan air, tumbuhan .energi,binatang, dan atmosfer yang menyediakan sesuatunya untuk bertahan hidup.penggunaan SDA secara bijaksana bukanlah suatu ide baru tetapi sekarang,


(30)

lebih dari sebelumnya, hal ini untuk menjadi tujuan kita bersama, mengelola SDA kita untuk masa yang akan datang dan masa kini harus menjadi prioritas kita bersama.

Sumber Daya Alamkenyataannya merupakan segala sesuatu uang ada dilingkungan kita dapat dianggap sebagai sumber daya alam.batu bisa dibuat sebagaib penimbun jalan, buat bagunan , dan dijadikan untuk bahan patung. Angin, air terjun, air, serangga, dll itu dianggap sebagai sumber daya alam.Sumber daya alam yang senantiasa dapat digunakan manusia adalah sumber daya yang tidak pernah habis.sumber daya tersebut memperbaharui diri sendiri secara terus menerus. Hal ini bukan berarti sumber daya tersebut tidak terbatas dan juga berarti pemakaian yang salahtidak dapat memusnahkan sumber daya tersebut tentu saja tidak.sebagai contoh pemakaian air.

Sumberdaya yang dapat diganti oleh usaha manusia adalah sumber daya yang dapat diperbaharui.sebagi contoh hutan kita lebih banyak menggunakan kayu dari pada yang lalu.maksudnya lebih banyak menggunakan kayu sekarang daripada sebelumnya.Sumber daya yang habis dipakai maksudnya adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sebagai contoh minyak bumi,sehingga kita sering mendengar krisis energi.contoh lainnya adalah mineral.

Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha terencanayang dilakukan secara sadar aoleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah suatu keadaan yang kuang baik menjadi lebih baik. Pembangunan daerah dilaksanakan dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan sekaligus meningkatkan


(31)

kesejahteraan penduduk. Pembangunan dapat didefenisikan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan dan diupayakan dan lilaksanakan oleh pemerintah, badab- badan lembaga internasional,nasioanal, dan lokal,yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan,program, atau proyek, yang secara terencana merubah cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau hidup sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut (Parsudi Suparlan, 1997:61).

Pembangunan berkelanjutan (Emil salim,1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia . pembangunan berkelanjutan pada dasarnya diarahkan pada suatu pemeretaan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan suatu bentuk mengamankan planet bumitempat kita hidup dalam upaya memperbaiki kualitas hidupdan mensejahterahkan umat manusia tanpa merusak modal tempat bumi kita berpijak.

Tiga dimensi pembangunan berkelanjutan (haeruman js,herman 2010)

1. Ekonnomi, ini dilihat dari pendapatan maksimum dan memelihara atau meningkatkan suatu modal.

2. Ekologis, pemeliharaan daya tahan dan kekuatan sistem biologis ,fisik. 3. Sosial-budaya, pemeliharaan suatu kemantapan sistem sosial dan budaya.

Dalam hal pembangunan harus diperhatikan suatu ketepatan waktu dan keterlanjuran. Disini diperlukan suatu kelincahan untuk menganalisa proses perubahan yang sedang terjadi agar mencapai bagian tertentu yang perlu disentuh


(32)

pada waktu yang tepat sehingga bergerak kearah yang menguntungkuan. Pola pikir ini tidaklah lazim karena berlaku dalam perubahan ekologi yang gtidak dap[at dipulihkan atau dikembalikan (Robert Chammers, 1932:202).

Industri merupakan semua perubahan atau semua usaha yang melakukan kegiatan meubah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi yang kurang nialainya menjadi barang jadi yang lebih tinggi nilainya (Sandy, 1985). Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, ppenambangan(penggalian), pengolahan, pemanfaatandan penjualan bahan galian (mineral,batubara,panas bumi,migas).

paradigma baru dalam kegiatan industri pertambangan adalah mengacu pada konsep pertambangan yang berwawasanlingkungan dan berkelanjutan, antara lain Penyelidikan umum (prospecting), Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci, Study kelayakan (tehnik, ekonomik, lingkungan), Persiapan produksi, Penambangan (pembongkaran,pemuatan, pengangkutan,penimbunan), Reklamasi dan pengelolaan lingkungan, Pengolahan (mineral dresing), Pemurnian(mitalurgi ekstraksi), Pemasaran, Corporate sosial responsibility (CSR), pengakhiran tambang(mine closure).

Ilmu pertambangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good mining practice). Pertambangan juga merupakan suatu kegiatan, tekonologi,dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan yang dimulai dariprospeksi, eksplorasi,


(33)

evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran.

Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian pengolahan dan pengusahaan mineral atau batu bara melalui penyelidikan umum, eksplorasi study kelayakan konstruksi, penambangan, pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.dalam pertambangan juga terdapat mineral.

Mineral adalahsenyawa onorganik yang terbentuk di alam yang memiliki sifat fisik dan kimiatertentu serta tersusun kristalteratur atau gabungannya yang berbentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. 4

Secara teoritis usaha pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Para pekerja tambang selayaknya bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Salah satu bentuknya dengan cara memperkerjakan masyarakat sekitar dalam usaha tambang sekitar, sehingga membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Pengusahaan pertambangan tidak saja potensial merusak lingkungan fisik, tetapi juga potensial untuk menciptakan kesenjangan ekonomi

Pertambangan mineral adalah pertambangan berupa bijih atau batuan di luar panas bumiminyak dan gas bumi serta air tanah. Usaha pertambangan merupakan kegiatan dalam usaha mineral yang meliputi tahapan penyelidikan umum. Izin usaha pertambangan merupakan suatu izin untuk melakukan suatu pertambangan yang disebut IUP.

4


(34)

dan sosial.dalam pengusahaan tambang juga diperlukan sumber daya manusia dengan tingkat pendidikan tinggi dan pola hidup mewah. Dalam suatu pengusahaan pertambangan suatu kemampuan masyarakat yang berpendidikan rendah dan hidupnya masih sangat sederhana akan mengakibatkan masyarakat itu sendri tidak dapat berpartisipasi sehingga akan terlihat perbedaan ekonomi dan status sosial antara pendatanf dengan masyarakat lokal. Bahkan dalam hal ini kesenjangan yang mengarah dalam kecemburuan sosial sering memicu kerusuhan dan kriminal. (Manan &Salen, 2004).

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

Dampak (impact) merupakan akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan.Dampak dari kegiatan pembangunan ini muncul karena adanya pihak yang diuntungkan dan pihak yang dirugikan maka penilaian dampak sosial ekonomi juga perlu mengacu kepada mereka yang diuntungkan maupun yang dirugikan dari kegiatan pembangunan karena dampak dari suatu pembangunan itu adalah sebagai akibat faktor enternalitas, maka penelitian terhadap ekternalitas juga sangat penting (Soekarwati, 1995:140).


(35)

Dampak sosial ekonomi dapat dikategorikan kedalam kelompok real impact dan special impact. Real impact merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari sebuah proyek, prakontruksi, kontruksi, operasi, dan pasca operasi, misalnya migrasi penduduk,kebisingan atau polusi udara.special impact merupakan suatu dampak yang timbul dari persepsi masyarakatterhadap resiko dari adanya proyek. Dampak dari sosial ekonomi pada penelitian ini dikaji melalui peluamg berusaha, peningkatan pendapatan, perubahan mata pencaharian, perubhan perilaku masyarakat, kejadian konflik serta migrasi. (Homenauck, 1988).

Dampak pada kondisi fisik meliputi pencemaran air yang diakibatkan kontaminasi dengan limbah hasil sisa dari kegiatan pertambangan, pencemaran udara karena tercemar oleh gas hasil buangan dari kegiatan pertambangan, maupun polusi suara karena kegiatan pertambangan seperti truk pengangkut barang tambang. Dampak kondisi fisik merupakan dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktifitas pertambangan pada kondisi pencemaran air, udara, polusi suara, kerusakan jalan dan pembukaan hutan disekitar wilayah pertambangan (Pertiwi, 2011).

Dampak dapat dilihat dari beberapa sudut, ada dampak yang terjadi secara tidak terencana melalui invention dan peminjaman kultural, sehingga menimbulkan apa yang disebut perunahan sosial-kultural, dan ada pula dampak sengaja dirancang melalui program pembangunan yang secara teknis disebut dengan planned social-cultural change (Arensberg &Nieholf, 1964). Dari sudut subtansi dampak bisa dibagi antaralain dalam bidng peralatan dan teknologi,


(36)

infrastrukturdan komunikasi, penduduk pendatang, barang-barang manufaktur, gaya hidup, dan nilai kultural baru (Amri Marzali, 2012:144).

Dampak yang hadir dalam perusahaan tambang dari berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi maupun lingkungannya. Dampak lain yang terjadi dalam struktur sosial adalah menimbulkan perilaku atau kebiasaan masyarakat yang bersifat negatif seperti perjudian, kebiasaan minum-minuman keras, pembunuhan, pelacuran, dan polakonsumtif dari maasyarakat lokal. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh,karyawan ataupun menikat kontrak kerja pada perusahaan (Amri Marzali, 2012:149).

Dalam suatu dampak pasti akan ada suatu perubahan yang besar, dan untuk mempelajari perubahan dalam masyarakat perlu diketahui sebab-sebab terjadinya perunahan itu sendiri. Emile durkheim melihat perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor ekologis dan demografis yang mengubah kondisi masyarakat dari tradisional yang di ikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh soliaritas mekanistik. Sementara itu maxweber melihat suatu perubahan terjadi dalam masyarakat akibat dari pergeseran nilai yang dijadikan orientasi kehidupan masyarakat.perubahan sosial manusia mempengaruhi juga perilaku moral manusia itu sendiri.

Pada umumnya Perubahan material dan sosial yang telah terjadi percepatan perubahan yang berlangsung pesatdalam masyarakat telah melakukan renegosiasi dalam hubungannya dengan hutan dan dengan alam. Dan cara orang


(37)

merumuskan hubungannya dengan alam bergantung pada cara mereka menggunakannya, mengubahnya, dan bagaimana melalui tindakan mereka itu,dan bisa menggali pengetahan dari berbagai bagian tentang alam (li, 1999).

Penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru pertentangan dari masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar , peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Soekanto, 1990).

1.3. Rumusan Masalah

Tambang Timah yang tepatnya di Desa Sopokomil yang terletak di Kabupaten Dairi merupakan salah satu desa yang masih kurang berkembang atau jauh ketinggalan dibandingkan desa lain.berdasarkan latar belakang yang ada maka permasalahan dirumuskan untuk meneliti tanggapan masyarakat desa sopokomil akan keberadaan pertambangan di desa sopokomil parongil, diantaranya:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang DPM?

2. Mengidentifikasi tanggapan masyarakat mengenai adanya DPM 3. Bagaimana dampak dari keberadaan tambang terhadap masyarakat?


(38)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk respon masyarakat dan bentuk perubahan kehidupan sosial-ekonomi dan dampak dari keberadaan pertambangan timah di Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga. Sedangkan manfaat akademis nya adalah untuk menambah wawasan keilmuan khususnya ilmu antropology di dalam memahami suatu perubahan kehidupan masyarakat di Desa Sopokomil.dan ini juga dapat memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan pembangunan yang akhirnya bisa membentuk berbagai aspek kehidupan warga khususnya masyarakat desa yang masih tertinggal.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Pendekatan dan jenis penelitian

Mengingat masalah penelitian ini mengenai bagaimana taggapan masyarakat terhadap kehadiran tambang PT.Dairi Prima Mineral, maka penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu data akan menjelaskan atau menggambarkan makna serta proses-proses suatu fenomena atau gejala sosial suatu masyarakat yang diteliti (Koentjaraningrat, 1981: 3)

Menurut Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian , misalnya perilaku, motivasi, persepsi dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode kualitatif, yaitu berupa pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan.


(39)

Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan di akhiri dengan penulisan laporan penelitian. peneliti akan mengumpulkan data sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa khasus yang akan di analisa dan dikonsultasikan dengan bantuan informan kunci. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang merupakan studi yang mengekplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa, aktivitas, kelompok ataupun individu.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sopokomil Parongil Kabupaten Dairi karena desa tersebut jaraknya relatif paling dekat dengan lokasi tambang sehingga dampak-dampak yang dikeluarkan kemungkinan besar yang terkena adalah penduduk desa sekitar.

1.5.2. Teknik pengumpulan data

a. Data primer

Data primer adalah salah satu data yang diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan dan wawancara lapangan.

1. Obsevasi adalah salah satu tindakan untuk meneliti gejala atau peristiwa,tindakan secara cermat dan langsung kelapangan atau lokasi penelitian. Observasi dilakukan dengan mengamati aktifitas- aktifitas,gejala-gejala masyarakat dilokasi penelitian. Metode observasi ini dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas yang terjadi di masyarakat desa sopokomil yang dapat diamati dan dapat membantu peneliti dalam mencari jawaban atas


(40)

rumusan masalah penelitian (Suparlan, 1986: 6). Dalam metode observasi ini, peneliti berada dilokasi penelitian untuk melihat dan mengamati bagaimana respon masyarakat dan juga dampak dari keberadaan tambang PT.Dairi Prima Mineral serta menuliskan hasil pengamatan yang diperoleh dari lapangan dalam sebuah catatan lapangan (fieldnote).

2. Wawancara dibuat melalui wawancara mendalam yang merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif dan suatu wawancara ini harus ada informan informan terbagi atas tiga jenis yaitu informan kunci, informan pangkal dan informan biasa. informan kunci adalah orang yang mengetahui secara luas tentang masalah yang sedang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, Tokoh Agama, dan informan pangkal adalah ada pengurus dari Lembaga Swadaya Masyarakat, dan juga pengurus dari gereja. sedangkan yang menjadi informan biasa adalah seperti kelompok tani yang merupakan masyarakat sekitar dan memiliki lahan pertanian disekitar pertambangan, serta beberapa masyarakat setempat yang ada di Desa Sopokomil.

3. Pengembangan raport

Peneliti berusaha membangun raport yang baik dengan informan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitiaan, serta untuk membuat informan menjadi lebih nyaman dan mudah


(41)

terbuka atas jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian yang akan ditanyakan.

b. Data sekunder

data sekunder adalah data yang bersifat tidak langsung. akan tetapi memiliki keterkaitan fungsi dengan salah satu aspek pendukung bagi suatu penelitian data sekunder berupa sumber-sumber atau refrensi tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti tulisan di internet dan juga tulisan di dalam buku.

1.5.3. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses pengaturan data yang di organisasikan dalam suatu bentuk atau kategori (Maleong, 2000). Data yang diperoleh dari lapangan akan peneliti analisis secara kualitatif. Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengelompokan data kedalam kategori-kategori tertentu dan mencari hubungan-hubungan data tersebut. Proses analisi data ini diawali dengan mengumpulkan data-data dari lapangan baik berupa hasil dari observasi maupun wawancara serta data-data yang diperoleh dari study kepustakaan yang menggambarkan kehidupan masyarakat Desa Sopokomil dengan respon masyarakat terhadap keberadaan tambang PT.DPM. kemudian peneliti mengategorikan data tersebut berdasarkan kategori-kategori yang terkandung dalam data tersebut. Kemudian hasil analisis tersebut dipaparkan dalam laporan hasil penelitian berupa skripsi.


(42)

Penelitian ini dilakukan di Desa Sopokomil Parongil Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi. Hal ini di dasari karena adanya pembangunan industri atau keberadaan tambang PT.DPM yang selama ini diyakini bisa menyebabkan berbagai perubahan pada aspek kehidupan masyarakat Desa Sopokomil. Selain itu dari segi jarak juga Desa Sopokomil ini lebih dekat ke area pertambangan dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan nanti sangat besar bagi masyarakat desa, misalnya seperti pencemaran lingkungan.

1.7. Rangkuman Pengalaman Lapangan

Pada hari pertama (2 November 2014, pukul 10.30 WIB) peneliti mulai kelapangan dengan mengunjungi Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi. Awalnya peneliti sangat ragu-ragu dan merasa kuatir apakah nantinya masyarakat sekitar memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di desa sekitarnya. Sebelum sampai di Desa Sopokomil peneliti berencana untuk melakukan pendekatan dengan Kepala Desa Sopokomil terlebih dahulu. Untuk mempermudah pendekatan kepada Kepala Desa peneliti menggunakan bahasa sehari-hari masyarakat Desa Sopokomil, kebetulan peneliti bisa berbahasa batak toba. Setelah itu peneliti mulai berani mengungkapkan kata- kata untuk memperkenalkan diri.

Peneliti merasa nyaman saat berbicara dengan Kepala Desa tersebut karena beliau sangat sopan ramah dan baik dan menerima peneliti sebagai tamu dengan senang. Hal inilah yang semakin membuka jalan untuk peneliti


(43)

memberanikan diri memberitahu maksud dan tujuan peneliti yang sebenarnya. Pagi itu hanya ada Bapak Kepala Desa dan istrinya di rumah. Awalnya peneliti sudah berkeliling mencari kantor kepala desa dan sebelum itu menanyakan kepada seorang Bapak dimana kantor kepala desa. Setelah itu peneliti pergi ke kantor kepala desa yang sudah ditunjukkan Bapak tadi. Dengan menemukan kantor kepala desa yang kosong dan tidak ada penghuni atau penjaganya peneliti langsung balik arah dan menanyakan kepada seorang Bidan Desa Sopokomil dimana rumah kepala desa. Karena sebelumnya peneliti berkenalan dengan bidan desa tersebut, peneliti dan bidan tersebut merasa nyaman saat komunikasi setelah itu peneliti bertanya langsung mengenai rumah kepala desa sopokomil. Secara langsung beliau langsung menghubungi kepala desa dan memberi tahu ada yang mau bertemu sama kepala desa tersebut. Dan peneliti disuruh datang kerumah dengan menunjukkan rumah yang berjarak 100 meter dari rumah bidan tersebut. Dengan senangnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada bidan tersebut. Setelah sampai dirumah kepala desa peneliti memberanikan diri untuk memberitahu maksud dan tujuan sipeneliti. Dengan senang hati Bapak kepala desa memberikan izin untuk melakukan penelitian.

Hampir 3 jam peneliti ngobrol dengan Kepala Desa, dengan sadar dan senang hati peneliti pergi kewarung kecil untuk membeli sebungkus rokok kepada Bapak Kepala Desa dengan tujuan peneliti ingin melakukan pengembangan raport yang baik dengan beliau. Sebelumnya beliau sudah menyediakan minum bagi peneliti dan menawarkannya kepada peneliti untuk diminum. Jujur saja awal bertemu kepala desanya peneliti sangat kwatir dan takut sekali berbicara


(44)

dengannya karena melihat wajahmya yang agak cuek dan suaranya yang besar saat peneliti sapa sepeti membentak peneliti. Dengan berjalannya waktu peneliti akhirnya nyaman berbicara dengan beliau. Beliau bercerita bahwa belia baru diangkat sebagai kepala desa karna sebelumnya dia sebagai sekdes dan kepala desa sebelumnya habis masa jabatan. Beliau bercerita bahwa kepala desa sebelumnya sangat sombong dan galak. Bahkan setelah msa jabatannya habis hanya stempel aja yang diberikan kepada beliau selainnya masih dirumah kepala desa sebelumnya.

Sebelumnya peneliti ingin memperkenalkan Sekdes yang di angkat sebagai kepala desa, beliau bernama Jaferson sitorus memiliki satu istri dan satu anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Beliau masih muda. Kepala Desa sebelumnya marga simbolon. Jam terus berputar sehingga sudah menandakan hari itu sudah agak sore peneliti memutuskan untuk memulai penelitiannya diesok harinya. Berhubung juga karena kepala desanya mempunyai kerjaan pada sore itu. beliau mengatakan besok aja dilanjut datang aja pagi karena biasanya pagi- pagi banyak orang di rumah untuk ditanya . peneliti menjawab iya dan mengangguk tanda setuju dengan perkataan beliau dan peneliti mengucapkan terimakasih lalu pamit pulang.

Tibahlah esok harinya peneliti berkunjung kembali kerumah kepala desa itu, yang sudah memiliki izin untuk melakukan penelitian. Masih dengan perasaan sedikit ragu-ragu mungkin karena belum terbiasa, peneliti langsung menuju rumah kepala desa, kebetulan beliau pas berada dideapan rumahnya, peneliti langsung menyapa dan memberikan senyuman kepada beliau dan istrinya. Setelah itu


(45)

peneliti dikasih duduk dan beliau menanyakan data-data apa saja yang dibutukkan oleh si peneliti. Kemudian peneliti menjawabnya dengan agak grogy.

Setelah itu peneliti mulai bertanya kepada kepala desa mengenai identitas diri secara mendalam. Kemudian data penduduk, sejarah mengenai Desa Sopokomil. Karena beliau cukup terbuka orangnya peneliti tidak begitu sulit mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Hanya saja masalah data penduduk yang tidak ada pada beliau karena masih di tempat kepala desa sebelumnya. Dengan baik peneliti bertanya dimana data tersebut bisa di dapatkan, beliau menjawabnya dengan memberitahu data itu ada di kantor Camat yang ada di Parongil Kecamatan Silima Punggapungga.

Peneliti berencana untuk pergi ke kantor camat esok harinya karena peneliti masih ingin mendapatkan informasi mengenai Tokoh agama, Ormas, dan juga LSM yang ada di Desa Sopokomil. Semua data itu di kasih tau oleh beliau. Beliau juga memberi tahu kepada peneliti bahwa masyarakat desa disini semua terbuka dan baik-baik. Dengan bercanda Beliau juga mengatakan nanti kalau ada yang agak aneh-aneh sama kamu kasih tau sama saya biar kita kasih dia pelajaran. Peneliti senyum saja dan menganggukkan kepala tanda setuju.

Jam terus berputar ketika peneliti melihat jam dingding yang ada dirumah kepala desa, kepala desa mengajak peneliti keluar dengan menaiki kereta si peneliti. Peneliti bertanya tujuan mereka mau kemana. Rupanya beliau mau menunjukkan rumah dari beberapa yang saya tanya yaitu seperti rumah sintua tokoh agama dan juga rumah dari ketua dan anggota kelompok tani. Saya sempat


(46)

bertanya pengurus LSM ada tidak di desa ini, beliau berkata dulu ada tapi mereka tidak aktif lagi, kemungkinan di Desa Parongil masih ada yang aktif coba disitu aja nanti kamu cari. Peneliti hanya menjawab iya. Setelah siap menunjukkan rumah yang mau dijadikan peneliti sebagai informan, beliau membawa peneliti kelapo tuak dengan rasa takut karena peneliti tidak biasa dengan lapo tuak. Peneliti hanya diam saja. Dan Kepala Desa memperkenalkan saya kepada orang-orang yang ada di lapo tuak tersebut dan menwarkan segelas tuak kepada peneliti. Agar merasa nyaman peneliti menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Setelah itu Bapak Kepala Desa menawarkan kepada saya mengenai informan saya karena banyak masyarakat sekitar dilapo tuak tersebut, peneliti hanya tersenyum dan mengangguk tanda setuju dan merasa senang. Setelah itu saya melihat bahwa mereka sangat bersahabat ketika melihat mereka bernyanyi di lapo tuak yang disebut dengan “marmitu”. Hari mulai gelap dengan perasaan senang peneliti mengetahui banyak informan yang ditawarkan oleh kepala desa, akhirnya peneliti pamit pulang dan melanjutkan penelitian esok harinya.

Hari berikutnya di pagi hari Peneliti kembali lagi ke Desa Sopokomil dan menuju puskesmas yang ditempati oleh bidan yang pertama kali berkenalan dengan peneliti. Peneliti sendiri melakukan penelitiannya tanpa diawasi atau ditemani oleh kepala desa, karena kepala desa mempunyai urusan ke kantor camat. Sebelumnya peneliti sudah dari kantor camat untuk mendapatkan data-data dari penduduk. Maka dari itu peneliti sendiri datang ke rumah Bidan Desa Sopokomil. Tidak lama kemudian peneliti berrtanya mengenai tambang PT.DPM tersebut kepada beliau. Hari inilah peneliti mendapatkan data dari informan.


(47)

Peneliti mencoba mewawancarainya, kakak udah lama disini bertugas apakah semenjak dibukanya PT.DPM ini kakak sudah disini? Beliau menjawab masih baru dek pokoknya belum lamalah katanya kepada si peneliti. Peneliti mulai bertanya tentang tambang DPM jadi bagaimana pemahaman kakak mengenai DPM ini dan apa tanggapan kakak akan kehadiran DPM ini? Mencoba memberikan pertanyaan langsung.

Informan yang bernama kristiani br Sihite (40 tahun) itu sambil tersenyum menjawab pertanyaan sipeneliti:

“bah langsung ke intinya yah dek hehehe, iya kalau setau kakak tambang DPM itu merupakan salah satu usaha penggalian yang menghasilkan timah dan seng dan pertambangan ini juga bisa meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat dan juga akan berdampak negatif bagi masyarakat sekitar, yah kalau tanggapan kakak mengenai tambang DPM ini gimana yah dek.. kakak setuju kok adanya tambang ini karena akan memberikan kemajuan nantinya pada masyarakat sekitar, apalagi terlihat semenjak mulai dibukanya tambang tersebut uang disini banyak sekali. Cuma dari semua itu pasti adalah nanti dampak negatif pada masyarakat dimasa yang akan datang misalnya masalah air dan juga tanah yang dulu sebagai lahan pertanian sudah dijadikan area pertambangan dan jalan”

Setelah banyak ngobrol dengan informan, tiba-tiba ada orang yang ingin berobat kepada informan tersebut, dengan berpikir peneliti langsung menjadikan orang tersebut sebagai informan kedua, beliau bernama Swarni sinaga (45 tahun), peneliti memberikan pertanyaan yang agak berbeda yaitu apakah dampak yag terjadi saat ini semenjk adanya tambang DPM ini? Beliau mengatakan:

“kalau berbicara dampak pasti ada yang positif dan negatif , yang saya tau positifnya dulu yah, banyaknya uang di desa ini sehingga


(48)

kebutuhan masyarakat bisa tercukupi bahkan bisa menabung tanpa menunggu hasil dari pertanian dan ada juga lapangan pekerjaan dan perbaikan jalan, kalau yang negatif ya itulah banyak lahan pertanian yang dijadikan jalan menuju tambang dan juga menjadi area tambang dan juga banyak anak kecil yang sudah dijadikan sebgai buruh”.

Hari ini peneliti mendapatkan sekaligus dua informan dari kalangan yang berbeda dan mendapatkan data yang berbeda. Peneliti kembali kelapangan pada hari berikutnya dimana peneliti berkunjung kerumah sintua yaitu tokoh agama yang sangat menolak kehadirn tambang tersebut. Peneliti memberanikan diri untuk mengetok pintunya dan memberikan salam kepada pemilik rumah , kemudian pintunya dibuka oleh Ibu sintua, peneliti memperkenalkan dirinya dan salaman, sama seperti hari pertama peneliti agak grogi untuk bertanya, tetapi dengan memberanikan diri peneliti mengatakan maksud dan tujuannya, dengan senang hati beliau mengizikan peneliti untuk bertanya. Sebelumnya peneliti memperkenalkan informan yang ini, beliau br Sitorus seorang sintua di gereja HKBP. Beliau menyambut peneliti dengan baik dengan memberikan segelas minuman. Susah berbicara banyak peneliti langsung bertanya mengenai tambanag DPM tersebut. Beliau mengatakan:

“saya sangat menolak akan adanya tamabang DPM ini karena akan mengganggu ibadah gereja, PT.DPM ini akan menggunakan lahan yang luas untuk dijadikan area pertambangan dan juga jalan menuju pertambangan. Lagi pula akan banyak dampak yang dibuat oleh adanya tambang ini misalnya pencemaran air dan udara. Sumber mata air yang disini akan terganggu dan tercemar akibat tambang ini”.

Pada hari itu juga peneliti banyak mendapatkan data yang menolak kehadiran tersebut seperti kelompok tani dan juga LSM yang ada di Parongil juga


(49)

menolak kehadiran tambang tersebut karena PT.DPM tidak melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat. Dari sinilah peneliti mengenal masyarakat desa sopokomil dan mendapatkan informan. Ada masyarakat yang tidak mau diwawancarai tetapi sipeneliti harus sabar dan tidak boleh memaksakan kehendak masyarakat sekitar. Begitulah untuk hari-hari selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan informasi dan kelengkapan data. Dalam mencari informan untuk diwawancarai ada mudah dan ada susahnya, karena seringkali informan disibukkan dengan berbagai alasan seperti tidak mau ditanya dan ada juga yang sibuk dengan pekerjaan rumah dan perkerjaan ladangnya.


(50)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis

Sopokomil adalah Dusun dari Desa Lokkotan merupakan salah satu desa dari 16 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Silima Punggapungga, dengan luas desa sekitar 800 HA dan jumlah penduduk berkisar 1703 jiwa (406 KK) dan jarak ke ibukota kecamatan sekitar 3 km dan kabupaten sekitar 28 km dan propinsi sekitar 184 km. Beberapa tahun belakangan ini nama Desa Longkotan Sopokomil menjadi perhatian baik di tingkat daerah maupun nasional bahkan internasional, ini sejalan dengan rencana eksploitasi bahan tambang seng (zn) dan timah hitam (pb) yang dilakukan PT.Dairi Prima Mineral di salah satu wilayah Dusun dari Desa Longkotan yang disebut Sopokomil.

Generasi Dairi VII, yang diberikan kepada PT Dairi kepemilikan sahamnya pada saat ini di pegang oleh Herald Resources Ltd 80% dan PT Aneka Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara sekitar 150 Km ke arah barat day Kota Medan.

Secara geografi, Pegunungan Bukit Barisan. Untuk diketahui bahwa Pegunungan Bukit Barisan ini adalah rangkaian pegunungan busur vulkanik (banyak pegunungan berapi yang akti


(51)

Tanah menjadi sangat subur karena hasil pelapukan batuan-batuan vulkanik yang kaya denga Kabupaten Dairi yang berada di daerah tropis, dekat garis khatulistiwa 30 LU (lintang utara) dan 980 BT (busur timur), membuat daerah ini mendapat sinar matahari yang cukup untuk fotosíntesis tanaman-tanaman hijau.

Daerah perbukitan ini subur dan dingin mengingat pegunungan ini berada pada ketinggian 1500 mdpl (meter di atas permukaan laut), jadi tidak heran jika curah hujannya tinggi, lembab dan hijau. Penduduk asli Kabupaten dairi umumnya adal dan pendatang) yang berdomisili di Desa Sopokomil.

Peta Kabupaten Dairi


(52)

2.2. Kependudukan

Saat ini penduduk Desa Sopokomil sudah di huni beberapa suku, yang dulunya hanya satu atau dua suku tetapi dengan berkembangnya zaman Sopokomil sudah mengalami pertambahan penduduk. Jumlah penduduk di Desa Longkotan Sopokomil pada tahun 2014 adalah sebanyak 1703 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 406 kepala keluarga dan tersebar ke dalam 7 dusun yang ada dan memiliki anggota BPD 7 orang.

Adapun persebaran penduduk menurut jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 1. Di bawah ini.

Tabel 1.

Jumlah penduduk keseluruhan menurut jenis kelamin

Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

Data tahun 2014 menunjukkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 883 jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 820 jiwa dengan 406 kepala keluarga.

No Keterangan Jumlah (jiwa)

1 Laki-laki 883

2 Perempuan 820


(53)

Berikut ini adalah merupakan tabel penduduk masyarakat Desa Sopokomil yang berdasarkan agama.

Tabel 2.

Jumlah penduduk berdasarkan agama

Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

Dapat dilihat pada tabel 2. Bahwa agama kristen protestan merupakan agama mayoritas penduduk yang mendiami di Desa Longkotan Sopokomil. Agama islam menduduki peringkat kedua terbanyak, setelah itu terdapat agama kristen khatolik. Dari data yang beragam di atas meskipun banyak perbedaan agama kenyataannya mereka dapat hidup harmonis dan menghargai satu sama lain tanpa ada rasa iri atau konflik antar agama.

Saling menghargai dan menghormati antara sesama pemeluk agama di Desa Longkotan Sopokomil, tanpak langsung pada saat perayaan hari besar setiap

No Agama Jumlah (jiwa) %

1 Islam 292 17,14

2 Kristen Protestan 1396 81,97

3 Kriaten khatolik 15 0,89

4 Buddha - -

5 Hindu - -


(54)

agama yakni pada agama islam terdapat perayaan hari raya idul fitri dan pada agama kristen peryaan hari natal. Pada waktu tersebut antara pemeluk agama biasanya mereka saling mengundang antara sesama pemeluk agama untuk saling mengunjungi rumah masing-masing.

kelompok mayoritas dan minoritas berdasarkan agama yang dianut tidak berpengaruh terhadap perlakuan dalam pembangunan desa. Rumah-rumah ibadah berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang tidak selalu ramai di tangani pemeluk agama masing-masing guna menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Dari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa sistem kekeluargaan atau kekerabatan yang mereka anut atau mereka miliki cukup erat sehingga susah terjadi konflik antara pemeluk agama, jika suatu konflik terjadi maka merekapun selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusi dan berakhir dengan baik.

Berikut ini merupakan tabel penduduk yang berdasarkan etnis atau suku bangsa.

Tabel 3.

Jumlah penduduk berdasarkan etnis atau suku bangsa

No Etnis Jumlah (jiwa) %

1 Toba 1406 82,56

2 Pakpak 287 16,85

3 Karo 8 0,48

4 Jawa 2 0,11


(55)

Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

Komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa atau etnis di Desa Longkotan Sopokomil pada november 2014 di dominasi oleh suku/etnis toba yang berjumlah 1406 jiwa kemudian di susul oleh suku pakpak sebanyak 287 jiwa, sedangkan peringkat ketiga sebanyak 10 jiwa yang ada pada suku karo. Dan yang terakhir suku jawa berjumlah 2 jiwa.

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah (jiwa) %

1 Petani 340 83,76

2 PNS 9 2,21

3 Tni/polri 3 0,75

4 Pedagang 7 1,73

5 Buruh 38 9,36

6 Dll 9 2,21

Total 406 100

Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014


(56)

Berdasakan tabel diatas dapat dilihat bahwa penyebaran mata pencaharian penduduk Desa Longkotan Sopokomil yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani, buruh dan PNS yang tersebar di 7 Dusun Desa Longkotan. Mata pencaharian yang berprofesi pada sektor formal sangatlah minim. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk banyak bekerja pada sektor internal. Perubahan tampak terlihat langsung pada pola kehidupan masyarakat Desa Longkotan Sopokomil yang sangat sederhana. Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan pendidikan formal yang dimiliki masyarakat setempat, sehingga menyulitkan mereka bekerja di luar dari sektor buruh dan pertanian. Meskipun demikian, mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat tradisional di Desa Longkotan Sopokomil, mampu membuat mereka bertahan hidup sampai sekarang ini.

Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Desa Longkotan Sopokomil umumnya adalah sebagai petani dan buruh tradisional yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Longkotan Sopokomil. Selain itu berdagang juga salah satu mata pencaharian yang dilakukan masyarakat Desa Longkotan dimana mereka menjual hasil dari bertani seperti hasil coklat jagung dan lain-lain yang bisa menghasilkan uang.

Jumlah penduduk berdasarkan kategori keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.

Jumlah penduduk berdasarkan kategori keluarga No Kategori keluarga Jumlah (jiwa) %


(57)

1 k. pras 92 22,66

2 KS I 283 69,70

3 KS II 31 7,64

Total 406 100

Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

Pada tabel di atas terlihat jelas bahwa pada kategori keluarga terdapat 5

5

Keluarga Pra SejahteraAdalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.Keluarga Sejahtera Tahap Iadalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaituMelaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga,Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih, Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari tanah, Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan, Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. kesehatan.Keluarga Sejahtera tahap II Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykology yaitu : Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

K.Pras , KS I dan KS II. Dalam hal ini terlihat KS I yang berada paling banyak yaitu berjumlah 283 jiwa dan yang berada di peringkat dua adalah K.Pras yang berjumlah 92 jiwa dan di ikuti lagi KS II berjumlah 31 jiwa.


(58)

BAGAN ORGANISASI DESA LONGKOTAN SOPOKOMIL

KEPALA DESA

JEFERSON SITORUS

KEPALA DUSUN

PEMERINTAHAN

JAKOBUS SIRAIT DUSUN I

MARIOT HUTAGAOL

DUSUN II

WARIKSON SIANIPAR

DUSUN III

MANGATUR

DUSUN IV

MARINGAN SITORUS

DUSUN V

PARMA SITORUS

DUSUN VI

ZAKARIA BANUREA

DUSUN VII

RAMSES SIAGIAN

PEMBANGUNAN

MANGAPUL TAMPUBOLON

EKONOMI/KEMAS

WALMAN PURBA KEPALA URUSAN I


(59)

Keterangan

Dalam kepemimpinan Desa Sopokomil terdapat satu Kepada Desa yang dulunya menjabat sebagai SEKDES (sekretariat desa) dan 7 (tujuh) Kepala Dusun dan memiliki 3 (tiga) bentuk Kepala Urusan yaitu Pemerinthan, Pembangunan, dan Ekonomi Kemasyarakatan.

2.3. Sarana Fisik

Sarana fisik merupakan suatu aspek pendukung yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana fisik adalah salah satu sarana umumyang digunakan oleh setiap masyarakat untuk melakukan aktifitas setiap harinya, khusunya yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Desa Lokkotan Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi terdapat 7 (tujuh) dusun yang memiliki sarana fisik yaitu antara lain: sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana hiburan dan komunikasi serta sarana perdagangan. Hal inilah yang sangat perlu bagi setiap masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

2.3.1. Sarana Kesehatan

Di Desa Longkotan Sopokomil terdapat 3 (tiga) bentuk sarana kesehatan, sarana kesehatan tersebut berupa POSTU 1 (satu), POSKEDES 1 (satu) dan POSYANDU 3 (tiga), sehingga semua berjumlah 5 (lima) sarana kesehatan, dan ini semua biasanya ditangani oleh BINDES (Bidan Desa). Sarana kesehatan tersebut selalu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengobati segala macam penyakit seperti demam, batuk serta flu. Jika sarana tersebut tidak dapat


(60)

atau tidak mampu menangani penyakit yang tergolong cukup parah misalnya seperti kanker atau penyakit lainnya maka akan disarankan untuk di bawa kerumah sakit umum yang letaknya ada di Kota Kabupaten Dairi yang letaknya cukup jauh dengan jarak tempuh lebih kurang 24 km.

2.3.2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Longkotan Sopokomil terdiri dari bangunan sekolah dasar (SD)/MIS 1 (satu) gedung, dan TK/PAUD 1 (satu) gedung dari fasilitas pendidikan yang ada di Desa Longkotan Sopokomil ini diharapkan pemerintah dapat membantu melalui penambahan atau pembangunan sekolah untuk memudahkan masyarakat agar dapat bersekolah tanpa membayar biaya sedikitpun.

2.3.3. Sarana Ibadah

Jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Longkotan Sopokomil adalah 5 (unit) bangunan gereja dan 1 (unit) bangunan mesjid/musolah. Masyarakat menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaan nya masing-masing. Jumlah sarana ibadah di Desa Longkotan Sopokomil tidak terlalu banyak karena biaya yang mereka butuhkan dalam membangun sarana ibadah tidaklah sedikit.

2.3.4. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang terdapat di Desa Longkotan Sopokomil berupa alat angkutan umum (angkot), becak mesin. Perjalanan menuju Desa Longkotan Sopokomil lebih kurang 28 km dari pusat kota kabupaten dan lebih kurang 6 km


(61)

dari pusat kota kecamatan. Sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat di Desa Longkotan Sopokomil adalah berupa sepeda motor yang disebut kereta, angkot ataupun mobil pengangkut barang dari hasil bertani.

2.3.5. Sarana Hiburan dan Komunikasi

Salah satu sarana hiburan pada daerah Desa Lokkotan Sopokomil adalah hiburan musik tradisonal yang sudah digantikan dengan penggunaan organ ataupun keyboard dan di iringi oleh gendang dan seruling dan ini digunakan pada upacara pesta pernikahan dan pesta lainnnya. Hal ini sudah berlangsung sejak lama dan tanpa membeda-bedakan agama ataupun suku diantara mereka.

Sarana komunikasi yang terdapat di Desa Lokkotan Sopokomil adalah berupa televisi, radio dan handphone sebagai alat komunikasi yang hampir setiap penduduk desa memiliki sarana komunikasi tersebut, apalagi pada perkembangan zaman sekarang hampir setiap orang memiliki alat komunikasi seperti handphone.

2.3.6. Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Lokkotan Sopokomil berupa warung, kedai/toko kelontong dengan bentuknya yang sederhana dan itu semua adalah milik pribadi. Kedai/toko dan warung kecil tersebut adalah menjual makanan, minuman, rokok, kue, kerupuk, obat-obatan, dan juga sayur-sayuran seadanya. Sarana tersebut mereka buat karena mau ber usaha demi kehidupan sehari-hari dan juga karena jarak pasar jauh dari tempat tinggal mereka.


(62)

2.4. Kondisi Sosial Budaya

Dalam sebuah masyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan seperti bahasa, organisasi sosial dan lain-lain. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Desa Lokkotan Sopokomil adalah bahasa batak toba dan juga bahasa pakpak. Bahasa pakpak di pake jika sesama suku pakpak saling berkomunikasi tetapi jika lain suku yang saling berinteraksi masyarakat akan memakai bahasa batak toba. Untuk bahasa nasional yaitu bahasa indonesia jarang digunakan oleh penduduk desa apalagi dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa batak toba walaupun sebagian masyarakat ingin mengunakannya tapi mereka merasa malu karena dari pedesaan. Bahasa indonesia digunakan pada saat tertentu saja misalnya pada acara-acara formal seprti rapat atau musyawarah desa ataupun juga pemberian pengarahan oleh instansi pemerintahan pada masyarakat bahasa indonesia akan dugunakan itupun selalu dicampur dengan bahasa batak toba ataupun bahasa pakpak dan tidak seutuhnya menggunakan bahasa indonesia asli.dengan menggunakan bahasa campuran kadang memakai bahasa indonesia dan bahasa pakpak dan juga memakai bahasa batak toba ini biasanya dilakukan untuk lebih memudahkan penerimaan oleh warga masyarakat desa terhadap isi pesan yang ingin disampaikan .ini juga dinamakan bahasa indonesia campuran dan memiliki kesan yang akrab dan komunikatif dibandingkan dengan pemakaian bahasa indonesia yang sebenarnya dan ini hanya dilakukan di desa tersebut.

Selain bahasa, unsur dari kebudayaan lainnya adalah organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan ini berfungsi untuk pedoman segala perilaku masyarakat agar lebih mudah untuk melakukan seluruh kegiatan


(63)

masyarakat sehari-hari. Organisasi masyarakat juga secara sederhana dapat dikatakan sebagai perwujudan dari aturan atau norma dalam masyarakat yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertip kehidupan.warga masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang erat dan lebih dalam daripada hubungan mereka dengan masyarakat pedesaan lainnya.

Dalam masyarakat Desa Sopokomil ada suatu kebiasaan ketika menghadapi kesulitan ataupun menghadapi masalah yang muncul, kebiasaan tersebut dilakukan oleh golongan orang tua. Orang tua selalu dihargai dan selalu diandalkan untuk memberikan nasehat. Hal inilah yang menimbulkan kebiasaan untuk menjadikan sebuah perkumpulan untuk mengadakan suatu musyawarah. Musyawarah desa dilakukan sebagai salah satu cara menjaga kerukunan antar warga, agar hubungan antara masyarakat desa sopokomil terlaksana atau dijaga dengan baik.

Namun di antara itu ada juga norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat sekitar yang berfungsi mengatru seluruh masyarakat penduduk desa sopokomil. Aturan-aturan tersebut berupa hukuman yang tidak tertulis yang sudah ada sejak dulu dan secara turun temurun dipatuhi oleh masyarakat desa. Norma adalah salah satu yang terbentuk dalam desa sopokomil, awalnya norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Dan dengan berjalannya waktu norma tersebut meluas dan dilaksanakan oleh masyarakat desa. Norma yang ada di desa sopokomil adalah kebiasaan. Dan salah satu bentuk dari kebiasaan masyarakat desa sopokomil adalah hormat dan patuh kepada yang lebih tua dan saling menghargai satu sama lain. Apabila orang salah seorang melanggar kebiasaan


(64)

tersebut maka orang tersebut dianggap telah melakukan penyimpangan. Dan anggota masyarakat yang telah melanggar kebiasaan tersebut akan mendapat sanksi atau hukuman, salah satu sanksi yang didapat adalah orang tersebut dikucilkan atau tidak dihargai sama sekali.

Masyarakat Desa Sopokomil umumnya adalah masyarakat pakpak. Seiring berjalannya waktu desa sopokomil mengalami kemajuan dengan bertambahnya penduduk. Penduduk yang datang adalah kebanyakan masyarakat toba. Sehingga saat ini masyarakat toba lebih menguasai desa sopokomil tersebut. Oleh karena itu tradisi yang berlaku dimasyarakat adalah tradisi yang berlaku atau yang berasal dari budaya batak toba. Walaupun masyarakat pakpak juga melakukan tradisi mereka sendiri dan juga tidak beda jauh dengan budaya batak toba.

Salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat desa sopokomil adalah dalam pelaksanaan upacara perkawinan. Pelaksanaan upacara perkawinan yang diadakan oleh masyarakat desa memiliki tahap-tahap yang harus dilalui seperti bertunangan atau disebut martuppol dan masih banyak tahap-tahap yang harus dilalui baik oleh kedua mempelai maupun keluarga kedua belah pihak. Biasanya dalam upacara ini seluruh keluarga yang dekat maupun yang jauh diundang untuk memberikan doa restu pada kedua mempelai. Karena upacara perkawinan ini merupakan hal yang penting dalam hidup setiap manusia dan upacara ini diadakan semeriah mungkin. Dan acara ini berlangsung satu hari saja. Dan upacara ini dilakukan dengan menyediakan alat musik untuk menari atau disebut dengan manortor dan juga bernyanyi.


(1)

Foto 3 (sekolah dasar yang berada di Desa Sopokomil)


(2)

Foto 5 ( kepala Desa Sopokomil dan salah satu informan)


(3)

Foto 6 (foto masyarakat setempat yang dijadikan salah satu informan)


(4)

Foto 7 ( salah satu foto seseorang yang membersihkan hasil pertanian yaitu kopi coklat)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

8 111 119

Cover Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 17

Abstract Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 2

Chapter I Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 11

Chapter II Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 33

Reference Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 3

Appendix Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

0 0 16

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis - Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

0 0 17

KATA PENGANTAR - Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

0 1 40

Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

0 1 7